Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"This article discuss 4 methodologies on consumer satisfaction index (CSI) developed by used in respective countries, e.g.. USA, Germany ,Hongkong and Indonesia...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Asyiri
"Kedeputian Penginderaan Jauh LAPAN sejak tahun 1972 sudah melakukan pengkajian data satelit khususnya data Landsat dengan sensor MSS. Stasiun Bumi Satelit Penginderaan Jauh di Pare-pare Makassar dibangun mulai tahun 1994 dan mulai saat itu pula LAPAN sudah bisa menerima data Landsat 5 TM (Thematic Mapper) dengan resolusi spasial 30 m. Dan pada saat itu pula data Landsat sudah bisa dimanfaatkan oleh pelanggan untuk perbagai keperluan, dan tahun 2000 mulai menerima data Landsat 7 ETM (Enhance Thematic Mapper) dengan resolusi spasial 30 m dan resolusi spasial tambahan 15 m.
Kepemilikan Stasiun Penerima data satelit umumnya saat ini dimiliki pemerintah dan beroperasi bukan untuk tujuan "komersial" mulai berubah ke pihak swasta dengan basis komersial. Adapun institusi di Indonesia yang berkompetensi untuk menggunakan dan menyediakan informasi dan konsultasi yang berkaitan dengan masalah-masalah inderaja adalah Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Melihat perkembangan teknologi data penginderaan jauh khususnya Landsat dan dengan semakin banyaknya penyedia data diluar negeri yang menawarkan data inderaja Landsat. dari satelit, berkembang sangat pesat.
Berkaitan dengan meningkatnya persaingan, terjadi pula perubahan pada perilaku konsumen. Karena banyaknya pilihan, konsumen kini menjadi semakin banyak tuntutan, baik mengenai kualitas produk dan harga maupun mengenai pelayanan. Salah satu kunci sukes suatu institusi dalam hal ini LAPAN adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kepuasan pelanggan lebih baik dari kepuasan yang dapat diberikan penyedia data Landsat lainnya.
Untuk meningkatkan kualitas produk dan pelayanan data inderaja Landsat LAPAN dan menjaga loyalitas pelanggan, maka dilakukan penelitian ini, guna mengetahui tingkat kepuasan pelanggan. Dalam mengkaji kualitas produk dan pelayanan data inderaja Landsat LAPAN serta mengukur tingkat kepuasan pelanggan, digunakan metode Service Quality, yang terdiri dari 5 dimensi, yaitu : Tampilan Fisik (Tangibles), Keandalan (Reliability), Daya Tanggap (Responsiveness), Jaminan (Assurance), Kemampuan Memahami Kebutuhan Pelanggan (Empathy). Berdasarkan kelima dimensi tersebut di atas, kemudian dilakukan penelitian mengenai persepsi dan harapan pelanggan terhadap pelayanan dan produk data inderaja LAPAN, diperoleh sejauh mana kepuasan pelanggan, ditinjau dari persepsi pelanggan terhadap produk dan pelayanan yang selama ini diterima, dan bagaimana harapan pelanggan terhadap pelayanan dan produk yang diinginkan. Kemudian diketahui pula seberapa besar kesenjangan yang terjadi akibat perbedaan persepsi dan harapan tersebut. Dan selanjutnya yaitu menggunakan metode diagram Kartesius yang bertujuan untuk mengetahui dimensi mana yang paling kritis dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan, sehingga dengan demikian Kedeputian Penginderaan Jauh bisa mengintropeksi dan mengatasi untuk meningkatkan kualitas produk dan pelayanan data Landsat untuk mencapai kepuasan pelanggan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12298
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Curtin, Steve
"Reveals three elements common to all exceptional service experiences. This title makes a compelling case that attention needs to shift from monitoring service activities to modeling, recognizing, and reinforcing the behaviors that actually create happy customers, such as expressing genuine interest, offering sincere compliments, and more."
