Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Emanuel Dani Ramdani
"ABSTRAK
Daun katuk (Sauropus androgynus (L) Merr) dan daun torbangun (Coleus amboinicus (Lour.)) merupakan tanaman yang umum digunakan sebagai laktagoga. Prolaktin memegang peranan utama dalam pembentukan ASI dan peningkatan prolaktin umumnya dilakukan dengan menghambat interaksi antara dopamin dengan reseptor dopamin D2. Oleh karena itu, pada studi ini, dilakukan penelitian untuk mendapatkan kandidat senyawa aktif sebagai laktagoga dari ekstrak air daun katuk dan daun torbangun. Kandungan senyawa ekstrak air daun katuk dan daun torbangun dianalisa dengan studi metabolomik menggunakan HPLC-MS/MS dan proses identifikasi dilakukan dengan menggunakan basis data Metlin. Validasi protokol virtual screening mekanisme inhibitor reseptor D2 dilakukan dengan menggunakan program PLANTS dan protokol terbaik menghasilkan nilai EF1% 7.18 dengan cutoff ChemPLP -121.6. Analisa virtual screening terhadap kandungan senyawa teridentifikasi menunjukkan tidak ada senyawa yang memiliki ChemPLP ≤-121.6. Senyawa yang paling mendekati nilai cutoff ChemPLP adalah cyanin dengan ChemPLP sebesar -104.7280.

ABSTRACT
Katuk leaves (Sauropus androgynus (L) Merr) and torbangun leaves (Coleus amboinicus (Lour.)) are known as galactagogue. Prolactin is the main factor in milk production and prolactin increase can be achieved by inhibiting the interaction between dopamine and dopamine D2 receptor. Therefore, this research focused on finding the compounds which have dopamine galactagogue activity from katuk leaves and torbangun leaves via D2 inhibitor. Compound database were retrieved with metabolomic study by using HPLC-MS/MS and the identification was performed with Metlin database. Virtual screening protocol validation for dopamine D2 receptor inhibitor was performed with PLANTS and the best protocol produced EF1% 7.18 with ChemPLP cutoff -121.6. Virtual screening analysis of identified compounds shows that no compound has ChemPLP≤-121.6. The closest ChemPLP was produced with cyanin with -104.7280."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
T50160
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Harsodjo Wijono S.
"Senyawa flavonoid yang terdapat dalam ekstrak etanol 95% daun katu diisolasi dengan menggunakan metode Charaux-Paris. Dilakukan fraksinasi ekstrak etanol 95% dengan menggunakan pelarut kloroform, etilasetat dan 3 kali dengan n-butanol, kemudian dari fraksi n-butanol I dilakukan isolasi flavonoid dengan cara kromatografi kertas preparatif dan diidentifikasi dengan spektrofotometer Ultra Violet (UV) dan infrared. Enam senyawa flavonoid berhasil diisolasi, setelah diidentifikasi salah satu senyawa flavonoid tersebut adalah rutin sedangkan 5 senyawa lainnya adalah golongan flavonol OH-3 tersulih atau golongan flavon.

Isolation and Identification of Flavonoid in Katu Leaf (Sauropus androgynus (L.) Merr. Flavonoids in 95% ethanol extract of katu leaf were isolated using Charaux-Paris method. Extract of 95 % ethanol was fractionated with chloroform, ethyl acetate and three times with n-butanol. Flavonoids to be isolated from n-butanol I fraction by chromatography paper preparative method, and identified by spectrophotometer UV (Ultra-Violet) and infrared. Six flavonoids were isolated, one of flavonoids identified as rutin, and the other five were flavonol OH-3 conjugated or flavon groups."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Farida I. Tjahjadi
"Pada beberapa daerah di Indonesia, secara tradisional dianjurkan pada ibu menyusui untuk mengkonsumsi daun Katu (Sauropus androgynus (L.) Merr.) dan daun Papaya (Carica papaya L.) dalam usaha meningkatkan produksi air susu ibu. Namun hal tersebut belum terbukti secara ilmiah pada manusia.
