Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harijono Jonggowisastro
"ABSTRAK
Meningkatnya laju pertumbuhan perekonomian Indonesia yang tercermin dalam berbagai indikator ekonomi antara lain dengan dapat dicapainya Pendapatan Nasional Bruto sebesar 6,5% pada tahun 1989 merupakan hasil dari rencana pembangunan lima tahun kita dan sekaligus memberikan implikasi tersendiri dalamindustri perhotelan. Seiring dengan peningkatan laju pertumbuhan perekonomian Indonesia, peningkatan modal asing atau domestik merupakan faktor yang sangat penting dalam menciptakan permintaan akan kamar hotel khususnya kamar hotel berbintang lima di Jakarta.
Pada sekitar awal kwartal keempat tahun 1990 di Jakarta bagi tamu-tamu yang akan bermalam di suatu hotel bintang lima harus mengadakan pemesanan satu bulan dimuka pada. hal bukan saat musim ramai (peak season) demikian yang diberitakan oieh harian Pelita tanggal 19 Nopember 1990. Keadaan ini menyebabkan kebutuhan untuk menambah hotel baru semakin terasa. Melihat adanya peluang usaha yang baik ini PT PAH tidak mau melewatkan begitu saja melainkan ikut berlomba-lomba dengan investor lain untuk menginvestasikan dananya dalam pembangunan hotel bintang lima di Jakarta dengan orientasi tamu yang maksud kedatangannya untuk usaha. Oleh karena investasi dalam usaha perhotelan ini memerlukan dana yang cukup besar dan mempengaruhi perseroan dalam jangka panjang , make keputusan investasi ini harus di buat secara teliti dan hati-hati. Untuk itu maka penulis mencoba melakukan evaluasi rencana investasi hotel bintang lima di Jakata oleh PT PAH tersebut dengan pendekatan teoritis dan praktis yang menitik beratkan pada analisa aspek pasar dan keuangan terbatas pada investasinya sendiri (bukan perseroan secara keseluruhan) Serta dibahas sedikit mengenai aspek teknis,manajemen dan ekonomis/sosial. Dari hasil analisa pasar, didapat kesimpulan bahwa hotel bintang lima masih memiliki potensi pasar yang baik dicerminkan dengan perkiraan tingkat penghunian kamar hotel (TPKH) pertahunnya lebih dari 65% yaitu mencapai 75% mulai tahun 1997
"
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Minarti Edhisiwi Darminto
"Tujuan: 8eberapa penelitian melaporkan bahwa CDS+ atau Iimfosit T diregulasi menurun pada penderita kanker. Penelitian ini mencoba mengkaji hubungan CDS+ dan CEA pad a penderita kanker kolorektal. CEA dilaporkan berkorelasi dengan ukuran tumor yang berespon terhadap terapi dan sisa tumor pasca reseksi (sensitivitas dan spesifisitas 70-S0%). Ditambah dengan penurunan CDS, sensitivitas dan spesifisitas diharapkan dapat mencapai 100%.
Disain: Sel T CDS+ dievaluasi dengan flow cytometri multiwama. CDS-PE dihitung dengan latar CD3-FITC dan CD45-PerCP. CEA serum diukur dengna metode ELISA. Kasus kanker kolorektal diperoleh dari rumah sakit pusat rujukan nasional di Indonesia, RSCM. Karena CEA juga positif pada keganasan saluran cerna lainnya, kanker hepar dan lambung juga ikut dimasukkan.
Hasil: Ekspresi NKG2D pada CD8+ yang bersirkulasi di regulasi menurun dan berkorelasi signiofikan dengan interferon gamma pada pasien dengan kanker lambung (r=O.6S, p=O.007). Ekspresi NKG2D berhubungan erat dengna kanker tidak berdiferensiasi (p=0.021) dan kedalaman invasi (p=0.012). Tidak ditemukan perbedaan MICA terlaurt antara pasien kanker lambung dan control. Ekspresi NKG2D pada CDS+ menurun secara signifikan pada jaringan kanker dibandingkan di darah tepi (p=O.046). Pembedahan tumor total akan JIl~ngembalikan ekspresi NKG2D pada sel T (P=O.0049).
