Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
L.G. Saraswati Putri
Abstrak :
Abstrak
This research and community engagement investigates an ancient Balinese ritual known as Sang Hyang Dedari. Thedance is interrelated to an agricultural aspect of the traditional Balinese living. As the Balinese struggle tomaintain their values from the constant threat of modernization andindustrialization, this dance reveals the powerful impact of creating anawareness of socio ecological equilibrium. The effort made by the villagers ofGeriana Kauh, Karangasem, displays how local community rebuilds its environmentbased on their traditional ecological value. Analyzing Sang Hyang Dedaridance through phenomenological approach, thus, it can be discovered how theritual sustains the social relations. The bodies of the dancers are the centerof an elaborate nexus between people, nature and god. To understand how thedualism of sacred and profane bodies, this research utilizes the body theory byMaurice Merleau-Ponty. The importance of phenomenology as a theory relates tothe understanding on how the ritual works as an event in its totality.Understanding the unity between the presence of the divine, nature and human.The output of this research and community engagement is a museum built incooperation between University of Indonesia with the villagers of Geriana Kauh,Karangasem. As the performance and knowledge about Sang Hyang Dedari appearedto be scarce, this museum is a form of collaboration to retrace the history ofSang Hyang Dedari ritual, in an attempt to conserve the ancient knowledge.
Depok: Directorate of research and community engagement Universitas Indonesia, 2017
300 AJCE 1:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Ruastiti
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk memahami makna Tari Sang Hyang Dedari yang kini sering disajikan dalam konteks pariwisata di Puri Saren Agung Ubud, Bali. Padahal Tari Sang Hyang Dedari merupakan sebuah tari upacara untuk memohon keselamatan bagi masyarakat setempat. Sebagai sebuah tari upacara, Tari Sang Hyang Dedari semestinya hanya disajikan di pura dalam konteks upacara saja. Namun kenyataannya di Puri Saren Agung Ubud berbeda. Untuk itu, penelitian yang berlokasi di Puri Saren Agung Ubud ini akan mengkaji permasalahan tentang: (1) mengapa Puri Saren Agung Ubud menyajikan Tari Sang Hyang Dedari dalam konteks pariwisata?; (2) bagaimana mereka menyajikan?; dan (3) bagaimana Puri Saren Agung Ubud memaknai Tari Sang Hyang Dedari tersebut?

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dalam perspektif cultural studies yang dianalisis dengan teori dekonstruksi, teori estetika postmodern, teori praktik, dan teori relasi kuasa pengetahuan. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Puri Saren Agung Ubud menyajikan Tari Sang Hyang Dedari dalam konteks pariwisata karena dilatari adanya peluang pasar yakni berkembangnya industri pariwisata di Ubud serta adanya potensi kesenian masyarakat yang memadai untuk menampilkan seni pertunjukan pariwisata (2) Puri Saren Agung Ubud menyajikan Tari Sang Hyang Dedari untuk pariwisata dalam bentuk tari kreasi baru pelegongan yang konsep penciptaannya merupakan pengembangan bentuk estetika pertunjukan Tari Sang Hyang Dedari untuk upacara; (3) Puri Saren Agung Ubud memaknai pertunjukan Tari Sang Hyang Dedari dalam konteks pariwisata terebut sebagai sebuah kreativitas seni, produk pariwisata bernilai ekonomi, sebagai pengikat relasi sosial masyarakat yang berimplikasi pada pelestarian seni pertunjukan tradisional di daerah tersebut pada era global.
Denpasar: Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
300 MUDRA 32:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library