Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alic, Margaret
London: Women's Press, 1986
500.82 ALI h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Chapra, Steven C.
Boston : McGraw-Hill, 2005
518.2 CHA a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
California : Sage Publications, 1973
ABS
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Akhyar Yusuf
"Pada tahun 1960/1970-an terjadi suatu perubahan pandangan yang sangat mendasar dikalangan para ilmuwan dan filsuf terhadap ilmu pengetahuan. Perubahan itu dapat kita lihat dalam berbagai pembahasan yang dikemukakan para ahli dalam rangka Nobel Conference ke XXV, 1989 di Gustavus Adolphus College yang dibukukan dengan judul The End of Science? Attack and Defense (Elvee, 1992: 1-89). William D. Dean dalam kata pengantarnya membicarakan kematian atau berakhirnya ilmu pengetahuan; hal yang sama juga dikemukakan Ian Hacking di dalam tulisannya Disuned Science, Garold Holton melalui tulisannya "How to Think about the End of Science," sedangkan Sheldon Lee Glashow dengan j udul "The Death of Science". (Elvee, 1992: 23-32).
Kemudian pada tanggal 25-26 Maret 1989 dilakukan konferensi dengan tema "Alternative Paradigms Conference" yang diselenggarakan di San Fransisco dengan sponsor Phi Delta Kappa International dan The Indiana University School of Education. Sumbangan tulisan para ahli yang dibicarakan dalam konferensi itu diterbitkan dengan judul The Paradigm Dialog, diedit oleh Profesor Egon G. Guba dan Yvonna S. Lincoln -- keduanya adalah tokoh yang mendukung paradigma baru yang dikenal dengan nama konstruktivisme atau interpretativisme (contructivism, interpretativism). Paradigma baru tersebut banyak menjadi bahan pembicaraan dan meminta perhatian para ahli dalam konferensi itu, disamping pascapositivisme (Pascapositivismn) dan teori kritis (critical theory) (Guba & Yvonna S. Lincoln, 1990).
Tampaknya ada kaitan pemikiran yang berkembang dalam konferensi pertama dengan yang kedua walaupun sama-sama membahas problem epistemologi (khususnya metodologi) dalam dunia ilmiah. Bedanya, fokus pembicaraan pada konferensi Nobel lebih tertuju pada masalah metodologi ilmu-ilmu alam, sedangkan pada konferensi yang kedua lebih terfokus pada masalaf ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Pokok pembicaraan para ahli pada konferensi Nobel berkaitan dengan perkembangan fisika akhir abad XX ini yang cenderung mengantarkan kita pada ketidakpastian. Persoalan utama yang melatarbelakanginya adalah tantangan pada kepercayaan "Science as a uned, universal, objective endeavor is currently being questioned" (Elvee, 1992: x-xi).
Keraguan terhadap kesatuan ilmu pengetahuan akan universalitas dan obyektivitas sudah mulai timbul sejak dasawarsa awal abad XX melalui beberapa penemuan (Neil Bohr, Werner Heisenberg, Erwin Schrodinger) yang menemukan bahwa pandangan fisika Newtonian tidak berlaku pada gejala-gejala subatomik. Fisika modern (Newtonian) telah mempromosikan gambaran dunia yang materialistik, mekanistik, dan obyektivistik. Namun ilmu fisika yang kemudian, yakni sejak Einstein, Broglie, Schrodinger, menemukan adanya suatu gambaran dunia baru yang mengemukakan bahwa unit terdasar realitas bukan lagi partikel atau materi, akan tetapi boleti jadi "energi kreatif' atau sekurang-kurangnya bukan lagi sesuatu yang bersifat fisik (Ferre, 1980).
