Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Baihaqi Ibrahim
"Prosedur kerja yang sistematis dalam pelaksanaan tugas didalam laboratorium, termasuk pengelolaan specimen merupakan faktor yang terpenting dalam sistem manajemen laboratorium secara menyeluruh. Oleh karena itu dalam upaya penyelenggaraan kegiatan laboratorium selalu diperlukan adanya suatu petunjuk sebagai pegangan bagi petugas untuk mengurangi resiko terjadinya penularan penyakit infeksi yang terus meningkat terutama HIV/AIDS dan Hepatitis yang secara fisik pada stadium awal tidak tampak gejala yang khas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan penggunaan sarung tangan dalam kaitan dengan standar kewaspadaan umum bagi petugas laboratorium klinik di Kota Cilegon Tahun 2009.
Penelitian ini bersifat cross sectional dengan responden seluruh petugas laboratorium klinik yang ada di Kota Cilegon, data primer diperoleh dengan penyebaran angket kepada seluruh petugas laboratorium klinik dengan jumlah 56 orang. Tekhnik analisa data menggunakan analisa univariat dimana analisa tersebut untuk melihat distribusi frekuensi dan analisis bivariat dilakukan untuk menilai perbedaan proporsi maupun korelasi antar variabel. Analisis yang digunakan disesuaikan dengan jenis data yang tersedia Hasil penelitian secara keseluruhan terlihat bahwa tingkat kepatuhan responden dalam penggunaan sarung tangan yang tergolong patuh 20,7 % dari reponden, sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara faktor predisposisi (individu, pengetahuan dan sikap) dan faktor penguat (penyuluhan) dengan tingkat kepatuhan penggunaan sarung tangan. Ada hubungan antara faktor pemungkin - ketersediaan sarung tangan (p=0,019), kenyamanan pemakaian sarung tangan (p=0,000), peraturan penggunaan sarung tangan (p=0,001), pengawasan (p=0,001) terhadap penggunaan sarung tangan dengan tingkat kepatuhan.
Disarankan untuk dilakukan penetapan aturan dan penyebaran informasi mengenai kewaspadaan umum oleh Dinas Kesehatan setempat, penyediaan ukuran sarung tangan dengan ukuran yang bervariasi serta peningkatan pengawasan dan penegasan bentuk aturan mengenai APD oleh manajemen. Untuk organisasi profesi dapat melakukan pemberian informasi tentang perkembangan penyakit infeksi yang berkembang dimasyarakat dan diselenggarakannya kajian ilmiah yang menekankan pada pentingnya APD."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander Ronaldi
"Seiring dengan berkembangnya zaman, manusia juga semakin membutuhkan alat yang dapat membantu melakukan kegiatan sehari-hari. Robot merupakan alat yang sangat cocok untuk membantu manusia melakukan kegiatannya sehingga pengembangan teknologi robot pun juga semakin maju. Pada umumnya, jenis robot yang mendominasi ialah rigid robot yang merupakan robot yang terbuat dari material yang keras dan kaku. Penggunaan rigid robot berdampingan dengan makhluk hidup (manusia dan/atau hewan) dapat menimbulkan risiko cedera ketika berbenturan dengan robot. Untuk menghadapi kelemahan ini, soft robot berbasis pneumatik yang terbuat dari material yang fleksibel dan elastis dikembangkan. Peneliti dari Harvard University dan Massachusetts Institute of Technology mengembangkan soft actuator yang dinamakan FOAMs yang dapat diaplikasikan di berbagai bidang seperti sarung tangan rehabilitasi. Tujuan dari penelitian ini adalah memodifikasi bentuk geometri dari FOAMs untuk menghasilkan soft actuator yang dapat diaplikasikan pada sarung tangan rehabilitasi. Soft actuator yang diberi nama origami-skeleton soft actuator kemudian dilakukan pengujian tanpa beban, pengujian dengan pembebanan, dan pengujian sarung tangan rehabilitasi. Ditemukan bahwa soft actuator dapat menghasilkan bending angle 122.740 pada tekanan 60 kPa, dapat mengangkat beban 500 gram pada tekanan 60 kPa dengan bending angle 2.380, menghasilkan gaya sebesar 6.54 N, dan sarung tangan rehabilitasi dapat menggenggam dan mengangkat objek seperti botol minum, electrical tape, dan tetikus.

