Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cibinong, Bogor: Pusat Survei Sumberdaya Alam Laut, Bakosurtanal, 2008
R 333.916 IND s
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Dakin, William J.
Sydney: Angus and Robertson, 1956
919.4 DAK a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Teuku Muhammad
Abstrak :
Di Indonesia penyakit malaria khususnya diluar Jawa-Bali masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, hal ini disebabkan karena masih tingginya angka kesakitan, dimana pada akhir pelita VI angka kesakitan 32,23 perseribu penduduk dan parasit rate di daerah prioritas 4,78 perseratus penduduk, sedangkan tujuan yang ingin dicapai adalah menurunkan angka kesakitan dibawah 40 perseribu penduduk dan di daerah prioritas menurunkan parasit rate dibawah 2 perseratus penduduk dan malaria tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat. Sedangkan di Propinsi Daerah Istimewa Aceh angka kesakitannya 32,7 perseribu penduduk dan pada daerah prioritas parasit rate 3,15 perseratus penduduk dan khususnya pada daerah pantai 4,91 perseratus penduduk. Dalam penelitian ini dilakukan pengambilan total sampel sebanyak 45 desa di daerah pantai dengan lingkup 4 dati II di 7 kecamatan dengan melakukan pengumpulan data sekunder laporan penyemprotan rumah dengan bendiocab dan data survai malaria tahun 1997 - 1998. Kemudian data tersebut dilakukan pengolahan dan analisa data dengan menggunakan program SPSS dan Epi Info untuk mengetahui apakah ada pengaruh penyemprotan rumah dengan insektisida terhadap penurunan parasit rate. Dalam penelitian ini di fokuskan pada 4 variabel yang terkait dengan kualitas penyemprotan rumah dan breeding places dengan perubahan parasite rate, dengan hasil yang diperoleh menggambarkan adanya perbedaan yang bermakna antara parasite rate awal dengan parasite rate akhir dengan p = 0,020 dengan perbedaan rata-rata parasite rate awal 4,84 dengan simpangan baku 4,78 dan rata-rata parasite rate akhir.3,80 dengan simpangan baku 3,64 (t-tes). Namun dari hasil uji statistik dengan chi squre's yang dilakukan terhadap kualitas penyemprotan dengan perubahan parasite rate ditemukan hubungan yang tidak bermakna dengan nilai p -1,00. Sedangkan hubungan antara breeding places dan perubahan parasite rate di peroleh hasil uji statistik dengan paired t-tes diperoleh nilai p = 0,051 , sehingga menggambarkan kecendrungan bahwa pada desa yang mempunyai breeding places penyemprotan rumah mempunyai manfaat dalam penurunan parasite rate. Dan hasil uji paired t-tes pada desa yang ada breeding places yang dilakukan penyemprotan dengan kualitas baik mempunyai manfaat dalam penurunan parasite rate. Sehingga dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa pada desa-desa yang ada breeding places, penyemprotan rumah dengan kualitas baik dapat menurunkan parasite rate. Daftar bacaan: 16 (1969 -1999)
Spaying Effect with Bendiocarb for Housing to Decreasing Parasite Rate Malaria Desease in the Seashore of Province Specific AcehMalaria desease in Indonesian, especially out side Jawa-Bali still be a problem of Public Health. Because of it's incidence rate is still high. In last pelita VI, the incidence rate it 32,23 / 1000 of population and parasite rate in the priority area 4,78 /100 population. The am halt want to action is reduce incidence rate lower than 40/1000 population and for the priority area lower than 2/100 population, after malaria desease will not the a public health problem any more. Incidence rate in Provinc specific Aceh is 32,7/1000 population and in priority area parasite rate is 4,25 /100 population, especially for the sea shore areait is parasite rate 4,93/100 of population. In this reseach, total sample in taken from 45 villages in the leach which haven four municiplelities in seven district by collecting secondary data have spraying report with Bendiocarb and malaria survey in 1997-1998. The data is manufactored and analisys data by Epi Info and SPSS, for used is there an effect of house spraying with insectiside to reduce parasite rate. This reseach is focus by 4 variables that connect with the house spraying quality for loused and breeding places with changing parasite rate, and the ralt pictures that there is a with significant 0,020, with mean deviation of begginning parasite rate is 4,84 with standart deviation 4,78 and last mean parasite rate is 3,80 with standart deviation 3,64 (paired t-tes). But, the result of statistic test used chi square's, which is done to spraying quality with relation and parasite rate changes, is founded the meaninggless relation with probability score 1,0000. Beside that to relation with breeding places and changing parasite rate statistic test with paired t-tes scor 0,051 is showed trends to villagge to relation in reduce parasite rate. And statistic paired t-tes an village between breedingplaces with spraying good quality and having in reduce the parasite rate. Refference, 16 (1969 -1999).
