Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alexander Kohar
Abstrak :
Kotoran dan limbah air hewan sapi dalam suatu peternakan dapat menjadi polutan bagi udara, air, dan tanah yang cukup serius, Pengolahan lirnbah kotoran hewan ternak yang tepat perlu diterapkran untuk mencegah limbah tersebut memberikan dampak negatif bagi lingkungan sekitamya. Salah satu cara pcnanganan limbah dan kotoran hewan ternak sapi yang banyak diterapkan beberapa tahun terakhir adalah dengan memisahkan antara bagian padat dan cairnya. Pemisahan ini tentu saja memberikan keuntungan, antara lain meningkatkan efisiensi penampungan kotoran, memudahkan pemindahan, dan mengkonsentrasikan nutrisi yang berguna untuk keseburan tanaman pada bagian padat untuk digunakan sebagai pupuk. Pemisaban antara bagian padat dan cair kotoran sapi secara mekanis dapat dilakukan berdasarkan perbedaan densitas, bentuk, dan ukuran partikel kotoran. Penelitian ini bertujuan untuk mencapai proses pemisahan tersebut dengan hasil akhir kandungan air pada bagian padat seminimal mungkin. Pemisahan dilakukan dengan alat press screw separator, yang bekerja berdasarkan prinsip penyaringan dan penekanan sehingga cairan dapat diperas keluar dari bagian kotoran yang padat. Penelitian ini dilakukan dengan merancangan dan memilih komponen­-komponen mesin yang digunakan pada alat press screw separator dengan memperhatikan proses aliran fluida melalui saringan. Alat Press Screw Separator ini akan diterapkan di Peternakan Ma’had Al-Zaytun, Subang Jawa Barat yang memiliki kurang lebih 1000 ekor sapi. ......Manure and wastewater from dairy farms can seriously pollute the natural environments air, water and land. Hence, proper management of livestock's manure and wastewater must be carried out before they turn out to be hazardous to the vicinity. One of the most frequently implemented methods for dairy manure and wastewater handling in the past few years is solid-liquid separation. Solid-liquid separation is of great advantage as it increases the efficiency of storage lagoons. makes transportation and handling easier, and concentrates useful nutrients in the solid fraction that can then be utilized as fertilizer. The mechanical separation process can be done on the bases of density, size and shape differences. This research is aimed at attaining a separation process yielding the lowest possible water content in the final solid fraction. The separation is conducted by means of Press Screw Separator machine which, simply put, filters the slurry and squeezes out the slurry's liquid portion, which is basically water, so that the liquid portion can be separated from its solid counterpart. This research was conduc1cd by selecting the appropriate machine elements needed in constructing the Press Screw Separator machine, without disregarding the fluid flow of the separation process. The Press Screw Separa10r machine, as the ultimate result of this research, will be operated in Ma’had Al-Zaytun Farm, located in Subang, West Java which has approximately a thousand gairy cows.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37724
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
LIza
Abstrak :
Separator baterai ion litium berbasis poliolefin memiliki wettability yang buruk dan porositas rendah, sehingga menurunkan kemampuan untuk mempertahankan larutan elektrolit dan mempengaruhi kinerja baterai terkait transportasi ionik dalam separator. Oleh karena itu, pengembangan separator dengan wettability dan porositas yang lebih baik telah menarik minat signifikan untuk meningkatkan kinerja baterai. Penelitian ini menyintesis dan mengkarakterisasi membran separator berbasis selulosa asetat yang di-crosslinking dengan asam sitrat menggunakan metode Non-Solvent Induced Phase Separation (N-TIPS). Selulosa asetat dan DMSO dicampur dan dituang ke pelat kaca, kemudian membran yang dicetak dievaporasi dan direndam dalam bak koagulasi air sebagai non-pelarut. Waktu evaporasi bervariasi pada 90, 120, 150, dan 180 menit untuk mempelajari pengaruhnya terhadap struktur pori membran. Hasil menunjukkan bahwa membran dengan waktu evaporasi 120 menit memberikan keseimbangan optimal antara struktur kimia, kemampuan pembasahan, dan sifat mekanik. Membran ini memiliki porositas 1,28%, sudut kontak terendah (45,1°), konduktivitas ionik yang baik sebesar 0,0276 mS/cm, dan kekuatan tarik 38,987 MPa. Terlebih lagi, membran ini memiliki nilai electrolyte uptake tertinggi sebesar 43,31% dan stabilitas termal yang baik dengan penyusutan yang rendah yaitu sebesar 14,61%. Selain itu, Uji EIS membuktikan bahwa membran berbasis selulosa asetat memiliki kinerja elektrokimia yang unggul dibandingkan separator berbasis