Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Astri Maulinda Sari
"Kegiatan pemantauan terapi obat (PTO) dilakukan secara rutin dan teratur untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi pasien. PTO dilakukan pada pasien seminoma mediastinum di RSUP Persahabatan untuk memastikan kemoterapi berjalan dengan efektif dan maksimal.Analisis PTO dilakukan dengan menganalisis terapi obat yang didapatkan pasien berdasarkan data yang terdapat pada rekam medis pasien. Data didapatkan dari Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi SOAP dokter, perawat, dan apoteker data terapi dan obat yang diterima pasien selama dirawat dan hasil pemeriksaan laboratorium pasien.Masalah terkait obat terkait reaksi obat tidak dikehendaki ditemukan efek samping kemoterapi cisplatin dan dexamethasone menyebabkan pasien cegukan dan kemoterapi etoposide menyebabkan konstipasi. Indikasi tanpa obat ditemukan bahwa pasien belum buang air besar sejak hari pertama masuk rumah sakit.Pemberian obat dengan baik dan benar kepada pasien perlu diperhatikan supaya tidak terjadi kesalahan dalam pengobatan karena pasien termasuk kategori polifarmasi dengan jumlah obat yang diterima lebih dari 5 obat. Efek samping cegukan yang muncul dan konstipasi perlu dievaluasi setelah diberi pengobatan.

Drug therapy monitoring (PTO) activities are carried out routinely and regularly to ensure safe, effective, and rational drug therapy for patients. PTO is performed on mediastinal seminoma patient at Persahabatan General Hospital to ensure that chemotherapy run effectively. PTO analysis is carried out by analyzing the drug therapy received by the patient based on the data contained in the patient's medical record. Data were obtained from Integrated Patient Development Notes, doctors, nurses and pharmacists, data on therapy and drugs received by patients during treatment and results of laboratory examinations of patients. Drug-related problems related to adverse drug reactions found side effects of cisplatin and dexamethasone chemotherapy causing hiccups in patients and etoposide chemotherapy cause constipation. An indication without medication was found that the patient had not had defecate since the first day of admission to the hospital. It is necessary to pay attention to administering the drug properly and correctly so that there are no errors in treatment because the patient is included in the polypharmacy category with the number of drugs received more than 5 drugs. Side effects that appear hiccups and constipation need to be evaluated after being given treatment."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mario Reggynal
"Latar belakang: Tumor mediastinum merupakan salah satu jenis tumor yang jarang ditemukan dengan variasi klinis yang luas dan histopatologi yang berbeda. Berbagai data seperti usia, jenis kelamin, pemeriksaan radiologi dan penanda tumor harus digabungkan untuk menentukan kemungkinan diagnosis pada pasien. Penanda tumor wajib diperiksa pada kasus tumor mediastinum sehingga pendekatan diagnosis dapat dilakukan dengan lebih baik. Peneliti akan menggunakan berbagai data seperti karakteristik pasien, pemeriksaan laboratorium, radiologis dan penanda tumor  untuk membantu memperoleh prediksi diagnosis jenis tumor mediastinum. Metode: Penelitian ini menggunakan data sekunder dari rekam medis. Semua pasien dengan diagnosis tumor mediastinum berdasarkan hasil CT scan yang dilakukan biopsi. Data histopatologi jaringan didapat dari laboratorium Patologi Anatomi Rumah Sakit Rujukan Respirasi Nasional Persahabatan. Data usia, jenis kelamin, radiologis, hasil laboratorium dan penanda tumor akan digunakan untuk mengetahui karakteristik setiap jenis tumor. Dilakukan analisis bivariat dan multivariat untuk menentukan variabel yang berpengaruh dan sistem penghitungan skor berdasarkan data tersebut. Hasil: Sebanyak 174 subjek memenuhi kriteria inklusi dengan usia rata-rata 29 tahun, lebih banyak pada laki-laki (67,8%), yang paling banyak adalah limfoma mediastinum (41,4%), berlokasi di anterior (75,9%), tidak memiliki pembesaran KGB (78,7%) dan tidak menginfiltrasi organ sekitarnya (58%). Sistem penghitungan skor yang tertinggi terdapat pada jenis limfoma mediastinum tetapi hanya menunjukkan akurasi sebesar 59%. Kesimpulan: Secara statistik tidak ada sistem penghitungan skor prediksi yang mempunyai kekuatan yang baik karena tumor mediastinum mempunyai kemiripan berdasarkan karakteristik pasien dan bentuk tumor sehingga sulit dibuat suatu sistem penghitungan skor.

