Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amar Saktiawan
Abstrak :

 

Abstrak

 

Ikan sapu-sapu merupakan salah satu ikan yang dapat dijumpai di Ciliwung dan mampu bertahan dari pencemaran pada perairan sehingga kerap dijadikan indikator biologis untuk  perairan tercemar. Penelitian ini bertujuan menganalisis kelimpahan dan bentuk mikroplastik pada ikan sapu-sapu Pterygoplichthys pardalis (Castelnau, 1855), air, dan sedimen di Ciliwung daerah Srengseng Sawah, Jakarta Selatan. Pengambilan sampel ikan dilakukan dengan jaring sebanyak 4 kali dan diambil 10 ekor. Pengambilan sampel air dan sedimen dilakukan pada 5 titik. Insang dan saluran pencernaan di ekstraksi dan dihancurkan menggunakan HNO3 65%. Sampel air sebanyak 20 liter disaring dengan plankton net. Sampel sedimen diambil kemudian sampel dikeringkan di oven. Larutan NaCl jenuh ditambahkan untuk pengapungan mikroplastik pada tiap sampel insang, lambung, usus, air tersaring, dan sedimen kering. Sampel diletakkan pada Sedgwick Rafter Chamber kemudian diamati bentuk dan jumlah mikroplastik di bawah mikroskop. Hasil penelitian menunjukkan kelimpahan rata-rata mikroplastik pada Insang adalah 5.973 ± 1.087,85 partikel ind-1, 5.250 ± 313,22 partikel ind-1 pada lambung, 5.089 ± 253,79 partikel ind-1 pada usus,  223,6 ± 46,12 partikel L-1 pada air, dan 336.320 ± 38.087,68 partikel kg-1 pada sedimen. Persentase komposisi bentuk mikroplastik terbesar pada insang, lambung, usus, dan sedimen adalah fragmen. Untuk sampel air, persentase komposisi bentuk mikroplastik terbesar adalah film.


Abstract

 

Cattle fish is one of the fish that can be found in Ciliwung and is able tostand with pollution in the waters so it is often used as a biological indicator for polluted waters. This study aims to analyzed the abundance and shape of microplastics in the cattle fish Pterygoplichthys pardalis (Castelnau, 1855), water and sediments in Ciliwung, Srengseng Sawah, South Jakarta. Fish samples were taken with a net 4 times and 10 were taken. Water and sediment samples were taken at 5 points. Gills and digestive tract were extracted and crushed using 65% HNO3. A 20 liter water sample was filtered with a plankton net. The sediment sample was taken and then the sample was dried in an oven. A saturated NaCl solution was added for microplastic flotation on each sample of gills, stomach, intestines, filtered water, and dry sediment. The sample was placed in the Sedgwick Rafter Chamber and then the shape and number of microplastics were observed under a microscope. The results showed that the average abundance of microplastics in gills was 5,973 ± 1087.85 ind-1 particles, 5,250 ± 313.22 ind-1 particles in the stomach, 5.089 ± 253.79 ind-1 particles in the intestine, 223.6 ± 46 , 12 particles of L-1 in water, and 336,320 ± 38,087.68 particles of kg-1 in sediment. The largest percentage of microplastic form compositions in gills, stomach, intestines, and sediments are fragments. For water samples, the largest percentage composition of the microplastic form is film.

Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Hafidz
Abstrak :
ABSTRACT
Usaha produksi sapu merk "Violet" sudah 6 tahu digeluti oleh Pak Suhar. Awalnya adalah dari hasil pelatihan usaha pembuatan satu dari bahan bakuu ijuk yang dilakukan oleh mahasiswa KKN Unesa tahun 2009, Pak Suhar salah satu peserta dalam pelatihan disaat pelaksanaan oleh mahaslswa KKN Unesa tahun 2009. Pak Suhar memulai usaha membuat sapu sendiri dan dicoba dijual di lingkungannya sendiri ternyata hasil produksinya layak untuk dijual. Perkembangan usaha Pak Suhar secara tidak langsung berdampak pada masyarakat sekitarnya terutama bagi kaum ibu-ibu merupakan pekerjaan tambahan yang dapat membantu perekonomian keluarga. Ada sekitar 20 Kepala Keluarga yang bergabung dalam usaha pengerjaan sapu di usaha Pak Suhar, dengan status pekerjaan borongan. Jenis produksi usaha milik Pak Suhar antara lain: sapu ijuk, sapu lidi, keset dari bahan limbah kain percah, alat pel lantai, semua pengerjaan melibatkan banyak orang. Sedangkan untuk pengirimannya kadang dilakukan oleh Pak Suhar send dengan menggunakan mobil pick up. Sedangkan yang menjadi kendala pada Pak Suhar adalah permasalahan alat teknologi tepat guna khususnya untuk mesin pengepres spon bagian dari produksi alat pel (jenis penyerap air). Selama ini dilakukan dengan cara manual yaitu menggunting satu per satu dengan makan waktu cukup lama. Metode pelaksanaan dalam pengabdian ini adalah melibatkan 2 Mitra, Mltra 1 Usaha Kecll Menengah Violet yang berlokasi di desa Mojosarirejo, dan Mitra 2 Ar Ridho yang berlikasi di RSS Griya Kencana, Kab Gresik. Mitra l sebagai produksi utama dan Mitra 2 sebagai Mitra kaja yang membantu ketika pemesanan dalam partai besar. Dengan adanya bantuan mesin pemotong span dan pelatihan manajemen usaha pada tahap awal ternyata produktivitas meningkat, hal itu dibuktikan dengan jumlah omzet pemesanan yang dari per bulan Rp. 55 jura meningkat menjadi Rp 61 jura per bulan. Begitu juga di Ar Ridho meningkat dalam hal omzet yang biasanya Rp. 25 jura perbulan menjadi Rp 32,5 jura per bulan
Surabaya: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM) Universitas Airlangga, 2017
360 JLM 1:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Wardhani
Abstrak :
Misalkan G=(V,E) adalah suatu graf sederhana dengan himpunan simpul tak kosong V dan himpunan busur E. Pewarnaan simpul pada graf G adalah pemberian warna untuk setiap simpul di G dengan satu warna dan setiap dua simpul yang bertetangga memiliki warna yang berbeda... ......Let G=(V,E) be a simple graph with non-empty set of vertices V and set of edges E. Vertex coloring on a graph G is an assignment color for each vertex of G, one vertex by one color and two adjacent vertices has different color...
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priskila
Abstrak :
Masalah sampah plastik di Indonesia semakin memburuk seiring dengan pertumbuhan industri yang terus meningkat, yang menyebabkan peningkatan produksi dan limbah yang dihasilkan. Salah satu peran penting industri untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan melakukan pengelolaan limbah. Chatime, perusahaan penyedia minuman teh yang masih menggunakan plastik sebagai kemasannya menyadari peran mereka dalam pengelolaan sampah plastik, oleh karena itu Chatime mengambil langkah dengan mengadakan kampanye #GerakanSapuPlastik. Analisis yang dilakukan dalam artikel ini menggunakan metode content analysis, dengan data sekunder yang dikumpulkan melalui studi literatur dari buku, jurnal, dan berbagai situs resmi milik Chatime Indonesia. Strategi serta penerapan prinsip kampanye pemasaran sosial dilakukan secara optimal dan baik dalam kampanye #GerakanSapuPlastik, sehingga tujuan Chatime untuk membentuk kebiasaan di tengah masyarakat dengan mengurangi penumpukan sampah sampah plastik dapat tercapai. Dalam pelaksanaan kampanye tersebut, Chatime menerapkan lima prinsip pemasaran sosial yaitu penyebab, agen perubahan, khalayak sasaran, saluran, dan strategi perubahan yang yang pada akhirnya dapat membentuk kebiasaan di tengah masyarakat dalam mengurangi penumpukan sampah sampah plastik. ...... The problem of plastic waste in Indonesia is getting worse as the industry continues to grow, which causes an increase in production and waste generated. One of the crucial roles of the industry in overcoming these problems is to carry out waste management. Chatime, a tea-drinking company still using plastic as its packaging, is aware of its role in managing plastic waste. Therefore, Chatime has taken a step by holding a #GerakanSapuPlastik campaign. The analysis carried out in this article uses the content analysis method, with secondary data collected through literature studies from books, journals, and various official websites belonging to Chatime Indonesia. The strategy and application of the principles of social marketing campaigns are carried out optimally and well in the #GerakanSapuPlastik campaign so that Chatime's goal of forming habits in the community by reducing the accumulation of plastic waste can be achieved. In carrying out the campaign, Chatime applies five principles of social marketing, namely causes, change agent, target adopters, channels, and change strategy, which can ultimately form habits in society to reduce the accumulation of plastic waste.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Naskah karya Jayengwiharja ini, terdiri dari tiga teks, masing-masing berisi kisah tentang: Kiyai Sapu Garut, Pangeran Langu, serta Kiai Gringsing. Naskah diterima Pigeaud pada tanggal 17 Februari 1942, tidak diketahui secara pasti nama pemberi naskah ini (kemungkinan oleh Jayengwiharja sendiri), demikian pula dengan tarikh dan tempat penulisan/penyalinannya.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LS.27-W 66.16
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Irvan Aulia
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai Praktik Mujahadah Sapu Jagad dan juga perkembangannya di wilayah Kebumen. Mujahadah Sapu Jagad merupakan salah satu kegiatan keagamaan yang diikuti oleh masyarakat Kebumen. Melalui langkah observasi dan wawancara langsung narasumber, penelitian ini akan menjelaskan Mujahadah Sapu Jagad sebagai sebuah kegiatan keagamaan. Mujahadah Sapu Jagad merupakan contoh sistem ritus dan praktik keagamaan dalam suatu religi, yang berwujud aktivitas dan tindakan manusia dalam melaksanakan kebaktiannya terhadap Tuhan. Praktik kegamaan ini dilakukan untuk menimbulkan suatu rasa “transendens pribadi (personal transcendence)”, yaitu suatu gelombang keyakinan, rasa keamanan dan rasa bersatu dengan sesama umat yang beribadat. Awal mula pelaksanaan Mujahadah Sapu Jagad di Kebumen di Mulai pada tahun 1999. Mujahadah Sapu Jagad dilaksanakan setiap 35 hari sekali, tepatnya di setiap malam Selasa Kliwon bertempat di beberapa wilayah di Kebumen. Mujahadah Sapu Jagad yang didirikan oleh Kiai Su’adi Wijaya bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa dengan cara melaksanakan amalan-amalan dan membaca dzikir Bismillahir’rahmaa’nir’rahim, Shalawat Nabi dan Ya Lathif. ......This paper discusses Mujahadah Sapu Jagad and its development in the region of Kebumen. Mujahadah Sapu Jagad is one of the religious activities attended by people of Kebumen. Through observation and direct interviews, this research will explain Mujahadah Sapu Jagad as a religious activity. Mujahadah Sapu Jagad is a religious rites and practices, a form of human actions in the implementation of devotion to God. This practices is done to create a sense of "personal transcendence", which is a wave of believe, a sense of security and a feeling of unite with fellow worshipers. Mujahadah Sapu Jagad in Kebumen established at 1999. Mujahadah Sapu Jagad is held once in every 35 days, to be exact in every monday night Kliwon located in several regions in Kebumen. Mujahadah Sapu Jagad founded by Kiai Su'adi Wijaya, it  aims to get closer to the Almighty God through implementing the practices and chant Bismillahirrahmaanirrahim, Shalawat Nabi, and Ya Latif.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zur Fikri Syam Dimasyqi
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar (Satgas Saber Pungli) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang memiliki kewenangan yang tumpang tindih dalam hal pemberantasan tindak pidana korupsi dengan modus pungutan liar, dimana Satgas Saber Pungli memiliki wewenang untuk melakukan operasi tangkap tangan dalam upaya pemberantasan pungutan liar, sedangkan KPK juga mempunyai wewenang operasi tangkap tangan dalam upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. Untuk mempermudah pemahaman, skripsi ini mengambil contoh kasus operasi tangkap tangan KPK kepada Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Sukamiskin, Wahid Husen pada tahun 2018. Skripsi ini merupakan penelitian hukum normatif yang berfokus pada hukum positif yang mengatur mengenai kewenangan Satgas Saber Pungli dan KPK dalam pemberantasan tindak pidana korupsi dengan modus pungutan liar. Pokok permasalahan dari skripsi ini adalah mengapa terjadi tumpang tindih terhadap pemberantasan pungutan liar antara Satgas Saber Pungli dan KPK, kemudian bagaimana pelaksanaan dan pengaturan dari kewenangan yang tumpang tindih tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kewenangan Satgas Saber Pungli dan KPK dalam hal pemberantasan pungutan liar. Hasil penelitian dari skripsi ini adalah bahwa Satgas Saber Pungli dan KPK perlu mengatur secara jelas mengenai kewenangan yang tumpang tindih dalam penanganan kasus korupsi pungutan liar dan kedua pihak perlu untuk menentukan bentuk pengaturan yang tepat untuk mengatur kewenangan yang tumpang tindih tersebut. ......This thesis discusses the Task Force to Clean Up Illegal Levies (Satgas Saber Pungli) and the Corruption Eradication Commission (KPK) which have overlapping authority in terms of eradicating criminal acts of corruption with an illegal levy mode, where the Saber Pungli Task Force has the authority to conduct hand arrest operations. in the effort to eradicate illegal levies, while the KPK also has the authority to catch hand in the effort to prosecute corruption. To make it easier to understand, this thesis takes the example of the case of the arrest of the head of the Sukamiskin Penitentiary (Kalapas), Wahid Husen in 2018. This thesis is a normative legal research that focuses on positive law that regulates the authority of the Saber Pungli Task Force and the KPK in eradicating criminal acts. corruption by way of extortion. The main problem in this thesis is why there is an overlapping authority of the Saber Pungli Task Force and the KPK in eradicating corruption by using illegal fees, then how is the implementation and regulation of these overlapping powers. The purpose of this study was to determine the authority of the Saber Pungli Task Force and the KPK in terms of eradicating illegal fees. The research result of this thesis is that the Saber Pungli Task Force and the Corruption Eradication Commission need to clearly regulate the overlapping authority in handling illegal extortion corruption cases and the two parties need to determine the appropriate form of regulation to regulate this overlapping authority.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Wardhani
Abstrak :

