Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Newell, Kenneth W.
Geneva: World Health Organization, 1975
613 NEW h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfan Nurhakim
"Persaingan yang semakin ketat di industri perbankan membuat pelanggan memiliki banyak pilihan dalam menentukan apa yang ingin mereka dapatkan. Perputaran pelanggan yang selalu terjadi membuat pihak manajemen perusahaan merasa perlu mencermati kepuasan para pelanggannya. Agar dapat menumbuhkan loyalitas pelanggan suatu bank, maka mutu pelayanan harus ditingkatkan dan diberikan sebaik mungkin, karena pada umumnya pelanggan akan menjatuhkan pilihan pada pelayanan jasa dengan kualitas tinggi dan cepat.
Sebelum melangkah lebih jauh, Bank Rakyat Indonesia merasa perlu untuk melakukan evaluasi terhadap tingkat kualitas pelayanan yang telah diberikan kepada pelanggan selama ini. Semakin berkembangnya industri perbankan menjadikan sebuah perusahaan bisa dengan cepat mengubah kebijakannya dalam usaha memperebutkan pelanggan. Untuk itu, dibutuhkan suatu metode yang tepat dalam mengembangkan pelayanan terhadap pelanggan dan dapat mengambil langkah tersebut dengan cepat dan dinamis.
Quality Function Deployment (QFD) adalah metode terstruktur yang digunakan untuk memahami apa yang diinginkan oleh pelanggan. Dengan memasukkan faktor fuzzy pada perhitungan QFD, perusahaan dapat melakukan pengambilan keputusan yang dinamis dalam menghadapi persaingan di industri perbankan. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak perusahaan secara cepat dan tepat mengenai prioritas pelayanan yang sebaiknya ditingkatkan untuk memenuhi keinginan pelanggannya.

Competition that is increasingly tight in the banking industry to make customers have many choices in determining what they want to get. Turnover customers that always happening make the company's management need to feel the satisfaction of customers. To be able to foster customer loyalty of a bank, then the quality of services must be improved and given as possible, because most of customers will impose on the choice of service with high quality and fast.
Before step further, Bank Rakyat Indonesia felt it necessary to evaluate the level of quality of services provided to customers during this. The development of the banking industry makes a company can quickly change the policy compete in the business customer. For that, needed an appropriate method in developing services to customers and can take these steps quickly and dynamically.
Quality Function Deployment (QFD) is a structured method used to understand what is customer desired. With the fuzzy factors in the calculation of QFD, the company can make a decision in the face of dynamic competition in the banking industry. With this research are expected to provide input to the company quickly and precisely on the priority services that should be improved to meet the desire of the customers.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51916
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
A. Mustazir
"Sejalan dengan apa yang diamanatkan dalam UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) bersama dengan Asosiasi Profesi melaksanakan sertifikasi keahlian. Untuk tenaga ahli jalan dan jembatan dilaksanakan HPJL Saat ini terdapat 38.600 jembatan dengan panjang total 697.000 pada ruas jalan nasional dan propinsi. Untuk kebutuhan perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan jembatan tersebut dibutuhkan setidaknya 1.500 tenaga ahli yang memerlukan mekanisme pembinaan dan pengakuan profesional yang jelas.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti pengaruh sertifikasi tenaga ahli jembatan yang terhadap mutu jembatan. Variabel tidak bebas digunakan mutu jembatan sementara untuk variabel bebas adalah tingkat pendidikan, pelatihan, pengalaman di bidang jembatan, pengalaman pendukung, karya tulis ilmiah, dan pengalaman mengajar yang diasumsikan menggambarkan faktor faktor penentu sertifikasi.
