Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Moch. Chasani
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
T40194
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hans
"Biodiesel adalah bahan bakar nabati sebagai alternatif bahan bakar fosil yang mengandung metil ester asam lemak dan memiliki banyak keunggulan. Akan tetapi, biodiesel memiliki kelemahan yaitu rentan terhadap oksidasi karena adanya ikatan rangkap pada struktur asam lemak penyusunnya. Salah satu aditif antioksidan biodiesel yang paling efektif adalah pyrogallol. Akan tetapi, pyrogallol memiliki kelemahan yaitu kelarutan yang rendah dalam minyak. Untuk itu telah dikembangkan turunan pyrogallol melalui reaksi antara pyrogallol dan methyl linoleate dengan menggunakan radikal 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl atau DPPH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa methyl linoleate dan pyrogallol bereaksi membentuk turunan pyrogallol yang lebih larut dalam biodiesel. Akan tetapi,
penggunaan methyl linoleate murni tidak ekonomis karena memiliki harga yang tinggi. Pada penelitian ini, biodiesel minyak biji bunga matahari dengan 54.13% methyl linoleate yang telah diuji oleh GCMS digunakan untuk mensintesis turunan
pyrogallol dengan rasio 10 ml biodiesel, 5 ml DPPH, dan 5 ml pyrogallol. TLC, FTIR, dan LCMS/MS digunakan untuk menentukan keberadaan senyawa turunan pyrogallol. Pada hasil TLC terdapat spot baru yang memiliki perbedaan ketinggian spot antara senyawa turunan pyrogallol dengan pyrogallol yang menunjukkan
perbedaan polaritas dari keduanya. FTIR menunjukkan adanya pergeseran peak pada 1240 cm-1 yang menunjukkan terbentuknya senyawa turunan pyrogallol. LCMS/MS menunjukkan adanya senyawa dengan berat molekul yang terdiri dari methyl linoleate dengan pyrogallol. UV-Vis dari senyawa turunan pyrogallol
menunjukkan bahwa senyawa tersebut lebih larut dalam biodiesel dibandingkan
dengan pyrogallol. Karakteristik stabilitas oksidasi diuji dengan bilangan iodin dan
periode induksi. Penambahan turunan pyrogallol sebanyak 2000ppm ke dalam
biodiesel dapat menghambat penurunan bilangan iodin dan meningkatkan periode
induksi sebesar 0,75 jam.