New York: [American Management Association, ], 2013
e20436815
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Tenty Septy Artiany
"Prinsip kebebasan berkontrak bermula dari teori hukum alam, yang timbul bersamaan dengan lahirnya paham ekonomi klasik laissez-faire atau persaingan bebas, kebebasan berkontrak hanya bisa tercapai tujuannya bila para pihak mempunyai posisi tawar yang seimbang. Berkenaan dengan kebebasan berkontrak ini terdapat pengecualian, yaitu dengan adanya perjanjian baku; suatu perjanjian yang klausula-klausulanya tidak dipersiapkan oleh kedua belah pihak,tetapi telah dipersiapkan terlebih dahulu oleh salah satu pihak dimana pihak yang lain pada dasarnya tidak mempunyai peluang untuk merundingkan atau meminta perubahan atas klausula-klausula yang terdapat dalam perjanjian baku tersebut. Pencantuman klausula baku telah lazim dilakukan dalam pembuatan perjanjian oleh kalangan industri baik produsen barang ataupun penyedia jasa dalam jumlah yang besar dan dipasarkan secara masal, hal ini dilakukan agar produk tersebut dapat segera dipasarkan dengan lancar tanpa hambatan sebagai akibat negosiasi sebelum tercapainya kata sepakat. Seperti dalam Perjanjian Kerjasama Pengusahaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak untuk Umum (SPBU) dimana PT. PERTAMINA (Persero) sebagai pihak yang memproduksi dan menjual Bahan Bakar Minyak, Bahan Bakar Khusus dan produk lain, telah mempersiapkan terlebih dahulu klausula-klausula yang tercantum dalam perjanjian tersebut dengan alasan efisiensi waktu, tenaga dan biaya, serta untuk menerapkan standar layanan yang seragam di seluruh SPBU yang menjual produk PT. PERTAMINA (Persero). Oleh karenanya perjanjian ini dapat dikategorikan sebagai perjanjian baku, pada praktiknya suatu perjanjian baku dapat menimbulkan permasalahan, khususnya yang berkenaan dengan konsekuensi yuridis dan perlindungan hukum bagi pihak-pihak dalam perjanjian yang didalamnya terdapat klausula baku. Penelitian ini bersifat normatif kualitatif terhadap perjanjian-perjanjian yang dibuat antara PT. Pertamina (Persero) dan para pengusaha SPBU khususnya di wilayah Unit Pemasaran III yaitu di wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Banten dan Jawa Barat. Bari penulisan ini dapat disimpulkan bahwa suatu perjanjian baku dapat diterima sebagai suatu perjanjian sepanjang didalamnya tidak terdapat klausula yang bersifat sangat berat sebelah yang dapat merugikan salah satu pihak dalam perjanjian."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2006
T16362
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfaa Irbah Zain
"Bisnis jual beli kini telah merambah menuju wadah online dengan bantuan internet. Pergeseran ini secara signifikan membuat pertumbuhan e-commerce semakin cepat. COVID-19 menyebabkan terjadi penurunan penjualan di toko offline, sehingga e-commerce berpeluang untuk terus tumbuh. Namun masih banyak pelanggan di Indonesia yang masih memilih berbelanja secara offline. Alasan untuk ini termasuk waktu pengiriman, harga pengiriman, masalah kualitas, area pengiriman yang tidak terjangkau, dan sistem yang rumit. Penelitian ini menyoroti pentingnya kualitas layanan dan produk e-commerce produk segar yang mencerminkan kepuasan pelanggan menggunakan NPS (Net Promoter Score), dan perancangan strategi untuk memperbaiki kualitas tersebut. Studi kasus diimplementasikan pada perusahaan produk segar e-commerce. Kriteria kualitas terlebih dahulu ditentukan melalui kuesioner oleh tujuh orang pakar. Terdapat 14 kriteria diterima yang digunakan untuk kuesioner NPS kepada pelanggan sebagai penilaian kualitas layanan. Dari 237 responden, nilai NPS rata-rata perusahaan adalah 39%. Hasil NPS tersebut dijadikan bobot untuk memilih alternatif strategi untuk meningkatkan kualitas. Kesesuaian strategi dengan kriteria ditentukan oleh pakar dan prioritas strategi dihitung dengan metode TOPSIS. Hasil prioritas strategi adalah untuk menjalankan strategi sistem integrasi dengan memanfaatkan data dan integrasi sistem rantai pasok seperti perencanaan, peramalan, pengisian stok, dan juga pengambilan data untuk kebutuhan personalisasi pelanggan untu mengetahui tren yang pelanggan butuhkan.

Business of selling and buying has now expanded to online platforms with the help of the internet. This shift significantly makes e-commerce growth even faster. Due to COVID-19, there are some decrease in sales at offline stores, therefore, e-commerce have the opportunity to continue to grow. But many customers in Indonesia still choose to shop offline for groceries item. The reasons for this include delivery times, shipping prices, quality concerns, unreachable delivery areas, and complicated systems. This study highlights the importance of product and service quality of fresh product e-commerce that reflect customer satisfaction using NPS (Net Promoter Score), and to design strategies to improve this quality. A case study is implemented in an e-commerce fresh product company. The quality criteria were first determined through a questionnaire by seven experts. There are 14 acceptable criteria used for the NPS questionnaire to customers as an assessment of service quality. From the 237 respondents, the company's average NPS value is 39%. The results of the NPS are used as weights for choosing alternative strategies to improve quality. The suitability of the strategy with the criteria is determined by the expert and the priority of the strategy is calculated by the TOPSIS method. The result of the priority strategy is to carry out a system integration strategy by utilizing data and supply chain system integration such as planning, forecasting, stock replenishment, and also data retrieval for customer personalization needs to find out trends that customers need."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library