Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 79 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rukini Suwito
"Penelitian ini dilakukan daiam usaha untuk mengetahui pengaruh kadmium dan seng dalam pakan ayam terhadap kondisi ayam pedaging. Kadmium adalah logam yang beracun dan seng adalah logam esensiil. Mereka selalu ditemukan bersamaan dalam tambang maupun dalam jaringan hewan. Seng dapat mencegah keracunan kadmium. Penelitian dilakukan terhadap 125 ekor ayam pedaging yang terbagi dalam 5 kelompok perlakuan, yaitu : I. Kelompok kontrol, II. Kelompok yang diberi 50 ppm Cd, III. 100 ppm Cd, IV. 50 ppm Cd + 50 ppm Zn, dan V. 100 ppm Cd + 50 ppm Zn dalam pakannya. Berat badan dan konsumsi pakan diukur setiap minggu selama 4 minggu perlakuan. Sampel hati dan ginjal ayam diambil setiap minggu, didigesti dengan campuran asam dan dianalisis. Analisis dilakukan dengan menggunakan alat Spektrofotometer Serapan Atom. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kadmium pada ayam pedaging terakumulasi dalam hati dan ginjal. Konsumsi pakan dan berat badan ayam dihambat oleh kadmium, tetapi dengan penambahan seng ke dalam pakannya, toksisitas kadmium dapat dicegah. Dapat disimpulkan bahwa seng baik untuk mencegah toksisitas kadmium walaupun akumulasi kadmium dalam Jaringan tidak dipengaruhi.

The aim of this study was to reduce the effect of cadmium toxicity on zinc supplementation in the chicken feed, because cadmium is a toxic metal and zinc is an essential element. Both metal are usually present naturally in the mixing area. A huhdreed and twenty five broiler chicken were divided in to 5 group. Each group was treated by 50 ppm Cd, 100 ppm Cd, 50 ppm Cd add 50 ppm zn, 100 pmm Cd add 50 ppm Zn, in their feed and a control group respectively. Body weight and feed consumption were measured every week during 4 week treatment. Sample of liver and kidney of chicken were collected every week as same as measuring the body weight, digested with acid mixture and analysed by atomic absorption spectrofotometer. The results indicated that cadmium was acummulated in the liver and kidney were increased coincided with longer time and dosis of exposure. Feed consumption and the body weight of chicken were inhibited by cadmium toxicity, but by added zinc in their feed the toxicity of cadmium was prevented. This study was concluded that zinc was a good treatment for cadmium toxicity, althought the acummulation of cadmium in the tissue was no affected."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iskandar Rusnawie
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1984
S17210
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veronica Normalina
"Proses oenqelasan titik banyak dipakai pada industri otomotif untuk menyambung lembaran Baja lapis Seng. Dengan adanya lapisan seng menyebabkan sifat mampu las baja barbeda dengan baja tanpa lapisan. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan besar tekanan elektroda arus listrik dan waktu pengelasan yang optimum untuk memperoleh hasil pengelasan yanq baik. Kondisi pengelasan divariasikan denqan arus listrlk 10000 A. 11000 A dan 12000 Q. tekanan elektroda vang d1DEF1kan adalah 1.5 bar. 2.0 bar dan 2.5 bar serta waktu pengelasan 15 siklus. 17 siklus dan 19 siklus. Setelah pengelasan dilakukan pengujian kekuatan tarik geser. kekuatan tarik normal. kekerasan mikro, pengamatan penampung makro SEFKB analisa struktur mikro. Hasil mengujian menunjukkan. bahwa kondisi optimum diperoleh pada tekanan 1,5 bar arus listrik 12000 A serta waktu pengelasan 17 siklus. yaitu Deban tarik geser maksimumnya 237.7 kg. Beban tarik normal maksimum 20/.3 kq. ra51a keuletan lasan 0.972, diameter manxk las 5.621 mm. indentasi 16.25 Z Serta Denetrasi 78.12"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41194
