Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi Hartono
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
T40273
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lasino
Abstrak :
Semen merupakan bahan utama untuk pembuatan beton sangat penting perannya dalam kegiatan industri konstruksi sehingga diantara beton dan semen merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, dengan kata lain dimana ada pekerjaan beton disitu harus ada semen demikian pula sebaliknya
Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum , 2023
690 MBA 58:1 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Latief
Abstrak :
Pada penelitian ini dilakukan pengujian kuat tarik langsung, kuat tarik lentur, susut dan density dengan jumlah benda uji 250 buah. Pada penelitian ini dipakai 2 tipe Portland Composite Cement (PCC), Precious Slag Ball (PSB) dan Abu Sekam Padi (ASP) dengan komposisi campuran : 30% PCC (Portland Composite Cement) ? 30% ASP (Abu Sekam Padi) ? 40% PSB (Precious Slag Ball). Standar penelitian mengacu pada standar ASTM. Dari penelitian ini didapatkan kuat tarik langsung pada umur 28 hari sebesar 0.740 MPa untuk campuran PCC tipe 1 dan sebesar 0.641 MPa untuk campuran PCC tipe 2. Kuat tarik lentur pada umur 28 hari sebesar 1.750 MPa untuk campuran PCC tipe 1 dan sebesar 1.550 MPa untuk campuiran PCC tipe 2. Nilai susut sebesar 0.0092 untuk campuran PCC tipe 1 dan sebesar 0.0088 untuk campuran PCC tipe 2. Density Sebesar 1.579 gr/cm2 untuk campuran PCC tipe 1 dan sebesar 1.602 gr/cm2 untuk campuran tipe 2.
This research observing the tensile strength, flexural strength, length change and density of mortar cement done to 250 specimens. In this research two resources of Portland Composite Cement (PCC) produced by 2 industries were used in mortar mixing composed with Precious Slag Ball (PSB) and Rice Husk Ash (RHA) in proportion of 30% PCC; 30% RHA; 40% PSB. The terms used in this research relating to ASTM standards. The results from this research give value of tensile strength of 28 days type 1 and type 2 are 0.740 MPa and 0.641 MPa; Flexural strength of 28 days type 1 and type 2 are 1.750 MPa and 1.550 MPa; Shrinkage type 1 and type 2 are 0.0092 and 0.0088. Density type 1 and type 2 are 1.579 gr/cm2 and 1.602 gr/cm2.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S1467
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hafiyya Izzah Aini
Abstrak :
Beton adalah material utama dalam industri konstruksi untuk struktur yang memerlukan daya dukung tinggi, namun kualitasnya dapat terpengaruh oleh lingkungan, terutama salinitas air laut yang dapat menyebabkan kerusakan melalui reaksi kimia dan fisika. Penelitian ini mengevaluasi pengaruh salinitas terhadap kekuatan beton yang menggunakan semen tipe PCC, yang memiliki emisi CO2 sebesar 32% lebih rendah dibandingkan OPC, dengan target mutu beton 41.4 MPa. Uji dilakukan untuk mengukur kuat tekan, kuat tarik, dan permeabilitas beton pada umur 7, 28, dan 42 hari dengan berbagai tingkat salinitas dan durasi curing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa salinitas tidak secara signifikan mempengaruhi kuat tekan beton, namun ada perbedaan dalam kekuatan tarik dan permeabilitas tergantung pada kondisi salinitas. Beton PCC terbukti efektif pada salinitas rendah tetapi tidak cocok untuk paparan langsung oleh air laut dalam jangka panjang. Temuan ini menunjukkan bahwa PCC merupakan alternatif ramah lingkungan dengan kinerja yang memadai untuk aplikasi konstruksi di daerah rawan salinitas, namun memerlukan perhatian khusus untuk kondisi paparan air laut secara langsung. ......Concrete is a primary material in the construction industry for structures requiring high load-bearing capacity, but its quality can be affected by environmental factors, particularly the salinity of seawater, which can cause damage through chemical and physical reactions. This study evaluates the impact of salinity on the strength of concrete using Portland Composite Cement (PCC), which has 32% lower CO2 emissions compared to Ordinary Portland Cement (OPC), with a target strength of 41.4 MPa. Tests were conducted to measure compressive strength, tensile strength, and permeability of the concrete at 7, 28, and 42 days of age under various salinity levels and curing durations. The results show that salinity does not significantly affect the compressive strength of the concrete, though there are differences in tensile strength and permeability depending on salinity conditions. PCC concrete is found to be effective in low salinity environments but is not suitable for direct exposure to seawater over the long term. These findings suggest that PCC is an environmentally friendly alternative with adequate performance for construction applications in saline-prone areas, but requires special consideration for direct seawater exposure
