Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zilzikridini Wijayanti
Abstrak :
Latar Belakang: Permintaan pasien terhadap penerapan Teledentistry di dunia mengalami peningkatan lima kali pada masa pandemi COVID-19. Pasien di berbagai kelompok umur memiliki kepuasan yang tinggi terhadap Teledentistry. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat dalam menggunakan Teledentistry dan mendapatkan informasi tentang hubungan kepuasan masyarakat dengan usia, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman, komunikasi, kemudahan, kenyamanan, keandalan, dan manfaat Teledentistry bagi pasien. Bahan dan Metode: Penelitian cross-sectional ini dilakukan pada tahun 2022. Penelitian ini menggunakan kuesioner daring mandiri yang disebarkan menggunakan media sosial. Kuesioner terdiri dari faktor sosiodemografi, dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan dalam menggunakan Teledentistry. Uji analisis faktor digunakan untuk menentukan komponen yang berkontribusi sampai pada tingkatan kepuasan. Hasil: Kepuasan masyarakat dalam menggunakan Teledentistry di masa pandemi COVID-19 memiliki tiga kategori tingkatan kepuasan, yaitu tiga responden berjenis kelamin perempuan yang memiliki tingkatan kepuasan moderat (skor 68-88), 137 responden berjenis kelamin laki-laki puas dalam menggunakan Teledentistry (skor 89-109), dan 135 responden berjenis kelamin perempuan sangat puas dalam menggunakan Teledentistry (skor 110-130). Penelitian ini menemukan terdapat 12 kombinasi pemodelan yang dapat berasosiasi secara signifikan dengan kepuasan masyarakat dalam menggunakan Teledentistry selain jenis kelamin dan pendidikan. Kesimpulan : Kepuasan masyarakat dalam menggunakan Teledentistry di Indonesia hampir sama dengan kepuasan pasien di berbagai negara. Rasa puas dalam menggunakan Teledentistry dapat meningkatkan akses ke pelayanan kesehatan gigi dan mulut. ......Background: Patient demand for the application of Teledentistry in the world has increased five times during the COVID-19 pandemic. Patients in various age groups have high satisfaction with Teledentistry. Objectives: Determine the level of community satisfaction in using Teledentistry and obtain information about the relationship of community satisfaction with age, gender, education, experience, communication, convenience, comfort, reliability, and benefits of Teledentistry for patients. Materials and Methods: This cross-sectional study was conducted in 2022. This study used an independent daring questionnaire distributed using social media. The questionnaire consisted of sociodemographic factors, and factors related to satisfaction in using Teledentistry. The factor analysis test is used to determine the components that contribute to the level of satisfaction. Results: Community satisfaction in using Teledentistry during COVID-19 pandemic has three categories of satisfaction level, namely three female respondents who have a moderate level of satisfaction (score 68-88), 137 male respondents are satisfied in using Teledentistry (score 89-109), and 135 female respondents were very satisfied in using Teledentistry (110-130). This study found that there are 12 combinations of modeling that could be significantly associated with community satisfaction in using Teledentistry other than gender and education. Conclusions: Community satisfaction in using Teledentistry in Indonesia is almost the same as patient satisfaction in various countries. Satisfaction in using Teledentistry can increase access to dental and oral health services.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Sutanto
Abstrak :
PT. Furindo Kencana sebagai salah satu perusahaan mebel kayu dan Interior Decorator ; tumbuh serta berkembang antara lain karena dukungan sejumlah pegawai, di samping Direksi dan Manajemen serta Staf yang ada. Dalam kaitannya dengan Komunikasi Organisasi, perlu diteliti antara lain mengenai hubungan Gaya Komunikasi Manajemen dengan Kepuasan Kerja Pegawai berdasarkan persepsi pegawai. Hal ini perlu dilakukan guria mengupayakan suatu Gaya Komunikasi Manajemen yang efektif dan efisien, sehingga dapat meningkatkan Kepuasan Kerja Pegawai. Gaya Komunikasi Manajemen sebagai variabel bebas, meliputi : Pola Hubungan Komunikasi, Kepercayaan, Dukungan/Motivasi, Keterbukaan, Partisipasi daiam Pengambilan Keputusan dengan variabel terikat