Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ellya Qolina
Abstrak :
ABSTRAK Abstrak Perilaku kekerasan merupakan perilaku melukai orang lain diri sendiri maupun lingkungan baik secara fisik maupun psikologis. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh terapi kognitif dan latihan asertif terhadap tanda dan gejala serta kemampuan mengontrol perilaku kekerasan klien Skizofrenia. Desain penelitian ldquo Quasi experiment pre and post test with control group rdquo dengan tindakan terapi kognitif dan latihan asertif. Sampel sebanyak 30 kontrol dan 30 intervensi. Pemberian Terapi generalis dan terapi Kognitif paling banyak menurunkan respons kognitif 40 dan 35 9 meningkatkan kemampuan kognitif. Pemberian terapi generalis dipadukan dengan terapi kognitif dan latihan asertif menurunkan respons perilaku sebanyak 53 3 dan meningkatkan kemampuan perilaku 56 25. Penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan penurunan tanda dan gejala perilaku kekerasan dengan kemampuan mengontrol perilaku kekerasan klien Skizofrenia r 0 39 Terapi kognitif dan latihan asertif direkomendasikan untuk diterapkan pada klien perilaku kekerasan bersama dengan tindakan keperawatan generalis Kata kunci Perilaku Kekerasan Terapi Kognitif Latihan asertif Skizofrenia.
ABSTRACT UNIVERSITY OF INDONESIA POSTGRADUATE PROGRAM FACULTY OF NURSING MASTER MENTAL HEALTH NURSING PROGRAM Thesis November 2015 Miswarti The Influence of Cognitive Therapy and Assertive Exercise on Sign and Symptoms and the Ability in Controlling Violence Behavior on Schizophrenia Client Abstract Violence behavior is a physical force intended to hurt or damage someone or something physically or psychologically The purpose of this study is to determine the influence of cognitive therapy and assertive exercise on sign and symptoms and the ability in controlling violence behavior on schizophrenia client This is quasi experiment pre and post test with control group where sixty patients with schizophrenia where 30 patient receive treatment treatment group and another 30 patient did not control group General and cognitive therapy are the most common treatment in decreasing cognitive response 40 and improving cognitive ability 39 The combination of generalist cognitive and assertive exercise therapy decreasing behavior response in 53 3 and improving behavior ability 56 25. The result shows the correlation between decreasing sign and symptoms of violence behavior and the ability in controlling violence behavior on schizophrenia client r 0 39 This study recommends that cognitive assertive exercise and generalist therapy can be implemented on client with violence behavior Keywords violence behavior cognitive therap assertive exercise schizopherenia.
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
R.A. Astria Maruti
Abstrak :
ABSTRAK
SMU Ragunan adalah sekolah yang dikhususkan bagi pengembangan prestasi atlet remaja. Dalam pelaksanaannya, sekolah ini memiliki tunmtan yang harus dipenuhi siswa dari bidang akademik dan olahraga agar siswa tidak dikeluarkan dari sekolah. Tuntutan dari bidang akademik mengatakan bahwa apabila siswa tidak naik kelas/lulus, maka siswa akan dikenakan sangsi di dikeluarkan dan sekolah atau dikeinbalikan ke orangtuanya. Demikian juga dengan tuntutan dari bidang olahraga yang mengatakan bahwa apabila siswa tidak dapat dikerabangkan lagi prestasi olahraganya, maka siswa akan langsung dikeinbalikan ke orangtuanya/ke daerah asalnya (Tata Tertib SMP/SMU Negeri Ragunan, 1996). Tuntutan yang datang dari tingkungan, diketahui dapat mempengaruhi tingkat aspirasi seseorang (Hurlock, 1973). Maka, dalam hal ini, tuntutan dalam bidang akademik dan olahraga yang datang dari lingkungan sekolah dikatakan dapat mempengaruhi tingkat aspirasi akademik dan tingkat aspirasi olahraga siswa. Selain iiu. sebagai atlet, siswa inembutuhkan pertandingan-pertandingan sebagai media Lintuk meningkatkan prestasi olahraga mereka. Uamun dengan keadaan krisis moneter yana melanda negeri kita akhir-akhir ini membuat berbagai kegiatan pertandingan olahraga berkurang Ha! ini cukup memberikan pengaruh bagi siswa SMU Ragunan, karena mereka membutuhkan media untuk berprestasi dan untuk memenuhi tuntutan dari bidang olahraga yang dikeluarkan sekolah. Menurut hasil penelitian Rehberg (dalam Grinder, 1978) diketahui bahwa ada hubungan antara keinginan untuk meraih prestasi yang tinggi pada bidang olahraga dengan keinginan untuk mencapai sasaran akademik dan pekerjaan yang tinggi pada seorang atlet. Maka dilandasi hasil penelitian tersebut, diduga ada