Menurut fisika kuantum, realitas obyektif yang murni itu tidak ada. Sebaliknya yang ada adalah realitas menurut persepsi kita, menurut paradigma kita implikasi filosofis mekanika kuantum sangatlah luar biasa bagi epistemologi dan filsafat ilmu pengetahuan. Dalam perspektif ini, bukan saja ilmuwan mempengaruhi realitas, akan tetapi dalam tingkat tertentu ilmuwan bahkan menciptakannya (mengonstruksinya). Seorang ilmuwan tidak dapat mengetahui momentum partikel dan posisinya sekaligus, oleh karena itulah is harus memilih satu di antaranya. Secara metafisis, ilmuwan menciptakan sifat-sifat tertentu, karena ia memilih untuk mengukur sifat-sifat itu?"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
D523
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Nova Safitri
"ABSTRAK
Wanita Afrika-Amerika berjuang melawan diskriminasi dan telah dirugikan karena bahaya dari persimpangan gender dan ras. Namun, representasi mereka di media, terutama film, telah meningkat. Melalui film Hidden Figures (2016), penelitian ini menelaah representasi perempuan Afrika-Amerika dalam masyarakat yang didominasi kulit putih dengan menggunakan tekstual analisis. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa perempuan kulit putih dan perempuan kulit hitam berjuang dengan masalah mereka sendiri untuk mendapatkan pengakuan dari kaum mayoritas, yaitu laki-laki kulit putih. Selain itu, penelitian ini membahas bagaimana karakter laki-laki berkulit hitam juga berperan dalam dekonstruksi representasi ketiga pemeran utama wanitanya. Terlepas dari usaha film ini untuk menyajikan representasi wanita kulit hitam yang tidak seperti pada umumnya, pada akhirnya film ini menunjukkan bahwa beberapa representasi mereka ternyata tetap dibatasi dan dikendalikan.

ABSTRACT
African-American women fought oppression and have been at disadvantages due to the double jeopardy of the intersection of gender and race. Their representation in the popular mass media, especially movies, has increased. Through the movie Hidden Figures (2016), this research attempts to examine how the representation of African-American women in the white dominated society is being presented by using textual analysis. It shows that both white women and the Black women are struggling with their own issues to get an acknowledgement from the majority, the white male. Moreover, the deconstruction of the usual Black women representations are somehow negated by the Black male characters. Despite the fact that these characters do not conform to the mainstream Black womens stereotype, some of their representations are still being constrained and being controlled."
2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
S7709
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Katrin Setio Devi
"Kemudahan akses dan kemudahan penggunaan akan sumber daya elektronik dengan jalur akses terbuka semakin memudahkan peneliti dalam mengakses dan mendiseminasikan ilmu pengetahuan. Agenda akses terbuka berdampak pada perubahan perilaku informasi, khususnya di sisi para akademisi karena jumlah artikel atau sumber elektronik yang meningkat, sehingga mereka memiliki pandangan yang lebih luas dan pilihan yang lebih banyak. Tujuan utama penelitian ini untuk menguji hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap perilaku informasi peneliti bidang saintek di Indonesia pada era akses terbuka. Tujuan lainnya adalah untuk melihat faktor yang paling dominan dalam hubungannya dengan perilaku informasi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif eksploratif. Pengumpulan data dilakukan melalui survei online dengan 54 pertanyaan yang dibagikan kepada responden melalui media sosial dari tanggal 25 Februari hingga 16 Maret 2021. 335 dari 369 peneliti dari bidang ilmu alam, ilmu lingkungan, teknik, ilmu kesehatan dan ilmu pertanian pada tiga perguruan tinggi mengisi kuesioner online. Teknik penentuan sampel menggunakan metode simple random sampling. Beberapa model regresi pada Generalized Linear Models (GLMs) yaitu model poisson dan regresi logistik digunakan untuk menginterpretasikan korelasi antar perilaku peneliti. Selain itu, analisis faktor eksplorasi digunakan untuk reduksi data. Secara keseluruhan, banyak faktor yang ditemukan mempengaruhi perilaku informasi para peneliti, termasuk faktor demografi, psikologis, jabatan, dan lingkungan. Dari faktor-faktor yang berpengaruh, jabatan akademik adalah faktor dominan dalam hubungannya dengan perilaku informasi.

Accessibility and user-friendly aspect of open access e-resources allow researchers to access and disseminate knowledge in more convenience in spite of obstacles faced concerning access to library collection. The open access agenda has impact on the change of information behavior, especially on the academicians. The change happens, triggered by the quantity of scientific articles and e-resources increasing in numbers. It gives academicians have wider perspective and more option ways to access library collection. The purpose of this study is to explore the relationships between Indonesian scientists’ information behaviors and their personal and environmental factors in the open access era, and the most dominant factors in relation to information behavior. This study uses an exploratory quantitative method. Data was collected through an online survey with 54 questions distributed to respondents via social media from February 25 to March 16, 2021. 335 of 369 scientists in Indonesia from natural sciences, environmental science, engineering, medical science and agricultural science from three universities using online questionnaire. The simple random sampling method is used. Several regression models in the Generalized Linear Models (GLMs), including the poisson model and logistic regression are built to interpret the correlation among scientists’ behaviors. In addition, exploratory factor analysis is used for data reduction. In general, many factors were indicated to affect the specific information behaviors of scientists, including demographic, psychological, role-related, and environmental factors. The academic position becomes the dominant factor amongst all of the factors in relation to information behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library