yaitu Kepuasan Kerja Pegawai. Setelah dilakukan penelitian melalui uji korelasi, hasilnya menunjukkan bahwa Gaya Komunikasi Manajemen mempunyai hubungan yang erat dengan Kepuasan Kerja Pegawai yaitu dengan nilai koefisien = 0.5211 (mendekati 1). Bila dilihat dari masing-masing indikator, maka Keterbukaan mempunyai nilai koefisien yang paling besar = 0.4746, sedangkan Kepercayaan mempunyai nilai koefisien yang paling kecil = 0.2031 dalam hubungannya dengan Kepuasan Kerja Pegawai. Hal ini menunjukkan bahwa Keterbukaan mempunyai hubungan yang erat dengan Kepuasan Kerja Pegawai sedangkan Kepercayaan kurang mempunyai hubungan dengan Kepuasan Kerja Pegawai. Hasil analisis terhadap variabel kontrol : Kelompok Usia, Tingkat Pendidikan, Masa Kerja, dan Status Kepegawaiannya ; menunjukkan bahwa tngkat pendidikan mempunyai hubungan paling erat dengan Kepuasan Kerja Pegawai. Tetapi bila variabel kontrol tersebut digabung temyata tidak mempengaruhi hubungan Gaya Komunikasi Manajemen dengan Kepuasan Kerja, karena nilai koefisien variabel kontrol tersebut tidak banyak berubah. Kelima indikator dari variabel Gaya Komunikasi Manajemen hanya mampu menjelaskan 17,58 % dan seluruh masalah Kepuasan Kerja, dengan demikian variabel lain yang berhubungan dengan Kepuasan Kerja dan belum terjangkau dalam penelitian ini adalah 82,42 %.
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Deviani
Abstrak :
This research aimed to explain the existence of influence of interpersonal effective communication and leadership variables; individually and together, to the dependent variable of performance. In this research, communication variable is divided into two; vertical and horizontal/lateral communication with five indicators: openness, empathy, positive, support and similarity. Leadership variable is comprised of four indicators: good communication, delegation of authority, supervising, and ability to create good work condition. Research was conducted upon 71 respondents, which served as population of patent reviewers in Directorate Patent, Directorate General of Intellectual Property Rights, Department of Law and Human Rights, R1. Data analysis technique in used is Linear Regression. First, the linear regression technique is used as simple linear regression between each independent variable (interpersonal communication or leadership) to patent reviewers' performance, to see the existence of influence of each independent variable to performance as dependent variable. Multiple regression technique is used to verify the influence of both independent variables (interpersonal communication and leadership) together to patent reviewers? performance. From these various analyzes, it was found that interpersonal communication individually has negative influence to patent reviewer performance, while together with leadership variable have no influence in enhancing level of performance. Based on respondents' opinion on interpersonal communication existed in Directorate of Patent Reviewer, both vertical and horizontal/lateral communications, is not a dominant factor which can influencing patent reviewers' performance because the level of satisfaction in communication has not optimally met. Meanwhile the independent variable of independent, individually or together, has a significant and positive influence to patent reviewers' performance, where good leadership will influence an enhancement on patent reviewers' performance at Directorate of Patent Reviewer.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22630
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Palupi, Sarwendah Sri
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepuasan kerja dan iklim komunikasi organisasi terhadap komitmen kerja karyawan di perusahaan PricewaterhouseCoopers di Jakarta. Kepuasan kerja adalah sikap atau penilaian positif dan negatif seseorang atas pekerjaannya. Kepuasan kerja terdiri dari dimensi: pekerjaan itu sendiri, imbalan, promosi, supervisi dan rekan kerja. Iklim komunikasi organisasi merupakan persepsi makro, abstrak, dan gabungan dan fenomena global yang disebut komunikasi organisasi. Iklim komunikasi dipandang sebagai suatu kualitas pengalaman yang subyektif yang timbul dari persepsi karyawan terhadap karakteristik dalam organisasi. Dimensi-dimensi dari iklim komunikasi organisasi adalah: Dukungan, Kepercayaan, partisipasi