Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 47 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shaw, K.E.
Singapore: University Education Press, 1973
341.29 SHA s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Amirudin
Abstrak :
Secara geografi, Selat Malaka merupakan perairan strategis sebagai jalur perdagangan dunia melalui jalur laut. Selain mendatangkan peluang, Selat Malaka juga menimbulkan ancaman. Salah satu ancaman tersebut adalah penyelundupan berbagai barang yang melintasi batas negara Indonesia dan Malaysia. Penyelundupan tersebut merugikan kedua negara. Sejak tahun 1994, kedua negara telah melakukan kerja sama dalam bentuk patroli terkoordinasi (PATKOR KASTIMA) untuk menangani penyelundupan barang di Selat Malaka. Patroli tersebut memerlukan dukungan intelijen kepabeanan dari kedua negara. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka dan wawancara terhadap nara sumber yang kompeten di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) dan Jabatan Kastam Diraja Malaysia (JKDM). Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa unit intelijen di DJBC dan JKDM telah melaksanakan konsep intelijen taktis, operasional dan strategis. Output kegiatan intelijen kepabeanan yang dilaksanakan oleh DJBC dan JKDM digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk keputusan strategis kedua negara dan juga untuk mendukung kerja sama intelijen di tingkat regional dan global ......Geographically, the Malacca Strait is a strategic waterway as a world trade route by sea. In addition to bringing opportunities, the Malacca Strait also poses a threat. One of these threats is the smuggling of various goods across the borders of Indonesia and Malaysia. The smuggling is detrimental to both countries. Since 1994, the two countries have cooperated in the form of a coordinated patrol (PATKOR KASTIMA) to deal with the smuggling of goods in the Malacca Strait. The patrols require customs intelligence support from both countries. This study uses a qualitative method. Data was collected by means of literature studies and interviews with competent resource persons at the Directorate General of Customs and Excise (DGCE) and the Royal Malaysian Customs Department (RMCD). The results of the research analysis show that the intelligence units at DGCE and RMCD have implemented the concept of tactical, operational and strategic intelligence. The output of customs intelligence activities carried out by DGCE and RMCD is used as consideration for strategic decisions of the two countries and also to support intelligence cooperation at regional and global levels.
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fika Monika
Abstrak :
Tesis ini bertujuan untuk mencari tahu bagaimana seharusnya peran Indonesia dalam menghadapi tantangan geostrategis Selat Malaka di abad 21. Memasuki abad 21 posisi Selat Malaka semakin kritis akibat pergeseran pusat kegiatan ekonomi dunia dari Poros Atlantik ke Poros Asia-Pasifik. Yakni perburuan kritis energy security oleh negara-negara di Asia Timur Laut, yang berasal dari kawasan Timur Tengah melalui dinamika keamanan Samudera India. Dinamika baru ini menimbulkan implikasi serius pada persoalan keamanan (security) dan keselamatan pelayaran (navigational safety) di Selat Malaka yang kian kompleks dalam satu dekade terakhir, ditambah lagi adanya tuntutan ketersediaan infrastruktur logistik perdagangan di selat Malaka. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan studi dokumen yang berkaitan dengan Selat Malaka selama kurun waktu 2001 hingga 2010. Penelitian ini telah membuktikan bahwa bangunan kapasitas Indonesia masih belum ideal untuk menjawab persoalan-persoalan di Selat Malaka yang muncul di sepuluh tahun pertama abad ini. Padahal posisi Indonesia sebagai negara kepulauan (archipelagic state) terbesar di dunia, sudah seharusnya memiliki upaya paling keras dan sarana prasarana paling memadai dalam mengelola keamanan dan keselamatan pelayaran di Selat Malaka juga dalam hal ketersediaan infrastruktur perdagangan yang berdaya saing di Selat Malaka. ......This thesis aims to find out how the ideal role of Indonesia facing the geo-strategic challenges in the Malacca Strait in the 21st century. Entering the 21st century, the position of Malacca Strait more critical due to a shift in the center of world economic activity from the Atlantic to Pacific. That is critical hunt for energy security by the countries of Northeast Asia, which originated from the Middle East region through the security dynamics of the Indian Ocean. The new dynamics raises serious implications on security issues and navigational safety in the Straits of Malacca which are increasingly complex in the last decade, plus the demands of trade logistics infrastructure availability in the Strait of Malacca. The research was conducted qualitatively with the study of documents relating to the Straits of Malacca during the period 2001 to 2010. This study has shown that the capacity building of Indonesia is still not ideal to address issues that arise in the Strait of Malacca in the first decade of this century. Though the position of Indonesia as an archipelagic state in the world, it should have the hardest effort and the most appropriate infrastructure to manage the security and safety of shipping in the Strait of Malacca, and also in the availability of competitive trading infrastructure in the Straits of Malacca.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29681
