Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Astrid Wiriadidjaja
Abstrak :
Hutan Indonesia merupakan hutan yang kedua terbesar di dunia setelah Brasil. Lebih dari tiga dekade dengan eksploitasi hutan tanpa terkendali membuat hutan-hutan tersebut semakin hilang dengan tingkat yang mengkhawatirkan. Studi terakhir tentang kehutanan mengindikasikan bahwa apabila tingkat kerusakan hutan tidak dapat ditahan, maka hutan yang tersisa akan hilang dalam waktu 10-15 tahun. Selama bertahun-tahun Komisi Eropa telah membangun substansi program pembangunan kerjasama dengan Pemerintah Indonesia di sektor kehutanan. Program kerjasama yang dikenal dengan Program Kehutanan Komisi Eropa - Indonesia (ECIFP) didasarkan pada keperluan untuk melindungi dan mengelola secara lestari sumber daya hutan dengan memperhatikan kesejahteraan masyarakat setempat, pembangunan umum ekonomi Indonesia dan ekonomi global. Analisa penelitian difokuskan terhadap lima proyek ECIFP yang secara total kontribusi bernilai sekitar 110 juta Euro. Pada saat sekarang tinggal hanya satu proyek aktif yang tersisa yaitu Proyek Pengelolaan Kebakaran Hutan Sumatera Selatan. Dalam implementasinya proyek-proyek tersebut menemui beberapa kendala yang banyak disebabkan oleh kondisi dalam negeri Indonesia, seperti lemahnya penegakan hukum dan tata pemerintahan yang belum stabil. Namun sisi kelemahan juga terdapat pada konsep kerjasama itu sendiri. Adanya perbedaan agenda antara Komisi Eropa dan Indonesia, serta kurangnya kepercayaan dan transparansi membuat proyek-proyek tersebut tidak efektif dan efisien dalam mencapai tujuan-tujuannya. Saat ini sedang dijalankan sebuah proyek baru dengan skala yang lebih kecil dibandingkan dengan proyek-proyek sebelumnya. Komisi Eropa dan pemerintah Indonesia dalam agenda kerjasama kali ini lebih memfokuskan kepada isu penataan pemerintahan yang baik, penegakan hukum dan perdagangan. Tujuan dari proyek yang disebut sebagai FLEGT ini adalah untuk memperkuat fasilitas pemerintah Indonesia dalam mengelola sumber daya hutan secara lestari, dan dengan demikian dapat mengatasi kegiatan pembalakan liar yang telah banyak terjadi
The forests of Indonesia are currently the second largest in the world, after those of Brazil. However they are disappearing at an alarming rate following more than three decades of uncontrolled exploitation. Recent studies indicate that, if the current rate of deforestation is not arrested, the remaining forests will disappear within 10-15 years. The European Commission has had a substantial development co-operation program with the Government of Indonesia (Goal) in the forestry sector for many years. Previously known as the EC-Indonesia Forest Program (ECIFP), conserve and sustainable manage Indonesia's forest resources taking account of the welfare of local populations, general development of the Indonesian economy and global concerns. This research focuses on five of the ECIFP projects which had a total value of 110 million Euro. At the moment there is just one residual project active under the ECIFP: The South Sumatera Forest Fire Management Project (SSFFMP). In the implementation phases, those projects met some challenges caused by the state condition of Indonesia, such as weaknesses in law enforcement and unstable governance. On the other side the concepts of the projects weren't relevant enough with the condition they had to face. Conflict of interests between European Commission and Indonesia, and lack of trust and transparency lead the projects to inefficiency and ineffectiveness. Currently the European Commission and Government of Indonesia is focusing their agendas in a smaller scale project named Forest Law Enforcement, Good Governance and Trade (FLEGT). The project aims to build good governance in Indonesia, strengthen law enforcement and trade. Those aims are planed to strengthen the GoI's capacity in managing the forests sustainable and therefore able to tackle the increasing illegal logging activities.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20772
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anies Lastiati
Abstrak :
Penelitian ini menguji hubungan antara manajemen pajak dengan biaya modal. Hubungan manajemen pajak dengan biaya modal juga dianalisis lewat pengaruh manajemen pajak terhadap kualitas laba. Lebih jauh, penelitian ini juga menguji perilaku oportunistik manajemen dalam hubungan antara manajemen pajak dengan biaya modal dengan cara mengevaluasi efek moderasi dari corporate governance kepemilikan keluarga, pemegang saham pengendali, pemegang saham pengendali kedua, dan efektivitas dewan komisaris dan komite audit pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2008-2012.Dengan menggunakan sampel yang terdiri dari 811 perusahaan-tahun, penelitian ini menemukan bahwa manajemen pajak memiliki hubungan yang positif dengan biaya modal. Selain itu, meski ditemukan bahwa manajemen pajak memiliki pengaruh negatif terhadap kualitas laba, namun tidak terbukti bahwa investor dan pemberi pinjaman tidak mengasosiasikan kualitas laba yang lebih rendah ini dengan biaya modal yang lebih tinggi. Pengujian terhadap elemen-elemen corporate governance menunjukkan hasil yang beragam. Kepemilikan pengendali dan pemegang saham pengendali kedua memiliki pengaruh pada besarnya biaya modal utang di perusahaan-perusahaan yang melakukan manajemen pajak, tapi tidak pada biaya modal ekuitas. Kepemilikan keluarga dan efektivitas dewan komisaris dan komite audit tidak merubah persepsi investor dan pemberi pinjaman akan perilaku manajemen pajak, membuat biaya modal tidak berbeda di atara perusahaan-perusahaan pelaku manajemen pajak.
This study examines the relationship between tax management and the cost of capital. The relationship between tax management and cost of capital is also analyzed through tax management relationship with earnings quality. This study also looks at managerial opportunism theory to assess the relationship between tax management and the cost of capital by evaluating the moderating effects of corporate governance family ownership, the ultimate owner, the second largest shareholder, and the effectiveness of board and audit committee for companies on the Indonesian Stock Exchange between 2008 2012.Using 811 firm year samples, this study finds that tax management has a positive relationship with the cost of capital. Moreover, although it is found that tax management has a negative relationship with earning quality, investors and lenders do not associate this lower earnings quality with higher cost of capital. Tests on corporate governance also show mixed result of which the concentrated ownership and second largest owners seems to have impact on the cost of debt but not on the cost of equity. In addition, family ownership and the effectiveness of the company rsquo s board commissioners and audit committee do not generate strong investors rsquo and lenders rsquo perception on their future expected returns, hence this produces diverse cost to the company rsquo s capital.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
D2370
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library