Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
Arleen A.
Jakarta: Kompas Granedia, 2017
899.221 ARL t
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Nabila Aulia Rahardja
"Sejak pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 2018, BNPL memiliki tren yang pesat terutama jika dibandingkan dengan kartu kredit yang memiliki konsep sejenis dengannya. Walaupun begitu, apabila dibandingkan dengan metode pembayaran lain di e-commerce seperti digital wallet, virtual account, transfer bank, dan cash on delivery, penggunaan BNPL masih kurang unggul. Berangkat dari permasalahan tersebut, peneliti terdorong untuk mengeksplorasi faktor affordance yang memengaruhi minat bertransaksi menggunakan BNPL yang dimiliki oleh e-commerce. Hal ini dilakukan dengan menggunakan technology affordance theory (affordance theory—teori yang menjelaskan mengenai faktor yang dimiliki suatu artefak TI yang dapat dirasakan oleh seseorang) dan teori Technology Acceptance Model. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan exploratory sequential method. Pada penelitian kualitatif dilakukan pencarian affordance dari BNPL yang dimiliki oleh e-commerce melalui wawancara bersama 10 pengguna BNPL. Hasil wawancara diolah menggunakan thematic analysis sehingga terbentuk tema-tema yang digunakan untuk pembentukan model penelitian. Selanjutnya, peneliti menyebarkan kuesioner secara daring dan mendapatkan total 334 data responden yang valid. Data yang didapatkan kemudian diuji menggunakan PLS-SEM. Melalui hasil penelitian, didapatkan bahwa faktor affordance, yaitu informativeness, convenience, security, monetary benefit, dan immediate resource memiliki pengaruh terhadap minat bertransaksi menggunakan BNPL yang dimiliki oleh e-commerce. Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat satu faktor affordance, yaitu financial management yang tidak terbukti memengaruhi minat bertransaksi menggunakan BNPL yang dimiliki oleh e-commerce. Di sisi lain, perceived ease of use tidak terbukti memengaruhi attitude seseorang terhadap BNPL.
Since it was introduced in 2018, BNPL had a rapid growth, outpacing credit cards that have a similar concept. Despite its popularity, compared to other payment methods in ecommerce such as, digital wallet, bank transfer, virtual account and Cash on Delivery, BNPL usage still lags behind. Based on this problem, researchers are encouraged to explore the affordance that influences purchase intention using BNPL in e-commerce. This study used technology affordance theory (which explains factors or features given by IT artifacts that can be perceived by someone) and Technology Acceptance Model. This research is conducted using mixed method, specifically exploratory sequential method approach. The qualitative research conducted to explore affordance of BNPL in e-commerce through interviews with 10 BNPL’s users. The result of the interview was then processed using thematic analysis to find potential themes used for the research model. Researchers distributed questionnaires online and got 334 valid respondent data. The research model was tested quantitatively using the PLS-SEM method. The result found that affordance factors such as informativeness, convenience, security, monetary benefit and immediate resource have been proven to influence purchase intention using BNPL in e-commerce. However, the study did not find a relationship between financial management affordance and purchase intention using BNPL in e-commerce. The result also showed that perceived ease of use don’t have significant relationship with individual attitude towards BNPL."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Raditya Hanif Yudha Prathama
"Sejak pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 2018, BNPL memiliki tren yang pesat terutama jika dibandingkan dengan kartu kredit yang memiliki konsep sejenis dengannya. Walaupun begitu, apabila dibandingkan dengan metode pembayaran lain di e-commerce seperti digital wallet, virtual account, transfer bank, dan cash on delivery, penggunaan BNPL masih kurang unggul. Berangkat dari permasalahan tersebut, peneliti terdorong untuk mengeksplorasi faktor affordance yang memengaruhi minat bertransaksi menggunakan BNPL yang dimiliki oleh e-commerce. Hal ini dilakukan dengan menggunakan technology affordance theory (affordance theory—teori yang menjelaskan mengenai faktor yang dimiliki suatu artefak TI yang dapat dirasakan oleh seseorang) dan teori Technology Acceptance Model. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan exploratory sequential method. Pada penelitian kualitatif dilakukan pencarian affordance dari BNPL yang dimiliki oleh e-commerce melalui wawancara bersama 10 pengguna BNPL. Hasil wawancara diolah menggunakan thematic analysis sehingga terbentuk tema-tema yang digunakan untuk pembentukan model penelitian. Selanjutnya, peneliti menyebarkan kuesioner secara daring dan mendapatkan total 334 data responden yang valid. Data yang didapatkan kemudian diuji menggunakan PLS-SEM. Melalui hasil penelitian, didapatkan bahwa faktor affordance, yaitu informativeness, convenience, security, monetary benefit, dan immediate resource memiliki pengaruh terhadap minat bertransaksi menggunakan BNPL yang dimiliki oleh e-commerce. Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat satu faktor affordance, yaitu financial management yang tidak terbukti memengaruhi minat bertransaksi menggunakan BNPL yang dimiliki oleh e-commerce. Di sisi lain, perceived ease of use tidak terbukti memengaruhi attitude seseorang terhadap BNPL.