Background: Mediastinal tumors are tumors that rarely found compared to other types of tumors. These tumors have many clinical variations with different histopathologies. Various data such as clinical condition, age, gender, radiological examination and tumor markers must be combined to determine the possibility of diagnosis in the patient. Tumor markers must be checked in all cases of mediastinal tumors so that a better diagnostic approach can be taken. This research will use that data to obtain scoring sytsem for the diagnosis of mediastinal tumors. Hopefully this scoring system can help doctors to make a better diagnosis in case of mediastinal tumors. Method: This research used secondary data from medical records. All patients with a diagnosis of mediastinal tumor based on CT scan results performed biopsy. Histopathology data was obtained from the Anatomical Pathology laboratory in the Persahabatan Hospital National Respiratory Center. Age, gender, radiology, laboratory results and tumor markers will be used to determine the characteristics of each type of tumor. Bivariate and multivariate analyzes were carried out to determine the significantly variables and a scoring system based on this data. Results: A total of 174 subjects met the inclusion criteria with an average age 29 years, more males (67.8%), the most common tumor was mediastinal lymphoma (41.4%), located anteriorly (75.9%), did not have lymph node enlargement (78.7%) and did not infiltrate surrounding organs (58%). The highest score of scoring system is for mediastinal lymphoma but only shows an accuracy of 59%. Conclusion: Statistically, there is no specific prediction score calculation system that has good power because mediastinal tumors are similar based on patient characteristics and tumor shape, making it difficult to create a scoring system."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Freciyana
"ABSTRAK
Latar belakang: Seminoma testis yang gagal sembuh dengan penatalaksanaan konvensional memiliki prognosis buruk. Beberapa kejadian rekuren setelah dilakukan kemoterapi juga ditemukan. Programmed Death Ligand-1 (PD-L1) terekspresi pada berbagai keganasan dan tumor infiltrating lymphocytes(TILs) serta telah diketahui perannya sebagai faktor prognostik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran ekspresi PD-L1 pada seminoma testisdalam menentukanoverall survival(OS) danprogression free survival(PFS).
Bahan dan cara: Penelitian ini merupakan penelitiankohort retrospektif dengan desain analisis kesintasan. Data klinis diambil dari rekam medis RSUPN Cipto Mangunkusumo sejak Januari 2011-Desember 2016 yang diobservasi selama 2 tahun. Data histopatologik diambil dari Departemen Patologi Anatomik RSUPN Cipto Mangunkusumoyang kemudian dilakukan pulasan imunohistokimia PD-L1.
Hasil: Terdapat hubungan yang bermakna antara ekspresi PD-L1 pada sel tumor dengan 2-yearOS (p=0,023) dan PFS (p=0,002) padaseminoma testis.Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara ekspresi PD-L1 pada TILs dengan 2-year OS (p=0,235) dan PFS (p=0,111). Terdapat hubungan bermakna antara ekspresi PD-L1 pada sel tumor dan ekspresi PD-L1 pada TILs dengan PFS (p=0,019). Terdapat hubungan yang bermakna antara stadiumdengan 2-yearOS (p=0,010)dan PFS (p=0,000)serta metastasis kelenjar getah beningpada 2-yearOS (p=0,010)dan PFS (p=0,000).
Kesimpulan: Ekspresi PD-L1 pada sel tumor seminoma testis berhubungan dengan OS dan PFS, tetapi hubungan tersebut tidak ditemukan pada TILs.

ABSTRACT
Background: The prognosis of testicular seminoma who failed to be cured with conventional therapy is poor. Several recurrent events after chemotherapy were also found. PD-L1 is expressed in various types of malignancy and tumor infiltrating lymphocytes (TILs) and its role is known as a prognostic factor. This study was conducted to determine the role of PD-L1 expressionseminomain determining overall survival (OS) and progression free survival(PFS).
Materials and Methods: Thisis aretrospective cohort study with survival analysis. Clinical datawere obtained from medical record in RSUPN Cipto Mangunkusumo since January 2011-December 2016 and observed for 2 years. Histopathological datawere obtained from Anatomical Pathology Department and PD-L1 immunohistochemistry staining were performed.
Results: Asignificant correlation between PD-L1 expression in tumor cells with 2-year OS (p=0,023) and PFS(p=0,002) intesticular seminoma was found. Nosignificant correlation between PD-L1 expression in TILs with 2-year OS (p=0,235)and PFS (p=0,111).We also found significant correlations between PD-L1 expression in tumor cells and TILs with PFS (p=0,019). A significant correlation between stage with 2-year OS (p=0,010)and PFS (p=0,000) and lymph node metastases with 2-year OS (p=0,010) and PFS (p=0,000)
Conclusion: PD-L1 expression in tumor cells testicular seminoma were significantly correlated with OS and PFS. There were no statistically significant associations between PD-L1 expression in TILs with OS and PFS."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58911
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library