2000
T4597
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jana Tjahjana Anggadiredja
Abstrak :
Tesis ini merupakan gabungan dua makalah hasil penelitian mengenai keanekaragaman jenis rumput laut dan pemanfaatannya oleh masyarakat secara tradisional. Rumput laut atau dikenal dengan nama lain seaweed adalah alga makro yang tumbuh di laut dan digolongkan ke dalam tiga kelas yaitu; Chlorophyceae (alga hijau), Rhodophyceae (alga merah) dan Phaeophyceae (alga coklat). Penelitian keanekaragaman jenis dilakukan di perairan pantai Warambadi dan penelitian pemanfaatan rumput laut dilakukan khusunya di lingkungan masyarakat Suku Sumba dan Sabu di Kampung Warambadi dan sekitarnya, Kabupaten Sumba Timur, mulai bulan April 1997 sampai dengan bulan Maret 1998. Makalah pertama berjudul Keanekaragaman Rumput Laut di Pantai Warambadi : Fenomena Substrat dan Musim. Penelitian ini didasarkan pada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan rumput taut, yang antara lain adalah substrat, salinitas, temperatur, arus dan gelombang serta intensitas cahaya. Sedangkan salinitas, temperatur dan arus dipengaruhi oleh musim yang terjadi. Bahkan untuk beberapa kasus tertentu, kondisi substrat dipengaruhi pula oleh perubahan musim. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat keanekaragaman rumput laut di lokasi penelitian melalui pengukuran indeks keragaman jenis, dengan memperhatikan substrat pasir dan batu karang serta musim kemarau dan musim hujan. Dari pengamatan diperoleh catatan bahwa pada kedua musim dan di kedua substrat, rumput taut yang tumbuh di lokasi penelitian berjumlah 79 jenis Bari 23 genus, yang teridiri dari : 37 jenis alga hijau dari 9 genus, 22 jenis alga merah dad 8 genus dan 20 jenis alga coklat dari 6 genus. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai indeks keanekaragaman jenis pada substrat pasir dan batu karang pada musim hujan maupun kemarau tidak berbeda. Demikian pula sebaliknya bahwa indeks keanekaragaman jenis pada musim hujan dan kemarau pada substrat pasir maupun batu karang tidak berbeda. Hasil analisis menunjukkan pula bahwa nilai indeks keanekaragaman jenis dan jumlah jenis alga tidak dipengaruhi oleh perbedaan tipe substrat dan musim, tetapi sangat dipengaruhi oleh interaksi antara substrat dan musim. Adapun hasil analisis terhadap masing-masing kelas menunjukkan, bahwa indeks keanekaragaman jenis alga hijau dipengaruhi oleh tipe substrat dan musim, tetapi tidak oleh interaksi keduanya. Untuk alga merah, indeks keanekaragaman jenis dipengaruhi oleh musim dan interaksi antara substrat dengan musim, akan tetapi tidak dipengaruhi oleh tipe substrat. Sedangkan indeks keanekaragaman jenis alga coklat dipengaruhi oleh tipe substrat dan musim, tetapi tidak oleh interaksi keduanya. Hasil analisis menunjukkan pula, bahwa jumlah jenis alga hijau, alga merah dan alga coklat dipengaruhi oleh tipe substrat dan musim serta oleh interaksi keduanya. Makalah kedua berjudul Studi Etnobotani : Pemanfaatan Rumput Laut di daerah Warambadi - Panguhalodo, Sumba Timur. Makalah ini sebagai hasiI dari penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan masyarakat setempat, khususnya Suku Sumba dan Sabu mengenai pemanfaatan rumput laut. Dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapat 55 jenis yang telah dimanfaatkan secara turun temurun sebagai makanan dan/atau obat tradisonal, dan 32 jenis di antaranya adalah jenis yang baru diinformasikan sebagai makanan dan obat. 54 jenis dari 19 genus telah terbiasa dimanfaatkan sebagai makanan, khususnya oleh masyarakat keturunan Suku Sumba dan Sabu. Jenis alga tersebut terdiri dari 17 jenis alga