Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ari Novitasari
Abstrak :
Sarapan pagi bagi anak sekolah sangat penting, karena dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan siswi dalam menyerap pelajaran di sekolah, sehingga prestasi belajarnya menjadi lebih baik. Rasa lapar karena tidak sarapan pagi akan rnempengaruhi konsentrasi belajar, menurunkan kemampuan memecahkan soal dan sering membuat kesalahan dalam perhitungan matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku sarapan pagi dan faktor-faktor yang berhubungan serta kaitannya dengan prestasi belajar siswi di SMPN 2 Depok. Penelitian ini menggunakan Desain Cross Sectional. Sampel pada penelitian ini adalah siswi kelas 11 dan III SMPN 2 Depok, sebanyak 217 orang. Pengolahan data menggunakan program komputerisasi. Analisis data menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan proporsi siswi yang sarapan pagi sebanyak 58,5 %, pengetahuan gizi siswi yang baik 65 %, persepsi tubuh ideal yang positif 74,2 %, ketersediaan sarapan pagi 82,9 %, jarak ke sekolah yang jauh sebanyak 53,5%, uang jajan > rata-rata 50,2 %, kebiasaan jajan yang mengenyangkan 65,4 %, kebiasaan tidak membawa bekal 30 %, pendidikan ayah tinggi sebanyak 60,4 %, pendidikan ibu rendah 55,3 %, pekerjaan ayah berpenghasilan tetap 70,3 %, ibu yang tidak bekerja 60,4 %, penghasilan orang tua tinggi 56,77 % dan prestasi belajar baik 58,1 %. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan gizi siswi, ketersediaan sarapan pagi, pendidikan ibu dan prestasi belajar siswi dengan perilaku sarapan pagi (P <0,05). Tidak ada hubungan yang bermakna antara persepsi tubuh ideal, jarak ke sekoIah, uang jajan, kebiasaan jajan rnengenyangkan, kebiasaan membawa bekal, pendidikan ayah, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu dan penghasilan orang tua dengan perilaku sarapan pagi (P> 0,05). Kesimpulan, faktor yang berhubungan dengan perilaku sarapan pagi adalah pengetahuan gizi siswi, ketersediaan sarapan pagi dan pendidikan ibu. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan perilaku sarapan pagi adalah pendidikan ibu. Diharapkan pihak sekolah dapat memberikan promosi kesehatan berupa penyuluhan atau pendidikan gizi kepada siswinya mengenai pentingnya sarapan pagi melalui program usaha kesehatan sekolah (UKS) ataupun materi pelajaran di sekolah. Dilakukan penyuluhan kepada orang tua murid mengenai syarat kecukupan zat gizi sehari-hari untuk anak sekotah khususnya datam penyediaan sarapan pagi. ......For students, breakfast is very important to improve their concentration to study and enable them to absorb materials delivered in schools easier thereby their quality of study achievement improve. Hunger because of not having breakfast before going to school will impact on students' concentration to study, decrease their ability to solve problems and often lead to difficulties on answer mathematic quiz. This study is aimed to understand breakfast behavior and important factors determining the quality of study achievement of students in SMPN 2 Depok. The method employed in this study is cross Sectional Design. Sample for the study taken from second and last year female students of SIVIPN 2 Depok, covering 217 female students. In processing data, computerization program is used. Data was analyzed using logistical regression test. The finding of this research shows the proportion of female students who have breakfast is 58.5 %, around 65 % female students have good nutrition knowledge while 74.5 % of students have positive perception on ideal body. There are 82,9 % female students have access to available breakfast, distance from school 53,5 %, average stipend 2 50,2 %, purchasing heavy meals behavior 65,4 %, female students' behavior of not taking breakfast from home 30 %, high education of students' fathers 60,4 %, low education of female students' mothers 55,3 %, female students' fathers have permanent jobs 70,3 %, unemployed female students' mothers 60,4%, high earning parents 56,77 % and good quality of study achievement 58,1 %. The result of statistical tests shows that there is a colored correlation between nutritional knowledge, breakfast availability, level of mothers' education and the quality of study achievement with female students' breakfast behavior (P <0,05). There is no meaningful correlation between ideal body perception, home distance to school, purchasing heavy meals behaviors, behavior for taking breakfast from home, fathers' level of education, mothers' occupation and parents' income with breakfast behavior (P> 0,05). To conclude, factors determining breakfast behavior is nutritional knowledge of female students, availability of breakfast and mothers' level of education. The dominant factor that correlates to breakfast behavior is mothers' level of education. It is hoped that the school could promote students' health through socialization or providing nutrition education to its female students on the importance of having breakfast through health education program (usaha kesehatan sekolah I UKS) or giving a specific course on health knowledge in the school. It is also important to involve parents in the socialization so they understand the requirement of good nutrition for students particularly in their breakfast.
Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat, 2008
T33910
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Puspa Astriana
Abstrak :
Sarapan merupakan hal penting bagi anak usia sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebiasaan sarapan dengan prestasi belajar dan status gizi siswa kelas 4-6 SDN Cipinang Besar Utara 09 Pagi Jakarta Timur. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain korelasional, dimana 111 siswa diambil dengan metode stratified random sampling untuk menjadi sampelnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara kebiasaan sarapan dengan prestasi belajar (pvalue = 0,574) dan tidak status gizi (pvalue = 0,057) siswa kelas 4-6 SDN Cipinang Besar Utara 09 Pagi Jakarta Timur. Penanaman akan pentingnya kebiasaan sarapan sejak dini perlu dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar dan status gizi anak usia sekolah. ...... Breakfast is an important thing for school age children. This quantitative study used a corelational method for its design. The aim of this study was to explore the relationship between breakfast habits and academic performance and nutritional status in 4-6th Grade Students of SDN Cipinang Besar Utara 09 Pagi Jakarta Timur. This study found that there was no relationship between breakfast habits and academic performance (pvalue = 0,574) also there was no relationship between breakfast habits and nutritional status (pvalue = 0,057) in 4-6th grade students of SDN Cipinang Besar Utara 09 Pagi Jakarta Timur. Even so, knowing this will encourage the school, family, and other health care provider to promote the importance of having breakfast in order to enhance academic performance and nutritional status of school age children.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S45779
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saifuddin Sirajuddin
Abstrak :
Anemia gizi besi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dengan prevalensi pada anak 5 - 12 tahun sebesar 29% di Indonesia dan di Kota Makassar sebesar 37,6%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinan (status kecacingan, status seng, kebiasaan sarapan pagi, pola konsumsi makanan sumber heme dan nonheme, pola konsumsi sumber makanan pelancar dan penghambat zat besi) terhadap kejadian anemia. Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang yang dilaksanakan pada bulan April ? Juni 2014. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang yang dilaksanakan pada siswa kelas 3 - 5 SD Negeri Cambaya Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar. Sampel sebanyak 120 siswa yang dipilih secara acak sederhana. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dengan uji kai kuadrat dan multivariat dengan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan faktor determinan kejadian anemia adalah status kecacingan (nilai p = 0,007), kebiasaan sarapan pagi (nilai p = 0,002), pola konsumsi makanan sumber heme (nilai p = 0,004), dan pola konsumsi sumber makanan penghambat zat besi (nilai p = 0,016). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa pola konsumsi makanan sumber heme (OR = 5,09 dan 95% CI = 1,98 ? 13,08) dan pola konsumsi sumber makanan penghambat zat besi (OR = 4,53 dan 95% CI = 1,65 ? 12,43) adalah determinan utama kejadian anemia gizi.

Iron deficiacy anemia has been a public health problem with prevalence on 5 - 12 year old children worth 29% in Indonesia and 37.6% in Makassar. This study aimed to determine the determinant factors (worm status, zinc status, breakfast habit, consumption pattern of heme and nonheme source of food, consumption pattern of iron enhancer and inhibitor food) toward anemia incidence. The study used cross sectional design conducted in April - June 2014. The population was third to fifth grade students of Cambaya State Elementary School at Ujung Tanah District , Makassar City. Sample of 120 students were selected randomly. Data was analyzed using univariate, bivariate with chi-square test, and multivariate with logistic regression test. The results showed that the determinant factors of anemia incidence were wormy status (p value = 0.007), breakfast habits (p value = 0.002), consumption pattern of heme and non-heme source of food (p value = 0.004), and consumption pattern of iron enhancer and inhibitor (p value = 0.016). Multivariate analysis result showed that consumption pattern of heme (OR = 5.09 and 95% CI = 1.98 - 13.08) and consumption pattern of iron enhancer and inhibitor food (OR = 4.53 and 95% CI = 1. 65 - 12.43) was a major determinant of nutritional anemia.
Universitas Hasanuddin, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Program Studi Ilmu Gizi, 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library