Biodiesel is renewable plant-based fuel as an alternative for fossil fuel containing
fatty acid methyl esters and also has many advantages. However, biodiesel has the
disadvantage of oxidation instability because of the double bonds in the constituent
fatty acid structures. One of the most effective antioxidant for biodiesel is
pyrogallol. Unfortunately, pyrogallol has a low solubility in biodiesel. Subsequent
research was developed by synthesizing pyrogallol derivative through the reaction
between pyrogallol and a pure methyl linoleate using 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl
or DPPH as catalyst. The results showed that the pyrogallol derivative formed was
more soluble in biodiesel. However, the use of pure methyl linoleate is not
economical because it has a high selling price. In this research, sunflower oil
biodiesel with 54.13% methyl linoleate which has been tested by GCMS used to
synthesize pyrogallol derivative with ratio of 10 ml biodiesel, 5 ml DPPH, and 5 ml
pyrogallol. TLC, FTIR, and LCMS/MS were used to determine the presence of
pyrogallol derivative compounds. TLC shows a new spot marked by the difference
of height between pyrogallol and pyrogallol derivative which has a different
polarity. FTIR shows a different peak at 1240 cm-1 which shows the formation of
pyrogallol derivative. LCMS-MS indicates a possible molecular weight consisting
of methyl linoleate and pyrogallol. UV-Vis of the derivatives in biodiesel shows
that the derivative is more soluble in biodiesel in comparison with the solubility of
pure pyrogallol. Iodin number and Rancimat were also tested to find out the
oxidation stability. Addition 2000ppm pyrogallol derrivative to biodiesel can
inhibit the decrease on iodine number and increase the induction period up to 0.75
hours.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riau Andriana Setiawan
"Indonesia adalah negara terbesar kedua penghasil CPO dunia dengan total produksi CPO mencapai 10,6 juta ton (tahun 2003). Namun amat disayangkan, dari sedemikian besarnya CPO yang dihasiikan Indonesia, hanya sekilar 7% yang dimanfaatkan sebagai bahan baku industri oleokimia.
Salah satu produk oleokimia yang cukup menarik untuk dikaji adalah pelumas deep drawing. Deep drawing adalah proses pengerjaan logam yang digunakan untuk membentuk lembaran datar menjadi bentuk mangkuk (cup) tanpa kerut ataupun robek. Pelumas deep drawing berperan panting dalam mendinginkan dies dan blank, memberikan pelumasan batas, mencegah adhesi (welding), dan memberikan efek bantalan kepada dies selama proses drawing, nmenghasilkan cup dengan kedalaman yang memadai serta sisa pelumas mudah untuk dibersihkan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, minyak sawit beserta senyawa turunannya dapat digunakan sebagai bahan haku pelumas mengingat kemampuan pelumasan minyak sawit yang balk dalam suhu tinggi serta komposisi-asam lemak yang dikandlmgnya RBDPO sebagai varian dari minyak sawit yang digunakan pihak industri sebagai pelumas memiliki kelemahan antara lain kurang tahan terhadap oksidasi S6118 sisa pelumas yang sukar menguap oenderung men gotori cup. Untuk mengurangi beberapa kelemahan dari RBDPO digunakanlah senyawa turuuan minyak sawit sebagai pelumas.
Berdasarkan uji deep drawing, diketahui bahwa ketinggian cup saat RBDPO digunakan sebagai pelumas kuningan dengan ketebalan 0,4 mm; 0,5 mm dan 0,6 mm adalah 34,5 mln; 32,9 mm dan 32,8 mm. Pada ketebaian yang sama, kctika HVIEPBIM dan EP GLI Z digunakan sebagai aditif pada minyak mineral HV] 60, ketinggian cup yang terbentuk adalah 34,9 mm; 34,2 mm dan 36 mm.
Diharapkan jika hasil pengujian bebempa senyawa turunan minyak sawit ini melalui proses deep drawing memuaskan, maka hal ini akan membuka peluang dalam membangun _industri hilir minyak sawit di lndoneéia., temtama sebagai pelumas industri meralforming."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49527
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariyalqibtiyah
"

Pada overtraining, adaptasi fisiologis menjadi tertunda atau bahkan menghasilkan suatu adaptasi yang patologis, salah satunya efek pada sistem kardiovaskuler. Penelitian ini bertujuan menilai pengaruh overtraining dan efek pemberian H. Sabdariffa L (HSL) pada kondisi overtraining terhadap indeks hipertrofi, kadar BNP dan PGC-1α jantung tikus. Penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus jantan dewasa strain Wistar (Rattus-norvegicus), yang dibagi secara acak menjadi lima kelompok, yaitu kelompok kontrol yang diberi perlakuan placebo (K), kelompok kontrol yang diberi HSL 500mg/kgBB/hari (K-Hib), kelompok tikus dengan latihan aerobik (A), kelompok tikus dengan latihan fisik dengan kondisi overtraining (OT), serta kelompok tikus dengan latihan fisik dengan kondisi overtraining dan HSL 500mg/kgBB/hari (OT-Hib). Perlakuan dilakukan lima kali seminggu, selama 11 minggu. Indeks hipertrofi ditentukan dengan menghitung rasio berat jantung/berat badan, berat ventrikel/berat badan, dan berat ventrikel kiri/berat badan. Kadar BNP dan PGC-1α diukur menggunakan metode ELISA. Hasil penelitian didapatkan kelompok overtraining memiliki indeks hipertrofi dan kadar BNP jantung yang lebih tinggi, serta kadar PGC-1α jantung yang lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol dan aerobik. Pemberian HSL pada kondisi overtraining cenderung mencegah penurunan indeks hipertrofi dan kadar BNP jantung tikus, meskipun tidak meningkatkan kadar PGC-1α jantung. Kondisi overtraining mengarahkan adaptasi jantung ke arah patologis dan tidak tertutup kemungkinan bahwa HSL memiliki potensi untuk mencegah terjadinya hipertrofi patologis.