poliolefin karena memiliki konduktivitas ionik yang lebih tinggi. ...... Polyolefin-based lithium-ion battery separators have poor wettability and low porosity, which can reduce their ability to retain electrolyte solution, thereby affecting battery performance due to ion transport within the separator. Therefore, developing separators with better wettability and porosity has attracted significant interest to enhance battery performance through improved ionic transport. This study synthesizes and characterizes cellulose acetate-based battery separators crosslinked with citric acid using the Non-Solvent Induced Phase Separation (N-TIPS) method. Cellulose acetate and DMSO were mixed and cast onto a glass plate, then the cast membrane was evaporated and immersed in a coagulation bath of water as the non-solvent. The evaporation time varied at 90, 120, 150, and 180 minutes to study its effect on membrane pore structure. The results show that the membrane with an evaporation time of 120 minutes provides an optimal balance between chemical structure, wettability, and mechanical properties. This membrane has a porosity of 1.28%, the lowest contact angle (45.1°), a good ionic conductivity of 0.0276 mS/cm, and a tensile strength of 38.987 MPa. Furthermore, this membrane has the highest electrolyte uptake value of 43.31% and good thermal stability with low shrinkage of 14.61%. In addition, EIS testing proves that the cellulose acetate-based membrane has superior electrochemical performance compared to polyolefin-based separators due to its higher ionic conductivity.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Yozaros D.S.
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam proses produksi ataupun pengujian sumur selalu diperlukan Separator untuk memisahkan gas alam, minyak bumi dan air yang mungkin dihasilkan bersama-sama oleh sumur bor tersebut.

Oleh karena itu penentuan ukuran Separator optimal yang dapat menangani perkiraan jumlah produksi yang akan dihasilkan oleh sumur-sumur tersebut, memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas produksi dan menghitung produksi gas alam dan minyak bumi hasil pisahan Separator dengan akurat menjadi hal yang sangat penting.

Untuk itu penulis mencoba membuat program komputer yang dapat menghitung kapasitas alir gas alam dan minyak bumi berdasarkan ukuran Separator, tekanan kerja, temperatur, Bjgas, waktu simpan cairan dan kecepatan endap gas.

Sedangkan untuk mendapatkan hasil produksi yang baik penulis akan menjabarkan faktor-faktor separasi yang diatur oleh alat-alat kontrol otomatis sistem pneumatik bertekanan rendah.

Lalu dalam pengukuran jumlah produksi gas alam akan digunakan office meter sesuai acuan America Gas Association (AGA) NX3. Sedangkan pengukuran jumlah produksi minyak digunakan tangki pengukur presisi (gauge tank). Penulis membuat program komputer yang dapat mempermudah perhitungan produksi minyak bumi dan gas alam yang cukup kompleks tersebut.

Dengan ditulisnya program komputer tersebut dapat ditentukan ukuran Separator yang optimal, meningkatkan akurasi perhitungan jumlah produksi dan dengan memperhatikan sistem kontrol yang mempengaruhi kualitas produksi tersebut dapat ditingkatkan kualitasnya
1996
S36742
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eliana Ayu Karinda
Abstrak :
Produksi biodiesel yang meningkat membutuhkan teknologi yang tepat dan efisien. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengembangkan proses produksi biodiesel dengan sistem kontinyu. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi dan menganalisis alat separasi biodiesel-gliserol dengan sistem kontinyu. Separator berbentuk tangki pengendap dengan baffle yang memisahkan beberapa kompartemen. Analisis dilakukan untuk mengetahui hubungan antara laju alir dan ketinggian baffle terhadap proses separasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemisahan terjadi dengan sempurna apabila biodiesel dan gliserol membentuk dua lapisan dalam kompartemen dengan masing-masing ketinggian yang dapat diamati. Biodiesel dan gliserol membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memisah sehingga separator membutuhkan 3 baffle dengan ketinggian berbeda. ......The increase of biodiesel production requires appropriate and efficient technology. Several studies have been conducted to develop biodiesel production process with continuous systems. This research was conducted to evaluate and analyze biodiesel-glycerol continuous separator. Shaped separator settling tank with baffle that separates several compartments. The analysis was performed to determine the relationship between flowrate and baffle height of the separation process. The results show that separation occurs with perfect when biodiesel and glycerol to form two layers in each compartment with a height that can be observed. Biodiesel and glycerol requires a long time to separate so that the separator will need 3 baffles with different heights.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1116
