Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Monik Ediana Miranda
Abstrak :
Latar Belakang : Karsinoma nasofaring tidak berkeratin tidak berdiferensiasi masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia berkaitan dengan tingginya angka kemoresistensi dan residif yang tinggi. Salah satu teori yang menjelaskan hal ini adalah terdapatnya sel punca kanker yaitu sel kanker yang memiliki kemampuan self-renewal dan menumbuhkan sendiri sel tumor. Jalur sel punca kanker mengakibatkan adaptasi genetik sehingga tumor menjadi resisten terhadap pengobatan. SOX2 adalah salah satu penanda gen sel punca yang berperan penting pada faktor transkripsi dalam proses self-renewal. Terdapat hubungan antara ekspresi SOX2 dengan respons terapi karsinoma nasofaring tidak berkeratin tidak berdiferensiasi.Bahan dan Metode : Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. Sampel terdiri atas 41 kasus karsinoma nasofaring tidak berkeratin tidak berdiferensiasi di Departemen Patologi Anatomik FKUI/RSCM periode Januari 2014 hingga Desember 2016. Dilakukan pulasan imunohistokimia SOX2.Hasil : Ekspresi SOX2 positif pada 21 dari 41 51 kasus karsinoma nasofaring tidak berkeratin tidak berdiferensiasi. Sebanyak 11 dari 21 kasus diantaranya 52 memperlihatkan respons terapi pasca kemoradiasi yang baik p=0,636 . Dari 41 kasus terdapat 7 kasus residif, 2 kasus diantaranya 28,5 menunjukkan ekspresi SOX2 positif.Kesimpulan : Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara ekspresi SOX2 dengan respons terapi pasca kemoradiasi.
Background Nasopharyngeal carcinoma non keratinized non differentiated still become main health issue in Indonesia concerning the high rate of chemoresistance and recurrence. One of the theories was the cancer stem cell, tumor cells with self renewal and self duplicating capabilities. The cancer stem cell pathway caused genetic adaptation resulting resistance in therapy. The main function of SOX2 as transcription factor holds key in the self renewal process. SOX2 became one of the markers for cancer stem cells. The SOX2 expressions have associations with response therapy after chemoradiation in nasopharyngeal carcinoma.Materials and Methods This was a cross sectional study with 41 cases of nasopharyngeal carcinoma non keratinized non differentiated diagnosed from Anatomical Pathology Department of FKUI RSCM during January 2014 until December 2016. All of the cases stained with SOX2 antibody with immunohistochemical methods.Results SOX2 positive expression can be found in 21 from 41 cases 51 . There were 11 out of 21 cases 52 showed well response therapy. From 41 cases there were 7 recurrent cases, 2 of them 28.5 expressing SOX2 positive.Conclusions There were no statistically significant associations between SOX2 expression with response therapy after chemoradiation.
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lee, Thung Sen
Abstrak :
Kanker payudara adalah kanker dengan insidensi dan tingkat mortalitas tertinggi untuk wanita di Indonesia berdasarkan Cancer Country Profile oleh WHO pada 2014. Salah satu hipotesis terbaru dalam dunia onkologi adalah keberadaan sel punca kanker yang mendorong tumorigenesis, metastasis, therapy resistance dan remission pada kasus kanker ganas. Sel punca kanker dianggap hidup dalam kondisi hipoksia in vivo, sejalan dengan keadaan sel punca pada umumnya. Kondisi inilah yang mendorong sel punca kanker untuk memiliki karakteristik stemness yang menganugerahkan mereka kapasitas self-renewal dan pluripotency hingga akhirnya memperoleh ciri malignansi. Sebagai salah satu cara untuk mendalami sifat unik ini, kultur sel punca kanker payudara yang telah difraksinasi menggunakan marker CD44 /CD24-, diekspos terhadap hipoksia dengan interval berbeda. Perubahan ekspresi dari Oct4 sebagai core regulator dan ALDH1 sebagai modulator dari stemness akan diukur dan dibandingkan dalam kondisi hipoksia dan normoksia. ......Breast cancer has the highest incidence and mortality rate in Indonesian women based on WHO Cancer Country Profiles 2014. One of the emerging hypothesis in the oncology world is on cancer stem cells, which are responsible for the tumorigenesis, metastasis, therapy resistance and remission in many cancer types and cases. Similar to stem cells, cancer stem cells live around hypoxic surrounding in vivo and this condition granted the cancer stem cells pluripotency and self renewal capability, thus the characteristic of stemness and malignancy. Breast cancer has been shown to also contain cancer stem cells and so to study the unique trait under hypoxic condition, the cells, which have been fractionated by markers CD44 and CD24 , are subjected to hypoxia. The expression of Oct4 and ALDH1 as the core regulator and modulator of stemness respectively are assessed and further compared between hypoxic and normoxic groups.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70409