Misalkan 𝐺 = (𝑉, 𝐸) adalah suatu graf sederhana dengan himpunan simpul tak kosong 𝑉 dan himpunan busur 𝐸. Pewarnaan simpul pada graf 𝐺 adalah pemberian warna untuk setiap simpul di 𝐺 dengan satu warna dan setiap dua simpul yang bertetangga memiliki warna yang berbeda. Misalkan pada graf 𝐺 didefinisikan fungsi bijeksi 𝑓: 𝐸 → {1, 2, … , |𝐸|} dengan |𝐸| adalah banyaknya busur. Untuk setiap simpul 𝑣 ∈ 𝑉, bobot simpul 𝑣 adalah 𝑤(𝑣) = ∑𝑒∈𝐸(𝑣) 𝑓(𝑒), dengan 𝐸(𝑣) merupakan himpunan busur yang hadir pada 𝑣. Graf 𝐺 dikatakan graf antiajaib lokal apabila dapat dilakukan pelabelan antiajaib lokal sehingga untuk semua busur 𝑣𝑢 ∈ 𝐸, berlaku 𝑤(𝑣) ≠ 𝑤(𝑢). Dalam hal ini fungsi 𝑓 disebut pelabelan antiajaib lokal pada 𝐺. Bobot simpul berbeda yang dihasilkan dari pelabelan 𝑓 dapat dikatakan sebagai warna simpul yang berbeda. Minimum dari banyaknya warna yang terpakai pada pewarnaan antiajaib lokal di graf 𝐺 disebut bilangan kromatik antiajaib lokal dari 𝐺, 𝜒𝑙𝑎(𝐺). Pada penelitian ini dibahas mengenai pewarnaan simpul antiajaib lokal pada graf sapu ganda 𝐷𝐵𝑛,𝑚 dengan 𝑛 ≥ 4 dan 𝑚 ≥ 2. Graf sapu ganda 𝐷𝐵𝑛,𝑚 didapat dari lintasan 𝑃𝑛 dengan 𝑛 simpul dan dua bintang 𝑆𝑚 dengan 𝑚 + 1 simpul yang kedua simpul daun 𝑃𝑛 merupakan simpul pusat dari masing-masing 𝑆𝑚. Diperoleh bilangan kromatik simpul antiajaib lokal dari graf sapu ganda 𝜒𝑙𝑎(𝐷𝐵𝑛,𝑚) = 2𝑚 + 1.