Kesimpulan: Penurunan ekspresi NKG2D mungkin menjadi salah satu imunologis pada penderita kanker kolorektal."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
T59079
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rezka Yudha Putra
"Seiring dengan kebijakan penetapan konversi minyak tanah ke elpiji maka Pertamina sebagai produsen elpiji berukuran 3 kg melakukan kebijakan untuk membangun Stasiun Pengisian Bahan Elpiji ( SPBE ). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan pembangunan SPBE PT Bintang Abadi dengan metode analisis investasi antara lain adalah metode periode pengembalian (payback period), Discounted payback period, metode NPV,IRR dan profitability index yang merupakan bagian dari metode capital budgeting. Selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif kuota produksi terbaik dan memberikan kerangka studi kelayakan finansial dengan berbagai macam skenario kuota produksi. Hasil penelitian menunjukan bahwa proyek pembangunan stasiun pengisian bahan bakar elpiji PT Bintang Abadi dalam skenario kuota produksi sebesar 11.520 tabung per hari (Base) dan 15.000 tabung per hari (Optimistic) layak untuk dilakukan kecuali skenario 8000 tabung per hari (pesimistic) tidak layak digunakan dikarenakan nilai NPV proyek dari skenario ini menunjukan hasil yang negative (NPV<0) yaitu sebesar Rp -1.230.925.757 Dan juga IRR sebesar 13.27 % < 17.36 % lebih kecil dari WACC (Discount factor). Setelah menghitung analisis sensitivitas menggunakan 3 skenario produksi base (11.520 tabung per hari), Optimistic ( 15.000 tabung per hari), Pesimistic ( 8000 tabung per hari) Skenario Optimistic memiliki hasil terbaik yang memiliki nilai NPV sebesar Rp5.155.996.853. Kemudian IRR sebesar 35.25%, Payback period selama 3 tahun, discounted payback period selama 6 tahun dan benefit cost ratio sebesar 1.58. Dapat disimpulkan bahwa semakin besar kuota produksi dengan kapasitas produksi masih memadai akan menaikan nilai NPV,menurunkan payback period, menurunkan discounted payback period,dan menaikkan benefit cost ratio.

Along with setting policy for kerosene to LPG, Pertamina as a producer of 3 kg LPG establish a policy for LPG Filling Station Materials (SPBE). This study aims to analyze the feasibility of establishing SPBE PT Bintang Abadi with investment analysis methods include the method of repayment period (payback period), Discounted payback period, NPV method, IRR and the profitability index, which is part of the capital budgeting method. Furthermore, thisresearch is expected to provide the best alternative production quotas and provides a framework for financial feasibility studies with a variety of scenarios of production quotas. The results showed that the development projects of LPG refueling stations in the scenario of PT Bintang Abadi production quota of 11 520 tubes per day (Base) and 15,000 tubes per day (Optimistic) worth doing unless the scenario of 8000 tube per day (pesimistic) due to inadequate project NPV of this scenario show a negative result (NPV <0) is equal to Rp -1,230,925,757. And also an IRR of 13:27% <17:36% smaller than the WACC (discount factor). After calculating the sensitivity analysis using three scenarios of production base (11 520 tubes per day), Optimistic (15,000 tubes per day), Pesimistic (8000 tubes per day). Optimistic Scenario has the best results that have a NPV of Rp5.155.996.853. Then an IRR of 35.25%, payback period for 3 years, discounted payback period for 6 years and the benefit cost ratio of 1:58. Can be concluded that the greater the production quotas are still inadequate production capacity will increase the value of NPV, lower payback period, discounted payback period is lower, and raise the cost benefit ratio."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T32220
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anindita Wicitra
"ABSTRAK
Latar Belakang: terapi injeksi intravitreal bevacizumab monoterapi pasien edema makula diabetik dengan ketebalan makula sentral lebih dari 400 µm dinilai kurang efektif. Kortikosteroid dinilai dapat membantu mencegah progresifitas edema makula diabetik terkait proses inflamasi.
Tujuan: Mengetahui hasil terapi injeksi intravitreal kombinasi bevacizumab dan deksametason dibandingkan dengan injeksi intravitreal bevacizumab monoterapi pada pasien dengan edema makula diabetik derajat sedang hingga berat
Metodologi: penelitian eksperimental randomisasi acak terkontrol dua kelompok yaitu: kelompok dengan terapi intravitreal bevacizumab 1,25mg (kelompok A) dan terapi injeksi intravitreal bevacizumab 1,25mg dan deksametason 0,5mg (kelompok B). Luaran sensitifitas retina, ketebalan makula sentral serta tajam penglihatan dievaluasi pada minggu pertama dan keempat.
