Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Serafin Trijanti Iskandar
"Masalah pembiayaan kesehatan di Indonesia semakin hari semakin mendapat tantangan yang berat, baik dalam segi kualitatif maupun kuantitatif, sementara biaya kesehatannya sendiri relatif kecil.
Piutang merupakan salah satu masalah yang menjadi perhatian utama pengelola keuangan rumah sakit, walaupun demikian sebuah rumah sakit tidak dapat menghindari kenyataan bahwa piutang pasien merupakan bagian terbesar dari aktiva lancarnya.
Pasien jaminan perorangan memiliki resiko tinggi untuk menyebabkan piutang tidak tertagih, dan bila piutang tidak tertagih pada suatu rumah sakit jumlahnya cukup besar maka akan mengganggu kelancaran operasional rumah sakit.
Laporan tahunan direktorat administrasi RS Pluit menunjukkan bahwa pasien rawat inap jaminan perorangan yang menimbulkan piutang tidak tertagih pada tahun 2002 dan 2003 mencapai lebih 2,00%o dari jumlah total pasien rawat inap pada periode yang sama. Keadaan ini meresahkan manajemen rumah sakit.
Penelitian ini bertujuan mencari gambaran tentang karakteristik pasien rawat inap jaminan perorangan yang berpotensi menimbulkan piutang dan piutang tidak tertagih di RS Pluit pada periode tahun 2002 dan 2003, serta efektifitas kebijakan/peraturan yang berlaku.
Karakteristik pasien yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: asal masuk pasien, pemilihan kelas perawatan, lama hari rawat, jenis tindakan, cara lepas rawat, biaya perawatan, dan pemberi rekomendasi.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pasien yang berasal dari IGD, memilih kelas perawatan CCU dan VIP, dengan lama hari rawat lebih dari 6 hari, tanpa atau dengan tindakan bedah, lepas rawat dengan seijin dokter, dengan biaya perawatan lebih dan Rp.20 juta, dan direkomendasi oleh direksi atau tanpa rekomendasi mempunyai distribusi besar terhadap timbulnya piutang tidak tertagih.
Kebijakan/peraturan yang berlaku ternyata tidak cukup efektif untuk meminimumkan piutang tidak tertagih pada semua kriteria pasien, kecuali untuk pasien yang lepas rawat karena meninggal dunia dan pasien yang memilih kelas perawatan di CCU.
Pada hasil observasi kebijakan/peraturan yang ada sudah dilaksanakan oleh petugas yang terkait, hanya belum optimal dan masih banyak kendala yang tidak bisa dihindari.
Saran-saran yang diajukan antara lain meninjau kembali kebijakan/peraturan, memperketat permintaan uang jaminan, mengintensifkan penagihan selama perawatan, membatasi otorisasi pemberi rekomendasi, meninjau kembali manfaat kartu VIP RS Pluit dan kerjasama dengan Dinas Kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin/orang miskin.
Kepustakaan : 30 (1971 -- 2001)

Analysis of Uncollectable Self Paid Inpatient's Account in Pluit HospitalThe health care financial problems in Indonesia nowadays are facing even more challenging situations, both in qualitative and quantitative aspects, meanwhile the health care budgets are relatively small.
The hospital management focused its main interest in the account receivable problems, even though it cannot escape from the reality that patient 's account receivable occupied the biggest part of its current account.
Self paid inpatient 's possesses high risk in generating bad debts, which can contribute a bad impact to the hospital operational.
Administration Department 's annual report indicate that the bed debt emerged from the self paid inpatient 's in Pluit Hospital in 2002 -- 2003 has reached to 2%o from the total inpatient in the same period This situation is certainly disturbing the hospital management.
The objectives of this research are to describe the self paid inpatient 's characteristics which are potential in generating account receivable and bad debts in Pluit Hospital in the period of 2002 and 2003, and the effectiveness of the prevailing regulations /policies.
The criteria of patient characteristic that are applicable in this research cover from the origin of the patient, the room grade selection, the treatment period, the care action taken, the way of patient 's dischargement, the health care cost and the person that recommend / on who 's recommendation.
From the survey results can be concluded that patients originated from Emergency Room (ER), choose the CCU and VIP room, with or without undergoing surgery, discharged under doctor?s recommendation, with the health care costs more 20 millions rupiahs and with or without recommendation from board of directions have brought out a large contribution in the emergence of bad debts.
