Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Goro Binardjo
Abstrak :
Pembangunan berarti menciptakan kondisi-kondisi untuk merealisasikan human person utility. Menurut Seers (1972), evaluasi pembangunan difokuskan pada tiga kreteria yang saling berhubungan, yaitu reduksi kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan. Ditegaskan juga bahwa target pendapatan nasional dianggap tidak relevan sebagai indikator yang baik tentang pembangunan. Alasannya kenaikan pendapatan nasional tidak otomatis mengurangi ketimpangan karena pembangunan dapat disinominkan dengan konsep perbaikan. Variabel penduduk baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi laju pembangiman. Jumlah penduduk yang besar dengan laju pertumbuhan yang tinggi, apabila tidak diimbangi dengan sumber daya manusia (human. resources) yang memadai justru akan menjadi bumerang bagi laju pembangunan. Oleh karena itu pengupayaan pengembangan dan pendayagunaan sumber daya manusia harus mempunyai penakanan yang lebih serius. Pengembangan sumber daya manusia mempunyai dimensi yang luas, sepertinya; mutu modal manusia, sosial ekonomi, sampai pada budaya manusia. Dengan demikian pengembangan sumber daya manusia tidak hanya sekedar meningkatkan kemampuan semata, akan tetapi adanya kebebasan dalam menentukan pilihan yang akan diambil, sepertinya kebebasan dalam soal memilih jenis pekerjaan yang akan dipilih. Menurut Wirosuhardjo (1988), kecenderungan makin tingginya persentase penganggur yang berpendidikan strata satu (Sarjana) ini salah satu penyebabnya adalah makin tinggi pendidikan, aspirasi untuk mendapatkan kedudukan atau kesempatan kerja yang sesuai juga lebih tinggi. Menurut Ananta dan Sugiharso (1993) meningkatnya persedian tenaga kerja yang berpendidikan tinggi juga akan menurunkan penghargaaan terhadap ijasah dan segala tanda tamat mengikuti suatu pendidikan. Hal ini menunjukan bahwa gelar seorang pencari kerja buka satu-satunya jaminan untuk memperoleh pekerjaan di masa yang akan datang.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dody Setyadi
Abstrak :
Seiring dengan laju pembangunan maka pandidikan masyarakat juga semakin meningkat. Hal ini berakibat pada peningkatan mutu dan aspirasi individu yang menjadi bagian dari angkatan kerja. Mereka yang lebih terdidik lebih suka memilih-milih pekeriaan sehingga akan lebih lama mencari kerja. Penelitian ini bertu.juan selain untuk melihat karakteristik tenaga kerja di propinsi Jawa Tengah juga ingin mengetahui bagaimana variabel sosial demorafi dan ekonomi dapat mempengaruhi perilaku tenaga kerja dan lamanya mencari kerja. Data yang digunakan adalah Sakernas 1992 propinsi Jawa Tengah. Untuk menganalisis perilaku tanaga kerja reapondennya adalah seluruh tenaga kerja sedangkan untuk menganalisis lama mencari kerja respondennya adalah pencari kerja. Kerangka model yang dibangun adalah dengan menggunakan pendekatan Search Theory, yang kemudian diformulasikan kedalam model statistik yaitu model multinomial logistik berganda, model logistik berganda Berta model regresi linear berganda. Dari hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa sebagian besar tenaga kerja di Jawa Tengah adalah berpendidikan rendah yaitu 78.92% berpendidikan maksimal tamat SD. Mereka yang pendidikannya lebih tinggi, usianya lebih tinggi namun belum menginjak 40 tahun, berstatus bukan sebagai kepala rumah tangga 'dan berjenis kelamin laki-laki akan mempunyai kecenderungan untuk mencari kerja lebih lama. Dari hasil analisis inferensial model probabilitas mencari kerja dihasilkan temuan bahwa semakin tinggi pendidikkan, probabilitas mereka yang hanya mencari kerja. akan semakin kecil. Namun bila kita perhatikan dengan mereka yang bekerja sambil mencari kerja akan menjadi lain hasilnya yaitu mereka yang berpendidikan lebih tinggi mula-mula probabilitas mencari kerjanya semakin rendah namun untuk yang berpendidikan SLTA + probabilitas mencari.kerjanya adalah tertinggi. Untuk mereka yang berusia lebih tinggi, berjenis kelamin perempuan dan yang berstatus sebagai kepala rumah tangga probabilitas mencari kerjanya juga lebih rendah artinya mereka lebih singkat berada dalam masa mencari kerjanya. Bila yang diperhatikan adalah nilai probabilitas dari kereka yang hanya mencari kerja maka akan nampak bahwa laki-laki lebih singkat berada dalam masa mencari kerja. Dari hasil analisis inferensial model lama mencari kerja ditemukan bahwa mula-mula variabel status dalam rumah tangga, pendidikkan dan umur untuk kategori tertentu tidak berpengaruh signifikan namun setelah dimasukkannya variabel mills, ketiga variabel tersebut meniadi signifikan. Dari parameter estimasi persamaan regresi model lama mencari kerja tersebut nampak bahwa mereka yang berpendidikkan lebih rendah yang berusia diatas 40 Tahun dan yang berstatus sebagai kepala rumah tangga ternyata akan mencari kerja lebih cepat. Disimpulkan bahwa Pendidikkan, umur (kelompok 24-39 tahun), berpengaruh terhadap probabilitas mencari kerja dan lama mencari kerja. Untuk variabel Janis kelamin hanya berpengaruh pada probabilitas mencari kerja. Sedangkan untuk variabel Status dalam rumah tangga hanya berpengaruh terhadap lama mencari kerja. Semua variabel kontekstual tidak berpengaruh pada probabilitas mencari kerja dan lama mencari kerja. Semakin tinggi pendidikkan atau Semakin rendah usia probabilitas mencari kerjanya juga Semakin tinggi dan semakin lama berada dalam masa mencari kerja. Responden Laki-laki atau yang berstatus bukan sebagai kepala rumah tangga mempunyai probabilitas mencari kerja yang lebih besar dan lebih lama berada dalam masa mencari kerja. Pada model multinomial legit ternyata menunjukan bahwa perempuan mempunyai nilai probabilitas bekerja sambil mencari kerja dan mencari kerja raja yang lebih besar sehingga kemungkinannya menganggur lebih lama. Terjadi bias selektif yang rendah karena setelah dimasukkan variabel mills, maka educ3, Age2 dan KRT menjadi signifikan. Selain itu juga Terdapat ketidak konsistenan hasil inferensial dengan deskriptifnya yaitu dengan tabel 5.1.6.2, 5.1.6.3, 5.1.6.4, 5.1.7.1, 5.1.7.2 dan 5.1.7.4. Disarankan kepada para pengambil kebijakan agar mengantisipasi keadaan tersebut dengan jalan meningkatkan pemberian informasi (mengenai lowongan pekerjaan) dan ketrampilan yang diperlukan di dunia kerja. Diaamping itu perlu lebih meningkatkan lagi peranan lembaga non pemerintah untuk ikut menciptakan peserta didik yang tidak hanya mampu bekerja namun jugs dapat kreatif menciptakan pekerjaan.
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Conn, Andrew R.
Abstrak :
This book is the first contemporary comprehensive treatment of optimization without derivatives, and it covers most of the relevant classes of algorithms from direct-search to model-based approaches. Readily accessible to readers with a modest background in computational mathematics, Introduction to Derivative-Free Optimization contains: 1. a comprehensive description of the sampling and modeling tools needed for derivative-free optimization that allow the reader to better understand the convergent properties of the algorithms and identify their differences and similarities; 2.analysis of convergence for modified Nelderead and implicit-filtering methods as well as for model-based methods such as wedge methods and methods based on minimumorm Frobenius models.
Philadelphia: Society for Industrial and Applied Mathematics, 2009
e20450936
eBooks  Universitas Indonesia Library