Hasil: sebanyak masing-masing 22 orang diteliti di kelompok A dan kelompok B. Median usia pada kelompok A adalah 53,1 + 8,4 dan kelompok B adalah 55,1 + 8. Terdapat perbaikan sensitifitas retina sebanyak 2,1 dB di kelompok A dan 2,03 dB di kelompok B (p=0,673). Perbaikan ketebalan makula sentral didapatkan sebanyak 217µ m pada kelompok A dan 249 µm pada kelompok B (p=0,992). Perbaikan tajam penglihatan dengan koreksi pada kelompok A sebanyak 8,5 huruf dan 7,5 huruf pada kelompok B (p=0,61). Analisis intragroup menunjukkan perbaikan yang signifikan di masing-masing luaran penelitian pada kedua kelompok.
Kesimpulan: Terapi kombinasi bevacizumab dan deksametason menjunjukkan perbaikan secara klinis pada luaran sensitivitas retina, ketebalan makula sentral serta tajam penglihatan dengan koreksi. Perbandingan antara kedua grup tidak signifikan secara statistik. Tren positif tampak kategori adanya kista pada Spectrum Domain Optical Coherence Tomography (SD-OCT) dan pasien dengan Non-Proliferative Diabetic Retinopathy (NPDR).

ABSTRACT
Background: Bevacizumab intravitreal injection therapy in patients with diabetic macular edema (DME) especially with a central macular thickness more than 400 μm is considered ineffective. Corticosteroid addition to the standard therapy can help prevent the inflammation that happens in the progression of diabetic macular edema
Objective: to compare the result of combination of bevacizumab and dexamethasone intravitreal injection with bevacizumab monotherapy in patient with moderate to severe diabetic macular edema.
Methods: randomized controlled trial in two parallel group. Group A received bevacizumab intravitreal 1.25mg in 0.05cc, group B received bevacizumab 1.25mg and dexamethasone 0.5mg. Retinal sensitivity, central macular thickness (CMT) and visual acuity (VA) are evaluated in first and fourth week after injection.
Result: 22 patients from each group were evaluated. Median of age was 53,1+ 8,4 in group A and 55,1 + 8 in group B. Improvement of retinal sensitivity was 2.1dB and 2.03dB in group A and B respectively (p=0,673). There was reduction in CMT about 217µm in group A and 249 µm in group B (p=0,992). Visual acuity (VA) outcomes showed little difference between groups; +8.5 letter and +7.5 letter in group A and group B respectively. Intragroup analysis shows significant differentiation in each outcome in both groups.
Conclusion: combination of intravitreal bevacizumab and dexamethasone clinically improved retinal sensitivity, CMT and VA in patient with DME. There was no statistical difference between in retinal sensitivity, CMT and VA after therapy in both groups. Positive trend was showed especially in patient with cyst appearance in Spectrum Domain Optical Coherence Tomography (OCT) and Non-proliferative Diabetic Retinopathy (NPDR) patient. "
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Nilamsari
"Ulkus diabetikus merupakan komplikasi menahun yang paling banyak bagi penderita diabetes melitus, baik ditinjau dari lamanya perawatan, biaya tinggi yang diperlukan untuk pengobatan yang menghabiskan dana tiga kali lebih banyak dibandingkan tanpa ulkus. Antibiotik merupakan pilihan yang digunakan untuk terapi infeksi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perbaikan klinis dari pasien, dan faktor apa yang paling mempengaruhi, dan mengevaluasi sensitifitas dari antibiotik terhadap kuman terbanyak yang menginfeksi ulkus diabetikus. Disain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional retrospektif. Sampel yang digunakan sebanyak 87 sampel yang berasal dari data rekam medis pasien yang mengalami ulkus diabetikus pada tahun 2013-2014. Uji statistik yang digunakan adalah chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari usia, derajat luka, perubahan jenis antibiotik, perubahan dosis antibiotik, faktor yang paling mempengaruhi perbaikan klinis adalah perubahan dosis (p = 0,017) dan lama rawat (p = 0,036). Kuman penginfeksi terbanyak adalah Acinetobacter baumanii complex (21,8%) diikuti oleh Klebsiela pneumonia (20,7%), dan Eschericia coli (10,3%). dari ketiga kuman penginfeksi, hanya Eschericia Coli yang masih menunjukkan sensitifitas yang baik terhadap antibiotik yang digunakan sebagai pilihan terapi di RSUD Arifin Achmad, Pekanbaru.

