Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratna Mardiati Soemardi
Abstrak :
Gangguan skizofreniform masuk ke dalam kelompok psikosis seperti skizofrenia, dengan perbedaan bahwa lama penyakitnya, termasuk fase-fase prodromal, aktif dan residual, adalah kurang dari enam bulan akan tetapi lebih lama dari dua minggu (PPDGJ II). Manschrek dan Petri (1978) menyebutkan bahwa gangguan skizofreniform masuk dalam golongan psikosis akut, yakni suatu psikosis yang terjadinya akut dan pulih kembali dalam keadaan semula dalam waktu singkat. Yang membedakannya dari gangguan skizofrenia adalah lamanya gangguan yang kurang dari enam bulan serta lebih sering ditandai dengan gejala emosi, ketakutan, kebingungan dan halusinasi-halusinasi yang jelas, dan kemungkinan kembali kefungsi pramorbid besar, bahkan tanpa terapi sekalipun. Ciompi (1984) berpendapat fenomena psikosis berkembang dalam tiga fase, yakni fase pra-morbid, fase kedua dan fase ketiga. Fase pra-morbid merupakan kombinasi antara unsur biologik (genetik dan kelainan organik lain) dan pengaruh pengaruh psikososial yang membuat seseorang secara pramorbid peka terhadap psikosis. Ciri kepekaan tersebut berupa rendahnya toleransi kognisi dan emosi terhadap stres yang dihubungkan dengan tidak adekuatnya kemampuan mengolah informasi kompleks. Dalam fase kedua, kejadian-kejadian yang menimbulkan stres dalam kehidupan dapat menimbulkan episoda-episoda psikotik unik atau berulangnya episoda-episoda psikotik produktif akut. Fase ketiga merupakan evolusi jangka panjang yang lebih merupakan faktor psikososial daripada biologik. Jatuhnya seseorang ke dalam gangguan psikosis bila kepekaan sistema saraf pusatnya tersentuh sampai mencapai titik kritis oleh situasi-situasi interpersonal dan kejadian-kejadian didalam kehidupannya yang tidak menguntungkan. Kepekaan ini menurut Ciompi dapat dikenali dari kebanyakan orang karena rendahnya penyaluran kemampuan kognitifnya (Jaw channel capacity).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Era Sari
Abstrak :
Skizoprenia merupakan penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan terganggunya pikiran, persepsi, dan perilaku. Salah satu gejala negatif pada skizoprenia adalah harga diri rendah kronis. Harga diri rendah kronis merupakan evaluasi diri yang negatif berhubungan dengan perasaan tidak berdaya, putus asa, dan rapuh serta tidak berharga. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah memaparkan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien harga diri rendah kronis setelah latihan terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga. Metode yang digunakan adalah studi kasus, pasien yang dikelola sebanyak 10 orang dengan karakteristik pasien berjenis kelamin laki-laki dan perempuan,berusia 18 sampai 60 tahun. Pendekatan teori adaptasi Roy digunakan oleh penulis karena penerapan intervensi pada teori ini berfokus pada mengubah stimulus yang dialami oleh klien, sehingga perawatlah yang meningkatkan interaksi antara manusia dengan lingkungannya, sehingga pasien dapat meningkatkan kesehatan, memiliki kemampuan untuk beradaptasi terhadap masalah yang dihadapi. Hasil penanganan kasus menunjukan terjadinya penurunan tanda gejala serta peningkatan kemampuan pasien (80%)) setelah pemberian terapi psikoedukasi keluarga. Penulisan karya ilmiah ini merekomendasikan tindakan keperawatan ners dan ners spesialis terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga dapat menjadi standar terapi ners spesialis keperawatan jiwa pada pasien dengan harga diri rendah kronis. ......Schizophrenia is a disease that affects the brain and causes disruption of mind, perception, emotions and behavior.One of the negative symptoms of schizophrenia is low self-esteem.Low self-esteem is a negative self-evaluation, associated with feelings of helplessness, hopelessness, vulnerability and worthlessness. The purpose of this paper is to present the results of the implementation of nursing care in patients with low chronic self-esteem after cognitive therapy and family psychoeducation training. Used were case studies, 10 managed patients with characteristics of male and female patients, aged 25 to 60 years. Roy's theory of adaptation approach is used by the author because the application of intervention in this theory focuses on altering the stimuli experienced by patients and not patients, so nurses increase the interaction between humans and their environment, so that patients can improve health, have the ability to adapt and create changes in their environment . The results of cases handling showed a decrease in symptoms and increased patient ability after ners and ners treatment specialists in the form of cognitive therapy and increased family ability (80%) after the therapy of family psychoeducation therapy. Writing of this scientific paper recommends ners and Specific ners of cognitive therapy and family psychoeducation can be standard nursing specialist mentally in patients with chronic low self-esteem.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library