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Martha Novita Handayani
Abstrak :
ABSTRAK
Pemeriksaan dehidrogenase laktat LDH diperlukan untuk menilai integritas sel. Hasil yang tepat serta akurat diperlukan agar pemberian terapi atau monitoring pasien juga tepat. Ketepatan dan akurasi hasil pemeriksaan dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk kesalahan pra-analitik dari penggunaan alat penampung spesimen darah. Spesimen pemeriksaan aktivitas LDH yang direkomendasikan adalah plasma dari tabung dengan antikoagulan heparin. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil pengukuran pemeriksaan aktivitas LDH serum dan plasma menggunakan tiga jenis tabung penampung spesimen yaitu tabung pemisah serum yang mengandung clot activator tanpa jel pemisah, tabung pemisah plasma yang mengandung antikoagulan lithium heparin tanpa jel pemisah, serta tabung pemisah plasma yang mengandung antikoagulan lithium heparin dengan jel pemisah. Desain penelitian adalah potong lintang, dengan menggunakan 80 sampel untuk setiap jenis tabung. Pada penelitian ini, didapatkan rerata aktivitas LDH serum lebih tinggi dibandingkan plasma heparin. Aktivitas LDH pada kedua plasma heparin yang didapatkan dari tabung pemisah plasma tanpa dan dengan jel pemisah tidak memiliki perbedaan bermakna. Perbedaan bermakna secara statistik maupun klinis didapatkan antara aktivitas LDH serum dan plasma heparin dari tabung pemisah plasma tanpa/dengan jel pemisah. Oleh karena itu, serum dan plasma heparin tidak dapat saling menggantikan untuk menilai aktivitas LDH serta diperlukan suatu rentang nilai rujukan aktivitas LDH untuk plasma heparin jika ingin menggantikan serum dengan plasma heparin. ABSTRACT Lactate dehydrogenase LDH examination is done to evaluate cell integrity, where a precise and accurate result is needed in order for the patient therapy and monitoring to be appropriate. Precision and accuracy of the examination results are influenced by many factors, including pre analytical mistake from blood specimen container tube usage. The recommended specimen for LDH activity examinations are plasma from tubes containing heparin anticoagulant. This study aims to compare LDH activity results from three types of specimen container tubes, serum separator tubes containing clot activator without separator gel, plasma separator tubes containing lithium heparin anticoagulant without separator gel, and plasma separator tubes containing lithium heparin anticoagulant with gel separator. The study design is cross sectional, using 80 samples for each type of tubes. In this study, the mean of LDH activity in serum was higher than heparin plasma. LDH activities in both plasma which were obtain from plasma separating tube without and with gel separator showed no significant difference. There were statistical and clinical significance in the mean difference between serum LDH activity with heparin plasma from plasma separator tubes without and with separator gel. Therefore, serum and heparin plasma could not replace each other to measure LDH activity and required a new LDH activity references values for heparin plasma if it used to replace serum.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dibran Paramartha
Abstrak :
PT PHE WMO berupaya untuk terus mempertahankan produksi minyak salah satunya dengan cara melakukan optimalisasi fasilitas proses dengan cara mengurangi slug flow yang terjadi pada pipa dengan cara mengurangi produksi air dari lapangan PHE-30. Saat ini produksi minyak, gas dan air dari lapangan PHE-30 masing-masing sebesar 2.070 bopd, 5,1 MMscfd dan 10.800 bwpd. Tingginya produksinya minyak dari lapangan PHE-30 dapat dioptimalkan dengan menambahkan tangki pemisahan di anjungan PHE-30 untuk mengurangi air yang terproduksi sehingga mengurangi slug flow yang terjadi di sepanjang pipa transportasi PHE-30 menuju PPP. Naskah tesis ini membahas analisis penambahan tangki pemisahan di PHE-30 untuk optimalisasi sumur minyak dan gas. Parameter yang digunakan adalah laju alir minyak, gas dan air, kecepatan superfisial gas dan liquid, flow regime, serta keekonomiannya. Dari hasil penelitian, penambahan tangki pemisahan di PHE-30 merupakan pilihan terbaik untuk mengurangi slug flow pada pipa penyalur PHE-30 menuju PPP. Hal ini didasarkan pada perubahan gas superficial velocity dari yang sebelumnya 18,3 ft/s menjadi 6,35 ft/s sedangkan