Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nufian S. Febriani
Jakarta: UB Press, 2022
659.1 NUF s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Faundria Putri Pratama
Abstrak :
Penelitian ini menjelaskan mengenai film seri Aku Cinta Indonesia sebagai media untuk mensosialisasikan nilai-nilai Pendidikan Pancasila masa Orde Baru. Pemerintah pada masa itu menginginkan adanya film seri pendidikan yang dapat diputar dalam televisi nasional, di samping untuk mengurangi film impor yang kehadirannya terkadang membawa nilai yang tidak sesuai dengan karakter bangsa. Ini menjadi hal yang penting mengingat penanaman karakter yang berlandaskan Pancasila sedang gencar dilakukan pada masa Orde Baru. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan Pendidikan Pancasila melalui jalur pendidikan formal. Pemerintah pun memanfaatkan televisi sebagai media sosialisasi pendidikan dan film seri Aku Cinta Indonesia hadir sebagai salah satu bentuk realisasi upaya tersebut. Latar belakang ini membawa penelitian pada pertanyaan mengenai bagaimana upaya pemerintah mensosialisasikan nilai-nilai Pendidikan Pancasila melalui film seri Aku Cinta Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan lima tahapan, antara lain heuristik dengan mengumpulkan sumber primer dan sekunder, kemudian tahap kedua berupa kritik sumber, tahap ketiga interpretasi data, kemudian tahap terakhir adalah historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberlakuan Pendidikan Pancasila mendorong pemerintah untuk mensosialisasikannya tidak hanya melalui pendidikan formal, melainkan juga dengan media televisi. Oleh karena itu, upaya pemerintah dalam mensosialisasikan nilai-nilai Pendidikan Pancasila dilakukan melalui kerja sama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan bersama Departemen Penerangan. Penelitian ini menemukan bahwa dalam beberapa episode film seri ACI terdapat nilai-nilai Pendidikan Pancasila yang mendukung upaya pemerintah dalam menanamkan karakter berlandaskan Pancasila sesuai dengan misi pembangunan Orde Baru. Penelitian ini juga memberikan paparan mengenai respon positif masyarakat terhadap kehadiran film ACI sebagai tayangan pendidikan yang memberikan andil dalam televisi nasional.
This research explains a movie series titled Aku Cinta Indonesia as the media to socialize Pancasila Education in the Orde Baru era. At that time, the government wanted to air an educative movie series on national television, besides reducing imported movies which their existence brought values that were not suitabe to the character of the nation. This is important since character building based on Pancasila was being intensively carried out during the Orde Baru era. It could be seen from the implementation of Pancasila Education through formal education. The government also used television as the education socialization media, and the movie series titled Aku Cinta Indonesia became one of the tools used. This background brings the research to a question on how the government socialized the values of Pancasila Education through the movie series titled Aku Cinta Indonesia. This research uses historical method with five steps, which are heuristics by compiling primary and secondary sources, then the second step is verification. The third step is data interpretation, and the last step is historiography. The result of this study shows that the implementation of Pancasila Education encouraged the government to socialize it not only through formal education, but also televison media. Therefore, the government efforts in order to socialize the values of Pancasila Education were conducted by cooperating with Department of Education and Culture and Department of Information. This study indicates that in some episodes of the movie series ACI, there were Pancasila Education values that supported the government efforts to establish a character building based on Pancasila which was in accordance with the development mission of Orde Baru era. This research also provides an explanation of the positive responses of the public to the presence of ACI movie as the educative show that contribute to the national television.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anggoro Prasetyo
Abstrak :