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Halim
Abstrak :
Latar Belakang : Kanker payudara adalah kanker kedua tersering pada wanita dengan angka kcmatian yang tinggi. Keganasan, cherno-resistance, dan kegagaJan tempi untuk menyembuhkan kanker payudara disebabkan oleb adanya sel punca kanker payudara (BCSCs). BCSCs mengekspresikan multigen untuk kelangsungan hidup, kemampuan self-renewal, dan kemampuan bennetastasis. LingkWlgan hipoksia memicu sel tumor untuk mengekspresikan gen pro-survival dan beradaptasi secara metabolik terhadap stres, sehingga memlcu pertumbuhan sel kanker. Inhibitor of Apoptosis Prolein (lAP), mengatur supresi apoptosis, kontrol pembelahan sel, dan promosi angiogenesis. Ekspresi gen survivin sangat tinggi di sei tumor Wltuk kclangsungan hidup. perkembangan tumor dan keganasan. Survivin sangat papuler dijadikan sebagai gen target kanker. Mendalami peran SUrYivin dalam kondisi hipoksia akan menjanjikan manfaat terapeutik yang lebih baik. Dalam percobaan ini, ekspresi survivin akan diamati di BCSCs yang dibiakkan dalam media bebas serum yang diberi perlakuan hipoksia 1%dengan periode berbeda. Mctode : Sel punca diekstrak dari kanker payudara, kemudian diberi perlakuan hipoksia. RNA kemudian diisolasi dan diukur dengan spectrophotometry Wltuk menentukan kadar kemumian sampeL Setelah itu, One-Step qRT-PCR dilakukan untuk mendapatkan hasH ekspresi relatif gen survivin. Produk peR tersebut kemudian diproses dengan electrophoresis uotuk memastikan gen yang telat diamplifikasi. HasH : Kadar ekspresi gen survivin rnengalami penurunan di sci pWlca kanker payudara selama proses hypoxia dengan interval yang berbeda. Kesimpulan : Sci punca kanker payudara yang diberi perlakuan hypoxia yang berbeda menunjukkan kadar ekspresi gen survi.vin yang rendah. Ada kemungkinan bahwa seI tersebut telah berdiferensiasi dalam popuJasi sel puncak. Penelitian tambahan perlu dilaksanakan untuk memastikan aktivitas apoptosis di sel puncak kanker payudara dalam kondisi hypoxia.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70453
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrial Hikmah
Abstrak :
[ABSTRAK
Glioma adalah tumor otak primer yang sampai saat ini sering timbul resistensi terapi. Sel punca glioma diduga berperan penting dalam resistensi dan rekurensi sel tumor. Sel punca glioma memiliki penanda permukaan CD133 dan mampu berpluripotensi dengan mengekspresikan Oct4. Kondisi hipoksia tumor juga berperan dalam self renewal sel punca glioma. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan keberadaan sel punca glioma dengan keganasan, pluripotensi dan kondisi hipoksia. Cross sectional digunakan sebagai desain penelitian dengan jumlah sampel sebanyak 35 jaringan, terdiri atas 15 glioma derajat keganasan tinggi dan 20 glioma derajat keganasan rendah. Pengukuran ekspresi relatif mRNA CD133, Oct4 dan HIF-1α menggunakan metode qRTPCR. Protein HIF-1α dilihat ekspresinya melalui teknik imunohistokimia. Ekspresi relatif mRNA CD133 dan Oct4 lebih tinggi bermakna (p < 0.05, Mann- Whitney) pada glioma derajat keganasan tinggi dibanding glioma derajat keganasan rendah. Protein HIF-1α lebih tinggi bermakna (p < 0,01, Mann- Whitney) pada glioma derajat keganasan tinggi dibanding glioma derajat keganasan rendah. Terdapat hubungan ekspresi sel punca glioma CD133 dengan pluripotensi serta kondisi hipoksia (r = 0,518, r = 0,339; Spearman?s rho) serta pluripotensi dengan kondisi hipoksia pada derajat keganasan tinggi (r = 0,749; Spearman?s rho). Ekspresi relatif mRNA CD133, Oct4 dan HIF-1α meningkat seiring dengan peningkatan derajat keganasan. Terdapat hubungan yang bermakna antara keberadaan penanda sel punca glioma CD133 dengan pluripotensi dan kondisi hipoksia pada glioma derajat keganasan tinggi.