perubahan liquid superficial velocity dari yang sebelumnya 1,0 ft/s menjadi 0,16 ft/s. Dari perubahan tersebut, didapatkan flow regime yang berubah dari yang sebelumnya slug flow menjadi stratified flow sehingga mengoptimalkan produksi minyak dari PHE-30 menuju PPP. ...... PT PHE WMO is trying to mantain the oil and gas production. Optimization the surface facility by reducing water produce from PHE-30 to minimize slugging at pipeline is one of method to maintain the oil and gas production. Currently, PHE-30 has produced 2.070 bopd of oil, 5,1 MMscfd of gas, and 10.800 bwpd of water. PHE-30 has potential to increase oil production by addition the separator to separate oil and water. This tesis discusses the analysis of additional separator at PHE-30. The parameter used is the flowrate of oil, gas, and water then will be analyzed economically. The riset shown that utilizing the separator at PHE-30 impacted the flow regime in pipeline transportation from PHE-30 to PPP. Based on changed of the gas superficial velocity and liquid superficial velocity, the flow regime switched from slug flow into stratified flow. This is based on changes in superficial velocity gas from the previous 18.3 ft/s to 6.35 ft/s while the liquid superficial velocity changes from the previous 1.0 ft/s to 0.16 ft/s. Based on that, it was found that flow regimes changed from the previous slug flow to stratified flow so that its optimize the oil production from PHE-30 to PPP.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T52928
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pelita Mu`minatus Sholihah
Abstrak :
Adanya perbedaan tekanan dan tumbukan yang terjadi pada proses granulasi dalam pengolahan nikel membuat ukuran produk yang dihasilkan masuk ke dalam kategori undersize product. Undersize product selama ini di alirkan ke kolam penampungan sementara yang disebut dengan matte settling pond dan menimbulkan permasalahan seperti penyumbatan saluran drainase karena ukurannya yang sangat kecil. Penelitian ini berfokus kepada penanganan undersize granulasi menggunakan magnetic separator. Prototipe magnetic separator yang diusulkan dilakukan pengoptimasian alat berupa penipisan selimut magnetic drum, penggunaan arus listrik DC dan pembuatan sistem talang yang terarah. Dengan variabel kekuatan magnet yakni 660 Gauss, 527 Gauss, dan 396 Gauss dan hubungannya dengan %recovery nikel matte sebagai variable utama yang diperhitungkan. Sampel yang digunakan berasal dari matte settling pond yang dikeringkan untuk memudahkan perhitungan %recovery melalui berat kering. Kekuatan magnet berbanding lurus dengan hasil %recovery, maka semakin tinggi kekuatan magnet maka semakin tinggi pula %recovery yang dihasilkan. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini ialah kekuatan magnet 660 gauss yang menghasilkan %recovery hingga 29%, meningkat sebesar 10x lipat dibandingkan dengan hasil sebelum optimasi.
ABSTRACT The difference pressure and collision that occurs in granulation process in nickel processing makes the size of a result product categorized as an undersized granulation product. Undersized product have been distributed to a temporary storage ponds called matte settling pond. Undersize product has been causing problems such as a blockage of drainage channels due to their very small size. This research focused on handling undersize granulation product using magnetic separator. The proposed magnetic separator prototype is carried out by optimizing the form of prototype such as thinning of the magnetic drum blanket, the use of a DC electric current and the creation of a directional chute system with the magnetic strength variable of 660 Gauss, 527 Gauss, and 396 Gauss and their relationship with the %recovery they produced. This research used dried matte sample to facilitate the accurate calculation of %recovery through dry weight. The magnetic strength is directly proportional to the result of %recovery, the higher the magnetic strength, the higher the %recovery produced. The results obtained from this study are the strength of 660 gauss magnets which produces in %recovery of up to 29%, increased up to 10x compared to the results before optimization.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan Nurrasyid Aryunata
Abstrak :