The prevailing regulations or policies turned out to be effective in minimizing the bad debts from all of the patient 's criteria, except for the patient discharged for the caused of death or the patient that choose the CCU room.
Based on the observation results, the prevailing regulations on policies have actually been carried out thoroughly by the officer in charge, even though many unavoidable obstacles occurred and still un-optimized.
The propositions which will be promoted such as to review the regulation / policies, to tighten up the procedure of guarantee money collection, to intensify the billing collection upon treatment, to restrict the recommended authorization to review the benefits of Plait Hospital 's VIP card and cooperation with health official (Din Kes) as the organizer of health care services for the people who live under poverty line.
Bibliography : 30 (1971 - 2001)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13071
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Usman
"ABSTRAK
Pengelolaan rumah sakit mernbutuhkan biaya yang cukup besar, terus menerus dan terus meningkat, disisi lain kemampuan sumber dana dari perintah sangat terbatas. Untuk itu pecan serta masyarakat dalam pembiayaan rumah sakit perlu digali dan ditingkatkan. Atas dasar itu pemerintah melakukan terobosan dengan diberlakukannya Keputusan Pemerintah No. 38 tanggal 22 Agusutus 1991 tentang Unit Swadana dan Tata Cara Pengelolaan Keuangan. , Masalah dalam penelitian ini dengan memperhatikan data adalah meningkanya jumlah piutang pasien umum rawat imp dan cenderung meningkat setiap tahunnya.
Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan gambaran tentang manajemen piutang pasien umum rawat imp kelas III berikut permasalahannya. Untuk mendapatkan gambaran tersebut dilakukan analisis terhadap faktor-faktor internal yang berhubungan dengan proses terjadinya piutang pasien umum rawat inap.
Metodologi penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan semi kualitatif, melalui pengkajian terhadap sistem yang sedang berjalan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa meningkatnya jumlah piutang pasien umum rawat inap disebabkan oleh masih lemahnya sistem manajemen piutang pasien umum rawat inap kelas III. Tahapan pra perierimaan yang merupakan tahapan yang penting ternyata belum ada Kegiatan informasi yang seharusnya dilakukan pada tahap tersebut, pada tahap berikutnya juga tidak dilakukan. Informasi biaya belum dapat disampaikan kepada pasien / penanggungjawabnya secara berkala, sehingga pasien / penanggungjawabnya tidak dapat memperkirakan jumlah biaya yang hams disiapkan. Masih ada kegiatan-kegiatan / kebijakan-kebijakan yang belum dikukuhkan dalam : Standar Prosedur Operasional " tertulis, sehingga tidak cukup kuat sebagai bahan acuan apabila ada pihak-pihak yang mempertanyakan legalitas kebijakan tersebut. Kurangnya koordinasi, penyediaan tenaga dan slat juga kurang memadai yang mengganggu kelancaran dalam kegiatan. Upaya penanggulangan yang dapat dilakukan adalah memperbaiki kelemahan-kelemahan dari setiap tahapan.
Penerapan upaya ini diharapkan dapat menekan jumlah piutang pasien umum rawat inap kelas III dan meningkatkan penerimaan rumah sakit.

ABSTRACT
Analysis of the System on Account Receivable Procedure for Self-Paid Inpatients in Dr. Hasan Sadikin General Hospital Year 1997/1998Managing a hospital requires a high cost, in which increases from time to time, mean while the goverment's budget is very limited. Therefore, developing and strengthening community participation is a need.
Based on the above situation, the goverment made its moves through the issuance of Decree pf the Goverment No. 38, dated August 22 1991 on Self Financing and Financial Management Procedures. The issue of this research is focusing on the yearly increase of bad for self-paid inpatients.
The objective of the research is to give the general idea on the management of account receivable for class III self-paid in patients with its problems. Enabling to do so, analysis on the internal factors which associated with the process of account receivable for class III self-paid inpatients was carried out Methodology research chosen is in a form of a descriptive through qualitative approach using analysis on the on going system.
The result showed that the increase of account receivable self-paid patients is due to the weakness of the on going system in managing account receivable for self-paid inpatients. The pre admission stage which became an important stage for transaction to occur, has not been developed yet. Information which should be address during this stage and the following stages were unaccomplished. Periodic information on cost of services as self-paid inpatients was not delivered ti the guarantor, therefore, the guarantors was unable to predict the sum of cost need to be prepared. It is also found that there were some procedures I policies that has not yet written in the Standard Operating Procedure, which can not be used as reference of a legal policy. The lack of coordination, human resources, and hardware interferes the smooth implementation of the system.