ABSTRACT
Glioma is primary brain tumor with frequent therapeutic resistance. Glioma cancer stem cells were considered to play a role in resistance and recurrence of tumor cells. Glioma cancer stem cells expressed CD133 on their surface and capable of pluripotency as expressed by Oct4 positive. Tumor hypoxic condition also play a role in glioma cancer stem cells self renewal. Aim of this study is to investigate correlation between glioma cancer stem cells, degree of malignancy, pluripotency and hypoxia. Design of this study is cross sectional with 35 glioma samples comprises of 20 low grade malignant glioma and 15 high grade malignant glioma. Expression of mRNA CD133, Oct4 and HIF-1α were measured using qRT-PCR. HIF-1α protein expression was detected by immunohistochemistry from glioma sample. mRNA CD133 and Oct4 expression significantly higher (p < 0.05, Mann-Whitney) in high grade malignant glioma compared to low grade malignant glioma. HIF-1α tissue expression significantly higher (p < 0,01, Mann- Whitney) in high grade malignant glioma compared to low grade malignant glioma. There was correlation between expression of CD133 glioma cancer stem cells marker with pluripotency and hypoxia (r = 0,518, r = 0,543; Spearman?s rho) and pluripotency with hypoxia in high grade malignant glioma (r = 0,749; Spearman?s rho). mRNA CD133, Oct4 and HIF-1α expression increased with high grade malignant glioma. There was significant correlation between CD133 glioma cancer stem cell marker with pluripotency and hypoxia in high grade malignant glioma, Glioma is primary brain tumor with frequent therapeutic resistance. Glioma cancer stem cells were considered to play a role in resistance and recurrence of tumor cells. Glioma cancer stem cells expressed CD133 on their surface and capable of pluripotency as expressed by Oct4 positive. Tumor hypoxic condition also play a role in glioma cancer stem cells self renewal. Aim of this study is to investigate correlation between glioma cancer stem cells, degree of malignancy, pluripotency and hypoxia. Design of this study is cross sectional with 35 glioma samples comprises of 20 low grade malignant glioma and 15 high grade malignant glioma. Expression of mRNA CD133, Oct4 and HIF-1α were measured using qRT-PCR. HIF-1α protein expression was detected by immunohistochemistry from glioma sample. mRNA CD133 and Oct4 expression significantly higher (p < 0.05, Mann-Whitney) in high grade malignant glioma compared to low grade malignant glioma. HIF-1α tissue expression significantly higher (p < 0,01, Mann- Whitney) in high grade malignant glioma compared to low grade malignant glioma. There was correlation between expression of CD133 glioma cancer stem cells marker with pluripotency and hypoxia (r = 0,518, r = 0,543; Spearman’s rho) and pluripotency with hypoxia in high grade malignant glioma (r = 0,749; Spearman’s rho). mRNA CD133, Oct4 and HIF-1α expression increased with high grade malignant glioma. There was significant correlation between CD133 glioma cancer stem cell marker with pluripotency and hypoxia in high grade malignant glioma]
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hosea, Fransiscus Nikodemus
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang: Cancer stem cells CSC merupakan sel kanker yang memiliki karakteristik sel punca. Kepuncaan CSC berperan dalam menjaga kestabilan jaringan tumor, sifat resisten terhadap terapi dan memicu kejadian relaps. Kepuncaan CSC diduga dapat ditarget secara non-protein specific dengan mengganggu berbagai jalur pensinyalan yang berperan dalam mempertahankan kepuncaan sekaligus menghambat microenvironment. Proses glikosilasi protein berperan dalam kestabilan, transportasi, dan maturasi protein. Glukosamin diduga dapat berpengaruh terhadap interaksi CSC dengan Cancer-associated fibroblast CAF melalui penghambatan glikosilasi. CAF