Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eva Latifah
Abstrak :
ABSTRACT
Interferensi Grainatikal Bahasa Indonesia Dalam Bahasa Arab Lisan Santriwati Darunnajah Ulujami Pesanggrahan Jakarta Selatan (Di bawah bimbingan Bapak Afdol Tharik Wastono, M.Hum.). Skripsi FakuItas Sastra Universitas Indonesia, Jurusan Asia Barat, Program Studi Arab, Agustus 1999.

Penelilian ini bertujuan untuk mernperoleh data dan informasi deskripsi gejala interferensi gramatikal bahasa Indonesia dalam bahasa Arab lisan santriwati Darunnajah dan untuk memperoleh deskripsi model-model interferensi serta implikasi timbulnya gejala tersebut pada tataran morfologis dan sintaklis - Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk pengembangan dan pengajaran bahasa sasaran di Indonesia.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pernilihan survei dan kualitatif- Pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan dan lapangan. Teknik pengumpulan data lapangan diperoleh melalui metode sadap rekam dan wawancara. Data penelitian bersumber dari ujaran-ujaran BA santriwati yang direkam. Subjek penelitian ini adalah santriwati kelas I dan II aliyah yang berlatar belakang tsanawiyah.

Dari 100 data yang diperoleh, terdapat 48 tuturan yang menyimpang secara morfologis. Sedangkan pada tataran sintaktis terjadi 52 penyimpangan.

