Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Didik Prasetyo
2007
T39506
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Rahma Hendarsula
Abstrak :
ABSTRAK
Ekstrak etanol umbi sarang semut Myrmecodia pendens dan Myrmecodia tuberosa telah diteliti memberikan efek imunostimulan, namun jenis yang banyak dipasarkan adalah Myrmecodia archboldiana Merr. & L.M. Perry. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah umbi sarang semut jenis Myrmecodia archboldiana juga memberikan efek imunostimulan. Penelitian ini menggunakan tikus jantan galur Sprague-Dawley berumur 3 bulan sebanyak 25 ekor dan dibagi secara acak menjadi 5 kelompok; kelompok kontrol negatif diberikan larutan koloidal CMC 0,5%, kelompok kontrol positif diberikan levamisol hidroklorida 10 mg/200 g bb, kelompok dosis I, II, dan III masing-masing diberikan ekstrak etanol umbi sarang semut 0,1962, 0,3924 dan 0,7848 g/200 g bb. Masing-masing kelompok diberikan bahan uji secara oral selama 14 hari. Pada hari ke-8, setiap tikus disuntikkan sel darah merah domba (SDMD) 5% secara intraperitoneal. Pada hari ke-15, setiap tikus diberikan SDMD 5% secara subplantar untuk uji hipersensitivitas tipe lambat, selain itu dihitung jumlah leukosit, limfosit, dan granulosit, dan bobot relatif limpa. Ekstrak etanol Myrmecodia archboldiana dosis 0,1962 g/200 g bb memiliki aktivitas imunostimulan berdasarkan peningkatan volume kaki jam ke-2 setara dengan levamisol hidroklorida pada uji hipersensitivitas tipe lambat, namun tidak meningkatkan jumlah leukosit, limfosit, granulosit dan bobot relatif limpa.
ABSTRACT
Ethanolic extracts of sarang semut tubers Myrmecodia pendens and Myrmecodia tuberosa had been research have immunostimulant?s effect, but Myrmecodia archboldiana Merr. & L.M. Perry is more commercially. The aims of this study was to determine immunostimulatory effects of Myrmecodia archboldiana. This study used 3-month-old male Sprague-Dawley rats with 25 rat and divided into 5 groups. Group negative control given colloidal solution CMC 0,5%, group positive control given levamisol hydrochloride 10 mg/200 g body weight (bw), group dose I, II, and III are given the ethanolic extract of Myrmecodia archboldiana at doses of 0,1962, 0,3924 and 0,7848 g/200 g bw. They were th administrated orally for 14 days. On day 8, every rat injected 5% sheep red blood th cells (SRBC) by intraperitoneal. On the 15day, each rat was given 5% SRBC by subplantar for delayed type hypersensitivity test and the number of leukocytes, lymphocytes, granulocytes, and relative spleen weights was calculated. Ethanolic extract of Myrmecodia archboldiana at dose 0,1962 gram/200 g bw has immunostimulant activity by increase in paw volume on hour-2 equivalent with levamisole hydrochloride on delayed type hypersensitivity test, but did not increase the number of leukocytes, lymphocytes, granulocytes and relative spleen weights.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S362
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hisbaro Muryantoro
Abstrak :
Gereja Puh Sarang yang dibangun oleh Ir.Hericus Maclaine Pont pada tahun 1936 merupakan bangunan gereja yang bercorak Hindu - Jawa.Maclaine mampu memadukan gaya arsitektur pada bangunan gereja yang melambangkan unsur-unsur kebudayaan lokal baik corak,persiapan materi dan pengerjaan bangunan yang melibatkan penduduk setempat....