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Indra Anwar
"Paduan aluminium - seng memiliki respons yang paling tinggi terhadap perlakuan panas dibandingkan dengan paduan luang aluminium lainnya. Rasio Zn:Mg di dalam paduan sangat menentukan sifat paduan ini. Komposisi ruangan paduan dihasilkan dari peleburan dengan menggunakan dapur krusibel tipe ciduk, sedangkan cetakan yang dipergunakan adalah cetakan pasir dengan standar ASTM B 26M-92a, yang hasilnya sudah merupakan sampel uji tarik. Variasi jumlah penambahan unsur magnesium dalam paduan ini adalah 0%. 1%. dan 2%. Proses perlakuan panas yang dilakukan meliputi perlakuun pelarutan pada temperatur 480'C. 500'C, dan 520'C selama 12 jam, dengan pencelupan media air diikuti dengan penuaan buatan pada temperatur 175'C selama 10 jam. Dari hasil penelitian diketahui bahwa paduan yang tidak mengandung unsur Mg, maupun yang memiliki unsur Mg tidak memperlihatkan respons yang berarti terhadap proses perlakuan panas sehingga tidak menunjukkan perubahan sifat mekanis yang cukup berarti. Tetapi peningkatan kekuatan mekanis yang sangat drastis terjadi setelah dilakukan penambahan Mg .sebesar 1%, pada penambahan dari 1% ke 2% tidak memperlihatkan perubahan sifat mekanis yang besar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41247
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roni Hadiwijaya
"Baja karbon rendah digunakan pada pipa penyalur untuk menyalurkan gas basah. Material baja karbon rendah yang terkorosi dikarakterisasi dengan XRD dan menunjukkan produk korosi merupakan fasa Siderite (FeCO3) dengan struktur kristal BCC, Magnetit (Fe3O4) dengan struktur kubik, dan puncak Fe-α dengan struktur kristal BCC. Hasil karakterisasi SEM-EDX memperlihatkan Calcium Carbonat (CaCO3) dipermukaan sampel dengan beberapa lubang (pit). Permukaan lubang (pit) tersebut memperlihatkan kawah korosi dengan lapisan-lapisan bertingkat oksida korosi. Hasil EDX menunjukaan unsur elemen C, O, Si, S, Cl, Ca dan Fe dipermukaan. Hasil kekerasan menunjukkan peningkatan kekerasan 196,6 HV dari 114,4 HV untuk baja karbon. Laju korosi aktual hasil pengukuran ketebalan didapatkan 0,325 mmpy. Pada penelitian ini, permukaan baja dilapisi Sn- Zn dengan metode elektroplating pada larutan 0,23 M SnSO4 dan 0,21 M ZnSO4. Karakterisasi lapisan Sn-Zn dilakukan dengan XRF, didapatkan Sn-Zn dengan variasi Zn 0,5%, 2,5%, 5,8% dan 10,5%. Hasil XRD menunjukkan fasa Sn dengan kristal tetragonal dan Zn dengan kristal HCP. Hasil SEM lapisan Sn-Zn menunjukkan mikrostruktur permukaan terbentuk β-Sn, β-Sn-eutectic, β-Sn+Zn dan Zn rich. Uji Potensiodinamik pada 3,5% NaCl scan rate 0,1 (V/detik) pada suhu 32 oC diperoleh lapisan Sn-Zn memiliki potensial -1,286 V pada Zn 2,5% yang lebih negatif dibandingkan dengan substrate Fe dengan potensial -0,761 V. Hal ini mengkonfirmasi lapisan Sn-Zn dengan potensial Zn yang lebih negatif memberikan proteksi pada Fe.