Since it was introduced in 2018, BNPL had a rapid growth, outpacing credit cards that have a similar concept. Despite its popularity, compared to other payment methods in ecommerce such as, digital wallet, bank transfer, virtual account and Cash on Delivery, BNPL usage still lags behind. Based on this problem, researchers are encouraged to explore the affordance that influences purchase intention using BNPL in e-commerce. This study used technology affordance theory (which explains factors or features given by IT artifacts that can be perceived by someone) and Technology Acceptance Model. This research is conducted using mixed method, specifically exploratory sequential method approach. The qualitative research conducted to explore affordance of BNPL in e-commerce through interviews with 10 BNPL’s users. The result of the interview was then processed using thematic analysis to find potential themes used for the research model. Researchers distributed questionnaires online and got 334 valid respondent data. The research model was tested quantitatively using the PLS-SEM method. The result found that affordance factors such as informativeness, convenience, security, monetary benefit and immediate resource have been proven to influence purchase intention using BNPL in e-commerce. However, the study did not find a relationship between financial management affordance and purchase intention using BNPL in e-commerce. The result also showed that perceived ease of use don’t have significant relationship with individual attitude towards BNPL."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Aprianto
"Manusia dan bahasa memiliki suatu keterkaitan yang khusus. Tidak mungkin suatu bahasa akan berubah tanpa adanya perubahan pada manusia pemakainya, dan tidak mungkin perubahan pada manusia pemakainya tidak berpengaruh kepada bahasa yang dipakainya sehari-hari. Berdasarkan pada pemikiran ini, penulis mencoba melakukan penelitian untuk mengetahui apakah terjadi perubahan di dalam penggunaan kata ganti orang pertama (KGOP) dalam masyarakat Jepang sekarang ditinjau dari kalangan anak mudanya. Pada dasarnya, ada dua jenis penggunaan kata acuan diri sendiri (terms of sell) di dalam bahasa Jepang, meliputi penggunaan vokatif (penggunaan kata-kata sapaan), dan penggunaan pronomina (penggunaan kata ganti orang). Hal ini timbul karena orang Jepang, sebelum mengacu dirinya sendiri, harus melihat dan mempertimbangkan siapa lawan bicara mereka dan bagaimana situasi percakapan mereka guna menentukan jenis kata ganti orang pertama (KGOP) yang akan dipergunakannya. Mengenai kedua penggunaan ini, Takao Suzuki, di dalam bukunya Kotoba to Bunka (1973) mengatakan bahwa Orang Jepang didalam percakapannya jarang menggunakan kata ganti orang (pronomina) pada waktu mengacu dirinya sendiri atau menunjuk orang lain. Mereka berusaha sedapat mungkin untuk menghindari adanya penggunaan kata ganti orang tersebut, yang ditempuh dengan menggantikannya dengan kata-kata sapaan atau yohrkake (vokatif). Kalaupun mereka terpaksa harus menggunakan penggunaan pronomina tersebut (umumnya digunakan pada waktu berbicara dengan orang yang sama atau lebih tinggi kedudukannya dari si pembicara), mereka akan memakai KGOP yang mengandungmakna sopan (merendahkan diri), seperti KGOP watashi pada wanita dan KGOP boku pada pria. Akan tetapi, dari hasil penelitian kuesioner yang dilakukan di Universitas Utsunomiya, penulis mendapatkan kenyataan sebaliknya dimana penggunaan vokatif sebagai tabu bahasa ternyata sudah semakin berkurang penggunaannya baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan pergaulan teman dekat. Anak muda Jepang sekarang kelihatannya lebih cenderung memilih penggunaan pronomina didalam percakapan mereka. Adapun pronomina yang umumnya mereka pakai adafah watashi dengan variasi atashi untuk kalangan wanitanya dan ore untuk kalangan prianya. KGOP boku masih tetap ada dan masih dipergunakan walaupun dibandingkan dengan ore, penggunaannya sudah jauh berkurang."