hubungan antara tingkat aspirasi akademik dan tingkat aspirasi olahraga pada siswa atlet remaja yang berada di SMU Ragunan. Dari hal di atas, maka dibuatlah penelitian yang bertujuan untuk melihat adanya hubungan antara tingkat aspirasi akademik dengan tingkat aspirasi olahraga pada siswa atlet yang berada di SMU Ragunan. Penelitian ini sifatnya kuantitatif. Pengambilan data dilakukan dengan memberikan kuesioner tingkat aspirasi akademik dan kuesioner tingkat aspirasi olahraga kepada responden yang menekuni cabang olahraga perorangan (individual). Data yang diperoleh akan diolah dengan teknik korelasi Pearson's Producl Moment dengan menggunakan bantuan SPSS for Windows Release 6.0. Sampel penelitian ini adalah 56 siswa SMU Ragunan, kelas dua dan kelas tiga, berusia antara 15-18 tahun, yang diperoleh dengan teknik purposive sampiittg. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat aspirasi akademik dengan tingkat aspirasi olahraga pada siswa SMU Ragunan. Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, ada beberapa saran yang perlu diperhatikan, yaitu memperbesar jumlah sampel agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan dan mencari informasi yang akurat dan lebih banyak mengenai tingkat aspirasi akademik dan tingkat aspirasi olahraga berkenaan dengan belum banyaknya literatur yang membahas secara khusus mengenai tingkat aspirasi olahraga.
1998
S2752
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarumaha, Rahmat Satria Valentino
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran self-regulated learning terhadap student engagement pada siswa atlet di Sekolah Khusus Olahragawan Ragunan DKI Jakarta. Partisipan penelitian ini adalah 96 siswa atlet di Sekolah Khusus Olahragawan Ragunan DKI Jakarta yang berada pada jenjang pendidikan SMA dengan rentang usia 15 sampai 18 tahun. Data yang diperoleh diolah menggunakan metode kuantitatif, variabel self-regulated learning diukur dengan Academic Self-Regulated Learning Scale (A-SRL-S) dan variabel student engagement diukur menggunakan Student Engagement Scale (SES). Hasil analisis regresi linear menunjukkan bahwa self-regulated learning (F = 65.417, p < .05) dapat memprediksi student engagement dengan R² = .404 artinya 40% varians skor student engagement dapat dijelaskan oleh self-regulated learning. Hasil penelitian ini memperjelas arah hubungan peran self-regulated learning terhadap student engagement adalah positif. Semakin tinggi skor self-regulated learning yang diperoleh partisipan maka semakin tinggi juga skor student engagement partisipan. ......This study aims to examine the role of self-regulated learning on student engagement in student athletes at the Ragunan Special School for Athletes, Jakarta, Indonesia. The participants of this study were 96 high school level student athletes at the Special School for Athletes in Ragunan, Jakarta, Indonesia with an age range of 15 to 18 years. The data obtained were processed using quantitative methods, self-regulated learning variables were measured using the Academic Self-Regulated Learning Scale (A-SRL-S) and student engagement variables were measured using the Student Engagement Scale (SES). The results from the linear regression analysis showed that self-regulated learning (F = 65,417, p < .05) could predict student engagement with R² = .404, meaning that 40% of the variance in student engagement scores could be explained by self-regulated learning. The results of this study clarify that the relationship between the role of self-regulated learning and student engagement is positive. The higher the self-regulated learning score obtained by the participants, the higher the participant's student engagement score.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lena Afrida
Abstrak :
Konsep tata atur fisik lingkungan adalah cara menuju solusi yang ingin dicapai pada masa ke depan terhadap suatu obyek untuk memberikan pengaruh pada subyek. Sekolah khusus menjadi lingkungan pendidikan dan perawatan baik apabila memenuhi tujuan terhadap anak didik. Metode yang digunakan observasi langsung, mengamati, menganalisa kemudian memperbandingkan sesuai pembahasan arsitektural terhadap sekolah khusus. Kesimpulan akhir menunjukkan pengaturan fisik pada bangunan sekolah khusus memberikan pengaruh atas pembentukan perilaku anak autis. Pembentukan perilaku ini disertai dukungan rangsangan dari subyek pendukung terdekat yaitu guru, terapis serta keluarga. Pengaturan fisik dapat diterapkan pada lingkungan lain dimanapun anak autis memiliki kebutuhan atas perawatan dan pendidikan.