Berdasarkan analisis kesalahan dan analisis kontrastif, disimpulkan bahwa penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan santriwati dipicu oleh perbedaan yang mendasar antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab. Interferensi yang terjadi pada santriwati berupa pemakaian, penerapan, peinindahan unsur-unsur bahasa lain saat menggunakan suatu bahasa.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S13206
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maharani Pradnya Paramitha
Abstrak :
Pedikulosis kapitis adalah penyakit yang disebabkan infestasi Pediculus humanus capitis di kepala manusia. Faktor risikonya adalah usia muda, kebersihan lingkungan buruk, dan populasi padat, sedangkan perilaku kebersihan perorangan masih diperdebatkan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan keparahan pedikulosis dengan perilaku kebersihan santriwati sebuah pesantren di Jakarta. Pada studi cross sectional ini data diambil bulan Maret 2014. Semua santriwati dijadikan subjek penelitian lalu dilakukan pemeriksaan kepala untuk mendiagnosis pedikulosis. Subjek dinyatakan positif jika ditemukan tuma dewasa, nimfa, larva atau telur. Infestasi ringan jika tuma atau telurnya berjumlah <10 di tiap regio kepala (parietal, oksipital, lateral, tengkuk) dan berat jika >10. Santriwati diwawancara dengan bantuan kuesioner berisi 6 pertanyaan perilaku kebersihan yang berhubungan dengan pedikulosis. Perilaku dikatakan baik jika skor ≥70 dan buruk jika ≤69. Data diproses dengan SPSS versi 20.0 dan diuji dengan chi square. Didapatkan hasil, 71 subjek berusia 10?17 tahun dan semuanya (100%) terinfestasi pedikulosis; 59,2% terinfeksi berat oleh telur dan 16,9% terinfeksi berat tuma P.capitis. Sebanyak 85,9% berperilaku kebersihan buruk dan 14,1% berperilaku baik. Tidak terdapat hubungan antara derajat keparahan pedikulosis (infestasi telur) dan perilaku kebersihan (chi square, p=0.73), maupun infestasi tuma dan perilaku kebersihan (chi square, p=1.00). Derajat keparahan pedikulosis dengan perilaku kebersihan tidak berhubungan karena tingginya prevalensi pedikulosis. ......Pediculosis capitis is a disease in which Pediculus humanus capitis infest the head of a person. Young age, poor environmental hygiene, and overcrowding have been reported to be risk factors of pediculosis capitis, but whether personal hygiene behavior is a risk factor is still open for debate. This cross sectional study aims to find out relationship between the severity of pediculosis capitis and the level of hygiene behavior among female students in a pesantren in Jakarta. Data collection was performed on March 2014 in a Pesantren in Jakarta. Every female students were taken as subjects and undergone head examination to diagnose pediculosis capitis. Subjects were diagnose positive if the parasite or the nits were found in their head, and negative if both parasite and nits were absent. Infestation is considered mild if there were <10 parasites or nits found in each region of the head (parietal, occipital, lateral, and nape), and considered as severe if there were >10 parasite or nits found. Afterwards, the subjects filled in questionnaire consisting of 6 questions regarding their hygiene behavior associated with pediculosis capitis. Hygiene behavior is considered good if the score achieved was ≥ 70 and poor if the score was ≤ 69. Data was processed with SPSS version 20.0 and tested with chi square. From this study, there were 71 subjects with the age of 10?17 years old, all of them (100%) were positive for pediculosis capitis; 59.2% were severely infected with the nits and 16.9% were severely infected with the lice. As many as 85.9% were considered as having poor hygiene behavior and only 14.1% were considered having good hygiene behavior. There was no relationship between the severity of nits infestation and hygiene behavior (chi square, p=0.73), nor between lice infestation and hygiene behavior (chi square, p=1.00). The relationship between the severity and hygiene behavior was not significant in this study due to the high prevalence of pediculosis capitis.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70427
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherin Pai
Abstrak :
Pedikulosis kapitis merupakan penyakit parasitik yang sering dijumpai pada orang yang hidup di lingkungan padat penghuni misalnya asrama. Terapi pedikulosis yang paling efektif adalah menggunakan pedikulosida yaitu gamma benzene heksaklorida (GBH) namun akhir-akhir ini dilaporkan resistensi Pediculus humanus capitis terhadap BHC. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas GBH dalam memberantas P.h.capitis pada santriwati pesantren di Jakarta Timur. Penelitian menggunakan desain pre post study dan pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret 2014 dengan metode total sampling. Diagnosis ditegakkan jika pada pemeriksaan kepala ditemukan telur, larva, nimfa atau tuma dewasa. Santriwati yang positif diobati dengan losio BHC ke seluruh rambut dan dibiarkan selama 10 jam. Data diolah dengan SPSS dan diuji dengan uji Wilcoxon Signed Ranks. Hasil penelitian ini menunjukkan prevalensi pedikulosis berdasarkan telur dan kutu adalah 100%; sebanyak 25,6% infeksi berat dengan telur dan 7% infeksi berat tuma P.h.capitis. Setelah terapi BHC, infeksi berat telur menurun menjadi 4,5% dan infeksi berat kutu menurun menjadi 0%. Angka kesembuhan untuk infestasi ringan kutu P.h.capitis adalah 91,7% dan infestasi ringan telur 42,2%. Tingkat keparahan pedikulosis (telur dan kutu) sebelum dan sesudah pengobatan berbeda secara signifikan (uji Wilcoxon Signed Ranks p<0,001). Disimpulkan BHC masih efektif dalam mengobati pedikulosis kapitis. ......Pediculosis capitis is a parasitic disease that is common in people living within a community, for instance people living dormitory. The most effective therapy for pediculosis is pediculocides known as gamma benzene hexachloride (GBH). However, resistance of pediculus humanus capitis towards GBH has been reported. This study aims to find out the effectiveness Gamma Benzene Hexachloride in controlling P.h.capitis among female students on Pesantren in Jakarta. The research uses the design of pre and post study and data collection was performed on March 2014 in Pesantren X with a method of total sampling. The diagnosis is established if parasites were found in the subject?s head, includfing eggs, larva, nymph and adult parasites. Female students with positive diagnosis was given GBH lotion throughout the hair and left for 10 hours. Data was processed with SPSS and tested with Wilcoxon Signed Ranks test. Results shows that the prevalence of pediculosis based on nits and parasite is 100%; 25.6% were severely infected with nits and 7% were severely infected with lice of P.h. capitis. After the treatment with Gamma Benzene Hexachloride, the severe infestation of nits has decreased to 4.5%, and severe infestation of lice has decreased to 0%. The cure rate for mild lice infestation is 91.7%, while only 42.2% for mild nits infestation. The severity of pediculosis (nits and lice) infestation before and after the treatment is significantly different (Wilcoxon Signed Ranks test shows p<0.001), indicating the treatment is effective in treating pediculosis capitis.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70428
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library