Artikel ini membahas soal karikatur-karikatur yang digunakan oleh harian Merdeka untuk merespon kebijakan pemerintah selama dua tahun dalam Demokrasi Terpimpin (1963-1964). Dekrit Presiden merupakan titik balik dari kehidupan dan kebebasan berpendapat sejalan dengan pergantian era. Kemelut yang sempat menggoyahkan dunia pers pada waktu itu mengharuskan persona yang terlibat dalam media – media, baik surat kabar maupun majalah, untuk melakukan sesuatu sehingga pers tetap bertahan dan dapat menyebarluaskan informasi kepada masyarakat luas Hal ini terjadi pula pada harian Merdeka yang berusaha mempertahankan warna pada surat kabarnya sedemikian rupa. Merdeka memberikan opininya melalui visualisasi karikatur untuk mempertegas tajuk rencana Karikatur mampu menuangkan pesan kepada masyarakat, seperti halnya drama radio, tentu dengan kekuatan bercerita yang berbeda. Alasan inilah yang menggugah penulis untuk menggarap lebih lanjut dalam penelitian ini yang kiranya dapat memberikan kontribusi dalam penulisan sejarah media massa. Hal ini berbeda dengan sekian penelitian yang hanya menekankan pada pendirian redaktur selama memimpin harian ini atau karikatur-karikatur yang digunakan oleh koran untuk menguatkan dan merombak mitos pemerintah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah yang meliputi heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Sumbersumber yang digunakan meliputi koran sebagai bahan utama, kemudian artikel jurnal, buku, majalah, termasuk penerbitan sumber. ......This article discusses the caricatures used by the Merdeka daily to respond to the government's two-year policy of Guided Democracy (1963-1964). The President's decree is a turning point in life and freedom, among others, with the change of era. The crisis that had shaken the press world at that time required people involved in the media, both newspapers and magazines, to do something so that they could survive and disseminate information to the wider community. in such a way. Merdeka gives his opinion through visualization of caricatures to emphasize the editorial. Caricatures are able to convey messages to the public, just like radio dramas, of course with different storytelling strengths. This is what inspires the author to work further in this research which may contribute to the writing of the history of the mass media. This is in contrast to all the research that has only been done on the editor's establishment during the time he led this newspaper or the caricatures used by newspapers to reinforce and dispel government myths. The method used in this study is a historical research method which includes heuristics, criticism, interpretation, and historiography. The sources used include newspapers as the main material, then journal articles, books, magazines, including publishing sources.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rasyid Sartuni
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Kasijanto Sastrodinomo
Abstrak :
This article addresses the research on media history in Indonesia. The VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) period of the seventeenth/eighteenth century, also known as the early modern period, is regarded as a starting point in this study. It was during this time that printing machines were imported from Europe by the VOC authorities. The availability of paper and printing ink also made it possible for the production of printed matter such as forms, books, and other material. The first known printed media was the Bataviasche Nouvelles, which served as a kind of newspaper. This period saw three types of publishing houses: (1) urban publishing; (2) publishing houses working under contract; and (3) royal publishing houses. Basically however, all these different publishing activities were aimed at supporting the existence of the VOC. Publishing companies were generally engaged in providing service to the Church and meeting the VOC?s administrative requirements. Communication media, based on enhancing freedom of opinion and disseminating information, would pose a problem as it would come face to face with VOC?s power monopoly.
University of Indonesia, Faculty of Humanities, 2008
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Rizky Astrinita
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang perkembangan Majalah Anak : Majalah Bobo tahun 1973 - 2000. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Majalah Bobo adalah inisiasi dari Ibu Tinneke untuk menciptakan ruang bagi anak ? anak di dalam Koran Kompas. Menanggapi banyaknya animo masyarakat untuk rubrik ini, akhirnya dijadikan sebuah majalah bernama Bobo. Bobo hadir sebagai suatu bacaan alternative dengan mangsa pasar anak ? anak. Majalah Bobo mempunyai misi untuk mencerdaskan anak bangsa, dengan cara mengemas isi majalah dengan menghadirkannya media bermain dan belajar untuk anak.. Metode yang digunakan didalam skripsi ini adalah studi kepustakaan dan wawancara.
ABSTRACT
This thesis is about the development of children?s magazine : Bobo Magazine 1973 ? 2000. From the result it can be concluded that Bobo is the intiation of Mrs. Tineke to make a space for children on Kompas Newspaper. Responding to the amount of public interest in this column, eventually Bobo was turned into a magazine. Bobo born as an alternative for the children. Bobo magazine?s mission is to educate the children of the nation, in they way making playing and learning contents. The method used on this thesis is the study of literature and interviews.