Diabetic ulcer is the most chronic complications for people with diabetes, both in terms of duration of treatment, the high costs required for treatment, which cost three times more than without ulcers. Antibiotics are the treatment options that used for infection. The study aims to determine the factors that influence the clinical improvement of the patient, and what factor most influence, and evaluate the sensitivity of antibiotics against bacteria that infect ulcers diabeticus. Design study is a cross-sectional retrospective. This research takes 87 samples were used as a sample. Population are from the medical records of patients who experienced ulcer in the year 2013-2014. Statistical test used was chi-square. The results showed that of the age, the degree of injury, changes in types of antibiotics, antibiotic dosage changes, the factors that most influence the clinical improvement is the dosage’s change (p = 0.017) ang Length of stay (p = 0,036) and the most bacteria that infected the wound were Acinetobacter baumannii Complex (21.8%) followed by Klabsiela Pneumonia (20.7%), and Escherichia coli (10.3%), and from the three germ that infected most, only Escherichia coli which still shows good sensitivity to antibiotic that used as a therapeutic option in the Arifin Achmad Hospital in Pekanbaru."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfy S.P. Fibryanti
"Skripsi ini membahas permasalahan mengenai penilaian kinerja yang biasa sering terjadi dalam proses penilaian kinerja karyawan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif, teknik penarikan sample menggunakan total sampling, dalam hal ini peneliti menarik sampel para karyawan PT Dongbang Development pada Apartemen Taman Raja. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang berisi pernyataan-pernyataan mengenai dimensi-dimensi penilaian kinerja, antara lain relevansi. sensitifitas, reliabilitas, akseptabilitas, dan praktis. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik rentang kriteria.
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa persepsi karyawan terhadap pelaksanaan penilaian kinerja adalah ?CUKUP BAIK?. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan penilaian kinerja karyawan telah berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

The focus of this study is the problem of productivity assessment in the company often arises not only along with the opinion of its employee. In this research, the researcher is using quantitative approach with descriptive research type. The sampling technique is using total sampling which is using employees of PT Dongbang Development at Kings Gate Mansion as the sample. The data is collected by using questioners which consists of questions referring to productivity assessment dimension, i.e. relevancy, sensitivity, reliability, acceptability, and practical. The tool of this research is using criteria array technique.
The result of this research states the employee perception to productivity assessment is GOOD ENOUGH. Base on this research, it can be conclude that the productivity has been conducted well base on the procedure."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arba`i Yusuf
"Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT) merupakan salah satu metode visualisasi gambar tiga dimensi menggunakan efek kapasitansi. Perkembangan algoritma rekonstruksi sinyal ini sangat pesat, tetapi perkembangan hardware ECVT belum banyak dilakukan. Tulisan ini menjelaskan cara mendesain rangkaian ECVT berbasis teknologi CMOS switch dengan resolusi dan sensitivitas tinggi. Metode yang digunakan dalam mengukur kapasitansi ini adalah sistem charge discharge dengan rangkaian aktif differensial dengan clock sebesar 500KHz dan kemiringan pulsa sebesar 240 ns. Pengujian sinyal mulai dari clock, sistem charge discharge, penguatan dan pemfilteran menggunakan alat ukur berupa oscilloscope digital Tektronix TDS2002B. Setelah dilakukan pengujian didapatkan bahwa sistem data akuisisi (DAS ECVT) ini mampu mengukur perubahan kapasitansi dengan resolusi sebesar 0.21 femto farad untuk elektroda yang dekat dengan transmitter dan 0.42 femto farad untuk elektroda yang jauh dengan transmitter. Sedangkan sensitifitas sistem DAS ini adalah 0.2551 fF/mV (femto farad per milivolt). Besarnya noise yang terukur sebesar 0.0822 mV untuk elektroda yang dekat dengan transmitter dan 0.1644 mV untuk elektroda yang jauh dari transmitter. Setelah dilakukan eksperimen rekonstruksi citra, sistem DAS ECVT ini mampu menghasilkan citra yang bagus dan dengan bentuk yang mirip dengan aslinya.