As time progresses, humans increasingly require tools to assist them in their daily activities. Robots are ideal devices for aiding humans in their tasks, leading to the advancement of robot technology. Typically, the dominant type of robot is the rigid robot, which is made of hard and inflexible materials. However, when these rigid robots interact with living beings such as humans or animals, there is a risk of injury upon collision. To address this drawback, researchers have been developing soft robot for example researchers from Harvard University and the Massachusetts Institute of Technology have developed a pneumatic-based soft robot known as FOAMs. FOAMs are designed using flexible and elastic materials, aiming to mitigate the risks associated with rigid robots when working alongside living organisms. The objective of this study was to modified the geometric shape of FOAMs to create a soft actuator suitable for rehabilitation gloves and also to investigate the applicability of the origami-skeleton soft actuator in rehabilitation gloves. The soft actuator underwent various tests, including unloaded testing, load testing, and hand rehabilitation glove testing. The results showed that the soft actuator achieved a bending angle of 122.74 degrees at a pressure of 60 kPa without load. It was capable of lifting a load of 500 grams at the same pressure with a bending angle of 2.38 degrees. Additionally, it produced a blocked force of 6.54 N. The hand rehabilitation glove was able to grasp and lift objects such as a water bottle, an electrical tape, and a computer mouse."
Depok: 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Nirwana
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan keluhan penyakit kulit pada pekerja di bagian Sewing dan Cutting, Departemen Preparing/Upper Sole, perusahaan manufaktur sepatu di Kabupaten Sukabumi pada Bulan Mei 2016. Dari 1.350 responden, ditemukan 777 orang menderita keluhan penyakit kulit pada pekerja sedangkan573 orang lainnya tidak menderita keluhan ini. Menggunakan teknik systematic random sampling, diperoleh sample sebanyak 817 orang, dimana hasil penelitian menunjukkan sebesar 58% diantaranya menderita keluhan penyakit kulit pada pekerja. Secara statistik tidak terdapat hubungan signifikan antara paparan pelarut organik dengan keluhan penyakit kulit pada pekerja. Hasil penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa pekerja yang terpapar debu organik berisiko 2,5 kali untuk menderita keluhan penyakit kulit pada pekerja. Pekerja dengan masa kerja ≤ 3 tahun memiliki risiko 2,4 kali untuk terkena keluhan penyakit kulit pada pekerja dibandingkan dengan pekerja dengan masa kerja > 3 tahun.Pekerja dengan kebiasaan tidak mencuci tangan memiliki resiko 2,6 kali untuk terkena keluhan penyakit kulit pada pekerja dibandingkan dengan pekerja dengan kebiasaan mencuci tangan yang baik. Pengaruh pemakaian sarung tangan menjadi faktor dominan dimana pekerja yang tidak menggunakan sarung tangan memiliki risiko 4,7 kali terkena keluhan penyakit kulit dan pekerja dengan riwayat alergi memiliki risiko 6,7 kali berisiko menderita keluhan penyakit kulit pada pekerja. Upaya pengendalian dapat dilakukan dengan melakukan pengawasan dan edukasi, serta kontrol administratif dan penyediaan sarana dalam upaya promotif dan prefentif yang optimal, seperti penyediaan wastafel, pemakaian APD yang sesuai, skrining serta pengobatan.

The aim of this study was to determine the factors that led to occupational skin disease complaints on Sewing and Cutting workers at the Preparing/ Upper Sole Department, one of the shoe manufacturing in Sukabumi, May 2016. Out of the 1.350 respondents, found that 777 workers suffering from occupational skin disease complaints, while 573 others do not suffer from this complaint. Using the systematic random sampling technique, obtained a sample of 817 workers, of which the result showed 58% of them suffer from occupational skin disease complaints. Statistically there was no significant association between exposures to organic solvents with occupational skin disease complaints in workers. Furthermore, the study result indicates that workers exposed to organic dust 2.5 times are at risk of suffering from occupational skin disease complaints. Workers with ≤ 3service years had 2.4 times the risk of developing occupational skin disease complaints compared to workers who have > 3 years of service. Workers who have the habit of not washing their hands have 2.6 times the risk of occupational skin disease complaints. Workers who do not wearing gloves are at risk 4.7 times of occupational skin disease complaints, and workers with a history of allergies had 6.7 times risk to occupational skin disease complaints. Control can be done by educating the workers and do the monitoring, as well as administrative control and provided the facilities in health promotion and optimum preventive, such as to provide a sink, use appropriate PPE, screening and do the treatment as well
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46413
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albert Koto Indardyo
"Metode virtual assembling atau perakitan berbasis virtual merupakan salah satu pengembangan metode mengikuti perkembangan teknologi dunia manufaktur termutakhir. Virtual assembling memungkinkan pelaku industri perakitan untuk dapat merakit suatu benda produksi dengan menggunakan gestur tangan yang nyata sebagaimana yang dilakukan bila wujud fisik benda tersebut ada dihadapannya. Seiring perkembangan ide ini, terdapat beberapa jenis sub-metode perantara antara manusia, dalam hal ini yang bertindak sebagai penggunanya, dengan interface perangkat lunak di komputer. Salah satunya adalah menggunakan sarung tangan yang dilengkapi dengan flex sensor sebagai sensor pembacaan data. Flex sensor ialah sensor yang mengubah resistansi sesuai dengan besarnya kebengkokan yang diberikan. Sarung tangan yang dilengkapi flex sensor bekerja secara independen yang memungkin penggunanya lebih leluasa dalam melakukan virtual assembling. Penelitian ini bertujuan sebagai kajian mendalam penggunaan flex sensor dalam data glove dari beberapa aspek yakni karakterisasi kalibrasi, keakurasian, metode pengambilan data, dan metode kalibrasi data glove.