Sampah elektronik atau E-Waste sendiri didefinisikan sebagai EEE yang dibuang oleh pemiliknya sebagai limbah tanpa tujuan untuk digunakan kembali (Step Initiative, 2014). Dalam pengolahan sampah elektronik, menurut Meskers (2009) terdapat tiga tahap dalam proses daur ulang sampah elektronik yaitu collection, preprocessing, dan processing. Eddy Current Separator (ECS) merupakan alat separasi metal non-ferrous dari sampah elektronik padat. Bagian utama dari ECS adalah drum magnetik yang memiliki susunan kutub magnet yang berbeda yang mana akan menghasilkan Eddy Current Force (EFC) (Jujun, 2014). Hubungan antara variabel p (bentuk cacahan) dengan jarak defleksi juga secara langsung diujikan oleh Zhang (1998). Dengan cacahan PCB dan melakukan pendekatan berdasarkan hasil cacahan, Zhang mengidentifikasi empat bentuk cacahan yaitu bentuk strip-like (kategori 1), plate-like (kategori 2), ball-like (kategori 3), dan irregular (kategori 4). Untuk mengetahui bentuk sampah, image processing atau computer vision merupakan salah satu cara yang dapat digunakan. Hasilnya plate-like memiliki jarak lontar yang lebih jauh dibadingkan bentuk lainnya. Semakin luas permukaan, semakin jauh jarak lontarnya. Strip-like memiliki luas permukaan yang relatif kecil dan ball-like memiliki volume yang berdampak pada massa yang terlalu dominan. Pada pengujian shape recognition, pengujian satu objek memiliki akurasi 100% untuk bentuk strip-like dan plate-like. Akurasi pengujian tiga benda untuk ball-like hanya 33% sedangkan yang lain (strip-like dan plate-like 100%). Untuk pengujian objek acak, dari empat objek terdeteksi tiga (75%), dan 32 objek terdeteksi 17 objek. ......Electronic waste or E-Waste itself is defined as EEE that is disposed of by its owner as waste without a purpose for reuse (Step Initiative, 2014). In the processing of electronic waste, according to Meskers (2009) there are three stages in the electronic waste recycling process, namely collection, preprocessing, and processing. Eddy Current Separator (ECS) is a non-ferrous metal separation device from solid electronic waste. The main part of the ECS is a magnetic drum which has a different arrangement of magnetic poles which will produce Eddy Current Force (EFC) (Jujun, 2014). The relationship between the variable p (count shape) and the deflection distance was also directly tested by Zhang (1998). By chopping PCBs and using an approach based on the results of the chopping, Zhang identified four chopping shapes, namely strip-like (category 1), plate-like (category 2), ball-like (category 3), and irregular (category 4). To find out the form of waste, image processing or computer vision is one way that can be used. The result is that plate-like has a longer ejection distance than other forms. The more surface area, the farther the ejection distance. Strip-like has a relatively small surface area and ball-like has a volume that has an impact on mass that is too dominant. In shape recognition testing, one object test has 100% accuracy for strip-like and plate-like shapes. The accuracy of testing three objects for ball-like is only 33% while for the others (strip-like and plate-like 100%). For random object testing, from four objects, three (75%), and 32 objects were detected, 17 objects were detected.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sanny Astari
Abstrak :
Pengeboran dua sumur produksi (Kln-14 dan Kln-15) akan diterapkan pada proyek pengembangan lapangan gas "A" yang berada di Papua. Gas ini akan digunakan untuk umpan LPG plant. Penambahan jumlah produksi gas akan mempengaruhi kapasitas maksimum separator dan daya kompresor yang ada saat ini sebelum masuk LPG plant. Permasalahan yang akan terjadi adalah tidak optimalnya kinerja separator yang digunakan saat ini. Oleh sebab itu perlu perubahan kapasitas (resizing) separator. Dari hasil perhitungan didapat disain separator dengan kapasitas maksimum 43 MMSCFD dan daya kompresor sebesar 1115 HP. Dengan penambahan jumlah produksi gas ini, tingkat pengembalian investasi dari alat tersebut di tahun kedua. Analisis biaya juga dilakukan untuk menilai kelayakan dari pengembangan lapangan gas "A" ini terhadap pengaruh harga, jumlah produksi, biaya investasi dan biaya opera.
Two (Kln-14 and Kln-15) production wells will be drilled and applied to the gas field development project at gas field "A" in Papua. It will be used for LPG feed plant. Thus, the increasing of gas production will give affect maximum capacity of separator and horse power of compressor before distribute to LPG plant. The problem due to will be happen is separator performance unoptimal. Therefore, the changes of capacity maximum design (resizing) for a new separator needs to be done. Based on calculation, the design of separator which capacity maximum is 43 MMSCFD and horsepower of compressor which power is 1115 HP. Due to increasing of total gas production, the payback period from it is at second year. Cost analysis was also performed to assess the feasibility of developing a gas field "A" to the price influence, the production, investment costs and operational costs.