dim keputusan, keterbukaan dalam informasi ke bawah, Mendengarkan dalam informasi ke atas, tujuan kinerja tinggi. Sedangkant Komitmen organisasi merupakan keadaan psikologis yang memberi ciri hubungan karyawan dengan organisasi tempatnya bekerja dan yang memiliki implikasi pada pengambilan keputusan untuk melanjutkan atau tidak keanggotaannya dalam organisasi. Allen dan Meyer menggolongkan komitmen organisasi ke dalam 3 komponen, yaitu: `affective commitment', `continuance commitment', 'normative commitment'. Pengertian `affective commitment' adalah komitmen yang mengacu pada kedekatan emosional, keterlibatan dan identifikasi diri karyawan terhadap organisasi. 'Continuance commitment' adalah komitmen yang didasarkan pada persepsi individu terhadap kerugian yang diasosiasikan oleh karyawan jika meninggalkan organisasi. Sedangkan 'normative commitment' adalah komitmen yang mengacu pada perasaan kewajiban untuk tetap berada dalam organisasi. Ketiga komponen ini merefleksikan keadaan psikologis tertentu (want, need dan ought to) dimana seorang individu dapat berada dalam keadaan psikologis yang berbeda derajat kekuatannya pada masing-masing komponen tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Sumber utama data penelitian diperoleh berdasarkan basil survei kepada 78 karyawan (20% dari populasi). Pengambilan sampel dilakukan dengan metode acak berstrata proporsional dari 4 departemen yang ada di perusahaan tersebut. Pengolahan dan analisis data menggunakan program SPSS/PC 11.5 untuk uji validitas & reliabilitas, analisis deskriptif, analisis korelasi, dart analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa secara umum komitmen karyawan kepada perusahaan tempatnya bekerja adalah cenderung tinggi (3,888). Komitmen organisasi yang cenderung tinggi ini dipengaruhi oleh masing-masing komponen komitmen. Untuk komitmen organisasi yang didasarkan pada kelekatan afektif karyawannya atau disebut komitmen afektif, tingkat komitmen yang diperoleh adalah Cenderung tinggi (4,177). Demikian pula dengan komitmen normatif, tingkat komitmennya adalah Cenderung tinggi (4,163), Sedangkan komitmen staf perpustakaan terhadap organisasinya tidak begitu didasarkan pada persepsi mereka mengenai kerugian yang bisa terjadi bila meningkatkan organisasinya. Hal ini terlihat pada penafsiran komitmen berkesinambungan yang Cenderung rendah (3,327) 2. Berdasarkan penelitian ini, secara umum kepuasan kerja karyawan kepada perusahaan tempatnya bekerja adalah cenderung rendah (8,947), Intensitas sumber ketidakpuasan karyawan adalah atasan, persepsi sistem imbalan yang dianggap tidak adil, dan kurangnya kesempatan untuk dipromosikan. 3. Secara umum persepsi karyawan terhadap Iklim komunikasi perusahaan mereka adalah cenderung tinggi (3,916). 4. Kepuasan Kerja dan Iklim Komunikasi Organisasi secara bersama meberi sumbangan yang bermakna terhadap Komitmen Organisasi. Namun bila dilihat sendiri-sendiri hanya Iklim Komunikasi Organisasi yang memberikan sumbangan yang signifikan terhadap Komitmen Organisasi. 5. Terdapat korelasi yang signifikan antara Komitmen Afektif dan Kepuasan kerja. Sedangkan Iklim Komunikasi Organisasi berkorelasi dengan komitmen Afektif dan Komitmen Normatif. 6. Terdapat korelasi yang signifikan antara Komitmen Organisasi dan Tingkat Pendidikan. Disarankan untuk penelitian yang sejenis, untuk memperbaiki alat ukur dengan item-item yang rendah validitas dan reliabilitasnya dan menggunakan subyek penelitian yang lebih banyak agar dapat mewakili populasi. Perlu dilakukan perbaikan-perbaikan di perusahaan PWC agar dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawannya sebab peningkatan kepuasan kerja dapat meningkatkan komitmen afektif karyawannya. Faktor-faktor yang paling dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan adalah model supervisi, beban kerja yang tidak berlebihan, perbaikan sistem penggajian dan sistem promosi perusahaan. Untuk pengembangan penelitian lebih lanjut dapat diteliti mengenai komitmen kerja dan stres kerja karena ada kemungkinan karyawan lebih berkomitrnen kepada pekerjaan mereka dibandingkan terhadap perusahaan dan ada kemungkinan karyawan mengalami styes kerja sebab stres kerja merupakan moderator antara Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14264
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library