Virtual assembling method is one of the developments of advanced manufacturing technology. It allows modern manufacturing industry to be able to assembly products using real-time hand gestur has been done in real manufacturing process with real physical appearance of the product. Along its development of the idea, some sub-methods are made as the intermediary of human-machine interaction. One of it is using flex sensors embedded on hand glove. Flex sensor is sensor that changes resistance according to the magnitude of bend done by the users. They convert the change in bend to electrical resistance ? the ore the bend, the more the resistance value. The objective of this project is to have further study regarding to the usage of flex sensors on motion glove from several aspects: calibration characterization, accuracy of various hand size, data acquisition method, and motion glove?s calibration method."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56755
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Lutfiah Nurussabti
"Alat Pelindung Diri (APD) terutama sarung tangan dan masker sebagai bagian penting untuk menjaga keselamatan belum optimal digunakan oleh perawat dan mahasiswa keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kepatuhan penggunaan APD sarung tangan dan masker pada perawat dan mahasiswa keperawatan. Sebanyak 127 responden dilibatkan dalam penelitian ini, terdiri dari 88 perawat dan 39 mahasiswa keperawatan. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang disusun peneliti mengenai kepatuhan penggunaan APD sarung tangan dan masker. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional dengan teknik random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan responden yang patuh terhadap penggunaan APD sebanyak 38,6 perawat dan 48,7 mahasiswa keperawatan. Kepatuhan penggunaan APD sarung tangan dan masker pada perawat dan mahasiswa keperawatan tidak terdapat perbedaan p = 0,288; ? = 0,05 . Perawat yang berpengalaman dalam dunia praktik diharapkan menjadi role model bagi mahasiswa keperawatan, sehingga mahasiswa patuh terhadap penggunan sarung tangan dan masker.

Personal Protective Equipment (PPE), especially for safety treatments that have not been optimally used by nurses and nursing students. This research is intended to see the difference of PPE glove and mask use on nurses and nursing students. A total of 127 respondents were included in the study, consisting of 88 nurses and 39 nursing students. This study used a questionnaire prepared in accordance with the use of PPE gloves and masks. This research design use cross sectional with random sampling technique.
The results showed that respondents were obedient to the use of PPE as much as 38.6 nurses and 48.7 of nursing students, and no difference in the use of PPE gloves and masks on nurses and nursing students p 0,288 0,05 . Nurses who are experienced in the world of practice are expected to be role models for nursing students, so students adhere to the use of gloves and masks.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67843
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jonathan Manuel
"Telah dilakukan penelitian terbadap pekerja industri logam informal di PIK. Jakarta. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui prevalensi dermatitis kontak tangan pada pekerja industri logam infol1llal di PIK. Jakarta, dan mengetahui hubungau umur, tingkat pendidikan, masa kerja, frekuensi penggunaan alat pelindung diri, kebersihan tangan setelah kerja, riwayat atopi diri, dan riwayat atopi keluarga terbadap dermaatitis kontak tangan. Metnde penelilian ini menggnnakan studi cross-sectional dengan uji statistik chi kuadrat (bivariat) dan analisa multivariat daugan logistik regresi. Dari 51 subyek yang menderita dermatitis kontak sebanyak II oraug (21,56%). Faktor-faktor yang mempunyai hubungan be!1llakea dengan teljadinya dermatitis kontak adalah masa kelja (p9),021) dan :frekuensi penggunaan sarung tangan (p9),028), sedangkan umur, tingkat pendidikan, kebersihan Iangan setetah kelja, riwayat atnpi diri, dan riwayat atopi keluarga tidak ditemukan mempunyai hubungan yang bermakna dengan terjadinya d0!1llatitis kontak.

A study was held to informal metal industry workers at P!K, Jakarta. The objective was to identify the prevalence of hand contact dermatitis in informal metal industry workers and the related factors i.e: age, level of education, length of work, frequency of hand gloves usage, personal hygiene, history of personal atopy, and history of handly atopy. The design used in this study was cross sectional methnd. Descriptive and analytic statistics were chi square (bivariate) and multivariate analysis with logistic regression function. From 51 subjects, II person (21,56%) were found with band contact dermatitis. The results showed that length of work (p=0.021) and frequency of hand gloves usage (p=0.028) have a significant relationship with hand contact dermatitis, however related factors i.e: age, level of education, personal hygiene, history of personal atopy,and history of fumily atopy have no significant relationship with band contact dermatitis."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
T21031
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library