 

Kata kunci: overtraining, H. Sabdariffa L, indeks hipertrofi, BNP, PGC-1α


Overtraining causes physiological adaptation becomes delayed or even produces a pathological adaptation, one of which is the effect on the cardiovascular system. The aims of this study are to elucidate the effect of overtraining and administration of H. Sabdariffa L (HSL) in overtraining condition on the hypertrophy index, levels of BNP and PGC-1α in the rats' hearts. This study used 25 Wistar (Rattus norvegicus) adult male rats, which were divided randomly into five groups, namely the control group given placebo treatment (K), the control group given HSL 500mg/kgBW/day (K -Hib), groups of rats with aerobic exercise (A), groups of rats with overtraining physical exercise (OT), and groups of rats with physical exercise overtraining and HSL 500mg/kgBB/day (OT-Hib). Treatment is done five times a week, for 11 weeks. Hypertrophy index is determined by calculated the ratio of heart weight/body-weight, ventricular weigh/body-weight, left ventricular weight/body-weight). BNP and PGC-1α levels were measured using the ELISA method. The results of this study showed that overtraining increased the hypertrophy index and heart BNP levels while reducing the levels of PGC-1α of rats compared to the control and aerobic groups. HSL administration tended to decrease the hypertrophy index and BNP levels although not increase the levels of PGC-1α in overtraining condition. Overtraining condition tend to the heart adaptation to the pathological direction and it is possible that HSL has potency to prevent pathological hypertrophy.

 

Keywords: overtraining, H. Sabdariffa L, hypertrophy index, BNP, PGC-1α

;

Diabetes mellitus merupakan penyakit yang belum dapat disembuhkan secara total, sehingga pengidap penyakit diabetes diharuskan menjalani pengobatan seumur hidup. Hal tersebut tentu akan menimbulkan efek samping bagi pasien yang menjalani pengobatan diabetes. Salah satu golongan obat antidiabetes adalah inhibitor dipeptidil peptidase-4 (DPP-4) yang bekerja dengan cara menghambat inaktivasi glucose like peptide (GLP-1). Golongan obat penghambat DPP-4 memiliki kemajuan yang pesat dalam perannya sebagai obat anti diabetes, namun variasi dari obat penghambat DPP-4 masih sedikit. Hal tersebut merupakan peluang untuk menemukan senyawa yang dapat berfungsi sebagai obat antidiabetes dengan golongan penghambat DPP-4. Pada penelitian ini dilakukan analisis interaksi senyawa turunan tetralin sulfonamida dengan makromolekul DPP-4 menggunakan program AutoDock. Selanjutnya dilakukan pencarian fitur farmakofor menggunakan program LigandScout untuk dijadikan training set yang digunakan untuk penapisan virtual berbasis farmakofor. Penapisan virtual ini divalidasi menggunakan test set yang disediakan oleh situs basis data DUD-E dengan 1.075 senyawa aktif 41.317 senyawa pengecoh. Hasil yang didapatkan adalah empat (4) dari delapan belas (18) senyawa turunan tetralin sulfonamida yang diuji, memiliki interaksi dengan triad katalitik dari makromolekul DPP-4 yaitu Ser630, Glu205, dan Glu206. Selain interaksi senyawa turunan tetralin sulfonamida dengan DPP-4, diperoleh sepuluh (10) model farmakofor dengan nilai tertinggi adalah 0,9692. Validasi tersebut menghasilkan nilai EF1% = 0,4 ; EF5% = 0,5 ; dan AUC100% = 0,45. Dapat disimpulkan bahwa beberapa senyawa turunan tetralin sulfonamida memiliki potensi sebagai inhibitor DPP-4 dilihat dari interaksi yang dihasilkan, akan tetapi belum didapatkan fitur farmakofor untuk penapisan virtual berbasis farmakofor.


Diabetes mellitus is a disease that cannot be completely cured, people with diabetes are required to have lifelong treatment. This will cause some side effects for patients undergoing diabetes treatment. One class of anti-diabetes drugs is a dipeptidyl peptidase-4 (DPP-4) inhibitor that works by inhibiting inactivation of glucose like peptide (GLP-1). DPP-4 inhibitor group has a rapid progress in its role as an anti-diabetic drug, but there is only a few variation of DPP-4 inhibitor drugs. This is an opportunity to find compounds that can function as antidiabetic drugs with DPP-4 inhibitors.This study aims to determine the interaction of tetralin sulfonamide derivative compounds with the DPP-4 macromolecule and find candidate compounds that are expected to have potential as anti-diabetic drugs with DPP-4 inhibitors. The process of analyzing the interaction of tetralin sulfonamide derivative compounds begins with docking of these compounds into the DPP-4 macromolecule using AutoDock. Furthermore, the discovery of pharmacophore feature was carried out using the LigandScout. This feature then was used for training set in ligand based virtual screening. This virtual screening was validated using a test set provided by the DUD-E database with 1,075 active compounds 41,317 decoys compounds. The results obtained four (4) of eighteen (18) tetraline sulfonamide derivative compounds, having interactions with catalytic triads of DPP-4 macromolecules namely Ser630, Glu205, and Glu206. In addition to the interaction of tetralin sulfonamide derivative compounds with DPP-4, ten (10) pharmacophore models were obtained with the best value being 0.9692. The validation produces an EF1% value = 0.4; EF5% = 0.5; and AUC100% = 0.45. It can be concluded that some tetralin sulfonamide derivative compounds have potential as DPP-4 inhibitors seen from the interactions produced, but the pharmacophore feature for ligand based virtual screening have not been obtained.

;

Diabetes mellitus merupakan penyakit yang belum dapat disembuhkan secara total, sehingga pengidap penyakit diabetes diharuskan menjalani pengobatan seumur hidup. Hal tersebut tentu akan menimbulkan efek samping bagi pasien yang menjalani pengobatan diabetes. Salah satu golongan obat antidiabetes adalah inhibitor dipeptidil peptidase-4 (DPP-4) yang bekerja dengan cara menghambat inaktivasi glucose like peptide (GLP-1). Golongan obat penghambat DPP-4 memiliki kemajuan yang pesat dalam perannya sebagai obat anti diabetes, namun variasi dari obat penghambat DPP-4 masih sedikit. Hal tersebut merupakan peluang untuk menemukan senyawa yang dapat berfungsi sebagai obat antidiabetes dengan golongan penghambat DPP-4. Pada penelitian ini dilakukan analisis interaksi senyawa turunan tetralin sulfonamida dengan makromolekul DPP-4 menggunakan program AutoDock. Selanjutnya dilakukan pencarian fitur farmakofor menggunakan program LigandScout untuk dijadikan training set yang digunakan untuk penapisan virtual berbasis farmakofor. Penapisan virtual ini divalidasi menggunakan test set yang disediakan oleh situs basis data DUD-E dengan 1.075 senyawa aktif 41.317 senyawa pengecoh. Hasil yang didapatkan adalah empat (4) dari delapan belas (18) senyawa turunan tetralin sulfonamida yang diuji, memiliki interaksi dengan triad katalitik dari makromolekul DPP-4 yaitu Ser630, Glu205, dan Glu206. Selain interaksi senyawa turunan tetralin sulfonamida dengan DPP-4, diperoleh sepuluh (10) model farmakofor dengan nilai tertinggi adalah 0,9692. Validasi tersebut menghasilkan nilai EF1% = 0,4 ; EF5% = 0,5 ; dan AUC100% = 0,45. Dapat disimpulkan bahwa beberapa senyawa turunan tetralin sulfonamida memiliki potensi sebagai inhibitor DPP-4 dilihat dari interaksi yang dihasilkan, akan tetapi belum didapatkan fitur farmakofor untuk penapisan virtual berbasis farmakofor.