merupakan sel fibroblast di microenvironment yang direkrut oleh sel kanker ke jaringan tumor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek glukosamin terhadap penurunan sifat kepuncaan sel punca kanker payudara ALDH dan hubungannya dengan penanda CAF pada stroma.Metode: Sel punca kanker payudara ALDH ditumbuhkan dalam medium yang mengandung glukosamin selama 24 jam. Conditioned medium yang diperoleh dari sel ALDH CSC-CM atau sel ALDH yang diberi perlakuan glukosamin CSC-CM G digunakan untuk menumbuhkan sel stroma payudara selama 48 jam. Nilai ekspresi gen relatif ALDH1, Oct-4, dan IGF-1 pada CSC, dan gen penanda CAF, ?-SMA dan FAP pada sel stroma diperiksa menggunakan Quantitative Real-Time Polymerase Chain Reaction qPCR .Hasil: Perlakuan glukosamin konsentrasi 4 mM selama 24 jam menyebabkan penurunan ekspresi ALDH1, gen marker CSC pada sel ALDH dan ekspresi Oct-4, gen karakteristik kepuncaan. Ekspresi gen Oct-4 tetap menurun walaupun glukosamin telah dikeluarkan dari medium kultur. Conditioned-medium CM yang diperoleh dari sel punca kanker payudara ALDH dapat memicu peningkatan ekspresi ?-SMA pada sel stroma. Peningkatan ekspresi gen ?-SMA dan FAP pada sel stroma yang diinduksi oleh CSC-CM dapat ditekan oleh CSC-CM G.Kesimpulan: Penghambatan N-glikosilasi oleh glukosamin menyebabkan penurunan ekspresi gen penanda CSC dan gen karakteristik kepuncaan pada sel punca kanker payudara ALDH Perlakuan glukosamin dapat mempengaruhi pensinyalan parakrin CSC-CAF melalui ekspresi gen penanda CAF.
ABSTRACT
Background Cancer stem cells CSC is known as a subpopulation of cancer cells with stem cell like characteristics. CSC stemness is responsible for tumor maintenance and relapse. A therapeutic agent that is non protein specific yet intensely uptaken by CSC can be a good approach to disrupt the coordinated network in stemness maintenance and simultaneously affect corrupt stromal cells in tumor microenvironment. Glucosamine inhibits post translational glycosylation, essential for sustaining protein stability, trafficking, and maturation. Cancer associated fibroblast CAF differentiation and recruitment to tumor microenvironment is induced by CSC derived growth factors. This study investigated the effect of glucosamine on stemness in ALDH breast cancer stem cell and its ability to interact with stromal cells.Methods ALDH breast cancer stem cell were cultured in medium containing glucosamine for 24 h. Breast stromal cells were culture in conditioned medium obtained from ALDH cells CSC CM or glucosamine treated ALDH cells CSC CM G . Relative expression of ALDH1, Oct 4, and IGF 1 gene in CSC, and SMA and FAP gene in stromal cells were analyzed using Quantitative Real Time Polymerase Chain Reaction qPCR .Results Upon treatment with 4 mM glucosamine for 24 h, ALDH breast cancer stem cell showed significant decrease in expression of ALDH1, a marker of breast cancer stem cell. Under similar condition, Oct 4 stemness gene was also found to be downregulated. Downregulation of Oct 4 expression was maintained after removal of glucosamine. Stromal cells showed increased expression of SMA myofibroblast marker upon cultured in CSC CM. This upregulation was cancelled in CSC CM G exposed stromal cells.Conclusion N linked glycosylation inhibition by glucosamine results in downregulation of stem cell marker and stem cell gene expression in ALDH breast cancer stem cell. CSC rsquo s stemness influences paracrine interaction between CSC dan CAF via expression of CAF marker in stromal cells
2017
T55617
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Wideani
Abstrak :