Let 𝐺 = (𝑉, 𝐸) be a simple graph with non-empty set of vertices 𝑉 and set of edges 𝐸. Vertex coloring on a graph 𝐺 is an assignment color for each vertex of 𝐺, one vertex by one color and two adjacent vertices has different color. Suppose in graph 𝐺 is defined a bijective function 𝑓: 𝐸 → {1, 2, … , |𝐸|} where |𝐸| is number of edges. For every vertex 𝑣 ∈ 𝑉, the weight of vertex 𝑣 is 𝑤(𝑣) = ∑𝑒∈𝐸(𝑣) 𝑓(𝑒),where 𝐸(𝑣) is a set of edges incident to vertex 𝑣. The graph 𝐺 is called as local antimagic if local antimagic labeling could be done so that for all edges 𝑣𝑢 ∈ 𝐸 satisfy 𝑤(𝑣) ≠ 𝑤(𝑢). In this case, function 𝑓 is called local antimagic labeling in 𝐺. A different weight of vertex that produced by the labeling can be seen as a different color of vertex in 𝐺. The minimum number of colors that be used by the local antimagic coloring is called local antimagic chromatic number of 𝐺, 𝜒𝑙𝑎(𝐺). This thesis examines the local antimagic coloring of double broom graph 𝐷𝐵 𝑛,𝑚 with 𝑛 ≥ 4 and 𝑚 ≥ 2. A double broom graph 𝐷𝐵𝑛,𝑚 is obtained from path 𝑃𝑛 with 𝑛 vertices and two stars 𝑆 𝑚 with 𝑚 + 1 vertices where both pendant vertices of 𝑃𝑛 are the center vertices of both 𝑆 𝑚. The vertex antimagic local chromatic number of double broom graph 𝜒𝑙𝑎(𝐷𝐵𝑛,𝑚) = 2𝑚 + 1.

Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library