Elimination of weakness in every stage, The above solutions hopefully with decrease account receivable for class III self-paid inpatients and increases the revenue.
Reference : 28 ( 1977 - 1997 )
"
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mekar Yanis Senowatty
"Dukungan dana merupakan salah satu faktor penting (Key Succes Faktor) dalam upaya meningkatkan manajemen rumah sakit untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi. Asset rumah sakit baik yang sudah dimiliki maupun yang akan diperoleh perlu diamankan agar dapat meningkatkan kemampuan keuangan rumah sakit dalam rangka meningkatkan manajemen rumah sakit, agar tetap survive dan dapat berkembang.
RSUD Ciamis mempunyai permasalahan dalam aspek pendapatan jasa pelayanan rawat inap. Dalam tiga tahun terakhir terjadi penurunan pendapatan dari pelayanan rawat inap sebagai akibat meningkatnya piutang tidak tertagib pasien rawat inap bayar sendiri sebesar 18,4 % dari total pendapatan tahum 1998.
Secara proposional terjadi peningkatan proporsi piutang tidak tertagih bersumber dari pasien rawat inap bayar sendiri sehingga hal ini sangat memberatkan rumah sakit
Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan gambaran tentang penatalaksanaan manajemen piutang dan kebijakan-kebijakan rumah sakit yang berkaitan dengan terjadinya piutang tidak tertagih.
Untuk mendapatkan gambaran tersebut dilakukan analisis terhadap faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal yang berhubungan dengan proses terjadinya piutang tidak tertagih pasien rawat inap bayar sendiri.
Metodologi penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah Deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif melalui pengkajian terhadap sistem yang sedang berjalan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa peningkatan jumlah piutang tidak tertagih pasien rawat inap bayar sendiri disebabkan oleh lemahnya sistem manajemen piutang pasien rawat inap pada semua tahapan.
Tahapan pra penerimaan yang merupakan tahapan yang penting untuk tertagihnya piutang ternyata belum ada. Kegiatan Informasi dan verifikasi yang seharusnya dilakukan pada tahapan tesebut dan tahapan berikutnya belum dilaksanakan. Keterlambatan Informasi biaya yang disampaikan kepada pasien/keluarga secara berkala mengakibatkan pasien/keluarga tidak dapat membuat estimasi atas jumlah biaya perawatan yang terhutang. Selain itu jam buka loket/kasir hanya berorientasi kepada jam kerja PNS yaitu dari jam 07.00 - 14.00, belum mengacu kepada kebutuhan pasien.
Penyebab kesemuanya adalah belum adanya standar operasional prosedur yang tertulis disamping kurangnya koordinasi, penyediaan tenaga dan alat yang juga kurang memadai sebagai akibat dari lemahnya kondisi RSUD Ciamis.
Upaya penanggulangan yang dapat dilakukan adalah memperbaiki kelemahan di setiap tahapan dan pemberdayaan RSUD Ciamis sendiri. Penerapan upaya ini diharapkan dapat menekan jumlah piutang tidak tertagih pasien rawat inap bayar sendiri dan meningkatkan penerimaan rumah sakit.
Kepustakaan : 28 (1979 -1997)

The result of the study shows that the increasing numbers of uncollectable account of self-paid inpatient is caused by the weakness in the whole system of the inpatient account management. Pre admission stage for account receivable is missing.
Furthermore, information and verification activities have not yet being implemented in pre admission stage and in the following stage. Delay in providing information of cost of care often cause inpatient's relatives or guarantor unable to estimate the total amount of cost of care in relation to the amount of financing the credit they have to pay to the hospital. In addition, the length of the opening hours for cashier from 07.00-14.00 do not give consideration to te patient's need.
The result also shows that overall weaknesses of Ciamis General Hospital are caused by several factors such as the lack of written standard operational procedure, lack of coordination, inappropriate human resources, and the limited equipent available at hospital.
Encountering efforts can be done through elimination of the weaknesses on every stage in the management system and through the empowerment of human resources, financial, and capital resources in Ciamis General Hospital. It is believed that implementation of those effort could reduce the number of uncollectable account of self-paid inpatients and in turn could increase the hospital income."
2000
T7763
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library