Electrical capacitance volume tomography (ECVT) is one of the three-dimensional image visualization method using capacitance effects. Development of the signal reconstruction algorithm is very fast, but development has not done a lot ECVT hardware. This paper describes how to design technology-based ECVT CMOS circuit switches with high resolution and sensitivity. The method used in measuring this capacitance discharge charge system with active circuit with a differential slope of the clock at 500KHz and pulse of 240 ns. Test signal from the clock, discharge charge system, strengthening and filtering using measuring instruments such as Tektronix TDS2002B digital oscilloscope. After testing it was found that the data acquisition system (DAS ECVT) is capable of measuring changes in capacitance with resolution of 0.21 femto farad to close to the transmitter electrode and 0.42 femto farad are far from the transmitter elektrode. Meanwhile the sensitivity of this DAS is 0.2551 FF / mV (femto farad per milivolt). The amount of noise measured at 0.0822 mV for electrodes close to the transmitter and 0.1644 mV for the electrode distance from the transmitter. After doing the experimental image reconstruction, ECVT DAS system is capable of producing a good image and a shape similar to the original."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29117
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Irawana
"ABSTRAK
Dalam kurun waktu sepuluh tahun ini para ilmuwan sudah mulai meneliti kemungkinan penggabungan dua bidang Manajemen Resiko dan Value Engineering sebagai metode untuk menghasilkan analisa kegiatan manajemen proyek yang efektif di kegiatan proyek. Pada studi ini dilakukan analisis terhadap contoh penggabungan dua bidang Manajemen Resiko dan Value Engineering pada proyek pengolahan gas di Pulau Gading, Provinsi Jambi. Pada laporan HAZOP proyek dengan level resiko paling tinggi pada tahap awal proyek ditentukan kegiatan apa saja yang termasuk inovasi fungsi oleh value engineering dalam menurunkan level resikonya dengan terlebih dahulu melakukan analisa sensitifitas dengan bantuan crystal ball untuk menentukan konsekuensi mana paling sensitif dalam menimbulkan beresiko. Inovasi fungsi yang dilakukan dalam usaha menurunkan level resiko yang mengakibatkan pemabahan dan pengurangan biaya adalam termasuk contoh yang penerapan value engineering yang efektif.

Abstract
In more than ten years, it is been studying by sciencetist about the probability integrating risk management and value engineering as a methode to analize efective management acivities. This study analized example of integration risk management and value engineering in gas processing project in Gading island, Jambi. On HAZOP report, on the node with the highest risk level in prelimenary design determined which activity include value engineering inovating function to reduce the risk by analizyng the sensitivity with crystal ball at first to find the most sensitive consequence cause highest risk level. Function inovation that result reduction and addition cost to lower risk are one of the efective application of value engineering."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43467
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
I Nyoman Budi Hartawan
"Latar belakang: Penilaian fluid responsiveness merupakan masalah dalam tatalaksana pasien, terutama pasien dengan penyakit kritis. Stroke volume variation (SVV) adalah parameter hemodinamik untuk menilai fluid responsiveness. Pengukuran SVV dapat dilakukan dengan USCOM, yang merupakan alat pemantauan hemodinamik non invasif berbasis ekokardiografi Doppler
Tujuan: Mengetahui nilai cut-off point (titik potong optimal) SVV dengan USCOM sebagai prediktor fluid responsiveness pada pasien yang bernapas spontan maupn dengan ventilasi mekanik.
Metode: Penelitan dilaksanakan di Pediatric Intensive Care Unit (PICU) dan UGD (Unit Gawat Darurat). Penelitian ini merupakan uji diagnostik dengan menggunakan peningkatan stroke volume (SV) setelah challenge cairan ringer laktat 10 ml/kg berat badan selama 15 menit sebagai indek. Subyek penelitian baik yang bernapas spontan maupun dengan ventilasi mekanik. Peningkatan nilai SV ≥10% disebut responder dan < 10% disebut non responder. Pengukuran SV dengan USCOM dilakukan sebelum dan setelah challenge, dan pengukuran SVV dilakukan sebelum challenge cairan.
Hasil: Sebanyak 73 pengukuran terhadap subyek di PICU dan UGD. Area under curve (AUC) untuk seluruh subyek adalah 85,6% (95% IK 77,1% - 94,1%), p < 0,05. Titik potong optimal SVV adalah 28,5%, dengan sensitivitas 81,8% dan spesisifitas 75,9%. AUC subyek ventilasi mekanik adalah 76,6% (95% IK 60,1%-93,1%), p < 0,05. Titik potong optimal SVV adalah 30%, dengan sensitivitas 72,7% dan spesisifitas 70%. AUC subyek dengan pernapasan spontan adalah 93,7% (95% IK 84,6% - 100%), p < 0,05. Titik potong optimal SVV 28,5%, dengan sensitivitas 90,9% dan spesisifitas 84,2%.
