Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haryadi Wirawan
Abstrak :
Logistik pengembalian memegang kunci penting dalam pengumpulan sampah elektronik. Permasalahan yang sering muncul pada logistik pengembalian adalah mahalnya biaya yang dibutuhkan untuk mencapai area tertentu. Salah satu kondisinya adalah terjadi isu komunitas pada area tertentu sehingga seringkali perlu adanya perlakuan khusus. Perlakuan khusus tersebut tidaklah berlebihan mengingat sampah elektronik yang tidak diperbolehkan disimpan dalam melebihi tujuh hari di daerah yang belum mempunyai izin khusus untuk menyimpan dan mengolah. Besaran uang, sebagai perlakuan khusus sering kali berbeda pada tiap daerah dan perlakuannya. Dengan menggunakan Linear programming maka akan muncul rute jaringan terpadu antara infrastruktur yang telah dimiliki oleh Indonesia. Adapun untuk mendukung pemenuhan kapasitas maka diperlukan konsolidasi di beberapa kota besar. Keberadaan konsolidasi tersebut juga sangat penting untuk mengurangi isu komunitas yang terkait dengan biaya operasional dari armada. Setelah diolah, maka ditemukan bahwa wilayah pulau Sumatera dapat mengenalimemiliki rute efisien seperti pemenuhan kapasitas di Bekasi dan Tangerang oleh pengiriman dari Bandar Lampung.
Reverse logistics hold the important key to collecting electronic waste. Problem that always occurs in reverse logistics is the expensive cost needed to acces some route. One of the reason it happens was the community issue in certain area with different approach and cost. Electronic waste itself is a hazardous substance that needs to be treated differently. Some regions only have storage permit for seven days, while few have the rights to process the electronics waste. It means that electronic waste needs to be transfered from one regions to other while passing through the area with community issue cost. Using linear programming, determine the efficient route for reverse logistics in Indonesia will possible. A consolidation will be placed in several region in order to support fullfillment of capacity. Meanwhile, the consolidation itself will reduce the community issue involve in operational cost of armada. Efficient route has been found in Indonesia following the capacity constraint in each region such as from Bandar lampung consolidation to Bekasi processing plant.
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T51062
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rokhayati Siringo
Abstrak :

Banyak rumah tangga di perkotaan menggunakan perangkat elektronik. Perangkat tersebut dapat membantu kegiatan mereka dan membuat hidup mereka lebih nyaman. Akibatnya jumlah sampah elektronik semakin meningkat.  Sampah elektronik tersebut mengandung material yang berharga dan bahan-bahan berbahaya, sehingga memerlukan pengelolaan yang memadai. Pengelolaan sampah elektronik yang tidak baik dapat menimbulkan pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan pada manusia. Sejak tahun 2017, pemerintah DKI Jakarta memiliki program pengumpulan sampah elektronik rumah tangga tetapi hasil pengumpulannya masih sedikit. Keberhasilan program pengumpulan ini dipengaruhi oleh perilaku pembuangan sampah elektronik penduduk Jakarta. Studi ini dilakukan untuk mengkaji beberapa faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam program resmi pengumpulan sampah elektronik. Penelitian ini menganalisis bagaimana pengetahuan tentang sampah elektronik, aksesibilitas terhadap fasilitas, persepsi tentang sektor informal, serta sikap dan dukungan terhadap program pengumpulan sampah elektronik, berpengaruh pada intensi perilaku pengumpulan sampah elektronik. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Bendungan Hilir, Jakarta.  Sebanyak 290 responden berpartisipsi dalam survey untuk pengambilan data.  Namun hanya 272 yang memberikan jawaban lengkap dalam kuesioner yang diajukan. Data dianalisis dengan menggunakan Partial Least Square (PLS). Hasil analisis menunjukkan bahwa ada tiga faktor yang memiliki pengaruh positif pada intensi pengumpulan sampah elektronik. Pertama, pengetahuan tentang sampah elektronik memiliki pengaruh terbesar, yaitu dengan nilai koefisen sebesar 0,64. Selanjutnya, diikuti oleh sikap dan dukungan terhadap program, dan aksesibilitas terhadap fasilitas dengan koefisien masing-masing sebesar 0,318 dan 0,189. Sebaliknya, persepsi terhadap sektor informal memiliki pengaruh negatif pada intensi perilaku pengumpulan, dengan koefisien sebesar -0,370. Untuk meningkatkan kinerja program pengelolaan sampah elektronik, diperlukan suatu kebijakan khusus mengenai pengumpulan sampah elektronik dan menyebarluaskan informasi tentang program pengumpulan sampah elektronik ke masyarakat. Selain itu desain fasilitas pengumpulan sampah elektronik perlu diperhatikan agar dapat menampung jenis perangkat elektronik kecil rumah tangga, serta ditempatkan di lokasi yang dekat dengan masyarakat sehingga mereka dapat menjangkaunya dengan mudah. 

