Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jihan Fie Jannath
"Pendidikan memiliki peran penting dalam meningkatkan pendapatan individu dan produktivitas masyarakat. Penelitian ini menyoroti pentingnya akses internet dalam pendidikan dan bagaimana hal ini memengaruhi tingkat putus sekolah siswa di Indonesia pada tahun 2022. Fokus utama penelitian adalah untuk memahami apakah akses internet siswa berpengaruh signifikan terhadap kejadian putus sekolah di berbagai jenjang pendidikan, yaitu SD, SMP, dan SMA. Penelitian ini menggunakan data cross section dan analisis regresi logistik biner untuk mengidentifikasi hubungan antara variabel dependen (putus sekolah) dan variabel independen (akses internet). Hasil analisis menunjukkan bahwa akses internet memiliki pengaruh signifikan positif terhadap risiko putus sekolah di semua jenjang pendidikan. Anak-anak dengan akses internet cenderung memiliki risiko putus sekolah yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak memiliki akses. Penelitian ini turut menunjukkan adanya pengaruh variabel karakteristik orang tua, karakteristik keluarga, serta karakteristik ekonomi dan wilayah terhadap putus sekolah.

Education has an important role in increasing individual income and societal productivity. This study highlights the importance of internet access in education and how this affects student dropout rates in Indonesia in 2022. The main focus of the study is to understand whether students' internet access has a significant effect on the incidence of dropping out of school at different levels of education, namely elementary, junior high, and high school. This study uses cross-section data and binary logistic regression analysis to identify the relationship between the dependent variable (dropout) and the independent variable (internet access). The results of the analysis show that internet access has a significant positive effect on the risk of dropping out of school at all levels of education. Children with internet access tend to have a higher risk of dropping out compared to those without access. This study also shows the influence of parental characteristics, family characteristics, and economic and regional characteristics on school dropout. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indinesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Kartika Sari
"ABSTRAK
Sebagai investasi bagi negara berkembang, pendidikan menjadi faktor kunci dan memainkan peran strategis untuk mewujudkan kesejahteraan. Teori modal sosial menyebutkan bahwa kualitas pendidikan yang baik akan menghasilkan kemampuan produktivitas yang tinggi dan membawa manfaat jangka panjang di dalam proses pembangunan. Bagi Indonesia hal ini menjadi prioritas melalui alokasi anggaran pendidikan minimal 20 persen dari porsi Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara APBN . Di sisi lain, akses pendidikan tersebut menjadi sulit bagi penduduk miskin, terutama di wilayah perkotaan dengan kompleksitas permasalahan perkotaan. Secara nasional, dalam rentang waktu 2007-2012 tercatat tingkat putus sekolah sebesar 43,39 persen Susenas BPS , demikian juga DKI Jakarta pada rentang tahun yang sama dengan rata-rata putus sekolah sebesar 38,86 persen yang didominasi oleh tingkat pendidikan menengah usia 16-18 tahun yaitu sebesar 38,92 persen. Anak yang mengalami putus sekolah pada usia ini tidak dapat melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan membatasi kemungkinan untuk dapat bersaing pada pasar tenaga kerja dengan kualitas pendidikan yang dimilikinya. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa karakteristik rumah tangga anak putus sekolah usia 16-18 tahun di DKI Jakarta tahun 2007-2013 adalah banyaknya jumlah anggota rumah tangga, jenis kelamin kepala rumah tangga, umur kepala rumah tangga yang relatif muda, usia ibu atau tingkat kematangan ibu pada saat menikah, tingkat pengeluaran perkapita rumah tangga, dan terbatasnya jumlah anggota rumah tangga lain selain kepala rumah tangga yang bekerja. Sebagai investasi bagi negara berkembang, pendidikan menjadi faktor kunci dan memainkan peran strategis untuk mewujudkan kesejahteraan. Teori modal sosial menyebutkan bahwa kualitas pendidikan yang baik akan menghasilkan kemampuan produktivitas yang tinggi dan membawa manfaat jangka panjang di dalam proses pembangunan. Bagi Indonesia hal ini menjadi prioritas melalui alokasi anggaran pendidikan minimal 20 persen dari porsi Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara APBN . Di sisi lain, akses pendidikan tersebut menjadi sulit bagi penduduk miskin, terutama di wilayah perkotaan dengan kompleksitas permasalahan perkotaan. Secara nasional, dalam rentang waktu 2007-2012 tercatat tingkat putus sekolah sebesar 43,39 persen Susenas BPS , demikian juga DKI Jakarta pada rentang tahun yang sama dengan rata-rata putus sekolah sebesar 38,86 persen yang didominasi oleh tingkat pendidikan menengah usia 16-18 tahun yaitu sebesar 38,92 persen. Anak yang mengalami putus sekolah pada usia ini tidak dapat melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan membatasi kemungkinan untuk dapat bersaing pada pasar tenaga kerja dengan kualitas pendidikan yang dimilikinya. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa karakteristik rumah tangga anak putus sekolah usia 16-18 tahun di DKI Jakarta tahun 2007-2013 adalah banyaknya jumlah anggota rumah tangga, jenis kelamin kepala rumah tangga, umur kepala rumah tangga yang relatif muda, usia ibu atau tingkat kematangan ibu pada saat menikah, tingkat pengeluaran perkapita rumah tangga, dan terbatasnya jumlah anggota rumah tangga lain selain kepala rumah tangga yang bekerja.

ABSTRACT
As an investment for developing countries, education is a key factor and plays a strategic role for the community welfare. The Social Capital Theory states that the quality of good education will result in high productivity and bring long term benefits in the development process. Investment on education sector also became one of priorities on Indonesia development plan which the government spent 20 percent from annual national budget. However, education still becomes difficult access to for the poor, especially in urban areas with the complexity of urban problems. In 2007 2012, Indonesia Central Bureau of Statistics recorded the level of school dropouts is around 43, 39 per cent Susenas, BPS . In DKI Jakarta, level of dropouts is 38, 86 per cent, dominated by student by age 16 18 years old or senior high school level. Student with dropouts, particularly in the age range, cannot continue education at higher level. In this condition, student with school dropouts will be limited the competition in labor market. The research found that the household characteristics of student with school dropouts in DKI Jakarta in 2017 2013 are the number of family member, gender of householder, the age of householder, maternal age, household spending per capita, and the limitation of household resources."
2015
T52074
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library