Low carbon steel is used in pipeline to transport wet gas. Corrosion material of low carbon steel has been characterized by XRD and shows that the corrosion product is Siderite (FeCO3) with BCC crystal structure, magnetite (FeCO4) with a cubic crystal structure, and Fe-α peaks with BCC crystal structure. SEM-EDX characterization results showed calcium carbonate (CaCO3) on the surface of the sample with a holes (pits), The surface of the pit shows a corrosion crater with a layer grades of corrosion oxide. The EDX results show the element C, O, Si, S, Cl, C and Fe on the surface. The hardness result showed an increase 196,6 from 144,4 HV for carbon steel. The actual corrosion rate of the thickness measurement result obtain 0,325 mmpy. In this study, the surface of carbon steel was coated with Sn- Zn by electroplating method with a solution 0.23 M SnSO4 and 0.21 M ZnSO4. Characterization of the Sn-Zn layer was carried out using XRF and obtain Sn-Zn with variations of Zn 0.5%, 2.5%, 5.8% and 10.5%. XRD results showed singlephase Sn with Tetragonal crystal structure and Zn with HCP structure. SEM results of the Sn-Zn showed that microstructure was formed of β-Sn, β-Sn+eutectic and Zn rich. Potentiodynamic test with 3.5% NaCl scan rate 0,1 V/Sec at 32 oC obtained a Sn-Zn layer with a potential of -1.286 V at 2.5% Zn which was more negative than the Fe substrate with a potential of -0.761 V. This confirms that the Sn-Zn layer with mote negative Zn potential provides protection for Fe."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anin Ika Rosa
"Seng merupakan mikronutrien yang penting dalam masa pertumbuhan anak dan untuk menjaga daya tahan tubuh pada masa pandemi ini. Seng tidak memiliki cadangan yang besar yang dapat menyimpan atau mengeluarkan seng sesuai dengan kebutuhan, sehingga seng menjadi penting untuk diperhatikan kecukupannya. Kekurangan seng lebih mungkin terjadi selama masa kanak-kanak, ketika kebutuhan harian seng lebih tinggi. Defisiensi seng dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan, sehingga dapat berdampak pada status gizi dan pertumbuhan. Kadar seng rambut dapat menggambarkan status seng secara kronis, lebih stabil, dan lebih sesuai digunakan pada anak karena kurang invasive. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi asupan seng dengan kadar seng rambut anak usia 2-3 tahun. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan data subjek dilakukan di Kelurahan Kampung Melayu (n=70) dan dilakukan pemeriksaan kadar seng rambut. Dari penelitian ini didapatkan median asupan seng adalah 6 (1,2-22,5) mg/hari dan sebanyak 20% anak memiliki asupan seng yang kurang. sedangkan nilai median kadar seng rambut adalah 132 (30-451) μg/g dan sebanyak 17,1% anak memiliki kadar seng rambut dibawah nilai normal. Hasil analisis menunjukkan korelasi negatif sangat lemah antara asupan seng dengan kadar seng rambut, namun secara statistik tidak bermakna (r=-0,077, p=0,528). Sedangkan untuk faktor faktor yang berhubungan, didapatkan hasil korelasi positif lemah bermakna antara nilai VAS nafsu makan dan kadar seng rambut (r=0,247, p=0,039). Sebagai kesimpulan, asupan seng pada anak usia 2-3 tahun tidak berkorelasi dengan kadar seng rambut, dan faktor yang berhubungan dengan kadar seng rambut adalah nilai VAS nafsu makan

Zinc is an important micronutrient in the growth period of children and to maintain the immune system during this pandemic. Zinc does not have a large reserve that can store or release zinc as needed, so it is important to pay attention to its adequacy. Zinc deficiency is more likely during childhood, when daily zinc requirements are higher. Zinc deficiency can cause loss of appetite, which can have an impact on nutritional status and growth. Hair zinc levels can describe chronic zinc status, are more stable, and are more suitable for use in children because they are less invasive. The purpose of this study was to determine the correlation of zinc intake with hair zinc levels of children aged 2-3 years. This study used a cross-sectional design. Subject data collection was carried out in Kampung Melayu Sub-district (n=70) and hair zinc levels were examined. From this study, it was found that the median intake of zinc was 6 (1.2-22.5) mg/day and as many as 20% of children had insufficient zinc intake. while the median hair zinc level was 132 (30-451) g/g and 17.1% of children had hair zinc levels below the normal value. The results of the analysis showed a very weak negative correlation between zinc intake and hair zinc levels, but not statistically significant (r=-0.077, p=0.528). For the associated factors, there was a significant weak positive correlation between VAS appetite value and hair zinc levels (r=0.247, p=0.039). In conclusion, zinc intake in children aged 2-3 years did not have a correlation with hair zinc levels, and factor associated to hair zinc levels was VAS appetite value."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patricia Gabrielle Tjipta Joewana