The physical setting of environment's concept is the way for reaching the future solution to an object for giving influence to the subject. Special needs school become the good schooling and healing environment if they could fulfill the purpose for pupils. The used method are direct observe, analyze then compare the school based on the architectural studies. The conclusion indicate that the physical setting of school building give influence for shaping autistic child behavior. The shaping must be support by the stimulating another subject, they are teacher, therapist and family. These physical setting can be applied to another environment wherever the autistic child needs for schooling and healing.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51607
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Afrilia Ardinda
Abstrak :
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi kebijakan sekolah filial yang ada di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Palembang. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivis dan metode kualitatif untuk menjelaskan mengenai analisis implementasi kebijakan sekolah filial yang ada di LPKA Palembang dengan melihat aspek konten dan konteks sebagai suatu kebijakan. Untuk menganalisis kebijakan sekolah filial, maka peneliti menggunakan teori implementasi kebijakan dari Merilee S Grindle serta Mazmanian dan Sabatier untuk mendukung proses analisis implementasi yang mempengaruhi penyelenggaraan pembinaan anak didik pemasyarakatan yang berbasis pendidikan di LPKA Palembang. Hasil penelitian menunjukkan kendala-kendala penyelenggaraan sekolah filial yang belum efektif. Dari aspek konten kebijakan diketahui bahwa permasalahan anggaran merupakan permasalahan utama dalam implementasi kebijakan sekolah filial di LPKA Palembang. Selain itupun, masa hukuman peserta didik yang berbeda-beda dan relatif singkat juga mempengaruhi implementasi kebijakan sekolah filial. Kebijakan ini akan lebih terasa manfaatnya bila dilaksankan di luar LPKA Palembang. Bila diluar LPKA anak didik pemasyarakatan bisa berinteraksi dengan pihak lain dan konsepsi dari pemasyarakatannya sendiri akan semakin terasa. Dari aspek konteks kebijakan diketahui bahwa belum adanya kepedulian dari pimpinan atas. Sehingga menyebabkan belum adanya mekanisme penegakan aturan yang jelas dalam kebijakan sekolah filial untuk lingkup nasional serta ditambah belum adanya suatu sistem yang dapat mendorong pelaksanaan kebijakan sekolah filial yang lebih efektif.
This study aims to investigate policy implementation of filial school at Palembang Child Correctional Institution (LPKA Palembang). It uses post-postivist approach and qualitative method to explain the policy implementation of filial school at Palembang Child Correctional Institution. It analyzes the content and context aspects of the policy. Policy implementation theories by Merilee S. Grindle and by Mazmanian and Sabatier are used to support analysis process of implementation that influence the enforcement of education-based coaching for correctional students at LPKA Palembang. The results indicated contraints to organizing filial school that have not been effective. From the content aspect of policy, it is known that budget problem is the main problem in filial school policy implementation at LPKA Palembang. Students sentece periods which are vary and relatively short also affect the implementation of filial school policy. The policy will be more beneficial if implemented outside LPKA Palembang. Outside correctional institution, correctional students can interact with other parties and the concept of correctional itself will be more felt. Context aspect of policy discovered that there is no concern yet from the top leadership. It causes there has been no clear enforcement mechanism in filial school policy for the national scope, and also the absence of a system that can encourage the more effective implementation of filial school policy.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
T53047
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library