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pramudia Widaryanto
Abstrak :
Portland Composite Cement (PCC) merupakan campuran clinker dan bahan mineral tambahan seperti fly ash, pozzolan, dll. Produksi semen PCC yang lebih sedikit mengandung clinker ini dapat mengurangi ketergantungan terhadap clinker yang produksinya semakin berkurang. Seiring beredarnya semen PCC di pasaran, beton dengan semen PCC perlu diuji kekuatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai-nilai kuat tekan, kuat tarik belah, dan kuat lentur beton menggunakan semen PCC. Beton didesain dengan menggunakan faktor air semen 0,3; 0,35; 0,45; 0,55; 0,65; 0,75; dan 0,8. Pengujian dilakukan pada umur 7, 14 dan 28 hari. Hasil pengujian diolah dengan metode rata-rata dan metode chisquare. Hasil pengolahan data menunjukkan metode chi-square menghasilkan data yang lebih akurat dengan jumlah error yang lebih sedikit. Grafik yang dihasilkan menunjukkan hubungan antara kuat tekan, kuat tarik belah dan kuat lentur dengan umur adalah berbanding lurus. Sedangkan hubungan antara kuat tekan, kuat tarik belah dan kuat lentur dengan FAS adalah berbanding terbalik. Dengan membandingkan kuat tekan, kuat tarik belah dan kuat lentur didapatkan hubungan kuat tekan dan kuat lentur adalah fr = 0,623 _ fc?, hubungan kuat tekan dan kuat tarik belah adalah ft = 0,656 _ fc?, dan hubungan kuat tarik belah dan kuat lentur adalah fr = 0,948 _ ft.
Portland Composite Cement (PCC) is a mixture of clinker and mineral additions such as fly ash, pozzolan, etc.. PCC's production which contain fewer clinker, can reduce the dependence on clinker, whose the production has decreased. Along the spread of PCC in the market, concrete using PCC need to be tested. This study aimed to obtain the values of compressive strength, splitting tensile, and flexural strength of concrete using PCC. Concrete is designed with water cement ratio 0,3; 0,35; 0,45; 0,55; 0,65; 0,75; dan 0,8. Tests are performed at the age of 7, 14 and 28 days. The test results are processed by average method and chi-square method. Data processing results show chi-square method produces more accurate data with a smaller number of errors. The resulting graphs show the relationship between compressive strength, splitting tensile and flexural strength is directly proportional to the age. While the relationship between compressive strength, splitting tensile and flexural strength is inversely proportional to the water cement ratio. By comparing the compressive strength, splitting tensile and flexural strength, we can also obtain the relationship between compressive and flexural strength is fr = 0,623 _ fc?, the relationship between compressive and splitting tensile strength is ft = 0,656 _ fc?, and the relationship between splitting tensile and flexural strength is fr = 0,948 _ ft.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50641
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Andiska
Abstrak :
Pengamatan sifat mekanik mortar semen yang dilakukan pada penelitian ini adalah kuat tekan, absorpsi, density dan modulus elastisitas. Dalam penelitian ini digunakan dua tipe semen PCC yang dihasilkan dari dua buah industri yang berbeda. Semen PCC yang digunakan dalam campuran mortar akan ditambahkan dengan PSB dan ASP dengan proporsi campuran 30% PCC-15% ASP-55% PSB yang disebut sebagai mortar campuran E. Mortar E untuk PCC tipe 1 disebut sebagai mortar E1 dan mortar yang menggunakan PCC tipe 2 disebut sebagai mortar E2. Dari hasil penelitian didapatkan kuat tekan maksimum mortar campuran E1 dan E2 sebesar 20,97 MPa dan 18,29 MPa, absorpsi maksimum untuk campuran mortar E1 dan E2 sebesar 164 gram/100 cm2 dan 165,6 gram/100 cm2, density rata-rata mortar campuran E1 dan E2 sebesar 2327,9 kg/m3dan 2435,3 kg.m3 dan modulus elastisitas sebesar 15858,8 MPa dan 11440 MPa. Menurut SNI 03-6882-2002 mortar campuran E1 dan E2 digolongkan kedalam mortar tipe M. ......Mechanichal properties tested in the labolatory were compressive strength, absorption, density and modulus of elasticity of mortar cement. The composition of mortar using cement PCC taken from 2 different industries with composition of mixture 30% PCC-15% ASP-55% PSB (mixture E1 and mixture E2). From the research test, the maximum compressive strength of mixture E1 and E2 are 20,97 MPa and 18,97 MPa, maximum absorption of mixtrure E1 and E2 are 164 gram/100 cm2 and 165,6 gram/100 cm2, average density of mixture E1 and E2 are 2327,9 kg/m3dan 2435,3 kg.m3 and modulus of elasticity of mixture E1 and E2 are 15858,8 MPa dan 11440 MPa. From SNI 03-6882-2002 mixture E1 an E2 can be used to mortar mixed in mortar type M.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S804
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library