Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Uka Tjandrasasmita
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1982
913.92 UKA u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jones, Tom B.
Homewood, Ill.: Dorsey Press, 1978
930.1 JON f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Davis, James Cushman
Tanggerang Selatan: Baca, 2005
909.009 DAV h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Suharto
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Utami
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2019
899.232 AYU m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ninny Soesanti Tedjowasono
Abstrak :
Pendahuluan
Telah disebutkan pada bagian Latar Belakang, bahwa rekonstruksi sejarah kuno Indonesia semasa pemerintahan raja Airlangga tidak dapat dilepaskan dengan pengkajian sumber-sumber tertulis baik yang dikeluarkan pada saat ia memerintah maupun yang dikeluarkan oleh raja-raja yang memerintah sebelum dan sesudah dia, apalagi dirasakan cukup banyak prasasti dan naskah yang memuat data tentang raja Airlangga dan masa pemerintahannya itu.

Tahap awal dari suatu proses historiografi adalah heuritik, artinya adalah tahapan pengumpulan data selengkap-lengkapnya baik data berupa prasasti-prasasti yang sudah pernah dianalisis maupun seluruh data yang belum pernah dianalisis bahkan data yang masih berada di tempat ditemukannya atau bahkan belum pernah dicatat oleh lembaga yang berkepentingan (SPSP).

Permasalahan yang cukup krusial pada tahapan ini adalah menelusuri prasasti-prasasti yang masih ada di tempat asalnya dan belum pernah diinventarisasi apalagi diteliti. Pemerintah daerah kabupaten Lamongan dan Jombang melalui kepala seksi kebudayaannya telah membuat daftar dari prasasti-prasasti yang dimaksud dan menyebutkan sejumiah 40 buah prasasti masih tersebar di wilayah tersebut. Beberapa prasasti sudah diidentifikasikan sebagai prasasti yang dikeluarkan oleh raja Airlangga sedangkan sebagian besar belum.

Masalah kedua yang tidak kalah pentingnya adalah usaha memperkirakan pusat kerajaan raja Airlangga, yang barangkali dapat diidentifikasikan berdasarkan persebaran prasasti-prasastinya.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Hartanto
Abstrak :
Prasasti merupakan salah satu sumber sejarah kuno Indonesia yang menpunyai kualitas yang tinggi. Tidak dapat dipungkiri lagi sehingga J.G. de Casparis menyebutnya prasasti sebagai tulang punggung sejarah kuno Indonesia. Jumlah prasasti yang telah ditemukan di Indonesia diperkirakan mencapai ribuan, tapi pada kenyataannya sejarah kuno Indonesia masih banyak masa-masa yang tidak diketahui dengan pasti.O1eh karena itu penelitian terhadap prasasti tidak hanya memusatkan perhatian pada prasasti-prasasti yang belum diterbitkan, tetapi juga meneliti kembali prasasti-prasasti yang baru terbit dalam bentuk alih aksara sementara. kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa modern, sekaligus menelaah isinya. Dengan demikian data yang terkandung di dalam prasasti tersebut dapat digunakan sebagai sumber sejarah kuno Indonesia. Prasasti Malenga merupakan prasasti peninggalan dari masa Garasakan yang dikeluarkan pada tahun 974 S/ 1052 M) dan di salin kembali (ditulad) pada tahun 1258 S/ 1336 M. Prasasti ini terdiri dari 7 lempeng tembaga dan sekarang di simpan di Musium Nasional Jakarta dengan nomer inventaris E-81. Prasasti itu berisikan tentang penetapan sima desa Halenga oleh Hapanji Garasakan karena penduduk desa Halenga telah membantu Garasakan melawan Haji Lingga Jaya. Prasasti Malenga mempunyai huruf yang buruk, oleh karena itu pembuatan alih aksara serta membuat catatan pada alih aksara prasasti Malenga itu diharapkan dapat memberikan koreksi kesalahan penulisan oleh citralekha. Karena kesalahan dalam pembacaan dapat mengakibatkan salah penafsiran dan kesalahan dalam penafsiran dapat mengakibatkan ketidak tepatan dalau menguraikan peristiwa sejarah .yang terjadi. Diharapkan prasasti tersebut dijadikan data sejarah panting, guna mengisi masa-masa yang masih kosong.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S11869
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Green, Peter
New York: Thames & Hudson, 1989
930.072 GRE c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Randu Andreanto
Abstrak :
Prasasti adalah salah satu peninggalan yang merupakan sumber penting bagi penulisan sejarah kuno Indonesia, berupa putusan resmi yang tertulis di atas batu atau logam yang dirumuskan berdasarkan kaidah-kaidah tertentu, berisi anugerah dan hak yang dikaruniakan dengan berbagai upacara. Dari prasasti dapat diperoleh informasi tentang struktur kerajaan, struktur birokrasi, perekonomian, agama, sistem sosial kemasyarakatan dan adat istiadat masyarakat Indonesia Kuna (Boechari, 1977b:22). Bagian yang cukup penting dalam prasasti adalah penanggalan. Penentuan penanggalan harus dilakukan oleh seorang ahli astrologi istana atau wariga, dengan mengikuti ilmu dan ajaran-ajaran Hindu seperti yang terdapat dalam kitab-kitab Bh_skar_c_rya atau S_ryasiddh_nta (Bakker, 1972: 16). Tanggal, selain mempunyai arti sebagai penunjuk waktu juga mempunyai arti magis, yaitu suatu kekuatan tertentu yang dimiliki tanggal-tanggal itu dan biasanya dihubungkan dengan pengaruh baik atau buruk hari jika kemudian hari itu akan digunakan untuk suatu kegiatan. Kebiasaan itu ternyata masih digunakan hingga masa modern ini, seperti juga kitab S_ryasiddh_nta yang hidup terus dalam primbon-primbon Palintangan dan Pawukon. Hingga masa kini masyarakat Jawa masih memakai kitab-kitab primbon untuk mencari _hari baik_ guna melakukan suatu kegiatan, agar kegiatan itu bisa berjalan dengan lancar dan tanpa gangguan. Perhitungan _hari baik_ itu dilakukan karena raja sebagai pemberi keputusan bukan orang sembarangan, raja adalah penjelmaan Dewa di dunia (Sumadio, 1993: 191). Penelitian ini melihat apakah masyarakat Jawa kuno sudah mengenal konsep _hari baik_ itu dan melihat alasan-alasan pemilihan tanggal-tanggal yang tercantum dalam prasasti-prasasti Jawa kuno abad ke-9 & ke-10 M. Untuk melihat hal itu digunakan penghitungan pada unsur-unsur penanggalan yang ada pada pasasti. Ternyata setelah dihitung nilai harinya didapatkan prasasti-prasasti Jawa kuno abad ke-9 dan ke-10 M, banyak yang mempunyai nilai hari buruk. Hal ini menimbulkan kecurigaan apakah masyarakat Jawa kuno belum mengerti mengenai nilai-nilai hari atau cara penghitungan yang digunakan berbeda dengan yang digunakan sekarang dan sudah hilang
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S11879
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library