"Seng pada ASI merupakan nutrient yang penting bagi kesejahteraan ibu dan bayi namun masih jarang diteliti. Rerata kadar seng pada ASI ibu menyusui di Indonesia belum didapatkan pada penelitian-penelitian terdahulu. Defisiensi asupan seng dapat mengganggu transfer seng dari tubuh ibu menuju ASI. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui hubungan antara asupan seng dengan kadar seng pada air susu ibu serta untuk mengetahui rerata kadar seng dalam ASI ibu menyusui di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang yang dilakukan di Puskesmas Cilincing dan Grogol Petamburan, Jakarta pada bulan Februari─April 2019. Sebanyak 99 subjek ibu menyusui 1-6 bulan postpartum berusi 20-49 tahun direkrut menggunakan metode sampel konsekutif. Data karakteristik dasar dan asupan nutrien diambil melalui wawancara sedangkan kadar seng pada ASI diukur melalui pemeriksaan FAAS di laboratorium. Data kemudian diolah menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa defisiensi asupan seng terjadi pada 65% subjek dan kadar seng ASI yang rendah didapati pada 38,8% subjek. Tidak didapatkan hubungan bermakna antara asupan seng ibu menyusui dengan kadar seng ASI (p= 0,858) sekalipun telah dilakukan kontrol terhadap faktor-faktor perancu. Kadar seng ASI berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi (r=-0,187, p=0,001) sehingga acuan asupan seng untuk bayi perlu disesuaikan dengan usia bayi

Breast milk zinc content is important for maintaining mother and baby health but the research is rarely done. Average breast milk zinc content of lactating mother in Indonesia is also unkown in previous researches. Zinc intake deficiency could lead to disruption in zinc transfer to the breastmilk. This study was determined to know the relationship between zinc intake and zinc breast milk content in lactating mother. This was a cross sectional study done in Cilincing and Grogol Petamburan health center from February 2019 to April 2019. There were 99 lactating mothers aged 20-49 years who have babies aged 1-6 month recruited using consecutive sampling method. Basic characteristic data were collected with interview method. Zinc breastmilk content data were gained using FAAS method in laboratory. Result shows that 65% of the subjects were having zinc intake deficiency and 38.8% lactating mothers were having low breast milk zinc content. There were no relationship between zinc intake and breast milk zinc content (p= 0.858) even after control be done on confounding factors. Zinc breast milk content decrease as babies age (parameter estimation=-0.187 , p=0.001) so the standard of breast milk zinc content should be revised according to baby age."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ekky M. Rahardja
"ABSTRAK
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Data statistik menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, jumlah manula di Indonesia meningkat dari 6,9 juta pada tahun 1980 menjadi 11.5 juta pada tahun 1990. Pada manula, berkurangnya gigi-geligi dan atrofi tunas pengecap dapat menyebabkan berkurangnya masukan energi dan zat gizi lainnya, termasuk seng. Defisiensi seng dapat menyebabkan gangguan ketajaman pengecap. Telah diketahui bahwa seng terdapat dalam berbagai bahan makanan. Seng dari bahan makanan asal nabati sukar diserap karena adanya asam fitat dan serat yang membentuk senyawa tidak larut dengan seng. Sebaliknya, bahan makanan asal hewani sebagai sumber seng, relatif lebih mahal. Oleh karena itu, suplementasi seng dipertimbangkan sebagai cara lain untuk meningkatkan masukan seng. Tujuan penelitian ini ialah menilai pengaruh suplementasi seng terhadap perbaikan gangguan ketajaman pengecap manula yang mengalami defisiensi seng. Seng dalam bentuk kapsul seng sulfat a 220 mg diberikan per oral setiap hari selama 4 minggu. Penelitian dilakukan secara acak sederhana tersamar ganda terhadap 60 manula. Manula dibagi dalam 2 kelompok, masing-masing 30 orang. Kelompok kontrol diberi kapsul plasebo dan kelompok perlakuan diberi kapsul seng sulfat buatan PT Kimia Farma. Data 10 manula kelompok perlakuan dikeluarkan karena diketahui meminum kapsul tidak sesuai ketentuan.