2000
S13494
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fatisya Ilani Yusuf
"Banjir yang terus melanda wilayah Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur menyebabkan banyak kerugian, terutama kerugian ekonomi yang diterima oleh masyarakat terdampak. Hal ini membuat pemerintah DKI Jakarta merencanakan normalisasi Sungai Ciliwung yang tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2030 dan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Detil Tata Ruang RDTR.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengestimasi manfaat yang diterima masyarakat setelah proyek normalisasi sungai selesai, menghitung nilai sekarang bersih net present value dari dampak normalisasi sungai berdasarkan selisih estimasi manfaat yang diterima masyarakat setelah proyek normalisasi sungai selesai dengan biaya normalisasi sungai, dan menganalisis kelayakan proyek normalisasi sungai berdasarkan nilai sekarang bersih NPV. Pendekatan penelitian kuantitatif dan menggunakan metode kuantitatif.
Hasil penelitian yaitu estimasi manfaat yang diterima masyarakat setelah proyek normalisasi adalah sebesar Rp 4 miliar. Nilai sekarang bersih net present value dari dampak normalisasi sungai adalah sebesar Rp -169,79 miliar. Dari aspek lingkungan, normalisasi sungai juga merusak ekosistem sempadan sungai. Kesimpulan dari penelitian ini adalah proyek normalisasi sungai yang memiliki hasil nilai sekarang bersih net present value negatif NPV < 0 , maka dapat dikatakan bahwa proyek normalisasi sungai ini tidak layak untuk dilaksanakan.
Floods continue to hit Kampung Pulo, part of Kampung Melayu village, East Jakarta and caused a lot of losses, especially economic losses which affected communities. This problem makes DKI Jakarta rsquo s goverment plan a decision to normalize Ciliwung river that contained in the Regional Regulation No. 1 2012 on Spatial Plan 2030 and Regional Regulation No. 1 2014 on Detailed Spatial Plan RDTR. The aims of this study is to estimate benefit which accepted by communities after river normalization project, calculate the net present value NPV of river normalization based on difference between the estimated benefit which accepted by communities as a result of floods before river normalization, and to analyzed feasibility river normalization rsquo s project based on net present value NPV . This research use quantitative approach and quantitative method. The results of this study, that estimated of the benefits received by the community after normalization project is around IDR 4 billion. The net present value NPV of the river normalization project is around IDR 169,79 billion and can be said that normalization project is not feasible. From the environmental aspect, the normalization of rivers also damaged riparian ecosystem. The conclusion of this study is the river normalization project which has the result of net present value NPV negative NPV 0 , it can be said that the normalization of the river project is not feasible."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Tri Taruna Boedihardja
"Tesis ini membahas business plan untuk mendirikan one-stop sports center di Bintaro dalam konteks manajemen keuangan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif berupa Innovation Plan yang difokuskan untuk menciptakan konsepkonsep baru tentang inovasi di bidang jasa. Untuk penyusunan strategi, penelitian ini menggunakan Diamond Model Strategy sebagai acuannya. Selain itu, penulisan ini berfokus pada analisis kelayakan investasi terhadap perencanaan bisnis ini. Dalam melakukan analisis kelayakan investasi, tools yang digunakan adalah nilai bersih sekarang, tingkat pengembalian internal, periode pengembalian, periode pengembalian yang didiskon, indeks profitabilitas, dan pengembalian akuntansi.
This thesis discusses the business plan to establish one-stop sports center in Bintaro in the context of financial management. This study is a qualitative study that focused innovation plan to create new concepts of innovation in services. For the preparation of the strategy, this study uses Diamond Model Strategy as a reference. In addition, this paper focuses on analyzing the feasibility study of investing in this business plan. In conducting the feasibility analysis of investment, the tools used is the net present value, internal rate of return, payback period, discounted payback period, profitability index, and accounting return."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T32270
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library