Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dadang Sudiadi
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
658.47 DAD p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Iswyoto Agoeng L.D.
Abstrak :
Tesis ini tentang pengamanan kawasan Ancol Jakarta Utara. Perhatian utama tesis ini adalah pengamanan kawasan Ancol Jakarta Utara, khususnya pada Taman Impian Jaya Ancol dengan fokus manajemen pengamanan. Dalam kajian tesis ini, pengamanan dilihat dari rangkaian tindakan dalam proses kegiatan dan pengamanan melalui pendekatan manajemen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode etnografi dengan teknik pengumpulan data melalui pengamatan, wawancara dengan pedoman dan pengamatan terlibat untuk mengungkapkan perbagai kegiatan yang dilakukan oleh Pos Polisi Binaria Ancol dan Bid. Kamtib PT. Pembangunan Jaya Ancol dalam melaksanakan pengamanan kepada warga masyarakat sebagai wujud pemberian pelayanan keamanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di daftar proses kegiatan pengamanan, Pos Polisi Binaria Ancol dan Bidang Keamanan Ketertiban PT. Pembangunan Jaya Ancol melaksanakan pendekatan manajemen pengamanan, yang diterapkan melalui fungsi-fungsi organik administrasi dan manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan/pemotivasian, dan pengendalian yang bersifat formal. Kebijaksanaan Direksi/Manajemen PT. Pembangunan Jaya Ancol untuk menyatukan kedua instansi pengamanan tersebut dalam satu struktur organisasi Bidang Keamanan Ketertiban, belum menciptakan pengelolaan pengamanan yang terintegrasi seperti diharapkan. Walaupun berada dalam satu struktur organisasi, penerapan manajemen pengamanan tidak terlihat sebagai satu sistem pengamanan terpadu, yang disebabkan oleh adanya dua kewenangan sekaligus komando yang berjalan sendiri-sendiri diantara para petugas pengamanan, sehingga pelaksanaannya sangat tergantung pada situasi dan kondisi di lapangan, yang menimbulkan kemungkinan terjadinya konfiik kepentingan. Pengamanan Kawasan Ancol Jakarta Utara, khususnya Taman lmpian Jaya Ancol, dilakukan oleh anggota Pos Pol Binaria Ancol dan petugas satpam Bid Kamtib PT. Pembangunan Jaya Ancol, yang secara rutin dilaksanakan melalui kegiatan penjagaan, pengaduan arus lalu lintas, pengawalan, patroli, tindakan pertama di tempat kejadian, maupun penerimaan laporan dan atau pengaduan dari warga masyarakat. Obyek/ sasaran pengamanan fisik lebih diutamakan oleh Bid Kamtib dengan tanggung jawab penugasan ada pads petugas satpam di unit-unit kerja, sedangkan anggota Pos Pol lebih banyak bersifat membantu. Di dalam melaksanakan kegiatan pengamanan, para petugas satpam dan anggota Pos Pol melakukan hubungan sosial dengan warga masyarakat dan menunjukkan adanya usaha untuk membantu atau melayani warga masyarakat, yang tidak hanya dilakukan melalui komunikasi dan kontak sosial secara Iangsung, tapi juga dilakukan melalui perbuatan atau tindakan daiam rangka pemenuhan kebutuhan warga masyarakat akan keamanan, ketertiban, keselamatan dan kenyamanan beraktivitas di Kawasan Ancol, khususnya Taman Impian Jaya Ancol. Implikasi kajian tesis ini adalah perlunya pengkajian yang lebih mendalam tentang pengelolaan keamanan oleh suatu manajemen perusahaan yang melibatkan struktur organisasi tingkat kewliayahan Poiri dan pejabatnya sebagai bagian dari struktur organisasi perusahaan secara keseluruhan. Hal inl dikarenakan Polri, berdasarkan pasal 14 huruf f Undang-Undang No. 2 tahun 2002, bertugas melakukan koordinasi, pengawasan dan pembinaan teknis terhadap bentuk-bentuk pengamanan swakarsa. E. Daftar Kepustakaan: 32 buku + 9 dokumen
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T394
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Walker, Philip
Boston: Butterworth, 1988
621.389 2 WAL e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Traister, John E.