Pertumbuhan kanker tidak hanya ditentukan oleh adanya sel kanker itu sendiri akan tetapi ditentukan juga oleh lingkungan mikro disekitarnya. Lingkungan mikro tersebut merupakan jaringan yang heterogen dengan adanya interaksi sel termasuk sel punca mesenkim. Sekretom mengandung faktor-faktor biologis terlarut yang dapat mempengaruhi pertumbuhan sel kanker. Stem cell from Human Exfoliated Deciduous SHED diketahui merupakan sumber sel punca yang memiliki banyak potensi. Sampai saat ini belum diketahui bagaimana dampak pemberian CM dari SHED terhadap sel punca kanker payudara. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemberian conditioned medium kultur SHED pada sel punca kanker payudara terhadap viablitas, proliferasi dan tumorigenitas serta kepuncaan dari sel punca kanker payudaraALDH dan sel punca kanker MCF7. Conditioned medium SHED SHED-CM adalah medium kultur bebas serum sel SHED yang dikumpulkan dalam 24 jam dan 48 jam. ALDH dan MCF7diberikan 50 v/v SHED-CM 24 jam dan 48 jam dan di inkubasi selama 72 jam. Hal yang sama dilakukan untukperlakuan aktivasi CM dengan suhu. CM sebelum digunakan terlebih dahulu dipanaskan dalam suhu 80 C selama 10 menit. Kontrol adalah sel yang diberikan 50 v/v a-MEM. Perhitungan viabilitas sel dilakukan dengan menggunakan metode Trypan Blue Exclusion Assay dan ekspresi relatif mRNA dari TGF-b1, TGF-b1 receptor TBRI , ALDH1A1 dan OCT4 menggunakan qRT-PCR dan analisis menggunakan perhitungan livak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspresi relatif dari TGF-b1, TGF-b1 reseptor TBRI , ALDH1A1 dan OCT4 pada sel ALDH dan MCF7 pasca induksi dengan CM SHED mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan kontrol. Selain itu, peningkatan yang lebih signifikan ditunjukkan pada perlakuan aktivasi dibandingkan yang tidak diaktivasi. Hal yang berbeda pada hasil uji viabilitas sel. Viabilitas sel mengalami penurunan pasca induksi dengan CM SHED sedangkan setelah diinduksi dengan CM SHED yang telah diaktivasi, viabilitas sel mengalami peningkatan yang signifikan pada sel ALDH dan MCF7. Dengan demikian sekretom SHED dapat meningkatkan viabilitas dan proliferasi serta kemampuan kepuncaan dari ALDH dan MCF7.
Cancer development is not only determined by corresponding of cancer cells but also by the microenvironment. This includes a heterogen network of interacting cell include mesenchymal stem cells. Conditioned medium of MSC culture containing soluble factor hes been identified to affect intercellular communicating between MSC and cancer cells which could affect the stemness of cancer cells. Many studies reported that Stem cells from human exfoliated deciduous teeth SHED as a novel stem cell source with multipotent potential. However, the effect of MSC interaction with cancer cells can not be clearly understood so that the effects of safety in its utilization are not yet known for certain. This study is to confirm the relation between secretom of MSC from SHED with the stemness and agresiveness of ALDH and MCF7. SHED conditioned medium SHED CM , SHED were grown in serum free a MEM for 24 and 48 hours, consist of two groups, non heated and heated at 80 C for 10 min. Human BCSCs ALDH cultured in DMEM F12 were supplemented with 50 v v CM SHED 24 h and 48 h, as well as with heated by 72 h incubation. Control was BCSCs supplemented with 50 v v a MEM. We measured the viability with trypan blue assay and mRNA expression of TGF b1, TGF b1 receptor TBRI , as well as stemness genes ALDH1A1 and OCT4 using qRT PCR. The relative mRNA expression levels of TGF b1, T RI, OCT4 and ALDH1A1 in BCSCs supplemented with non heated SHED CM were increased compared to their control and also after TGF b1 heat activation was significantly higher than in non heated SHED CM. In the other hand, the viability cell was significantly reduced after supplemented with non heated SHED CM, but increased higher than control when treated with heated SHED CM, there are may be a role of the TGF b1 signaling involvement of other factors in SHED CM affect cell proliferation and increase the stemness. We found that secretomes SHED can increase proliferation of breast cancer stem cells ALDH and also expression of stemness gene OCT4 and ALDH1A1. the activation with heated can enhance the increase of proliferation and stemness. We assumed that signalling of TGF can affect tumor proggresion of ALDH and MCF7