hijau, 17 jenis alga merah dan 20 jenis alga coklat. Diketahui pula bahwa 38 jenis dari 18 genus temyata sudah biasa pula dimanfaatkan sebagai obat tradisional oleh masayarakat, dan terdiri dari 7 jenis alga hijau, 13 jenis alga merah, 18 jenis alga coklat. Rumput laut dikonsumsi secara tradisional dalam berbagai bentuk antara lain; mentah sebagai lalap dan sayur, dibuat acar dengan bumbu rempah dan cuka, dibuat sayur dengan air santan, ditumis dengan minyak kelapa, dimasak dengan air kelapa dan gula dibuat puding atau penganan. Sebagai obat tradisional rumput laut digunakan untuk: kosmetika tradisional (dalam bentuk puderlbedak atau lotion), penurun panas, antiseptik, obat cacingan, obat batuk dan asma, mimisan dan bisul, bawasir, GAKI, gangguan lambung dan pencernaan serta gangguan saluran air kemih. Pengetahuan pemanfaatan rumput laut sebagai makanan dan obat tradisional, sampai saat ini ternyata masih dimiliki oleh masyarakat di daerah Warambadi, Desa Mburukulu Kecamatan Panguhalodo, Kabupaten Sumba Timur, khususnya Suku Sumba dan Sabu. Dengan tidak diketahui asal mulanya, pengetahuan ini telah dimanfaatkan secara turun temurun sejak ratusan tahun lalu dan dari basil wawancara ternyata diketahui pula, bahwa pengetahuan ini berkurang secara gradual sejalan dengan perubahan sosial, ekonomi dan budaya serta kondisi lokasi.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Awi Muliadi Wijaya
Abstrak :
Malaria is still a major public health problem in many countries, especially in sub-Sahara African region, and common found in tropical and sub tropical areas like Indonesia. In Indonesia, Bayah sub district (Lebak District, Banten Province) also has malaria as a public health problem. The number of malaria cases in Bayah Health Center has increased significantly in the last 4 years. Malaria outbreak occurred in July 2005 with 480 cases, 50 cases positive falciparum and vivax and I death. Study design used in the research is descriptive study. This study aims to get information the trend of falciparum and vivax malaria transmission in seashore. The specific objectives aims to understand the trend of falciparum and vivax malaria transmission at Bayah sub district, to know risk factors of malaria falciparum and vivax transmission, and to know result of the efforts malaria control program. The research conducted include risk factors of malaria survey, epidemiological observation on breeding places, and interview with malaria control officer. The research is conducted since June 2006 with all malaria cases since October 2005 until June 2006 as population in this study. The number of malaria cases registered in laboratory facilities is 155 cases. From this population, 117 interviewed cases can be taken as sample. The analysis of study shows that malaria vivax is dominant within a year. Most proportion of cases is malaria vivax, more 1 st years age group, female, married, have job, education is more of elementary school, economic status is more on the average, never malaria disease before, knowledge is good, attitude to effort malaria prevention is good, behavior of malaria prevention is bad, living on seashore ecosystem. The seashore at the Bayali District have at least two kind breeding places that lagoon and rice field areas. Lagoon play an important role on June to October or November every years, but the rice field areas play an important role within a year. Bayah sub district have two kind environment in one seashore ecosystem areas which are seashore and rice field ecosystem areas, This needs intervention efforts continuously to reduce malaria falciparum and vivax.