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Caminos, Hugo
Cambridge, UK: United Kingdom Cambridge University Press, 2014
341.446 CAM l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pekanbaru: Yayasan Sagang, 2013
899.221 AYA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
KAJ 12(1-4) 2007
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Syamsu Rijal
Abstrak :
Tesis ini ingin mengungkap dan memahami sejarah Pelabuhan Merak dan Pelabuhan Bakauheni yang berada di Selat Sunda dari tahun 1912 sampai 2009. Selat ini memiliki posisi yang strategis menyatukan dan melayani dua pulau besar dan utama di Indonesia yaitu Pulau Jawa dan Sumatera. Transportasi utama yang menunjang aktifitas perpindahan barang/komoditi masa ini adalah kereta api. Untuk itu Pemerintah Hindia Belanda memberikan kuasa kepada sebuah perusahaan kereta api yang bernama staatsspoorwegen untuk mengelola bidang transportasi di wilayah Banten, maka dibangunlah Pelabuhan Merak di ujung rel kereta jalur Tanah Abang, Jakarta ke Merak, Banten pada tahun 1912. Pelabuhan ini menunjang kegiatan Hindia Belanda seperti ekspor dan impor barang dari Indonesia ke luar negeri. Pasca kemerdekaan Republik Indonesia, pengelolaan pelabuhan berganti-ganti mengikuti perkembangan politik pemerintahan. Sampai tahun 1948, di Pelabuhan Merak masih beraktifitas kegiatan ekspor barang ke luar negeri. Sementara itu juga Pemerintah Republik Indonesia membuka secara resmi jalur Pelabuhan Merak di Banten dan Pelabuhan Panjang di Lampung tahun 1952. Belanda menyerahkan pengelolaan pelabuhan kepada Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) tahun 1956. Ketika nasionalisasi perusahaan asing dikeluarkan pemerintah Republik Indonesia tahun 1959, pengelolaan Pelabuhan Merak beralih ke Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP). Tahun 1970, Departemen Perhubungan mulai membangun Pelabuhan Bakauheni di Lampung. Sebagai pelabuhan bayangan sementara Pelabuhan Bakauheni dibangun, dioperasikan Pelabuhan Srengsem. Pelabuhan Bakauheni beroperasi tahun 1980. Pelabuhan Merak di Banten dan Pelabuhan Bakauheni di Lampung, masing masing memiliki wilayah belakang. Karakteristik Jakarta dan Jawa Barat terlihat dalam aktifitas muat barang di Pelabuhan Merak, demikian pula halnya di Pelabuhan Bakauheni, dengan Palembang dan Bengkulu sebagai daerah belakang Lampung (dulunya wilayah Sumatera Selatan). Dengan karakteristik yang berbeda tersebut dan dengan analisis ekonomi regional, terlihat adanya aktifitas saling memenuhi kebutuhan kedua wilayah. Pelabuhan Merak dan Pelabuhan Bakauheni di Selat Sunda ke depan, berdasarkan latar belakang sejarah dan posisinya pada jalur pelayaran internasional, sangat mungkin untuk dikembangkan sebagai pelabuhan internasional.
This thesis wants to reveal and understand the history of Merak Port and Bakauheni Port in the Sunda Strait from 1912 to 2009. Strait has a strategic position to unite and serve the two large islands and Indonesia's main island of Java and Sumatra. Major transportation activities that support the movement of goods/commodities this period is the train. For the Government of the Netherlands East Indies provides power to a railroad company named staatsspoorwegen to manage transportation in Banten, Merak, he built a railroad track down the Tanah Abang, Jakarta to Merak, Banten, in 1912. This port supporting the activities of the Dutch East Indies, such as export and import goods from Indonesia to other countries. Post-independence of the Republic of Indonesia, switch port management to follow the development of government policy. Until 1948, the Merak Port is still activity in the Port of exports of goods abroad. While it is also the Government of Indonesia officially opened the path Merak in Banten and the Panjang Port in Lampung in 1952. The Dutch handed over the management port to the Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) in 1956. When the nationalization of foreign companies by the government of the Republic of Indonesia in 1959, the management switched to Merak Port of Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP). In 1970, the Department of Transportation started building Bakauheni Port in Lampung. As a shadow port while Port Bakauheni constructed, operated Port Srengsem. Bakauheni Port operational in 1980. Merak Port in Banten and Bakauheni Port in Lampung, each has a rear area. Jakarta and West Java characteristics seen in the activity of unloading goods at the port of Merak, as well as in Port Bakauheni, with Palembang and Bengkulu as a rear area of Lampung (South Sumatra). With different characteristics and with the regional economic analysis, there appears to meet the needs of each activity both regions. Merak Port and Bakauheni Port in Sunda Strait forward, based on historical background and its position on international cruise lines is quite possible to be developed as an international seaport.
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T28320
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hasjim Djalal, 1934-, translator
Bandung: Binacipta, 1979
341.44 HAS p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Albertha Dita
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
S26281
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>