Simpulan USCOM memilki validitas yang baik untuk menilai SVV baik pada pasien bernapas spontan maupun dengan ventilasi mekanik.

Background: Assessment of fluid responsiveness is a problem in the management of patients, particularly patients with critical illness. Stroke volume variation (SVV) is a hemodynamic parameter to assess fluid responsiveness. Measurement of SVV could be done by USCOM, which is a non-invasive hemodynamic monitoring tool based on Doppler echocardiography.
Objective: To determine the optimal SVV cut-off point measured by USCOM as a predictor of fluid responsiveness in spontaneously breathing and mechanically ventilated patients.
Methods: Research was conducted in the pediatric intensive care unit (PICU) and emergency room (ER). This study is a diagnostic test based on the increment of stroke volume (SV) after fluid challenge using Ringer's lactate 10 mL / kg body weight for 15 minutes as an index. The subjects are both spontaneously breathing and mechanically ventilated patients. Responders are those who experienced increment ≥10% from baseline SV, and non-responders are those who did not meet the criteria. Measurements of SV using USCOM were performed before and after fluid challenge, meanwhile SVV measurement was performed before fluid challenge.
Results: A total of 73 measurements were performed at the PICU and ER. Area under the curve (AUC) for all subjects was 85.6% (95% CI 77.1% - 94.1%), p value <0.05. Optimal SVV cut-off point was 28.5%, with sensitivity of 81.8% and specificity 75.9%. In mechanically ventilated subgroup, the AUC was 76.6% (95% CI 60.1% -93.1%), p value <0.05. The optimal SVV cut-off point of this group was 30%, with sensitivity of 72.7% and specificity of 70%. Lastly, the AUC of subjects with spontaneous breathing was 93.7% (95% CI 84.6% - 100%), p value <0.05. The optimal SVV cut of point in this group was 28.5%, with sensitivity of 90.9% and specificity of 84.2%.
Conclusion: USCOM is valid for assessing SVV as a fluid responsiveness predictor, in patients with spontaneous breathing and mechanical ventilation."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhri Muhamad Rizaldi
"ABSTRAK
Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit yang paling sering ditemukan pada populasi lansia di perkotaan. Lansia merupakan populasi yang rentan mengalami DM. Faktor risiko penyakit DM pada lansia di perkotaan adalah kurangnya aktivitas fisik. Gejala DM yang umum ditemui di perkotaan adalah penurunan sensitivitas kaki yang berdampak rasa kebas dan kesemutan pada kaki. Salah satu intervensi yang tepat diberikan untuk menangani gejala tersebut adalah peningkatan sensitivitas kaki melalui senam kaki dan terapi SPA kaki. Senam kaki dan terapi SPA bermanfaat untuk melancarkan sirkulasi darah dan meningkatkan sensitivitas kaki. Praktik profesi ini bertujuan untuk menguji intervensi senam kaki dan terapi SPA kaki untuk meningkatkan sensitivitas kaki pada lansia dengan DM. Hasil asuhan keperawatan yang dilakukan selama 12 kali pertemuan menunjukkan peningkatan nilai sensitifitas kaki kanan dari 5 menjadi 8 dan kaki kiri dari 5 menjadi 7. Intervensi keperawatan ini perlu dilakukan secara rutin untuk mendapatkan efek yang lebih baik.

ABSTRACT
Diabetes mellitus (DM) is one of the most common diseases in the elderly population in urban areas. Elderly is a population that is vulnerable to DM. The risk factors in the elderly in urban areas is lack of physical activity. The symptoms of diabetes mellitus that is commonly found in urban areas is a decrease in foot sensitivity that affects numbness and tingling in the legs. The interventions given to treat these symptoms is an increasing in foot sensitivity which is foot exercises and foot SPA therapy. Foot exercises and SPA therapy are useful for blood circulation and increasing foot sensitivity. The study aims to examine foot exercises intervention and foot SPA therapy to improve foot sensitivity in elderly with DM. The results of nursing care carried out for 12 meeting showed an increasing in the sensitivity of the right foot from 5 to 8 and the left foot from 5 to 7. This nursing intervention needs to be done routinely to get a better effect."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>