Hasil dan Kesimpulan: Nilai rata-rata (X) kadar seng plasma kelompok kontrol dan perlakuan sebelum dilakukan suplementasi adalah berturut-turut 75,0 ± 9,33 μg/dL dan 78,3 ± 8,23 , μg/dL. Hasil uji Anova dan Perbandingan Multipel menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol, kadar seng plasma sebelum dan sesudah diberi plasebo tidak berbeda bermakna walaupun intervensi dilakukan 7 - 8 bulan kemudian. Sesudah suplementasi ternyata kadar seng plasma kelompok perlakuan (113,5 ± 20,19 μg/dL) meningkat secara bermakna dibandingkan kelompok kontrol (83,23 ± 10,37 μg/dL). Hasil tes kecap Smith menunjukkan bahwa 5 (16,7%) manula kelompok kontrol dan 9 (45%) manula kelompok perlakuan mengalami perbaikan ketajaman pengecap. Uji Chi-square menunjukkan bahwa perbaikan tersebut berbeda bermakna (p < 0,05). Kesimpulannya ialah suplementasi seng mampu memperbaiki ketajaman pengecap manula.

ABSTRACT
Scope and Method of Study: The statistical data showed that within the last 10 years, the number of the elderly in Indonesia increased from 6.9 millions in 1980 to 11.5 millions in. 1990. In the elderly, the missing of the teeth and the atrophy of the taste buds may cause inadequate intake of the energy and other nutrients, including zinc. Zinc deficiency has been associated with depressed taste acuity. Zinc is found in many foodstuffs. The absorption of zinc from plant products is difficult due to the presence of phytic acids and fibers which form an insoluble complex with zinc. In contrast, animal proteins as the source of zinc are relatively more expensive. Thus, the supplementation of zinc is considered as an alter-native way to increase the zinc intake. The aim of this study is to assess the effect of zinc supplementation on the improvement of the taste acuity of the elderly. The zinc supplement was given orally once a day for 4 weeks in the form of capsule containing 220 mg zinc sulfate. A double-blind study was designed on 60 zinc deficient subjects who showed depressed taste acuity. The subjects were divided into 2 groups, each consisted of 30. The placebo and zinc sulfate capsules prepared by PT Kimia Farma were given to the control and treatment groups, respectively. Due to the history of not taking the capsule regularly as it was required, data of 10 subjects of the treatment group were excluded from statistical analysis.
Findings and Conclusions: The mean plasma zinc concentration of the control and treatment groups before the supplementation period were 75.0 ± 9.33 μg/dL and 78.3 ± 8.23μg/dL, respectively. Statistical analysis using Anova and Multiple comparison showed no significant change in the plasma zinc level of the control group be-fore and after supplementation of placebo, although the intervention was conducted 7 - 8 months thereafter. After 4 weeks, the plasma zinc level of the treatment group (113.5 ± 20.19 μg/dL) were significantly higher than those of the control group (83.23 1-10.37 μg/dL). The Smiths's test showed the improvement of the taste acuity on 5 (16.7%) subjects of the control group and 9 (45%) of the treatment group. Chi-Square's test showed that the improvement was significant (p < 0.05). It can be concluded that the effect of zinc supplementation on the improvement of the taste acuity of the aged was significant.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aminah
"Pengolahan bijih sulfida diperlukan untuk menghasllkan mineral-mineral sutfida yang akan digunakan sebagal bahan baku proses lanjutan untuk menghasilkan logam-logam timbal, tembaga, dan seng. Teknik pengolahan yang digunakan adalah dengan cara flotasi, yang telah luas digunakan di dalam Industri pengolahan mineral.