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2008
PATRA 9(3-4) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ghany Hendra Wijaya
Abstrak :
ABSTRAK
Salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia adalah Demam Berdarah Dengue (DBD) dan tempat yang tersering terkena penyakit ini, salah satunya adalah di daerah Kecamatan Bayah. Untuk menanggulangi serta memberantas penyakit DBD, diperlukan data dasar yaitu pengetahuan dasar warga. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan warga mengenai pemberantasan DBD menggunakan insektisida di kecamatan Bayah. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional; dengan menggunakan metode wawancara mengisi kuisioner berisi pertanyaan yang berhubungan dengan pengetahuan mengenai pemberantasan DBD menggunakan insektisida. Data diambil pada tanggal 12 - 14 Agustus 2009 dan diolah dengan uji chi square. Hasil dari penelitian ini menunjukkan warga yang mempunyai tingkat pengetahuan baik adalah 10 orang (9,4%), cukup 27 (25,5%) dan tingkat pengetahuan kurang 69 orang (65,1%%). Kelompok usia 18-34 tahun sebanyak 45 orang (42,5%), kelompok usia 35-50 tahun sebanyak 39 orang (36,8%), dan kelompok usia > 50 tahun sebanyak 22 orang (20,8%). Warga yang mempunyai tingkat pendidikan yang rendah yaitu sebanyak 68 orang (64,2%) dan tidak bekerja sebanyak 63 orang (59,4%). Kebanyakan dari warga berjenis kelamin perempuan 83 orang (72,3%) . Sebagian besar warga hanya mendapatkan informasi dari 1 sumber (43%) dan sumber informasi yang paling berkesan adalah media elektronik (48,1%). Dari uji chi square tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan mengenai pemberantasan menggunakan insektisida dengan usia dan tingkat pendidikan. Tingkat pengetahuan mengenai pemberantasan menggunakan insektisida dengan jenis kelamin, jumlah sumber informasi, sumber informasi yang paling berkesan, dan status pekerjaan tidak terdapat perbedaan bermakna. Disimpulkan tingkat pengetahuan warga mengenai cara pencegahan dan pemberantasan DBD sangat kurang dengan adanya pengaruh yang signifikan dari faktor usia dan tingkat pendidikan.
ABSTRACT
One of the public health problem in Indonesia is Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). With one of the area is Bayah District. In order to combat and eradicate dengue, the basic data about basic knowledge of people are needed.Therefore this study aims to determine the level of people knowledge about dengue eradication using insecticides in district Bayah. This study uses cross sectional design. The data collected by interviewing people to fill the questionnaire contains questions related to knowledge about dengue eradication using insecticides. Data was taken on 12 to 14 August 2009 and processed by chi square test. Results from this study showed that subjects have a good knowledge level is 10 people (9.4%), fair 27 (25.5%) and poor knowledge level about 69 people (65.1%%). With the age group 18-34 year were 45 men (42.5%), age group 35-50 years were 39 men (36.8%), and the age group> 50 years were 22 men (20.8%). Residents who have a low education level is 68 people (64.2%) and not working is 63 people (59.4%). Most of the research subjects are female gender with 83 people (72.3%). Most of people only get the information from 1 source of information (43%) and the most memorable one was the electronic media (48.1%). From the chi square test there was no significant association between the level of knowledge about the eradication using insecticides with age and education level. And there was no significant difference between the level of knowledge about the eradication using insecticides with gender, number of sources of information, the most memorable source of information, and employment status. Inferred that people knowledge level about how to prevent and eradicate dengue is less with the existence of significant influence of age and education level.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Atria Pradityana
Abstrak :
In this work, Myrmecodia pendans, or sarang semut, was successfully extracted as a potential organic inhibitor. Various concentrations of Myrmecodia pendans extract in 1 M H2SO4 solution were applied in the range of 100?500 mg/L for corrosion inhibition. Gas chromatography?mass spectroscopy (GC-MS) showed that the Myrmecodia pendans extracts contained a high-benzenediol compound with rich oxygen atom content, which played an important role in the inhibition process. The 300 mg/L Myrmecodia pendans extract had the highest effect, decreasing the rate of corrosion from 177.73 mpy to 47.4 mpy. This was attributed to the chemical compounds present in the Myrmecodia pendans extract on the surface of mild steel, which prohibited the corrosion rate
2017
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Atria Pradityana
Abstrak :
In this work, Myrmecodia pendans, or sarang semut, was successfully extracted as a potential organic inhibitor. Various concentrations of Myrmecodia pendans extract in 1 M H2SO4 solution were applied in the range of 100–500 mg/L for corrosion inhibition. Gas chromatography–mass spectroscopy (GC-MS) showed that the Myrmecodia pendans extracts contained a high-benzenediol compound with rich oxygen atom content, which played an important role in the inhibition process. The 300 mg/L Myrmecodia pendans extract had the highest effect, decreasing the rate of corrosion from 177.73 mpy to 47.4 mpy. This was attributed to the chemical compounds present in the Myrmecodia pendans extract on the surface of mild steel, which prohibited the corrosion rate.