New York, N.Y. : McGraw-Hill , 1981
621.389 2 TRA d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Inu Laksito Wibowo
Abstrak :
Sistem kripto (data encryption) dengan kunci publik, mempunyai keunggulan dalam pengaturan kunci dibanding dengan sistem kripto yang konvensional. Pada sistem kripto konvensional, suatu jaringan komputer dengan n riser dibutuhkan n(n-1)2 kunci, sedangkan pada sistem kripto dengan kunci publik ini hanya dibutuhkan n kunci. Di samping mempunyai keunggulan pada pengaturan kunci, sistem kripto dengan kunci publik ini menjamin keaslian pesan yang dikirimkan oleh seorang user. Sistem kripto dengan kunci publik ini dapat pula diaplikasikan untuk pembuatan skema pemeriksaan keaslian password. Salah satu keunggulan skema pemeriksaan keaslian password dengan dasar sistem ini mampu mempertahankan keamanan sistem walaupun berkas yang berisi password-password user berhasil diketahui. Salah satu alasannya adalah derajat kesulitan untuk menurunkan password-password yang sebenarnya relatif tinggi.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Traister, John E.
New York: McGraw-Hill, 1981
621.402 TRA d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Andrzej Dziech, editor
Abstrak :
This book constitutes the refereed proceedings of the 5th International Conference on Multimedia Communications, Services and Security, MCSS 2012, held in Krakow, Poland, in May/June 2012. The 37 revised full papers presented were carefully reviewed and selected from numerous submissions. The papers address issues such as privacy and data protection using digital watermarking and other technologies; object and threat detection; data protection and distribution; human-centric multimedia analysis and synthesis; cybercrime detection and counteracting.
Berlin: [Springer-Verlag, ], 2012
e20409172
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Taufik
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan menganalisis dinamika proses transformasi lembaga kepresidenan, meredesain kesekretariatan lembaga kepresidenan, dan mendesain Manajemen Talenta kesekretariatan lembaga kepresidenan melalui perspektif Teori Transformasi Organisasi Gouillart dan Kelly, 1995 . Metode penelitian yang digunakan adalah multimetodologi dengan menggabungkan pendekatan SSM dan Metode Listening dalam Teori U diharapkan akan mensinergikan dua metode yang mempunyai nature yang sama-sama soft systems , SSM berlandaskan teori sosial fenomenologi dan Teori/Metodologi U menyebut dirinya sebagai the social technology of presencing Scharmer: 2009. Hasil penelitian menunjukkan tidak semua sub-elemen yang ada dalam elemen 4R reframing, restructuring, revitalizing, dan renewing dapat diterapkan dalam organisasi sektor publik, khususnya lembaga kepresidenan. Untuk menyusun rancangan undang-undang tentang lembaga kepresidenan, dirasakan sulit karena terkendala faktor readiness baik dari aspek SDM, process, maupun leverage. Transformasi yang dapat diwujudkan adalah meredesain restrukturisasi sekretariat lembaga kepresidenan dengan suatu Peraturan Presiden, dimana Mensesneg diusulkan sebagai koordinator sekretariat lembaga kepresidenan yang membawahi Sekretaris Kabinet dan Kepala Staf Kepresidenan. Untuk menjamin tersedianya talenta pada lembaga kepresidenan yang dapat memberikan excellence service kepada Presiden dan Wakil Presiden diperlukan penyusunan Permensesneg tentang Manajemen Talenta. Hasil kajian menunjukkan research novelty pada elemen revitalizing yaitu perlunya menambahkan sub-elemen building network security system pengembangan sistem keamanan jaringan melalui pembuatan dashboard monitoring kendali akses pengguna sistem informasi di lembaga kepresidenan, dengan pertimbangan instalasi kepresidenan adalah sangat vital sehingga diperlukan security awareness di lingkungan kepresidenan. ......This research analyses the transformation process of the Presidential Institutions, redesigns the Secretariat of The Presidential Institutions, and designs the talent management of the Presidential Institutions through the theory of organization transformation Gouillart and Kelly, 1995. The method of this research is multi-methodology, which uses SSM and listening method in the theory of U. Hopefully, this method will have the same nature, because SSM is based on the social theory of