Flotasi dilakukan terhadap mineral tembaga dan seng sutfida dari bijihnya. Anailisis mineralogi dilakukan untuk mengetahui jenis mineral utama yang terdapat di dalam bijih sulfida. Analisis ayak dilakukan untuk mengetahui distribusi ukuran butiran yang ada di dalam bijih, setelah direduksi ukurannya. Dart hasil anailsis ayak dan analisis kimia secara kuantitatif didapatkan kadar kumulatif unsur logam tembaga dan seng , mewakili mineral tembaga dan seng sulfida yang terdapat dl dalam bijih. Analisis derajat liberasi juga dilakukan untuk mengetahul persen liberasi mineral tembaga dan seng sulfida, pada beberapa selang ukuran butiran bijih sulfida.
Pengaruh pH, jenis dan konsentrasi kolektor terhadap perolehan mineral tembaga clan seng sutfida pada proses flotasi diamati dengan mengukur distribusi tiap mineral 109am sutfida yang ada dl dalam konsentrat dan tailing dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom.
Perolehan terbaik didapatkan pada saat pH campuran 9 dengan menggunakan konsentrasi kolektor Aero 3477 (dilsobutil dltlofosfat) 0,0550 g/kg bijih, menghasilkan perolehan tembaga sulfida sebesar 75,76% dan seng sutfida sebesar 82,68%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Mawasthama
"Laju pertumbuhan industri otomotif yang kian pesat di Indonesia dalam rangka memenuhi tingkat kebutuhan akan komponen maupun kendaraan bermotor selalu menemui berbagai hambatan akibat tingkat kegagalan (reject) produksi yang tinggi. Kondisi ini terjadi akibat timbulnya cacat, seperti coldshut dan misrun, pada komponen hasil proses pengecoran yang sebagian besar menggunakan material dasar paduan aluminium. Salah satu penyebab terjadinya cacat-cacat tersebut adalah rendahnya fluiditas atau mampu alir logam cair, yang tentunya dapat berakibat terhadap rendahnya kualitas maupun kuantitas hasil produksi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji nilai fluiditas paduan aluminium ADC 12 dengan menggunakan metode vacuum suction test melalui variasi temperatur tuang sebesar 640 _C, 660 _C, 680 _C, dan 700 _C, yang sebelumnya telah dilakukan penambahan unsur paduan Zn dengan variasi target komposisi 0.86 wt.% (komposisi awal), 0.90 wt.%, 0.95 wt.%, 1.00 wt.%, dan 1.05 wt.%. Selanjutnya, pengamatan struktur mikro dilakukan tepat pada bagian ujung sampel dengan menggunakan zat etsa HF 0.5% pada kondisi optimum dan temperatur tuang standar paduan aluminium ADC 12. Selain itu, dilakukan pengujian kekerasan pada kondisi sampel as-cast dengan menggunakan metode Brinell pada tiap-tiap variasi komposisi Zn. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan temperatur tuang serta komposisi unsur paduan Zn secara umum mampu meningkatkan nilai fluiditas paduan aluminium ADC 12. Nilai fluiditas paling optimal dicapai pada komposisi 1.18 wt.% Zn, dimana pada temperatur tuang sebesar 680 _C panjang fluiditas akan mengalami peningkatan sebesar 23.17 % dari 25.33 cm (kondisi tanpa penambahan unsur Zn) ke 31.20 cm. Selanjutnya, pada komposisi Zn yang sama, panjang fluiditas akan mengalami peningkatan sebesar 23.42 % dan 26.90 cm sampai 33.20 cm pada temperatur 640 _C dan 700 _C. Selain itu, hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa peningkatan komposisi Zn mampu berkontribusi terhadap peningkatan kekerasan sebesar 23.65 % dari 55 BHN (kondisi tanpa penambahan unsur Zn) ke 68 BHN pada komposisi 1.24 wt.% Zn. Sedangkan, dari pengamatan struktur mikro tidak ada perubahan yang signifikan seiring peningkatan komposisi Zn serta unsur Zn tidak berperan dalam pembentukan fasa interdendritik sehingga tidak dapat diamati dengan menggunakan mikroskop optik maupun SEM (Scanning Electron Microscope)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40592
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>