2016
S65839
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldis Shanahan Raiputra
Abstrak :
Majalah Aktuil terbit pertama kali pada tahun 1967 di Bandung, di prakarsai oleh anak-anak muda pecinta musik yang bercita-cita mendirikan sebuah majalah. Inspirasinya datang dari majalah-majalah musik Belanda yang beredar di Indonesia saat itu, seperti Pop Foto dan Actueel. Kedua majalah tersebut membawa ekses budaya tanding dari tulisan-tulisannya, akibat dari tren hippies yang mendunia. Akibatnya, Aktuil pun menjadi sarana budaya tanding berkembang di Indonesia. Apalagi, di Indonesia sendiri telah tumbuh jurang generasi yang datang dari perbedaan aspirasi dan kegagalan komunikasi antara anak muda dan orangtua, mirip dengan latar belakang hippies di Amerika Serikat. Aktuil, yang didirikan oleh anak muda untuk anak muda menjadi oase dalam polemik generation gap, dengan membawa sebuah budaya tanding yang membantu anak muda mendefinisikan dirinya sendiri dan lepas dari ekspektasi orangtua.
Aktuil magazine was first published in Bandung in 1967, initiated by music loving youths whose dreams were to establish a magazine. The inspiration came from Dutch music magazines which available in Indonesia at that time, such as Pop Foto and Actueel. Both magazine brought counter culture excess from their articles, influenced by hippies trend which was a big hit around the world. As a consequence, Aktuil, too, became a device for counter culture to blossom in Indonesia. Particularly because a generation gap, generated from aspiration contrariety and communication fiasco between the parents and the youths, was apparent around the nation, similar to what had happened before hippies in United States. Aktuil, made by youths for youths became an oasis in generation gap polemic by propagating counter culture which help the youths defined themselves and got out from the parents rsquo expectations.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S68148
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deby Septiani
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai upaya majalah Kunang-kunang dalam memenuhi kebutuhan akan bacaan anak-anak Indonesia pada masa revolusi. Dunia anak merupakan dunia yang penuh warna, kehidupannya yang unik membuat anak-anak menjadi subjek kajian sosial, khususnya sejarah yang menarik untuk dibahas. Tulisan tentang majalah Kunang-kunang hanyalah potongan kecil mengenai gambaran dunia anak Indonesia di masa revolusi. Dimana ketika masa itu, kehidupan anak-anak Indonesia berada dalam situasi yang lsquo;buram rsquo;. Keburaman itu muncul dalam wujud kurangnya perhatian terhadap bacaan untuk anak-anak Indonesia dalam mewarnai kehidupan mereka dimasa revolusi. Metode dan sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah, yaitu: melalui tahap heuristik, kritik sumber sehingga didapatkan fakta sejarah yang benar-benar mendekati kenyataan peristiwa yang ditulis. Selanjutnya dilakukan tahap interpretasi data, dan tahap terakhir adalah historiografi atau penulisan sejarah. Sumber yang digunakan penulis dalam penelitian ini berupa sumber arsip, koran, majalah sejaman, serta buku-buku sebagai sumber pendukungnya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kehadiran majalah anak Kunang-kunang mampu memberikan dampak tersendiri bagi kehidupan dan perkembangan anak-anak Indonesia di masa revolusi. Dengan adanya majalah anak Kunang-kunang, anak-anak Indonesia berhasil memiliki ruang dalam berkarya dan mampu melatih kreativitas mereka lewat beragam tulisan yang dihasilkan.
ABSTRAK
This thesis explaining about how to Kunang kunang Magazines entertaining and educating children in Indonesia with their content in Revolutionary Era. Children rsquo s world is a life full of color and unique, that rsquo s why, Children rsquo s world is interesting to be a subject of researches. This thesis which explaining about Kunang kunang Magazines is just a small pieces of puzzle about Indonesian Children rsquo s life in Revolutionary Era where rsquo s children rsquo s life on that era is on a stake. That rsquo s because children rsquo s in this era doesn rsquo t had a good attention from government and their parents about education especially in reading. Method and Source which has used on this research is a Historical Science Method, which is using Heuristic, Source Critic which has been gathered, interpretation source after criticize gathered source and historiography or rewrite the situation based on Data and Historical Science Literature. Data source used by the Author on this research is an Archive and related Magazines according to year where Kunang kunang Magazines is released, Newspaper, and some Book which explaining about children on revolutionary era. The result of this research showing The Existence of Kunang kunang Magazines is giving a great impact to Indonesian Children rsquo s life on this revolutionary era. With Kunang kunang Magazines existence in Indonesia, children rsquo s has a good chance in creating some great work and expand their creativity with a writing media which children made.
2917
S68681
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover