Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Almeira Azizah Luthfianty
Abstrak :
Asam folat merupakan salah satu nutrien yang sangat penting bagi tubuh karena memegang peranan dalam sistem pertumbuhan manusia. Penentuan kadar asam folat dalam makanan, minuman, dan suplemen obat menjadi sangat penting karena defisiensi asam folat dapat menyebabkan timbulnya beberapa penyakit, cacat janin pada ibu hamil, dan gejala stunting pada anak-anak. Pada penelitian ini, sensor asam folat dikembangkan berdasarkan fenomena electrochemiluminescene (ECL) senyawa perylenetetracarboxylic acid (PTCA) pada permukaan screen-printed carbon electrode untuk mendapatkan suatu metode deteksi yang memiliki sensitivitas tinggi, cepat, mudah dan murah. PTCA dipilih sebagai luminofor karena memiliki sifat optis dan listrik yang baik serta stabilitas yang baik. Pengukuran secara simultan dengan teknik cyclic voltammogram dengan detektor ECL pada SPCE menunjukkan chemiluminescence terjadi pada reaksi reduksi PTCA dalam pelarut buffer fosfat pada potensial -1,6 V (vs. Ag/AgCl). Interaksi PTCA dengan asam folat menyebabkan penurunan intensitas ECL PTCA. Pada kondisi optimum pH 9 dan konsentrasi koreaktan 30mM, penurunan intensitas ECL PTCA memiliki korelasi linear (R2=0,9903) terhadap kenaikan kosentrasi asam folat dengan sensitivitas sebesar 1702,15 a.u. ppm-1 cm-2 sehingga berpotensi untuk dikembangkan sebagai sensor. Performa sensor yang baik terlihat dari nilai limit deteksi (LOD) dan limit kuntifikasi (LOQ) berturut-turut sebesar 0,161 ppm dan 0,538 ppm dengan kestabilan intensitas ECL yang tinggi dengan standar deviasi relatif (RSD) 3,46% untuk 10 kali pengulangan. Sensor juga menunjukkan selektivitas yang baik terhadap senyawa-senyawa KCl, L-lisin, leusin, dan glukosa. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa sensor yang dikembangkan dapat digunakan untuk deteksi asam folat pada sampel nyata berupa obat dan susu dengan %recovery sebesar 80-120%. ......Folic acid is a very important nutrient for the body because it plays a role in the human growth system. Determination of folic acid levels in food, drink, and drug supplements is very important because folic acid deficiency can cause several diseases, fetal defects in pregnant women, and symptoms of stunting in children. In this study, a folic acid sensor was developed based on the electrochemiluminescence (ECL) phenomenon of perylenetetracarboxylic acid (PTCA) compounds on the surface of screen-printed carbon electrodes to obtain a detection method that has high sensitivity, fast, easy and inexpensive. PTCA was chosen as a luminophore because it has good optical and electrical properties and good stability. Simultaneous measurements using the cyclic voltammogram technique with the ECL detector on SPCE showed that chemiluminescence occurred in the PTCA reduction reaction in phosphate buffer solvent at a potential of -1.6 V (vs. Ag/AgCl). The interaction of PTCA with folic acid causes a decrease in PTCA ECL intensity. At the optimum condition of pH 9 and 30mM corectant concentration, the decrease in PTCA ECL intensity had a linear correlation (R2=0.9903) to the increase in folic acid concentration with a sensitivity of 1702.15 a.u. ppm-1 cm-2 so that it has the potential to be developed as a sensor. Good sensor performance can be seen from the detection limit (LOD) and quantification limit (LOQ) values of 0.161 ppm and 0.538 ppm respectively with high ECL intensity stability with a relative standard deviation (RSD) of 3.46% for 10 repetitions. The sensor also showed good selectivity for KCl, L-lysine, leucine, and glucose compounds. The results obtained indicate that the developed sensor can be used for the detection of folic acid in real samples of drugs and milk with a % recovery of 80-120%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Shaleh
Abstrak :
Penyakit Parkinson disebabkan oleh kerusakan neuron penghasil dopamin di batang otak, yang menyebabkan gejala khas seperti tremor, kekakuan otot, dan gangguan keseimbangan. Pembuatan biosensor untuk mendeteksi kadar dopamin menjadi upaya penting dalam deteksi dini dan pengobatan Parkinson. Pada penelitian ini amperometrik biosensor screen printed carbon electrode (SPCE) dimodifikasi dengan reduced graphene oxide (rGO), polypyrrole (PPy), dan zinc oxide nanoparticle (ZnO-NP). Hasil modifikasi dibandingkan dengan SPCE yang belum dimodifikasi dalam pendeteksian dopamin. Karakterisasi material dilakukan dengan menggunakan scanning electron microscope (SEM), fourier transform infrared (FTIR), dan x-ray diffraction (XRD). Pengukuran elektrokimia dilakukan dengan metode cyclic voltammetry (CV). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rGO/PPy/ZnO-NP/SPCE memiliki limit deteksi 0,0464 mM, sensitivitas sebesar 62,37 µA mM-1 cm-2 untuk jangkauan linear 0,01 – 1 mM ...... Parkinson's disease is caused by damage to dopamine-producing neurons in the brainstem, which causes characteristic symptoms such as tremors, muscle rigidity and balance disturbances. Making a biosensor to detect dopamine levels is an important effort in the early detection and treatment of Parkinson's. In this study the amperometric biosensor screen printed carbon electrode (SPCE) was modified with reduced graphene oxide (rGO), polypyrrole (PPy), and zinc oxide nanoparticle (ZnO-NP). Modified results were compared with unmodified SPCE in the detection of dopamine. Material characterization was carried out using a scanning electron microscope (SEM), fourier transform infrared (FTIR), and x-ray diffraction. Electrochemical measurements were carried out using the cyclic voltammetry (CV) method. The results showed that rGO/PPy/ZnO-NP/SPCE had a detection limit of 0.0464 mM, a sensitivity of 62.37 µA mM-1 cm-2 for a linear range of 0.01 – 1 mM.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benedict David
Abstrak :
Insulin adalah hormon peptida alami yang memainkan peran penting dalam pemanfaatan dan metabolisme glukosa. Disfungsi produksi hormon insulin pada manusia dapat menyebabkan penyakit diabetes melitus yang cukup berbahaya bagi manusia. Untuk mengontrol konsentrasi glukosa dan meminimalisasi sindrom diabetes, digunakan insulin eksogen sebagai metode pengobatan. Oleh karena itu, diperlukan metode yang cepat dan sensitif untuk memantau konsentrasi insulin dalam tubuh manusia diperlukan untuk diagnosis kondisi medis terkait insulin. Dalam penelitian ini, Surface Enhanced Raman Spectroscopy (SERS) digunakan untuk mendeteksi insulin melalui spektrum dan ikatan disulfida. Elektroda karbon cetak termodifikasi nanopartikel emas (AuNP-SPCE) digunakan sebagai substrat untuk SERS. Kehadiran Au pada permukaan karbon dapat meningkatkan konduktivitas, sehingga dapat meningkatkan kekuatan sinyal dan keberulangan dari sensor. Modifikasi SPCE dilakukan dengan metode elektrodeposisi menggunakan teknik square wave voltammetry dengan kehadiran sebagai capping agent dan pengarah struktur AuNP. Karakterisasi AuNP pada permukaan SPCE menggunakan field-emission scanning electron microscope (FE-SEM) menunjukkan bahwa AuNP yang dihasilkan memiliki morfologi lingkaran yang terdistribusi secara merata (nanosphere). Aplikasi AuNP-SPCE sebagai substrat SERS dilakukan untuk deteksi insulin, dimana sinyal hamburan Raman akan diperkuat dengan adanya substrat logam mulia pada AuNP-SPCE. Peran nanopartikel Au adalah untuk berinteraksi dengan gugus S terminal dari insulin untuk meningkatkan puncak pergeseran Raman sebagai fungsi deteksi insulin. Pengukuran larutan insulin rekombinan manusia dengan SERS menunjukkan puncak puncak pada pergeseran Raman sesuai dengan puncak fenilalanin dari insulin. Kurva kalibrasi linier dibuat pada rentang konsentrasi 6 μM sampai 60 μM (R^2=0.9679). dengan batas deteksi 6.2514 μM batas kuantifikasi 18.8943 μM. Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menunjukkan potensi AuNP-SPCE sebagai substrat SERS yang sederhana dan hemat biaya untuk deteksi insulin. ......Insulin is a natural peptide hormone that plays an important role in utilization and metabolism of glucose. Dysfunction of insulin hormone production in humans can cause diabetes mellitus which is quite dangerous for humans. To control the glucose concentration and minimize the diabetic syndrome, exogenous insulin is used as a treatment method. Therefore, a rapid and sensitive method for monitoring insulin concentrations in the human body is needed for the diagnosis of insulin-related medical conditions. In this study, surface enhanced Raman spectroscopy (SERS) is used to detect insulin through the spectrum and disulfide bonds. Screen-printed carbon electrodes modified with gold nanoparticles (AuNP-SPCE) was employed as a substrate for SERS. It is known that the presence of Au on carbon surface increases the conductivity, resulting in the enhance of signal and repeatability of sensor. Modifications of SPCE were carried out by electrodeposition method using the square wave voltammetry technique in the presence of NAD^+ as capping agent and shape regulating agent for the AuNP structure. Characterization of AuNPs on the SPCE surface was performed using field-emission scanning electron microscope (FE-SEM) showed that the deposited AuNPs has uniformly distributed circle morphology (nanosphere). The application of AuNPs-SPCE for a substrate of SERS was examined for insulin detection, in which the Raman scattering signal will be amplified by the presence of large-size precious metal substrates at AuNP-SPCE. The contribution of nanoparticle Au to interact with S terminal from the insulin was evaluated to enhance the Raman shift as the function of insulin detection. Measurement of human recombinant insulin solution with SERS showed peaks at Raman shift of corresponds to the phenylalanine peak of insulin. The calibration curve was linear at the concentration range from 6 μM to 60 μM (R^2=0.9679)) with a detection limit of 6.2514 μM and a quantification limit of 18.8943 μM. Overall, the results of the present work demonstrate the potency of AuNP-SPCE as a simple and cost-effective substrate of SERS for insulin detection
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Dwi Syafitri
Abstrak :
Dopamin memiliki peran penting dalam fungsi sistem saraf pusat manusia. Pelepasan abnormal dopamin berhubungan dengan penyakit neurologis dan depresi. Oleh karena itu, perlu memantau kadar dopamin untuk memahami peran fisiologisnya. Pembahasan deteksi dopamin berfokus pada metode elektrokimia berbasis screen-printed carbon electrode (SPCE) yang dimodifikasi bahan ZnO/MnO2/MWCNT. Penelitian dilakukan dengan empat tahapan yang terdiri dari preparasi material, karakterisasi material dengan menggunakan Fourier Transform Infrared (FTIR) dan Raman spektroskopi, modifikasi SPCE dengan ZnO/MnO2/MWCNT, dan pengujian aktivitas elektrokimia menggunakan cyclic voltametry (CV). Modifikasi sensor dilakukan untuk mengetahui perbedaan kinerja analitik biosensor SPCE. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui performa SPCE dengan pendopingan nanopartikel logam ZnO, MnO2, serta material karbon MWCNT berdasarkan linearitas, sensitivitas dan limit deteksi. Hasil pembacaan elektrokimia menggunakan CV dilakukan pada rentang deteksi 0,6 – 1,4 mM, sehingga diperoleh deteksi limit (LOD) 0,4946 mM dan sensitivitas 0,282 µA.µM.cm-2. Sensor ini menunjukkan selektivitas yang kurang baik terhadap analit dopamin ketika dideteksi bersama senyawa asam askorbat.
The human central nervous system relies on dopamine to function properly. Neurological disorders and depression are linked to abnormal dopamine release. Monitoring dopamine levels is therefore crucial to comprehend its physiological function. The electrochemical approach of dopamine detection that utilises a screen-printed carbon electrode (SPCE) modified with ZnO/MnO2/MWCNT material is the main topic of discussion. The study was conducted in four stages, including material preparation, Fourier Transform Infrared (FTIR) and Raman spectroscopy material characterisation, SPCE modification using ZnO/MnO2/MWCNT, and cyclic voltametry (CV) electrochemical activity testing. To identify variations in SPCE biosensor analytical performance, sensor modifications were made. This study's goal was to evaluate the performance of SPCE doped with ZnO, MnO2, and MWCNT metal nanoparticles. The goal of this study was to evaluate the linearity, sensitivity, and limit of detection of SPCE doped with metal nanoparticles such as ZnO, MnO2, and MWCNT carbon materials. In order to achieve a detection limit (LOD) of 0,4946 mM and a sensitivity of 0,282 µA.µM.cm-2, electrochemical readings using CV were performed in the detection range of 0,6 - 1,4 mM. When this sensor is measured with interference-causing substances in the body such ascorbic acid, it exhibits poor selectivity for dopamine analytes.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfianda Dwi Rahmawati
Abstrak :
Ion logam timbal (Pb) dan tembaga (Cu) merupakan salah satu jenis logam berat dengan efek toksisitas dan racun yang tinggi terhadap mahluk hidup yang banyak ditemukan dalam limbah industri cat dan pipa timbal. Penumpukan timbal dapat menyebabkan gangguan ginjal, tekanan darah tinggi maupun kerusakan otak dan penumpukan tembaga menyebabkan kerusakan pada hati dan menyebabkan kanker. Ion logam tersebut dapat dideteksi menggunakan Screen Printed Electrode (SPE.) Metode ini tergolong sederhana, ukurannya yang kecil, sampel sedikit, murah, efektif dan banyak digunakan dengan batas deteksi yang rendah. Elektroda kerja pada SPE dimodifikasi menggunakan nanopartikel Au-TA-DNS dengan metode dropping untuk mendeteksi keberadaan ion logam berat timbal (Pb) dan tembaga (Cu). Adanya atom N dengan elektron bebas pada Dansylhydrazine (DNS) dapat digunakan untuk berikatan dengan ion logam. Pengukuran dilakukan dengan metode Anodic Stripping Voltammetry (ASV) pada rentang potensial - 1,3 V s/d + 0,4 V. Hasil pengukuran menggunakan metode ASV memperlihatkan puncak oksidasi. Respon arus terhadap larutan logam timbal (Pb) dan tembaga (Cu) pada elektroda kerja termodifikasi nanopartikel Au-TA-DNS menunjukkan linearitas yang baik dimana nilai linearitas masing – masing logam 0,9467 dan 0,967 pada rentang kosentrasi 1 – 100ppb. Hal ini menunjukkan bahwa elektroda kerja yang dimodifikasi nanopartikel Au- TA-DNS dapat digunakan sebagai elektroda kerja menggantikan elektroda karbo pada SPE dengan meningkatkan sensitivitas. ......Lead (Pb) and copper (Cu) metal ions are a type of heavy metal with high toxicity and toxic effects on living creatures which are often found in lead paint and pipe industrial waste. A buildup of lead can cause kidney problems, high blood pressure or brain damage and a buildup of copper causes damage to the liver and causes cancer. These metal ions can be detected using a Screen Print Electrode (SPE). This method is relatively simple, small in size, small in sample, cheap, effective and widely used with a low detection limit. The working electrode on the SPE was modified using Au-TA-DNS nanoparticles with a drop-casting method to detect the presence of heavy metal ions lead (Pb) and copper (Cu). The presence of an N atom with free electrons in Dansylhydrazine (DNS) can be used to bind with metal ions. Measurements were carried out using the Anodic Stripping Voltammetry (ASV) method at a potential range of - 1.3 V to + 0.4 V. The results of measurements using the ASV method show oxidation peaks. The current response to the metal solution of lead (Pb) and copper (Cu) on the Au-TA-DNS nanoparticle modified working electrode shows good linearity where the linearity value for each metal is 0.9467 and 0.967 in the concentration range 1 – 100ppb. This shows that the Au-TA-DNS nanoparticle modified working electrode can be used as a working electrode to replace the carbon electrode in SPE by increasing sensitivity.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sayyid Arkaan
Abstrak :
Penggunaan teofilin sebagai salah satu obat penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) yang digunakan secara massal di seluruh dunia menjadi perhatian khusus bagi tenaga medis dalam memantau konsentrasinya dalam tubuh pasien. Dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas monitoring atau deteksi teofilin, telah dilakukan pembuatan atau modifikasi elektroda dengan penyangga karbon yang dideposisi dengan bubuk borondoped diamond (BDD) dan film TiO2 NT. Pada penelitian ini dilakukan sintesis TiO2 nanotube (NT) berfasa anatase melalui metode anodisasi. Film TiO2 NT dideposisikan pada BDD yang telah terdeposisi diatas elektroda karbon (karbon-BDD/TiO2 NT). Modifikasi ini dilakukan untuk mendapatkan keuntungan dari luas permukaan TiO2 NT yang besar dan BDD yang memiliki konduktivitas serta potential-window yang lebar, sehingga dapat meningkatkan performa dari kinerja sensor. Pada penelitian ini dilakukan berbagai pengujian terhadap elektroda karbon-BDD/TiO2 NT, yaitu penentuan luas permukaan elektroaktif, penentuan rasio arus signal-to-background (S/B), optimasi pH, penentuan linearitas dan LoD sebelum dikemas diatas SPCE. Elektroda karbon- BDD/TiO2 NT memiliki nilai S/B sebesar 1,1454 dengan pH optimum pada pH 3, serta nilai LoD dan LoQ sebesar 137,41 μM dan 458,05 μM dengan linearitas konsentrasi 80- 200 μM. Sementara itu sensitivitas, %recovery, dan %RSD karbon-BDD/TiO2 NT dalam mendeteksi teofilin, baik secara linearitas dan di dalam artificial urine adalah 0,0218; 113,37% ; dan 2,15%. ......The use of theophylline as one of the widely used drug for chronic obstructive pulmonary disease (COPD) worldwide has become a concern for healthcare professionals in monitoring its concentration in the patient's body. To increase the efficiency and effectiveness of theophylline monitoring or detection, electrodes have been made or modified with carbon supports deposited with boron-doped diamond (BDD) powder and TiO2 NT film. In this research, TiO2 nanotubes (NT) in the anatase phase were synthesized using the anodization method. TiO2 NT film is deposited on BDD which has been deposited on a carbon electrode (carbon-BDD/TiO2 NT). This modification was carried out to take advantage of the large surface area of TiO2 NT and BDD which has wide conductivity and potential-window, to improve the performance of the sensor. In this research, various tests were carried out on carbon-BDD/TiO2 NT electrodes such as determining the electroactive surface area, determining signal-to-background current ratio (S/B), optimizing pH, and determining linearity and LoD before being further modified on SPCE. The carbon-BDD/TiO2 NT electrode has an S/B value of 1.1454 with an optimum pH of pH 3. The LoD and LoQ values are 137.41 μM and 458.05 μM with a concentration linearity of 80-200 μM. Meanwhile the sensitivity, %recovery, and %RSD of carbon-BDD/TiO2 NT in detecting theophylline, both linearly and in artificial urine was 0.0218; 113.37% ; and 2.15%, respectively.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shella Jeniferiani Willyam
Abstrak :
Kolesterol merupakan parameter penting dalam analisis kesehatan rutin karena risiko yang ditimbulkan oleh kadar kolesterol tidak normal dalam darah, seperti penyakit jantung koroner dan stroke. Metode analisis kolesterol yang umum digunakan dalam bidang medis masih berbasis biosensor enzimatik yang membutuhkan instrumen rumit, prosedur mahal, dan penanganan khusus. Dalam penelitian ini, sensor kolesterol non-enzimatik yang sensitif dan selektif telah dibuat berdasarkan ikatan pembentukan kompleks antara β-siklodekstrin (BCD) dengan kolesterol dan metilen biru (MB) sebagai spesi elektroaktif. BCD difungsionalisasikan pada nanopartikel magnetik Fe3O4 (MNPs) melalui metode ko-pengendapan untuk memudahkan pengairan BCD dari bantuan menggunakan bantuan magnet eksternal. Elektroda yang digunakan dalam penelitian ini adalah karbon-elektroda (SPCE) layar-dicetak yang mudah digunakan, dan mudah digunakan untuk sampel mudah sedikit (mikroliter). Nanokomposit dikarakterisasi menggunakan FTIR, TEM, dan XRD. Sifat elektrokimia MB pada SPCE dipelajari terlebih dahulu sebelum aplikasinya dalam sensor. Aplikasi optimal yang diperoleh menggunakan nanokomposit BCD (3%) / MNPs 2% b / b, pH 7,4 dan waktu kontak 10 menit. Pengukuran kolesterol dilakukan dengan voltametri siklik (CV) pada potensial -0,6 V - 0,6 V dan scan rate 50 mV / s, serta deteksi amperometrik pada potensial konstan -0,43 V selama 90 s. Pengukuran standar kolesterol dengan metode kedua ini menunjukkan linearitas yang baik (r2> 0,99) pada rentang pengukuran 0 μM - 150 μM dengan batas deteksi 15,15 μM (arus anodik) dan 8,21 μM (arus katodik) untuk teknik CV; serta 6,28 μM untuk teknik amperometri. Sensor menunjukkan keberulangan dan verifikasi baik yang ditandai dengan nilai RSD dan persen pemulihan pada kisaran 1,91% - 3,87% dan 97,24% - 100,96%. Sensor ini juga menunjukkan selektivitas yang dengan kombinasi ganda kali lipat konsentrasi kombinasi (NaCl, CaCl2, glisin, transformasi, dan L-asam askorbat). Hasil pengukuran konsentrasi dalam sampel susu menggunakan sensor yang telah dikembangkan menunjukkan kesesuaian dengan metode HPLC (97,87% - 100,10%) dan nilai yang ditetapkan pada kemasan (94,83% - 96,99%).
Cholesterol is an important parameter in routine health check due to the risks caused by abnormal cholesterol levels in the blood, such as coronary heart disease and stroke. In this study, a sensitive and specific non-enzymatic cholesterol sensor was made based on the formation of the inclusion complex between β-cyclodextrin (BCD) with cholesterol and methylene blue (MB) as the electroactive species. The electrode used in this study was screen-printed carbon electrode (SPCE). Nanocomposites were characterized by FTIR, TEM, and XRD. The cholesterol measurement was carried out using cyclic voltammetry (CV) at potentials of -0.6 - 0.6 V and scan rate of 50 mV / s, also using amperometric detection at constant potential of -0.43 V for 90 s. The standard cholesterol solution measurement with both methods has shown good linearity, repeatability, and accuracy in the concentration range of 0 μM - 150 μM with the LOD of 15.15 μM (Ipa) and 8.21 μM (Ipc) for CV, and 6.28 μM for amperometric detection. The sensor also shows good selectivity with the existence of ten folds concentration of interference agents. The result of cholesterol concentration measurement in milk samples using the developed sensor was in agreement with the HPLC method and the stated value.
Depok: Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhri Hilmi
Abstrak :
Insulin merupakan hormon protein yang terdapat pada sel beta pankreas yang memudahkan glukosa masuk ke dalam sel sebagai bentuk tenaga. Sensor elektroda karbon bercetak layar (SPCE) berdinding nanotube (MWCNT) yang termodifikasi dengan nanopartikel emas dan perak telah dikarakterisasi dan diuji untuk mengindrakan insulin dalam tubuh manusia. Deposisi nanopartikel dilakukan dengan metode dropcast dengan proses sintesis nanopartikel menggunakan metode Turkevich pada nanopartikel emas (AuNP) dan nanopartikel perak (AgNP). Karakteriasi sensor dilakukan menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM), Cyclic Voltammetry (CV), dan Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS). Konsentrasi yang diuji pada analit insulin berkisar pada 0.15 μM, 0.3 ¼M, 0.6 ¼M, 1.25 ¼M, 2.5 μM, 5 μM, dan 10 μM. Hasilnya, sensor elektroda karbon cetak layar berdinding nanotube memiliki nilai luas permukaan aktif pada sensor SPCE/MWCNT, SPCE/MWCNT-AgNP, dan SPCE/MWCNT-AuNP sebesar 0.14 cm2,0.20 cm2, dan 0.25 cm2. Tingkat sensitivitas pada sensor mengalami pengembangan saat sebelum dimodifikasi, sensor SPCE/MWCNT-AuNP memiliki sensitivitas terbaik sebesar 2.88 ¼A/¼M, lalu pada sensor SPCE/MWCNT-AgNP memiliki sensitivitas sensor sebesar 2.5 μA/μM dan terakhir pada SPCE/MWCNT sebesar 2.38 ¼A/¼M. ......Insulin is a protein hormone found in pancreatic beta cells that makes it easier for glucose to enter cells as a form of energy. Nanotube-modified screen-printed carbon electrode (SPCE) sensors with gold and silver nanoparticles have been characterized and tested to sense insulin in the human body. Nanoparticle deposition was carried out by the dropcast method with the nanoparticle synthesis process using the Turkevich method on gold nanoparticles (AuNP) and silver nanoparticles (AgNP). Sensor characterization was carried out using Scanning Electron Microscope (SEM), Cyclic Voltammetry (CV), and Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS). The concentrations tested for insulin analyte ranged from 0.15 ¼M, 0.3 ¼M, 0.6 ¼M, 1.25 ¼M, 2.5 ¼M, 5 ¼M, and 10 ¼M. As a result, the screen printed carbon electrode sensor with nanotube walls has active surface area values on the SPCE/MWCNT, SPCE/MWCNT-AgNP, and SPCE/MWCNT-AuNP sensors of 0.14 cm2, 0.20 cm2, and 0.25 cm2. The sensitivity level of the sensor underwent development before being modified, the SPCE/MWCNT-AuNP sensor has the best sensitivity of 2.88 ¼A/¼M, then the SPCE/MWCNT-AgNP sensor has a sensor sensitivity of 2.5 ¼A/¼M and then on SPCE/MWCNT of 2.38 ¼A/¼M.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library