phenomenology and the theory of U, or the social technology of presencing Scharmer: 2009. The research shows that not all of the sub-elements of 4R can be applied in the public organizations, especially in the Presidential Institutions. It is indeed hard to make the plan of the laws of the Presidential Institutions, because of the readiness factor from the human resources, process, and leverage. The transformation which can be done is redesigning restructuring the Secretariat of the Presidential Institutions through the Presidential laws, in which the Minister of State Secretary is advised as the coordinator of the Secretariat of the Presidential Institutions. Moreover, the Cabinet Secretary and the Head of Presidential Staff are under the Minister of State Secretary. It is necessary to formulate the regulations of the Minister of State Secretary in order to guarantee the excellence service that will be given to the President and The Vice President. The result of the research shows research novelty in revitalizing element, which needs to add sub-element of the building network security system through dashboard monitoring control access in the Presidential Institutions. In addition, security awareness plays an important role in the area of the Presidential Institutions.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
D2475
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hudit Wahyudi
Abstrak :
Tesis ini tentang sistem pengamanan yang dilakukan oleh Satuan Samapta Poltabes Yogyakarta dan warga komuniti lainnya di kawasan Malioboro. Perhatian utama tesis ini adalah mengenai corak kegiatan pengamanan dengan pendekatan pemolisian komuniti, terhadap komuniti-komuniti yang melakukan sistem pengamanan secara swakarsa di kawasan Malioboro. Dalam kajian ini menekankan kepada tindakan pengamanan dan penerapan konsep pemolisian, bertujuan adanya kemitraan, pemberdayaan, dan peran serta warga komuniti untuk membantu Polri melaksanakan fungsi kepolisian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui pengamanan terlibat dan wawancara dengan pedoman. Hasil penelitian menunjukan bahwa kegiatan pengamanan belum menunjukan adanya suatu keterpaduan dalam satu sistem, antara pengamanan formal oleh polisi maupun pengamanan swakarsa oleh warga komuniti. Petugas Sat Samapta mengalami kesulitan dalam menerapkan gaya pemolisian untuk mendekatkan diri dengan warganya, sehingga tujuan pemolisian belum mendapat respon warga. Beberapa faktor yang mempengaruhi gaya pemolisian petugas dilapangan adalah faktor konsep pemolisian komuniti (community policing) yang diterapkan, kebijaksanaan pimpinan kesatuan, sumber daya personal, budaya polisi, dan budaya warga komuniti setempat. Sedangkan faktor yang mempengaruhi tidak berjalannya pengamanan dalam satu sistem karena masing-masing pelaksana pengamanan belum memahami peran masing-masing dalam melaksanakan fungsi kepolisian. Fungsi kepolisian menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Polri adalah salah satu fungsi pemerintahan negara dibidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. Fungsi kepolisian tidak hanya diemban oleh Polri semata, tetapi Polri dibantu oleh kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil dan atau bentuk-bentuk pengamanan swakarsa sebagai mana diamanatkan dalam pasal 3 UU Polri. Satuan Samapta Poltabes Yogyakarta adalah salah satu kesatuan yang berperan melakukan fungsi tersebut di kawasan Malioboro Yogyakarta. Kawasan Malioboro adalah salah satu tujuan wisata dan perdagangan yang paling ramai dikunjungi para wisatawan dalam dan luar negeri. Sehinggga citra baik dan buruknya Yogyakarta dilihat dari aman dan nyamannya para wisatawan tersebut. Warga Paguyuban Pedagang Kakilima (PKL), Paguyuban Pengusaha Malioboro (PPM), dan Paguyuban Petugas Parkir, adalah komunitikomuniti yang melakukan pengamanan secara swakarsa untuk melindungi diri dan lingkungannya dengan melibatkan warga sendiri, menggunakan Satpam, maupun dengan membayar penjaga malam. Satuan Samapta bertugas mengamankan dan menertibkan kawasan Malioboro melalui kegiatan patroli, penjagaan, pengaturan, pengawalan dan pengendalian massa di beberapa sasaran yaitu pengamanan terhadap individu, komuniti maupun lembaga negara yang ada di kawasan Malioboro. Bersamaan dengan itu juga melaksanakan kegiatan