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2017
UI-IJTECH 8:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maulana Malik
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji partisipasi masyarakat dalam Program Pemberantasan Sarang Nyamuk di Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan masih rendahnya pemahaman masyarakat Kelurahan Jagakarsa mengenai Program Pemberantasan Sarang Nyamuk, hal ini disebabkan oleh sosialisasi terhadap masyarakat yang belum menyeluruh. Faktor pendukung partisipasi masyarakatnya adalah kepemimpinan dari tokoh masyarakat, kebersamaan, dan keterbukaan ruang partisipasi. Faktor penghambatnya adalah ketersediaan waktu masyarakat yang dinamis, kepedulian masyarakat, dan pemahaman masyarakat yang masih kurang baik mengenai program pemberantasan sarang nyamuk. ...... The purpose of this research is to study public participation on Mosquito’s Nest Extermination Program at Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan Jagakarsa, South Jakarta. The method use for the reasearch is qualitative. the result of this reaserach show that people’s understanding about the mosquito’s nest extermination program, it is caused by uncomprehensive socialization to every people in society. The supporting factor of the participation are leadership, room for participation, and sense of belonging. The inbiting factors are time, people’s consideration, the knowledge of the Mosquito’s Nest Extermination Program, lack of law enforcement, and Jumantik problem.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S53634
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifia Salsabila
Abstrak :
Orangutan (Pongo pygmaeus wurmbii) merupakan Primata endemik Kalimantan Tengah yang memiliki kecerdasan dan keterampilan khususnya dalam membuat sarang sesuai dengan kebutuhan, kenyamanan, dan kondisi habitat. Orangutan tergolong dalam kategori Critically Endangered (CR) berdasarkan kriteria IUCN, karena tingginya ancaman yang menyebabkan populasinya yang terus menurun setiap tahunnya. Sebagian besar penurunan populasi orangutan disebabkan oleh perburuan serta degradasi hutan akibat kebakaran dan perluasan perkebunan kelapa sawit. Salah satu habitat orangutan di Kalimantan berada di hutan Desa Perigi, Mendawai, Katingan, Kalimantan Tengah. Habitat satwa tersebut mengalami isolasi akibat perluasan perkebunan kelapa sawit. Sebelumnya, penelitian mengenai populasi dan karakteristik sarang orangutan di hutan Desa Perigi belum pernah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis populasi dan karakteristik sarang orangutan di hutan Desa Perigi untuk mendukung upaya restorasi ekosistem dan meningkatkan harmonisasi antara kelangsungan hidup orangutan dengan masyarakat Desa Perigi. Pengamatan dan pengumpulan data di lapangan dilakukan selama dua pekan dengan menggunakan metode transek garis dan survei aerial pada tiga jalur transek. Karakteristik sarang orangutan yang diamati meliputi kelas ketahanan sarang, tipe posisi dan tinggi sarang, spesies pohon sarang, keliling (cBH) pohon sarang, tinggi pohon sarang, dan tipe kanopi pohon lokasi sarang. Berdasarkan pemetaan sarang, terdapat 83 sarang orangutan dengan estimasi kerapatan sarang menggunakan metode King sebesar 1.197,6 sarang/km2. Nilai tersebut kemudian diolah sehingga didapat estimasi kepadatan populasi orangutan sebesar 4,5 individu/km2. Penelitian ini menemukan beragam karakteristik sarang yang mengindikasikan bahwa preferensi karakteristik sarang tidak hanya dipengaruhi oleh dominansi suatu spesies atau tipe pohon sarang tertentu, melainkan dipengaruhi struktur pohon sarang yang tersedia, ketersediaan pohon pakan, keberadaan satwa lain, dan kondisi habitat tempat orangutan tersebut tinggal. Hasil tersebut menunjukkan bahwa meskipun wilayahnya terisolasi dan mengalami kerusakan akibat kebakaran dan banjir, hutan Desa Perigi jika dikelola dengan baik masih berpotensi untuk menyediakan kebutuhan dan mendukung pergerakan orangutan. ......Orangutan (Pongo pygmaeus wurmbii) is an endemic subspecies of great ape in Central Kalimantan. It is classified as Critically Endangered (CR) according to IUCN due to high level of threats leading to decreasing population number. The population decline is caused by hunts and forest degradation due to fires and expansion of oil palm plantations. One of the orangutan habitats in