Penyakit malaria masih merupakan penvakit yang menjadi masalah kesehalan ntasyarakar di hanyak negara di cluitia, lertilanra dacrah sub-Sahara Alrik,r dan sccirra unium di dacrah tropis dan subtropis ter-masuk Indonesia_ Sala!) satu wilayah di Indonesia yang mengalami masalah malaria adalah Puskesmas Kecamatan Bayah (Kabupaten Lebak, Provinsi Bantu). Jumlah kasus malaria di Puskesmas ini mcningkat dalam 4 tahuit tcrakhir dan pada bulait Juli 2005 Malt terjadi KLB malaria di wilayah kerja Puskesmas ini, dengan total kasus beijumlah: 480 kasus, jumlah kasus positif malaria.fa/cipw'um dan ricrac pada pemeriksaan sediaan darah malaria sebanyak 50 orang, 1 (satu) orang meninggal dunia. Desain penelitian yang digunakan adalah studi dcskriptif Tujuan umum penelitian ini untuk memperoleh informasi mengenai pola penularan malaria falcip arrrm dan vit?ax di daerah ekosistim pantai. Sedangkan tujuan khususnya untuk mengetahui frekwensi dan penyebaran kasus malaria, mengetahui faktor-faktor risiko kejadian malaria .falciparum dan malaria virar, dan mengetahui pengaruh upaya program pemberantasan malaria di wilayah Puskesmas DTP Bayah. Penelitian yang dilakukan meliputi survei faktor-faktor risiko malaria, melakukan pengamatan epidemiologi di tempat-tempat perkembang-biakan nyamuk malaria dan wawancara dengan pelugas pembcranlasan malaria di wilayah kerjanya. Pelaksanaan penelitian di lapangan dilakukan pada bulan Juni 2006 dengan populasi semua kasus malaria sejak Oktober 2005 sampai Juni 2006, yaitu sejumlah 155 kasus yang tercatat di buka register laboralorium malaria, di wilayah kerja Puskesmas DTP Bayah. Sampel penelitian ini diambil dari total populasi kasus malaria yang berhasil diwawancara, yaitu sejumlah 117 responden. Hasil analisis mengungkapkan bahwa malaria yang dominan sepanjang tahun di wilayah ini adalah malaria vivax proporsi penderita malaria terbanyak adalah kelompok usia ? 18 tahun, perempuan, sudah menikah, sudah bekerja, pendidikan SD, status ekonomi > rata-rata. dengan riwayat tidak pernah menderita malaria sebelumnya, berpengetahuan balk/ > rata-rata, bersikap positif/setuju terhadap upaya pencegahan malaria, berperilaku pencegahan malaria yang buruk, bertempat tinggal di daerah pantai. Daerah ekosistim pantai di wilayah ini memiliki sedikitnya 2 jenis tempattempat perkembang-biakan nyamuk (breeding places) yaitu lagun dan persawahan. Lagun sebagai tempat perkembang-biakan nyamuk Anopheles hanya berperan pada musim kemarau antara bulan Juni sampai Oktober atau November setiap tahunnya, sedangkan area persawahan memiliki kontribusi sebagai sumber transmisi kasus malaria sepanjang tahun. Dengan adanya 2 jenis lingkungan di daerah ekosistim pantai yaitu lagun dan sawah, maka di_perlukan upaya intervensi yang berkesinambungan sepanjang tahun untuk menekan kejadian malaria falciparmur dan malaria vivax.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T20007
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library