Metode pengumpulan data terdiri dari pengumpulan data sekunder dari data pelatihan Tenaga Inti Konsultas Supervisi (TIKS) dan data primer yang diperoleh melalui questionnaire survey. Sampel random baik pada perusahaan konsultan maupun kontraktor dan institusi pemerintah dilakukan pada studi ini. Dari sekitar 100 questionnaire yang dikirim diperoleh 60 sampel yang kembali terdapat 47 sampel tersedia untuk analisis. Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah Korelasi Pearson, uji t, dan analisis regresi berganda. Hasil analisis memperlihatkan bahwa baik dengan menggunakan model linier maupun nonlinier, 82 persen varian dalam mutu jembatan ditentukan oleh 3 variabel bebas yaitu pendidikan, pelatihan dan pengalaman di bidang jembatan.
Berbagai rekomendasi dibuat dalam rangka mempertajam penilaian kompelensi tenaga ahli jembatan dalam HPJI yang meliputi (1) perlunya modifikasi pendekatan dan metodologi dalam proses sertifikasi dan memasukkan hanya faktor yang benar-benar berpengaruh, (2)Perlunya mengembangkan parameter yang sesuai dalam formula sertifikasi (3) Adopsi penilaian secara terus menerus sebagaimana 'competency based assessment' yang telah diterapkan pada berbagai asosiasi profesional di luar negeri.

As stated in the Law No. 18 Year 1999 regarding construction services, the Construction Services Development Boards (CSDB) in association with related professional association to do the certification. Indonesian Road Development Association (IRDA) has been elected as responsible association for road and bridges. Currently, there are 38.600 bridges with total length of 697.000 meter on national and provincial road. For bridge planning, design, implementation and maintenance will take at least 1.500 bridge engineers that need clear and transparence mechanism for development and professional recognition.
The purpose of this thesis was to investigate influence of bridge engineer certification on quality of bridge. The dependent variable was quality of bridge, while the independent variables were level of education, training, experiences in bridge engineering, experiences in other field, academic writing, and lecturer experiences which reflected determinant factor for certification.
Data collection method comprised secondary data collection from training for supervision engineers and primary data using questionnaire survey. A random sample of consultants, contractors and government institution were developed for this study. From about 100 questionnaires sent, there were 60 samples returned back and 47 samples available for analysis. The data analysis to test the several hypotheses included the use of Pearson correlation, t-Test, and multiple regression analysis. The result showed that in both tinier and non liner model, 82 percent of the variance in bridge quality was explained by the 3 independent variables namely education, training and experiences in bridge engineering.
Several recommendations have been made to enhance the competence of bridge engineer in IRDA. Suggestions include (1) modification of approach and methodology in certification process to consider only the most influencing factors, (2) Exploration on parameter set up certification formula (3) Adoption of continuous assessment such a competency based assessment as implemented in other foreign professional association.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T4676
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Kayla Nazhifa
"Penelitian ini mengenai gambaran pemberdayaan penyandang disabilitas melalui program pelatihan vokasional Yayasan Menembus Batas yang dibahas berdasarkan disiplin Ilmu Kesejahteraan Sosial. Penyandang Disabilitas di Indonesia masih mengalami tingkat kemiskinan yang tinggi, karena masih adanya diskriminasi pada penyandang disabilitas di pasar tenaga kerja. Fenomena itu menunjukan perlunya pemberian layanan yang berkelanjutan dan memberdayakan penyandang disabilitas. Salah satu layanan yang dapat dilakukan adalah pemberian pelatihan vokasional guna meningkatkan keterampilan dan kemampuan individu penyandang disabilitas. Diperlukan juga pelatihan vokasional yang sesuai dengan kebutuhan penyandang disabilitas dalam memasuki pasar tenaga kerja dan meningkatkan keberfungsian sosial serta kemandirian individu penyandang disabilitas. Urgensi penelitian ini adalah untuk mengungkapkan pengembangan layanan bantuan pelatihan vokasional yang sesuai dengan kebutuhan penyandang disabilitas untuk bersaing di pasar tenaga kerja. Mengingat masih ada pelatihan vokasional dari panti atau yayasan di Indonesia yang tidak sesuai dengan pasar tenaga kerja. Yayasan Menembus Batas merupakan perusahaan sosial yang diinisiasikan berdasarkan pengalaman secara langsung pendirinya yang penyandang disabilitas tuli yaitu Angkie Yudistia dalam bersaing di pasar tenaga kerja. Oleh karena itu tujuan penelitian ini untuk menjelaskan potensi yayasan dalam pengembangan program pelatihan vokasional dan menjelaskan faktor pendukung dan penghambat dalam proses pelatihan vokasional di Yayasan Menembus Batas. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan jenis penelitian studi deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dari bulan Februari 2022 hingga November 2022 dengan metode wawancara kepada 8 orang informan yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Yayasan Menembus Batas melakukan pengembangan pelatihan vokasional dengan memaksimalkan potensi yayasan yaitu dengan adanya penggunaan teknologi, asesmen kebutuhan peserta dan pengguna manfaat serta meningkatkan motivasi peserta melalui pemberian materi, modul dan pendekatan secara personal kepada komunitas penyandang disabilitas. Faktor penghambat terdiri dari kurangnya motivasi penyandang disabilitas dalam mengikuti pelatihan dan kekurangan juru bahasa dalam proses kegiatan. Namun, Yayasan Menembus Batas memiliki potensi dalam proses pelatihan sebagai faktor pendukung yaitu adanya penjalinan kerjasama perusahaan yang luas, pemberian pelatihan vokasional yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja dan sesuai dengan perkembangan zaman berbasis digital. Selain itu, sebagai pengembangan, Yayasan melakukan survey kebutuhan kepada pengguna manfaat dan peserta pelatihan sehingga pelatihan yang diberikan relevan dan sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat viii Universitas Indonesia memberikan kontribusi untuk pengembangan Ilmu Kesejahteraan Sosial pada mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia mengenai upaya pengembangan program layanan pada program pelatihan vokasional untuk meningkatkan kompetensi sosial penyandang disabilitas dalam pasar tenaga kerja.

This study discuss the description of the empowerment of persons with disabilities through the Vocational Training Program by Yayasan Menembus Batas, which is discussed based on the Social Welfare Science discipline. Persons with Disabilities in Indonesia still experience high levels of poverty due to discrimination against persons with disabilities in the labor market. This phenomenon shows the need to provide sustainable services and empower persons with disabilities, one of which can be done by providing vocational training to improve the skills and abilities of individuals with disabilities. There is also a need for vocational training that fits the needs of persons with disabilities in entering the labor market and improves the social functioning and independence of individuals with disabilities. The urgency of this research is to reveal the development of vocational training assistance services that suit the needs of persons with disabilities to compete in the labor market. Considering that there are still vocational training from institutions or foundations in Indonesia that are not in line with the labor market. Yayasan Menembus Batas is a social enterprise that was initiated based on the direct experience of its founder who is deaf and disabled, namely Angkie Yudistia, in competing in the labor market. Therefore the purpose of this study is to explain the potential of the foundation in developing vocational training programs and to explain the supporting and inhibiting factors in the vocational training process at Yayasan Menembus Batas. This research was conducted qualitatively with a descriptive study type of research. Data collection was carried out from February 2022 to November 2022 by interviewing 8 informants who were selected using a purposive sampling technique. The results of this study indicate Yayasan Menembus Batas develops vocational training by maximizing the potential of the foundation, namely by using technology, assessing the needs of participants and benefit users and increasing participant motivation through providing materials, modules and personal approaches to the disabled community. Inhibiting factors consist of a lack of motivation for persons with disabilities in participating in training and a shortage of interpreters in the activity process. However, Yayasan menembus Batas has potential in the training process as a supporting factor, namely the establishment of broad corporate partnerships, the provision of vocational training in accordance with the needs of the labor market and in accordance with the development of the digital-based era. In addition, as a development, the Foundation conducts a needs survey for beneficiaries and training participants so that the training provided is relevant and in accordance with the needs of the labor market. The results of this research are expected to contribute to the development of Social Welfare Science in the Human Resource Management course regarding efforts to develop service programs in vocational training programs to improve the social competence of persons with disabilities in the labor market."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library