Kalimantan is in the forest of Perigi Village, Mendawai, Katingan, Central Kalimantan. This habitat has increasingly become isolated due to the expansion of oil palm plantations in the nearby areas. The research on the population and nest characteristic of orangutan in Perigi Village forest had never been conducted previously. This research aimed at understanding the population condition especially nest characteristic of the orangutan in Perigi Village forest. This study is expected to contribute in the ecosystem restoration and promote harmony between the life of the orangutan and the people of Perigi Village. Data were collected using aerial survey and line transects method. Orangutan nest characteristics observed and noted included nest resistence class, nest position and height on its tree, species of nest tree, circumference (cBH) and height of nest tree, and canopy type of the nest tree. Based on the nest mapping, there were 83 orangutan nests which then processed using the King’s method to obtain the estimation of nest density is 1.197,6 nests/km2. The nest density value then processed to obtain an estimated orangutan density of 4,5 individuals/km2. Based on the analysis of nest characteristics, there are various nest characteristics which indicate that the nest characteristics are not only influenced by a dominant species or type of nest tree, instead they are influenced by the structure of available nest trees, available feeding trees, the presence of other animals, and the conditions of the Perigi Village forest itself. These results show that even though the area is isolated and damaged by fires and floods, the Perigi Village forest is still has the potential to provide and support the needs of orangutan.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilda Zainal
Abstrak :
Penyakit Demam Berdarah Dengue ( DBD) adalah penyakit menular yang sering menimbulkan wabah dan menyebabkan kematian pada banyak orang. Pada tahun 1997 Incidence Rate ( IR ) DBD Indonesia 15,28 orang per 100.000 penduduk dengan Case Fatality Rate ( CFR ) 2,9%. Di Kota Bekasi IR penyakit DBD 38 orang per 100.000 penduduk dengan CFR tertinggi 3,2%. Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya informasi mengenai faktor yang berhubungan dengan efekntitas Pengorganisasian PSN-DBD di Kota Bekasi, khususnya faktor Perencanaan, Koordinasi, Pelaksanaan Kegiatan Dana, Tenaga dan Pembinaan. Rancangan penelitian dengan kwantitatif melalui Cross Sectional. Pengamatan dilakukan pada 50 desa / kelurahan di Kota Bekasi dengan responden pembina wilayah desa / kelurahan dengan quesioner yang telah diuji validitas dan reabilitasnya. Analisis yang digunakan Univariat, Bivariat dan Multivariat dengan uji statistik Chi-Square, Regresi logistik dan Odds Ratio. Hasil penelitian univariat dari variabel dependen dan variabel independen adalah sebagai berikut 1 Angka Bebas Jentik ( ABI ) yang sudah melaksanakan dengan baik 50% dan yang tidak baik 50%. Dari enam ( 6 ) variabel penelitian yang dilaksanakan dengan baik adalah perencanaan 30%, koordinasi 76%, pelaksanaan kegiatan 88%, ketersediaan dana 68%, ketersediaan tenaga 60% dan pembinaan 32%. Hasil analisis bivariat menlmjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan efektifitas PSN-DBD yaitu Angka Bebas Jentik( ABJ) adalah faktor koordinasi, pelaksanaan kegiatan, tenaga dan pembinaan Nilai Continuity Corection lebih kecil dari nilai p value 0,005 dan Phi & Cramers mendekati satu ( 1 ). Hasil analisis multivariat menunjukkan faktor yang berhubungan seberapa besar memberi kontribusi terhadap terjadinya ABJ yang baik yaitu koordinasi 8,84 kali, pelaksanaan kegiatan 1,05 kali, ketersediaan tenaga 21,49 kali dan pembinaan 9,74 kali. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa faktor yang paling dominan berhubungan adalah ketersediaan tenaga, yaitu sebesar 21,49 dapat memberi kontribusi terhadap terjadinya ABJ yang baik. Saran yang diajukan pada penelitian ini adalah perlunya pembinaan yang efektif pemberdayaan masyarakat dan untuk peningkatan mutu penanggulangan DBD perlu dilaksanakan Mobilisasi Sosial Improvement melalui "Pengembangan Kesadaran Tim / Kelompok Kerja DBD". Selain itu perlu penelitian selanjutnya di Kota Bekasi mengenai faktor yang belum diteliti yaitu faktor cuaca / alam, sosial ekonomi, sosial budaya serta kepadatan dan mobilitas penduduk.
Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is one of the communiable diseases that frequently causes epidemic and death. In 1997, Incident Rate (IR) of DHF in Indonesia is 15-28 per 100,000 populations with Case Fatality Rate (CFR) 2.9%. In Bekasi, IR of DHF is 38 per 100,000 populations with the highest CFR, which is 3.2%. The objective of the research is to get information about any factors related to the effectivity of organizing the lairs of mosquitoes elimination-DHF in Bekasi, especially about planning, coordinating, implementing of activities one through Cross Seccional. The observations were held in 50 villages/districts in Bekasi with questioners which its validity and reliability have been tested before through districts cultivators as the respondents. The analysis used are Univariate, Bivariate, Multivariate with Chi-square, Odds Ratio and Logistic Regression as the statistic tesL The result of Univariate research from dependent variable and independent variable is: Free Larva Rate (ABI) of the districts where the research well done are 50% whereas the unwell done are also 50%. The Six research variables which is well done are planning 30%, coordinating 76%, implementing of activities 88%, liinding 68%, personnel 60%, and founding 32%. The result of Bivariate analysis indicates that factors related to effectivity of lairs of mosquitoes elimination-D1-IF that is Free Larva Rate (FLR), are coordinating, implementing of activities, personnel and founding. The Continuity Correction Value is smaller than b value which 0.005 and Phi & Cramers is close to one (1). The result of Multivariate analysis indicates the related factors that can give much contribution to the idea] Free Larva Rate, which are coordinating 8.84, implementing of activities 1,05, personnel 21.49, founding 9-74. From the result above, can conclude that the most dominant factor related is the available of personnel, which 21.49 can contribute to the ideal Free Larva Rate. Suggestions we submitted to the research are the necessity of effective founding, making efficient use of society and the necessity of mobilizing a Social Improvement through ?DHF Work Team Realization Development? to increase the quality of DHF coping. Besides that, it is necessary to do further research in Bekasi about factors that have not been examined which are weather /nature, economic social, culture, population density and mobility.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
John Silwanus Kaku
Abstrak :
Kota Kupang adalah salah satu daerah endemis di Provinsi NTT. Insiden rate DBD di Kota Kupang selalu menjadi yang tertinggi diantara kabupaten/kota lainnya di NTT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan perilaku PSN dengan kejadian DBD. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kasus kontrol, dimana kasus adalah penduduk Kota Kupang berusia >15 tahun yang menderita DBD pada bulan Januari-April 2019 dan tercatat dalam register puskesmas dan dinas kesehatan, sedangkan kontrol adalah penduduk Kota Kupang berusia >15 tahun yang tidak menderita DBD pada periode yang sama dan tinggal dalam radius 100 meter dari rumah kasus. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan perilaku PSN dengan kejadian DBD. Orang dengan pengetahuan kurang berisiko 3,03 kali untuk terkena DBD dibandingkan orang dengan pengetahuan baik (95% CI 1,934-9,821). Orang yang tidak melakukan PSN berisiko 7,65 kali dibandingkan dengan orang yang melakukan PSN (95% CI 3,436-17,033). Pemerintah perlu meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat melalui kegiatan penyuluhan yang dilakukan secara rutin oleh petugas kesehatan dengan melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk ikut menyampaikan pesan kesehatan. Melakukan kegiatan bakti sosial membersihkan lingkungan dengan melibatkan partisipasi masyarakat.
Kupang City is one of the endemic areas in NTT Province. The rate of dengue incidence in Kota Kupang has always been the highest among other districts/cities in the Province. This study aims to determine the correlation between knowledge and behavior of mosquitoes nest eradication (PSN) with the incidence of DHF. This study used casecontrol design, where the case was residents of Kupang City aged >15 years-old, suffering from dengue in January-April 2019 and recorded in the register of public health centers and district health office, while controls were residents of Kupang City aged >15 yearsold, did not suffer from dengue in the same period and lived within a 100 meter radius of the case home. The results of this study state that there is a significant correlation between knowledge and behavior of mosquitoes nest eradication (PSN) with the incidence of DHF. People with less knowledge have a risk of 3,03 times for having DHF than people with good knowledge (95% CI 1,934-9,821). People who did not do PSN risk 7.65 times compared to people who did PSN (95% CI 3.436-17.033). The government needs to increase peoples knowledge and awareness through outreach activities carried out routinely by health workers and involving religious and community leaders to participate in conveying health messages. Also carrying out social service activities to cleanses the environment by involving community participation.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52781
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>