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T39089
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Licke Ratna Dewi Ali
Abstrak :
Fokus dalam studi ini adalah mengerti bagaimana perilaku laju alir produksi terhadap perubahan tekanan di separator di dalam stasiun pengumpul. Di dalam model terdapat 3 stasiun pengumpul yaitu CPP, LPGF dan OTF, dimana jumlah sumur berproduksi ada 26 sumur. Selama ini pemodelan telah dibuat oleh PT. X, baik itu model reservoir, model surface facility dan model stasiun pengumpul. Model reservoir dibuat di dalam aplikasi ECLIPSE. Model surface facility dibuat di dalam aplikasi PIPESIM dan aplikasi UNISIM digunakan untuk sistem proses. Penelitian ini membutuhkan aplikasi yang dapat dengan mudah mengkomunikasikan satu dengan yang lainnya Untuk komunikasi pemodelan reservoir, surface facility dan proses, digunakan aplikasi IAM Integrated Asset Modeler, dimana pemodelan reservoir ECLIPSE ke surface facility PIPESIM menggunakan sistem coupling sedangan pemodelan dari surface facility PIPESIM ke sistem proses UNISIM menggunakan sistem koneksi. Sistem coupling berarti ada iterasi didalam proses kalkulasi laju alir dan tekanan di dalam aplikasi nya. Sistem koneksi berarti memberikan data hasil iterasi dari coupling ke dalam aplikasi selanjutnya untuk dilakukan kalkulasi algoritma untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Hipotesanya bilamana tekanan separator di dalam stasiun pengumpul dikurangi, berarti ada penambahan jumlah kondensat dan gas di dalam jaringan yang dapat dijual lebih banyak lagi. Sekarang jumlah gas yang ada di dalam jaringan itu sekitar 60 MMSCFD yang dapat dijual, dan 25 MMSCFD yang masuk lagi ke dalam reservoir sebagai gas lift. Limit tekanan separator yang ingin di turunkan oleh PT. X adalah dari 22 barg ke 16 barg, yang dievaluasi lagi optimum tekanan yang paling tepat untuk pemodelan tersebut supaya tercapai produksi yang optimum. Dari penelitian diketahui bahwa setelah tekanan MP separator diturunkan mencapai 11 barg, ada beberapa peralatan yang sudah tidak dapat berjalan dengan baik, seperti kecepatan Kompresor sudah mencapai batas desain, selain itu juga injeksi gas lift sudah berada diluar kurva gas lift. Sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa dengan hasil peningkatan laju alir produksi minyak dan gas sebanyak 6 dan 8 sudah paling optimum dengan penurunan tekanan di MP separator sebesar 16 barg. ...... The focus of this study is to understand how the behavior of the production flow rate to separator pressure changes in the gathering station. There are three models in the gathering station CPP, LPGF and OTF, where in the gathering station contained 26 wells into it. PT. X had made all of the modeling such as the reservoir model, the surface facility model and a gathering station process model. Reservoir model is made in the application called ECLIPSE. Model surface facility created inside PIPESIM application and UNISIM applications used for system processes gathering station. For communicating reservoir modeling, surface facility and process, used applications IAM Integrated Asset Modeler, where reservoir modeling ECLIPSE to surface facility PIPESIM using a coupling system moreover the communication from surface facility PIPESIM into process system UNISIM using the connection system. Coupling systems means there is iteration in the process for calculating the flow rate and pressure in its application. Connection system means providing results data from the iteration of coupling to the subsequent application to do the calculation algorithm to obtain maximum results. The hypothesis when separator pressure at the gathering station reduced, meaning there will be additional amount of condensate and gas in the network that could sold. Currently the amount of gas that is existed in the network around 60 MMSCFD sold, and 25 MMSCFD, which went back into the reservoir as gas lift. Separator limit pressure forthis method scaled by PT. X is from 22 barg to 16 barg, which should evaluated again the optimum pressure is most appropriate forthe modeling in order to achieve optimum production. From the result was discovered that after putting down the MP separator pressure to 11 barg, there are some equipment was not working as usual, such as the speed of the compressor has already reach to the design speed, and the gas lift injection was already out of curve. Therefore, it concluded that the optimium oil and gas rate with 6 and 8 additional rate could be handle with MP separator pressure of 16 barg.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48025
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>