Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ariati Tanuwidjaja
"ABSTRAK
Masing-masing negara di dunia mempunyai kebudayaan yang patut dibanggakan. Salah satunya adalah negara Cina yang sudah sejak beribu-ribu tahun memiliki kebu-dayaan yang tinggi. Banyak para ahli, baik dari dalam maupun dari luar negeri yang berusaha untuk menyelidiki kekayaan sejarah yang terkandung di dalam bumi Cina. Begitu pula dengan ilmuwan-ilmuwan Indonesia yang ingin memahami negara Cina. Tetapi, sejak terjadinya Gerakan 30 September/ PKI tahun 1965, Indonesia tidak mempunyai hubungan dengan negara Cina lagi. Oleh karena itu, sumber-sumber bacaan yang berasal dari negara tersebut sulit diperoleh. Dalam meneliti sejarah modern dan politik Cina, sastra dan seni merupakan bagian yang saling berkaitan. Seakan-akan sastra dan seni merupakan sumber informasi untuk sejarah modern Cina. Sudah sejak dahulu kala para sastrawan dan seniman memegang peranan penting dalam percaturan politik di Cina. Lewat buah karyanya, mereka mengungkapkan pikiran, perasaan serta kecintaannya terhadap bangsa dan negara. Dengan kata lain, sastra dan seni sangat berarti di bidang sejarah politik, terutama dalam segi pemikirannya.

"
Lengkap +
1986
S10761
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saribu, Marintan Dolok
"Kaum intelektual di Cina adalah mereka yang memiliki pendidikan menengah ke atas atau mereka yang memiliki pendidikan yang hampir setaraf dengan itu. Dapat digolongkan ke dalamnya adalah para pengajar universitas, guru sekolah menengah, anggota staf, mahasiswa, pelajar, guru sekolah dasar, para profesional, insinyur, teknisi, dan mereka yang mempunyai kedudukan yang penting. Para pemimpin Cina selalu mempunyai pandangan dan sikap yang berubah-ubah dari waktu ke waktu dalam menghadapi kaum intelektual. Sebelum Republik Rakyat Cina berdiri, pada tanggal 1 Desember 1939, dalam suatu rencana keputusan yang dibuat oleh Mao Zedong bagi Komite Sentral PKC dikatakan bahwa ...Tangga partisipasi kaum intelektual, kemenangan revolusi adalah tidak mungkin. Tentara dan partai kita telah berusaha untuk merekrut para intelektual selama tiga tahun terakhir ini, dan banyak intelektual revolusioner yang telah terserap ke dalam partai, tentara, organ-organ pemerintah, pergerakan kebudayaan, dan pergerakan massa, hal ini menuju pada persatuan; Ini merupakan basil yang sangat besar yang telah dicapai. Selaiu itu pada tanggal 24 April 1945, Mao di dalam program khusus kebijaksanaan PKC tentang masalah kebudayaan, pendidikan dan intelektual mengalakan bahwa bencana yang menimpa rakyat Cina karena penindasan asing dan kaum feodal juga mempengaruhi kebudayaan nasional kita. Lembaga-lembaga pendidikan dan kebudayaan yang maju serta pendidikan dan pekerja budaya juga ikut menderita. untuk melenyapkan penindasan asing dan kaum feodal dalam jumlah yang besar bagi rakyat. Dan negara Cina juga membutuhkan para ilmuwan, intelektual, insinyur, teknisi, dokter, jurnalis, pelukis, sastrawan dan artis. Mereka harus diilhami dengan semangat untuk melayani rakyat dan harus bekerja keras. Asal saja mereka melayani rakyat dengan terpuji maka seluruh kaum intelektual merupakan milik rakyat dan negara yang berharga dan mulia. Masalah kaum intelektual menjadi penting di Cina karena latar belakang kebudayaan negara Cina merupakan hasil tekanan asing dan feodal dan karena kaum intelektual sangat dibutuhkan dalam perjuangan rakyat bagi kemerdekaan. Pada tahun 1949 setelah berhasil menguasai Cina Daratan dari tangan Nasionalis, Partai Komunis Cina segera berupaya merombak struktur lembaga-lembaga pemerintahan dan menggantikannya, sesuai dengan ideologi yang mereka anut. Sejak saat itu, kepemimpinan politik RRC juga selalu berubah, berganti_-ganti antara kepemimpinan kelompok moderat yang bergaya Birokrat dan kelompok radikal yang bergaya Maois..."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S13034
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library