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendrik Kurniawan
Abstrak :
Latar Belakang : Kanker payudara merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi akibat kanker pada wanita di Indonesia. Hal ini diantaranya disebabkan karena adanya resistensi terhadap terapi berlandaskan ROS seperti pada radioterapi maupun kemoterapi. Sel punca kanker payudara (cancer stem cells, CSCs) memiliki peran pada mekanisme resistensi ini. Penelitian terhadulu menunjukkan kemampuan CSCs untuk bertahan terhadap kondisi stress oksidatif pada pemberian rotenon. Karena itu, dalam penelitian ini dilakukan analisis terhadap faktor transkripsi NF-kB pada sel kanker payudara baik CSC maupun non CSC, terkait peran NF-kB dalam mempertahankan viabilitas sel kanker pada kondisi stress oksidatif. Metode: Penelitian dilakukan pada sel punca kanker payudara manusia (CD24-/CD44+) maupun non sel punca (CD24-/CD44-) yang diberi H2O2 dengan konsentrasi 1.1µM, 11µM, dan 110µM dengan kontrol sel yang tidak diberi H2O2. Penilaian dilakukan terhadap parameter ekspresi mRNA NF-kB, dan viabilitas sel. Uji statistik dilakukan menggunakan IBM-SPSS dengan nilai α < 0.05. Hasil: Pemberian H2O2 pada konsentrasi 11µM menunjukkan peningkatan yang signifikan pada ekspresi mRNA NFkB CSCs dibanding non CSCs (p<0.05). Sedangkan untuk hasil uji viabilitas pada seluruh konsentrasi H2O2 nampak bahwa CSCs mampu mempertahankan viabilitasnya dibandingkan dengan non CSCs yang mengalami penurunan viabilitas (p<0.05).. Kesimpulan: Kondisi stres oksidatif akibat pemberiaan H2O2 dapat meningkatkan ekspresi mRNA NF-kB pada CSCs sehingga viabilitasnya tetap dapat dipertahankan. ......Introduction: Breast cancer is one of the highest causes of death from cancer in women in Indonesia. This is partly due to the resistance to ROS-based therapies such as radiotherapy and chemotherapy. Breast cancer stem cells (cancer stem cells, CSCs) have a role in this resistance mechanism. Previous studies demonstrated the ability of CSC to survive oxidative stress conditions due to rotenone administration. Therefore, in this study an analysis was carried out on the transcription factor NF-kB in breast cancer cells, both CSCs and Non CSCs, related to the role of NF-kB in maintaining the survival of cancer cells under conditions of oxidative stress. Methods: The study was conducted on human breast cancer stem cells (CD24-/CD44+) and non stem cells (CD24-/CD44-) which were given H2O2 at concentrations of 1.1µM, 11µM, and 110µM with control cells not given H2O2. Assessment was carried out on the parameters of NF-kB mRNA expression, and cell viability. Statistical tests were performed using IBM-SPSS with a value of α < 0.05. Results: Administration of H2O2 at a concentration of 11µM showed a significant increase in the expression of NFk-B CSCs mRNA compared to non CSCs (p<0.05). As for the viability test results at all concentrations of H2O2 it appears that CSCs was able to maintain its viability compared to non CSCs which experienced a decrease in viability (p<0.05). Conclusion: Conditions of oxidative stress due to administration of H2O2 can increase the expression of NF-kB mRNA in CSCs so that its viability can be maintained. In this study, conditions of oxidative stress due to administration of H2O2 led to an increase in the expression of NF-kB mRNA in CSCs so that cell viability could be maintained.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifah Dewi