Sehubungan dengan itu, telah dilakukan penelitian pengaruh konsurnsi daun Katu dan daun Papaya terhadap volume, konsentrasi vitamin A dan protein air susu ibu selama 7 hari berturut-turut. 45 orang ibu menyusui dari kabupaten Bogor (rural), yang 1-3 bulan setelah melahirkan dibagi dalam 3 kelompok secara acak dengan stratifikasi (stratified randomly assigned), yaitu kelompok Katu, Papaya dan Kontrol. Setiap kelompok terdiri dari 15 orang ibu menyusui. Kelompok Katu dan Papaya masing-masing mengkonsumsi 400 gram daun Katu dan 300 gram daun Papaya berupa sayur selain makanan mereka sehari-hari, sedangkan kelompok Kontrol tidak mendapat tambahan tersebut. Untuk seleksi subjek dilakukan pengukuran antropometrik dan pemeriksaan fisik terhadap ibu dan bayinya, serta pemeriksaan Hb ibu (Hb>10gr%). Berdasarkan penelitian pendahuluan, respons tertinggi yang diamati selama 7 hari penelitian adalah pada hari terakhir penelitian (ke - 7).
Intake ibu sebelum dan pada hari terakhir penelitian dicatat dan dihitung selama 24 jam (dietary recall) untuk 2 hari berturut-turut. Volume, konsentrasi vitamin A dan protein air susu ibu diteliti sehari sebelum dan pada hari terakhir penelitian.
Pada hari terakhir penelitian, volume air susu ibu meningkat secara bermakna pada kelompok Katu (P=0.000) dan kelompok Papaya (P=0,002) dibandingkan dengan kelompok Kontrol. Peningkatan tertinggi adalah pada kelompok Katu, tetapi tidak berbeda bermakna dengan kelompok Papaya (P=0.129). Peningkatan volume ini mempunyai korelasi secara bermakna dengan intervensi yang dilakukan, dan rupanya hal ini disehabkan oleh peningkatan intake vitamin A ibu (P=O.0001). Tetapi tidak mempunyai korelasi baik dengan peningkatan intake energi maupun dengan peningkatan intake protein (P=0,5796 dan P=0,8539).
Konsentrasi vitamin A air susu ibu juga meningkat secara bermakna pada kedua kelompok treatment dibandingkan dengan kelompok Kontrol (P=0.028 untuk kel. Katu dan P=0,003 untuk kel. Papaya). Peningkatan tertinggi diamati pada kelompok Papaya tetapi tidak berbeda bermakna dibandingkan dengan kelompok Katu (P=0,241). Total vitamin A air susu ibu dalam 24 jam juga meningkat karena peningkatan volume pada kedua kelompok treatment dibandingkan dengan kelompok Kontrol (P=0,002 untuk kelompok Katu dan P=0,001 untuk kelompok Papaya).
Tidak tampak adanya perbedaan secara bermakna pada konsentrasi protein air susu ibu pada hari terakhir peneitian pada ketiga kelompok (P=0.7607). Namun total protein air susu ibu dalam 24 jam meningkat secara bermakna karena peningkatan volume pada kelompok Katu. Ternyata pula bahwa tidak ada korelasi bermakna antara peningkatan konsentrasi protein air susu ibu dengan peningkatan intake protein ibu (P=0,3433).
Hasil peneitian ini menunjukkan bahwa konsumsi daun Katu dan daun Papaya oleh ibu menyusui dapat meningkatkan produksi dan konsentrasi vitamin A air susu ibu secara bermakna, tetapi tidak meningkatkan konsentrasi proteinnya. Walaupun demikian total protein air susu ibu daam 24 jam meningkat secara bermakna pada kelompok Katu karena peningkatan volume air susu ibu. "
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library