"
ABSTRAKBersepeda sebagai salah satu bentuk gaya hidup sehat, kini tengah menjadi tren
masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Salah satu faktor yang memengaruh
meningkatnya tren ini ialah peran dari komunitas sepeda yang secara aktif
mempromosikan kultur bersepeda. Studi sebelumnya cenderung lebih
menekankan pada pentingnya faktor kebijakan serta infrastruktur. Tulisan ini akan
melengkapi studi terdahulu dengan menjelaskan peran komunitas dalam
membangun kultur bersepeda melalui jaringan sosial. Untuk menggali data
mengenai penggunaan jaringan sosial dalam membangun kultur bersepeda, studi
ini menggunakan metode kualitatif melalui wawancara mendalam. Jaringan sosial
erat kaitannya dengan akses kepada sumberdaya-sumberdaya yang dapat
digunakan untuk mencapai tujuan komunitas, yaitu membangun kultur bersepeda.
Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa komunitas Bike To Work
Indonesia membangun jaringan dengan komunitas lain, pasar, dan pemerintah.
Jaringan tersebut digunakan untuk membangun kultur bersepeda baik secara
struktural maupun kultural.
ABSTRACTCycling as a form of healthy lifestyle, is becoming a trend of the world society,
including Indonesia. One of the factors that influence this trend is the increasing
role of the bicycle community that actively promote cycling culture. Previous
studies tended to put more emphasis on the importance of policies and
infrastructure factors. This paper will complement previous studies by explaining
the role of the community in building a culture of cycling through social
networks. To collect data on the use of social networks in building a culture of
cycling, this study used qualitative methods through in-depth interviews. The
social network is closely related to access to resources that can be used to achieve
community goals, namely to build a culture of cycling. Findings from this study
indicate that the Community Bike To Work Indonesia build a network with the
community, the market, and the government. The network is used to build a
culture of cycling both structurally and culturally"
Depok: [Fakultas Sosiologi Universitas Indonesia;, ], 2016