Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Patandung, Fenida Larasaty
"Kolesterol merupakan komponen struktural membran sel dan berfungsi sebagai induk untuk sintesis berbagai hormon steroid, vitamin D, dan asam empedu. Kadar kolesterol rendah dikaitkan dengan dengan malnutrisi dan kadar lipoprotein rendah. Sementara kadar kolesterol tinggi dikaitkan dengan penyakit jantung coroner dan hipertensi. Maka dari itu, deteksi kolesterol sangat penting sehingga diagnosis kondisi kardiovaskular dan neurologis dapat dideteksi sedini mungkin. Sensor elektrokimia enzimatik mendapat banyak perhatian, akan tetapi memiliki kekurangan seperti mudah terdenaturasi. Pada penelitian ini dikembangkan sensor non-enzimatik kolesterol berdasarkan kompetisi pembentukan kompleks inklusi antara β-siklodektrin dan kolesterol serta β-siklodekstrin dan nanopartikel emas. Nanopartikel emas disintesis secara elektrodeposisi dengan Teknik CV pada rentang potensial 0,044 – 0,944 V vs. Ag/AgCl dengan siklus yang dioptimasi. β-CD diimobilisasi pada permukaan berbahan material nano dengan elektropolimerisasi. Peningkatan sinyal redoks proporsional dengan penambahan kolesterol. Sensor menghasilkan LoD 23 μM dan LoQ 76 μM dengan rentang linear sebesar 0-200 μM. Selain itu sensor menunjukkan selektivitas yang baik terhadap kehadiran interferensi dengan arus yang tidak berubah signifikan (99%-95%) dan repeatabilitas dengan RSD kurang dari 5%.

Cholesterol is a structural component of cell membranes and functions as a parent for the synthesis of various steroid hormones, vitamin D and bile acids. Low cholesterol levels are associated with malnutrition and low lipoprotein levels. Meanwhile, high cholesterol levels are associated with coronary heart disease and hypertension. Therefore, cholesterol detection is very important so that the diagnosis of cardiovascular and neurological conditions can be detected as early as possible. Enzymatic electrochemical sensors have received a lot of attention, but they have disadvantages such as being easily denatured. In this research, a non-enzymatic cholesterol sensor was developed based on competition for the formation of inclusion complexes between β-cyclodextrin and cholesterol as well as β-cyclodextrin and gold nanoparticles. Gold nanoparticles were synthesized by electrodeposition using the CV technique in the potential range of 0.044 – 0.944 V vs. Ag/AgCl with optimized cycles. β-CD was immobilized on a nanomaterial surface by electropolymerization. The increase in redox signals is proportional to the addition of cholesterol. The sensor produces a LoD of 23 μM and a LoQ of 76 μM with a linear range of 0-200 μM. In addition, the sensor shows good selectivity against the presence of interference with a current that does not change significantly (99%-95%) and repeatability with % RSD lower than 5%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shella Jeniferiani Willyam
"Kolesterol merupakan parameter penting dalam analisis kesehatan rutin karena risiko yang ditimbulkan oleh kadar kolesterol tidak normal dalam darah, seperti penyakit jantung koroner dan stroke. Metode analisis kolesterol yang umum digunakan dalam bidang medis masih berbasis biosensor enzimatik yang membutuhkan instrumen rumit, prosedur mahal, dan penanganan khusus. Dalam penelitian ini, sensor kolesterol non-enzimatik yang sensitif dan selektif telah dibuat berdasarkan ikatan pembentukan kompleks antara β-siklodekstrin (BCD) dengan kolesterol dan metilen biru (MB) sebagai spesi elektroaktif. BCD difungsionalisasikan pada nanopartikel magnetik Fe3O4 (MNPs) melalui metode ko-pengendapan untuk memudahkan pengairan BCD dari bantuan menggunakan bantuan magnet eksternal. Elektroda yang digunakan dalam penelitian ini adalah karbon-elektroda (SPCE) layar-dicetak yang mudah digunakan, dan mudah digunakan untuk sampel mudah sedikit (mikroliter). Nanokomposit dikarakterisasi menggunakan FTIR, TEM, dan XRD. Sifat elektrokimia MB pada SPCE dipelajari terlebih dahulu sebelum aplikasinya dalam sensor. Aplikasi optimal yang diperoleh menggunakan nanokomposit BCD (3%) / MNPs 2% b / b, pH 7,4 dan waktu kontak 10 menit. Pengukuran kolesterol dilakukan dengan voltametri siklik (CV) pada potensial -0,6 V - 0,6 V dan scan rate 50 mV / s, serta deteksi amperometrik pada potensial konstan -0,43 V selama 90 s. Pengukuran standar kolesterol dengan metode kedua ini menunjukkan linearitas yang baik (r2> 0,99) pada rentang pengukuran 0 μM - 150 μM dengan batas deteksi 15,15 μM (arus anodik) dan 8,21 μM (arus katodik) untuk teknik CV; serta 6,28 μM untuk teknik amperometri. Sensor menunjukkan keberulangan dan verifikasi baik yang ditandai dengan nilai RSD dan persen pemulihan pada kisaran 1,91% - 3,87% dan 97,24% - 100,96%. Sensor ini juga menunjukkan selektivitas yang dengan kombinasi ganda kali lipat konsentrasi kombinasi (NaCl, CaCl2, glisin, transformasi, dan L-asam askorbat). Hasil pengukuran konsentrasi dalam sampel susu menggunakan sensor yang telah dikembangkan menunjukkan kesesuaian dengan metode HPLC (97,87% - 100,10%) dan nilai yang ditetapkan pada kemasan (94,83% - 96,99%).

Cholesterol is an important parameter in routine health check due to the risks caused by abnormal cholesterol levels in the blood, such as coronary heart disease and stroke. In this study, a sensitive and specific non-enzymatic cholesterol sensor was made based on the formation of the inclusion complex between β-cyclodextrin (BCD) with cholesterol and methylene blue (MB) as the electroactive species. The electrode used in this study was screen-printed carbon electrode (SPCE). Nanocomposites were characterized by FTIR, TEM, and XRD. The cholesterol measurement was carried out using cyclic voltammetry (CV) at potentials of -0.6 - 0.6 V and scan rate of 50 mV / s, also using amperometric detection at constant potential of -0.43 V for 90 s. The standard cholesterol solution measurement with both methods has shown good linearity, repeatability, and accuracy in the concentration range of 0 μM - 150 μM with the LOD of 15.15 μM (Ipa) and 8.21 μM (Ipc) for CV, and 6.28 μM for amperometric detection. The sensor also shows good selectivity with the existence of ten folds concentration of interference agents. The result of cholesterol concentration measurement in milk samples using the developed sensor was in agreement with the HPLC method and the stated value."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library