Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suprayogi
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji variasi bahasa dan sentuh bahasa di Kabupaten Pringsewu melalui pendekatan dialektologi. Dengan menggunakan metode pupuan lapangan, penelitian ini menjaring data dengan daftar tanyaan kosakata Swadesh, medan makna anggota Tubuh, dan medan makna gerak dan kerja. Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah geografi dialek Lauder, 2007 dan Chambers dan Trudgill, 2007, pemetaan bahasa Ayatrohaedi, 2002 dan sentuh bahasa McMahon, 1994 dan Thomason, 2001. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di Pringsewu terdapat empat bahasa yang dominan yakni bahasa Lampung, bahasa Jawa, bahasa Sunda, dan bahasa Semendo. Bahasa Lampung di Pringsewu memiliki tiga variasi sub wicara, yakni bahasa Lampung Pesisir, bahasa Lampung Pubian dan bahasa Lampung Komering. Selain itu, terdapat variasi leksikal sampai dengan empat belas etima dengan beberapa korespondensi bunyi dan perubahan bunyi antarbahasa di dalamnya. Perhitungan dialektometri menunjukkan bahwa terdapat banyak wilayah yang sebenarnya memiliki perbedaan bahasa hanya berstatus beda dialek. Keadaan ini terjadi karena adanya sentuh bahasa dan warisan bersama bahasa proto. Sentuh bahasa melalui peminjaman leksikal terjadi lebih banyak secara adopsi daripada adaptasi dan terjadi dalam kategori kontak biasa.
This research was aimed at investigating language variation and language contact in Pringsewu regency using dialectology approach. By applying field research, this study collected the data using the Swadesh list and lexical fields of body parts and activities. The theories used in this study were dialect geography Lauder, 2007 dan Chambers dan Trudgill, 2007, language mapping Ayatrohaedi, 2002 and language contact McMahon, 1994 dan Thomason, 2001 . This study revealed that there were for main languages in Pringsewu namely Lampungic, Javanese, Sundanese and Semendo. In this study, there are three variations of Lampung language, namely Lampung Pubian, Lampung Pesisir, and Lampung Komering. The lexical variaties can be classified in 14 groups of etyma, and sound correspondence as well as pattern of language changes were found in this study. The result of dialectometry revealed that there were alot of areas categorized as 'different in dialect', whereas they were actually 'different in language'. This was due to the existence of language contact and shared features of proto languages. Language contact in the Lampung villages was in the level of casual contact where lexical adoption borrowing occured more than lexical adaptation one.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T48786
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mesiyarti
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini menelaah tentang dialek Betawi Ora di Jabodetabek. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan daerah sebar dan daerah pakai dialek Betawi Ora yang masih digunakan hingga saat ini. Hasil penelitian ini adalah menunjukkan bahwa daerah sebar dan daerah pakai dialek Betawi Ora bergeser ke arah Timur dan Tenggara wilayah Jabodetabek. Berdasarkan pemakaian kosakata penutur dialek Betawi Ora saat ini terbagi dalam tiga kategori, yaitu penutur dialek Betawi Ora yang masih digunakan secara definitif, penutur dialek Betawi Ora yang masih menggunakan kosakata khas dialek, dan penutur dialek Betawi Ora yang sudah tidak lagi menggunakan kosakata khas dialek. Hasil analisis berkas isoglos dan dan pemakaian kosakata dialek dalam kalimat menunjang pembuktian yang menunjukkan bahwa dialek Betawi Ora di Jabodetabek tidak punah tetapi mengalami pergeseran karena faktor luar bahasa.
ABSTRACT
This research analyzes Betawi Ora dialect in Jabodetabek. This aim of this research is to have dialect mapping of Betawi Ora dialect which is still used today by using language contact and language use theory. The result of this research shows that Betawi Ora dialect area is shifted to the East and Southeast of the Jabodetabek. Based on the using of dialect, the speakers of Betawi Ora there are three speechs which are the speakers of dialect that is still used Betawi Ora definitively, the speakers who still use the typical dialect vocabularies of Betawi Ora, and the speakers who are no longer using the typical dialect vocabularies. The dialect mapping and dialect using analysis show that the dialect Betawi Ora in Jabodetabek is not extinct but shifted due to factors outside of language.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42820
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library