pemolisian terhadap warganya agar dapat bekerjasama dengan polisi untuk bersama-sama merencanakan dan memutuskan cara mengatasi masalah warga oleh mereka sendiri. Kehadiran polisi di tengah-tengah warganya berpengaruh terhadap gaya pemolisian yang diterapkan dan keberhasilan pemolisian terhadap warga komuniti setempat. Kegiatan community policing yang dilakukan oleh personal Sat Samapta dipengaruhi oleh gaya pemolisian yang masih bersifat reaktif dan formalitas. Faktor yang mempengaruhi gaya pemolisian tersebut adalah konsep community policing yang diterapkan, kebijaksanaan pimpinan, sumber daya personelnya, budaya polisi dan budaya warga setempat. Oleh sebab itu sistem pengamanan di kawasan Malioboro belum terwujud dan sesuai dengan konsep pemolisian komuniti. Pengamanan dan penertiban, berjalan menurut program kegiatan masing-masing instansi, tidak menyertakan warga komuniti sebagai pelaksana pengamanan swakarsa dalam menentuan kebijakan serta mengambil keputusan yang sesuai aspirasi warga sendiri. Daftar Kepustakaan: 42 Buku, dan 9 Dokumen
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11952
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qurratu Aini Hasby
Abstrak :
Penelitian dilakukan untuk mengembangkan sistem keamanan rumah dengan webcam yang sudah ada saat ini. Sistem keamanan saat ini menggunakan webcam hanya untuk merekam dan menyimpan kejadian dalam bentuk video file. Hal tersebut dirasa kurang cukup aman dikarenakan saat kejadian berlangsung seperti perampokan tidak ada notifikasi kepada pemilik rumah. Maka pada penelitian ini ditambahkan sebuah fitur pada sistem untuk mendeteksi wajah penghuni rumah dan akan memberikan notifikasi ketika ada wajah yang tidak dikenal. Sistem ini juga akan digabungkan dengan akses pintu otomatis menggunakan solenoid door lock. Metode yang digunakan adalah Deep Learning Matric untuk implementasi pada face recognition yang digunakan untuk akses kunci pintu rumah.

Hasil yang didapatkan dari pengujian sistem cukup baik, dimana sistem dapat membedakan penghuni rumah dengan orang asing dengan beberapa kriteria pengujian, diantaranya dengan pengujian jarak webcam dengan orang pada siang sekitar pukul 12.00 sampai 13.00 dan malam hari sekitar pukul 19.00 sampai 20.00 dengan menghadap kearah webcam, pengujian banyaknya wajah yang terdeteksi webcam dalam satu frame, dan notifikasi kepada penghuni rumah. Berdasarkan hasil pengujian dan analisis, banyaknya wajah yang tertangkap bisa lebih dari 3 orang dan untuk persentase akurasi pada pengujian siang hari didapatkan sebesar 91.11% sedangkan pada malam hari sebesar 80%. Dari persentase yang didapatkan, pendeteksian pada siang hari lebih baik dan akurat dibandingkan pada malam hari dikarenakan intensitas cahaya yang mempengaruhi kerja dari algoritma face recognition. ......The study was conducted to develop a home security system with a webcam that already exists today. The current security system only uses the camera to record and save events in the form of video files. This is not enough safe because when the incident took place such as a robbery there was no notification to the homeowner. Therefore, in this study added some feature for a system to recognize faces of homeowner and will provide notifications when there are faces that are not known. This system will also be combined with automatic door access using solenoid door lock. The method used is the Deep Learning Matric for the implementation of face recognition which will used for door lock access.

The results obtained from the testing of the system are quite good where the system can distinguish between homeowner and strangers with several testing criteria, including testing the distance of the camera with people at noon around 12:00 to 13:00 and the night around 19:00 to 20:00 by facing the camera, testing the number of faces detected by cameras, and notifications to residents. Based on the results of testing and analysis, many faces can be caught more than 3 people and for the percentage of accurated in daytime testing obtained by 91.11% while at night by 80%. From the percentage obtained, the detection during the day is better and more accurate than at night due to the light intensity that affects the work of the face recognition algorithm.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>