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: Keberadaan sel punca kanker payudara diduga berkontribusi dalam timbulnya resistensi terapi. Beberapa mekanisme yang mempengaruhi respons terapi pada kanker yaitu aktifnya jalur sinyal embrionik, hambatan apoptosis dan tingginya perbaikan DNA serta adaptasi sel punca kanker terhadap hipoksia dan stres oksidatif.Tujuan: Menganalisis profil ekspresi gen kepuncaan pada kanker payudara setelah terapi neoajuvan hormonal dan kemoterapi dilihat hubungannya dengan jalur apoptosis p53, jalur stres oksidatif NFkB dan penanda hipoksia HIF- serta respons terapi.Metode: Penelitian ini menggunakan sampel jaringan kanker payudara stadium IIIB dan IV sebelum terapi neoajuvan 46 sampel pre dan setelah terapi neoajuvan 46 sampel post . Total RNA diekstraksi kemudian dilakukan pengukuran ekspresi dengan menggunakan teknik Next Generation Sequencing Truseq targeted RNA expression Illumina dengan menggunakan panel sel punca, p53 dan NFkB. Selain itu juga ekspresi HIF-1 dan HIF-2 diukur dengan menggunakan qRT-PCR.Hasil: Setelah terapi neoajuvan, profil ekspresi gen kanker payudara yang memiliki respons molekuler yang baik pada jalur kepuncaan adalah CCNE1, CDC42, CTNNB1, HDAC2, PSEN1, PSENEN, pada jalur apoptosis adalah BIRC5, CASP8, CASP9, CDK1 dan PCNA, pada jalur stres oksidatif adalah SOD2, STAT1 dan TBK1, serta pada jalur hipoksia yaitu HIF-1 dan HIF-2 . Profil ekspresi gen dengan respons molekuler yang buruk pada jalur kepuncaan adalah ALDH1A1, ALDH2, CCND2, CXCL12, FZD7, IGF1, sedangkan pada jalur apoptosis adalah ATM dan BID. Respons histopatologis Miller Payne berkorelasi positif bermakna dengan ekspresi gen jalur apoptosis dengan respons molekuler yang baik BIRC5, CASP8, CDK1 , namun berkorelasi negatif bermakna dengan ekspresi gen ALDH1A1. Survival pasien kanker payudara berkorelasi negatif bermakna dengan ekspresi ALDH1A1 dan SOD2.Kesimpulan: Ekspresi gen ALDH1A1 dan SOD2 merupakan faktor penting untuk prediksi prognosis terapi neoajuvan sistemik pada pasien kanker payudara stadium lanjut.
ABSTRACT
Introduction: The presence of breast cancer stem cells is considered to contribute to therapeutic resistance. There are some mechanisms affected therapy response in the cancer, such as active embryonic signaling pathways, inhibition of apoptosis and high DNA repair, adaptation to hypoxia and oxidative stress.Aim: to analyse the stemness gene expression profile in breast cancer after neoadjuvant chemotherapy and hormonal therapy correlated with apoptotic p53 , oxidative stress NFkB and hypoxia HIF- signaling pathways and also therapeutic responses.Methods: This study used breast tissue samples IIIB and IV before neoadjuvant therapy 46 pre samples and after neoadjuvant therapy 46 post samples . Total RNA was measured the expression profile using Next Generation Sequencing Truseq targeted RNA expression Illumina with stem cell, p53 and NFkB panels. In addition, HIF-1 and HIF-2 expression were measured using qRT-PCR. Results: After neoadjuvant therapy, the expression profiles of breast cancer genes that have good molecular responses in stem cells pathway are CCNE1, CDC42, CTNNB1, HDAC2, PSEN1, PSENEN, in apoptotic pathway are BIRC5, CASP8, CASP9, CDK1 and PCNA, in oxidative stress pathway are SOD2, STAT1 and TBK1, as well as in the hypoxic pathway HIF-1 and HIF-2 . Expression profiles with poor molecular responses in stem cells pathway are ALDH1A1, ALDH2, CCND2, CXCL12, FZD7, IGF1, while in apoptotic pathway are ATM and BID. Histopathologic response Miller Payne was significantly positively correlated with apoptotic pathway gene expression with good molecular response BIRC5, CASP8, CDK1 , but negatively significant correlated with ALDH1A1 gene expression. Survival of breast cancer patients significantly negatively correlated with ALDH1A1 and SOD2 expression. Conclusion: ALDH1A1 and SOD2 gene expression is an important factor for predicting the prognosis of systemic neoajuvan therapy in patients with advanced breast cancer.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ashfar Kurnia