Diabetes mellitus is a disease that cannot be completely cured, people with diabetes are required to have lifelong treatment. This will cause some side effects for patients undergoing diabetes treatment. One class of anti-diabetes drugs is a dipeptidyl peptidase-4 (DPP-4) inhibitor that works by inhibiting inactivation of glucose like peptide (GLP-1). DPP-4 inhibitor group has a rapid progress in its role as an anti-diabetic drug, but there is only a few variation of DPP-4 inhibitor drugs. This is an opportunity to find compounds that can function as antidiabetic drugs with DPP-4 inhibitors.This study aims to determine the interaction of tetralin sulfonamide derivative compounds with the DPP-4 macromolecule and find candidate compounds that are expected to have potential as anti-diabetic drugs with DPP-4 inhibitors. The process of analyzing the interaction of tetralin sulfonamide derivative compounds begins with docking of these compounds into the DPP-4 macromolecule using AutoDock. Furthermore, the discovery of pharmacophore feature was carried out using the LigandScout. This feature then was used for training set in ligand based virtual screening. This virtual screening was validated using a test set provided by the DUD-E database with 1,075 active compounds 41,317 decoys compounds. The results obtained four (4) of eighteen (18) tetraline sulfonamide derivative compounds, having interactions with catalytic triads of DPP-4 macromolecules namely Ser630, Glu205, and Glu206. In addition to the interaction of tetralin sulfonamide derivative compounds with DPP-4, ten (10) pharmacophore models were obtained with the best value being 0.9692. The validation produces an EF1% value = 0.4; EF5% = 0.5; and AUC100% = 0.45. It can be concluded that some tetralin sulfonamide derivative compounds have potential as DPP-4 inhibitors seen from the interactions produced, but the pharmacophore feature for ligand based virtual screening have not been obtained.

"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020;
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Syafiq Darmawan
"Pandemi COVID-19 telah melanda lebih dari 200 negara di dunia hingga tahun 2021 dan telah memakan jutaan korban. Hal tersebut dikarenakan penyebaran virus SARS-CoV-2 melalui droplets dan aerosol, sehingga penyakit tersebut memiliki tingkat penularan yang cukup tinggi. Namun hingga saat ini, ketersediaan agen terapi, seperti antiviral untuk COVID-19 yang spesifik masih minim dan penanganan pasien COVID-19 pada fasilitas kesehatan masih bersifat simptomatik. Dengan jumlah kasus positif yang kerap bertambah setiap harinya, perlu dilakukan pencarian obat yang mampu menghambat penyebaran virus. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menemukan kandidat obat antiviral COVID-19 melalui inhibisi enzim RNA-dependent RNA Polymerase (RdRp) pada virus. Penelitian ini dilakukan dengan penapisan virtual serta simulasi penambatan molekul terhadap senyawa turunan adenin. Sebanyak 2.669 senyawa turunan adenin yang didapatkan dari database PubChem dan chEMBL diseleksi menurut Aturan Lipinski agar didapatkan senyawa yang memiliki tingkat druglikeness yang tinggi. Ligan yang telah diseleksi dan dipreparasi kemudian dilakukan simulasi penambatan molekul terhadap protein RdRp dengan PDB ID: 6M71 dengan perangkat lunak Molecular Operating System (MOE) 2014.09. Simulasi penambatan molekul menggunakan metode rigid docking dan flexible docking menghasilkan 65 senyawa turunan adenin yang dapat berinteraksi dengan binding pocket RdRp 6M71 yang selanjutnya diseleksi berdasarkan nilai ΔGbinding, Root-Mean Square Deviation (RMSD), sifat farmakologi, dan toksisitas. Didapatkan dua ligan terbaik yang memiliki sifat farmakologi yang baik dan toksisitas yang rendah, yaitu 4059994 dan 1254509 yang dapat digunakan sebagai kandidat inhibitor SARS-CoV-2.

COVID-19 pandemic has surged more than 200 countries worldwide until 2021 with a lot of casualties. It is caused by SARS-CoV-2 high transmutability through human droplets and aerosol. However, there is low availability for therapeutic agents, such as specific COVID-19 antivirals. In fact, hospital treatments for patients are still using symptomatic treatments to date. With more positive cases adding up every day, it is necessary to discover drugs that able to prevent the virus spreading. Therefore, this research aims to discover new COVID-19 antiviral candidates by inhibiting its RNA-dependent RNA polymerase (RdRp). This research used virtual screening and molecular docking for adenine derivatives as its method. 2.669 adenine derivatives, downloaded from PubChem and chEMBL database and selected according to Lipinski’s Rule of Five to obtain compounds with good druglikeness. Ligands were docked with RdRp (PDB ID: 6M71) in Molecular Operating System (MOE) 2014.09 software. The protocols used for molecular docking are rigid docking and flexible docking, resulted with 65 compounds that interact with RdRp’s binding pocket. Furthermore, ligands are selected according to ΔGbinding score, Root-Mean Square Deviation (RMSD), pharmacological properties, and toxicity. Two best ligands with good pharmacological properties and low toxicity are selected, 4059994 and 1254509 that may be used as COVID-19 antiviral candidate."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library