Abstrak :
Kanker payudara merupakan kanker terbanyak nomor 1 di Indonesia dan memiliki insiden kematian terbesar. Kanker payudara adalah sekumpulan masa yang heterogen, pertumbuhan masa tersebut disebabkan oleh adanya sel punca kanker payudara. Sel punca kanker payudara memiliki kemampuan untuk berkembang biak, memperbaiki dirinya sendiri dan juga resisten terhadap apoptosis. Pada kondisi normal sel punca payudara normal memiliki reseptor permukaan CD44+/CD24+, namun pada kondisi keganasannya sel punca kanker payudara mengekspresikan protein permukaan sel CD44+/CD24-/low . Dilakukan penelitian untuk mengetahui proporsi CD44 dan CD24 dengan menggunakan imunofluoresensi. Jaringan kanker payudara dan payudara normal dihancurkan dan diekstraksi selnya dengan menggunakan colagenese IV dan disaring dengan saringan filter 40 mikron. Hasil ekstraksi sel normal payudara dan kanker payudara dilakukan pewarnaan dengan menggunakan antibodi pertama, rabbit-anti-human CD44 dan mouse-anti-human CD24, serta antibodi kedua, goat-anti-rabbit-berikatan dengan Rhodamine dan goat-anti-mouse-berikatan dengan FITC dalam PBS-BSA 2%. Diperoleh 12 gambaran sel dan intensitas cahaya fluoresensinya. Tidak diperoleh perbedaan signifikan antara sel punca kanker payudara dengan sel punca payudara normal pada intensitas fluoresensi CD44 dan CD24, kemungkinan disebabkan karena telah terjadi metastasis. Serta adanya penurunan nilai intensitas CD44 dengan bertambahnya waktu kultur.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33155
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Ornela
Abstrak :
ABSTRAK
Sel punca kanker adalah subpopulasi kecil sel kanker yang memiliki karakter stemness seperti halnya sel punca normal, antara lain self renewal dan ketahanan hidup yang tinggi sehingga dapat menyebabkan kekambuhan dan metastasis tumor. Pada saat ini, dilaporkan bahwa gen SOX2 dan c-Myc berperan penting dalam menginduksi sel punca progenitor dari sel fibroblast manusia dewasa. Oleh karena itu, kami berkeinginan untuk meneliti level RNA gen SOX2 dan c-Myc sel yang diperoleh dari jaringan kanker payudara dengan populasi sel punca kanker menggunakan metode reverse transcription-polymerase chain reaction (RT-PCR). Metode RT-PCR merupakan metode terpilih untuk mendeteksi jumlah mRNA dalam jumlah kecil namun metode ini memerlukan normalisasi agar pengukuran menjadi lebih akurat. Kami menormalisasi level RNA dengan menggunakan housekeeping gene PUM1 sebagai kontrol dalam. Hasilnya menunjukkan bahwa ekspresi gen SOX2 dan c-Myc meningkat sebanyak 1,47% -13,11% dan 27,37%- 37,77% setelah dinormalisasi yang mengindikasikan bahwa ekspresi PUM dan c-Myc meningkat pada sel punca kanker payudara.
ABSTRACT
Cancer stem cells are a small subpopulation of cancer cells which has stemness characteristiclikenormalstemcells.someofthosecharacteristicsareself-renewal and high rate of survival that can cause tumor recurrence and metastasis. Recently.scientists reported that SOX2 and c-Myc genes are involved in induction of pluripotent stem cells from adult human fibroblast. Therefore, we intended to examine RNA level of SOX2 and c-Myc in cells that taken from breast cancer tissues with stem cells population using reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR). Given the ability to detect very low abundance mRNA, reverse transcription-polymerase chain reaction is a complex technique that requires normalization to become more accurate. We normalize RNA level using housekeeping gene PUMl as internal control. Our result show that expression of SOX2 and c-Myc increase by 1,47%-13,11% and 27,37%- 37,77% after normalization whereas indicate S0X2 and c-Myc are rising up in breast cancer stem cells.
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S33104
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>