 


Many households in urban areas use electronic devices.  It helps them doing their cores and makes their life more comfortable.  As a result, the amount of electronic waste (e-waste) has increased significantly. E-waste contains valuable materials as well as hazardous substances therefore it needs a proper treatment. Handling e-waste improperly will cause environmental pollution and health problems. Since 2017, the Government of DKI Jakarta has a program to collect e-waste from the households but the collection rate is low. The result of the collection program depends on residents e-waste disposal behavior. This study aims to examine several underlying factors behind residents participation in the formal e-waste collection program. It analyses how knowledge of e-waste, accessibility to facilities, perceptions of informal sectors, and also attitude and support for the collection program will affect the recycling intention. This research was conducted in Bendungan Hilir sub-district of Central Jakarta. As many as 290 respondents participated in the survey for data collection. However, only 272 participants gave complete responses in the questionnaires. This study employed the Partial Least Square (PLS) to analyze the data. The results showed that three factors have positive relationship with e-waste collecting intention. First, knowledge has the greatest direct effect with a coefficient of 0.64. It then followed by attitude and support to the program, and accessibility to facility, with coefficients value of 0,318 and 0,189, respectively. On the contrary, perception of informal sectors negatively affects collecting intention, with a coefficient of -0,370. To improve the programs performance, the government needs to enact a particular regulation regarding e-waste collection and disseminate the e-waste collection program to the public. In addition, the design of e-waste drop box should be able to accommodate small electronic devices, and the facilities should be stationed near the community so they can access it easily.

 

Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Uiniversitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Meino Soedira
Abstrak :
Papan elektronik atau PCB (Printed Circuit Board) merupakan bagian yang tidak terlepas dari perangkat elektronik seperti telepon genggam, televisi, komputer, lemari es dan mesin cuci. Seiring dengan perkembangan zaman, perangkat elektronik semakin mutakhir dan semakin banyak diproduksi. Manusia saat ini juga tidak bisa lepas dari telepon genggam dalam kehidupan sehari- harinya. Model atau tipe baru dari telepon genggam terus bertambah setiap tahunnya dan banyak konsumen yang selalu mengganti telepon genggam mereka dengan yang baru. Ditambah dengan peralatan rumah tangga seperti mesin cuci dan lemari es yang sudah rusak, membuat banyaknya sampah elektronik yang menumpuk. Pemanfaatan kembali bahan elektronik yang sudah dibuang, akan meningkatkan nilai jual dari sampah elektronik tersebut. Adapun material berharga seperti emas, tembaga, aluminium dan timah yang terkandung dalam sampah elektronik terutama pada bagian papan elektronik atau PCB (Printed Circuit Board). Untuk mendapatkan material tersebut, diperlukan adanya pemisahan. Salah satunya adalah dengan cara dicacah dengan mesin pencacah. Papan elektronik akan dicacah sehingga diperoleh ukuran yang lebih kecil dari papan tersebut. Dengan ukuran yang sudah dicacah, akan mudah diproses lebih lanjut dan lebih spesifik untuk perolehan material berharga yang diinginkan. Mesin pencacah mampu mencacah dengan rata- rata ukuran cacahan 8,124 mm dengan sieve ukuran 8 mm, 7,121 mm dengan sieve ukuran 6 mm dan 5,244 mm dengan sieve ukuran 4 mm. Adapun kapasitas pencacahan sebesar 24 kg/jam untuk sieve ukuran 8 mm, 17 kg/jam untuk sieve ukuran 6 mm, dan 10 kg/jam untuk sieve ukuran 4 mm
Electronic board or PCB (Printed Circuit Board) is a part that can not be separated from electronic devices such as mobile phones, televisions, computers, refrigerators and washing machines. Along with the times, electronic devices are increasingly sophisticated and more and more produced. Humans today also cannot be separated from cell phones in their daily lives. New models or types of mobile phones continue to grow each year and many consumers are always replacing their mobile phones with new ones. Coupled with household appliances such as washing machines and refrigerators that have been damaged, making the amount of electronic waste that has accumulated. Re-use of electronic materials that have been thrown away, will increase the selling value of the electronic waste. The valuable materials such as gold, copper, aluminum and tin contained in electronic waste, especially on the electronic board or PCB (Printed Circuit Board). To get this material, separation is needed. One of them is by chopping with a chopper machine. Electronic boards will be chopped so that a smaller size is obtained from the board. With the size that has been chopped, it will be easily processed further and more specifically for the acquisition of the desired valuable material. The chopper is capable of chopping with an average size of 8,124 mm with an 8 mm sieve, 7,121 mm with a 6 mm sieve and 5,244 mm with a 4 mm sieve. The enumeration capacity of 24 kg / hour for sieve size of 8 mm, 17 kg / hour for sieve size of 6 mm, and 10 kg / hour for sieve size of 4 mm.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yusuf Qordhowi
Abstrak :
Eddy Current Separation merupakan metode daur ulang sampah elektronik untuk memisahkan non-ferrous dari plastik ataupun non-logam. Di Indonesia daur ulang sampah PCB masih dengan cara mengekspor ke negara lain. Tujuan pada penelitian ini, pengembangan alat pemisah material PCB (printed circuit board) dari plastik yang dihasilkan dari alat elektronik yang telah rusak. Beberapa komponen dari alat tersebut terbuat dari material PLA (poly lactid acid) seperti drum driver, drum driven, dudukan motor, hingga magnetic roller. Proses pembuatannya menggunakan mesin 3D printing Ender 5 plus dan Ender 3. Rangka yang berfungsi sebagai penopang keseluruhan komponen terbuat dari hollow galvanis 20x20 cm. Tujuan lainnya adalah untuk mendapatkan performa optimal dari eddy current separator. Alat tersebut dapat digunakan untuk memisahkan cacahan PCB dari non-logam dengan parameter tertentu. Hasil penelitian, kondisi pemisahan yang optimal dan parameter operasi yang dipilih dianalisis dengan kecepatan yang berbeda dari kecepatan putar roller magnetik (w), feed konveyor (v), dan diameter magnetic roller (MR). Pemisahan material non-ferrous mendapatkan kondisi optimal saat (v = 0,3 m/s, w = 2800 rpm, MR Ø 48 mm). Sedangkan kondisi optimal pemisahan cacahan PCB saat (v = 0,3 m/s, w = 3300 rpm, MR Ø 48 mm). ......Eddy Current Separation is an electronic waste recycling method to separate non-ferrous from plastic or non-metal. In Indonesia, PCB recycling is still exported by other countries. The purpose of this research, to development tool can sort out PCB (printed circuit board) from plastic that is produced from electronic devices that have been damaged. Some components of the eddy current separator are made of PLA (poly lactid acid) material such as drum drivers, drum driven, motorized holders, to magnetic rollers. The manufacturing process uses the 3D printing machine Ender 5 plus and Ender 3. The frame that functions as a support for the entire component is made of 20x20 cm galvanized hollow. Another goal is to get optimal performance from the eddy current separator. This machine can be used to separate liberation of PCB with certain parameters. The results of the study, the optimal separation conditions and selected operating parameters were analyzed with different speeds of rotating speed of the magnetic roller (u), feed konveyor (v), and diameter of magnetic roller (MR). Separation obtains optimal conditions when (v = 0,3 m / s, w = 3000 rpm, MR = Ø 48 mm). While the optimal condition for the PCB chopped is (v = 0.3 m / s, w = 3300 rpm, MR Ø 48 mm).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laudza Ulayya Ghani
Abstrak :
Timbulan sampah elektronik (e-waste) akan mengalami peningkatan sebanyak 4-5 persen setiap tahunnya. Pada tahun 2016, sebanyak 44,7 juta ton sampah elektronik, hanya 8,7 juta ton yang dapat didaur ulang, sedangkan sisanya menjadi sampah residu. Perguruan tinggi sebagai pengguna Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) terbanyak, menjadi salah satu penyumbang sampah elektronik terbesar terhadap timbulan sampah elektronik. Pelaksanaan pengelolaan sampah elektronik di lingkungan kampus masih menghadapi beberapa tantangan dari aspek kebijakan, aspek kelembagaan, aspek keuangan, dan aspek sarana prasarana. Jika tantangan ini tidak segera diatasi, visi perguruan tinggi dalam mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) untuk memberikan pengetahuan, inovasi, dan solusi untuk SDGs akan terhambat. Tujuan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang dihadapi oleh pihak kampus dari aspek-aspek terkait untuk menerapkan pengelolaan sampah elektronik di lingkungan kampus. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam para stakeholder Direktorat Operasi dan Pemeliharaan Fasilitas serta data sekunder berupa laporan yang dimiliki oleh Kampus UI. Analisa data dilakukan dengan pendekatan analisis SWOT yang merupakan alat dalam formulasi strategis, melalui perhitungan bobot dan rating pada indikator kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk menghasilkan alternatif usulan perencanaan strategik berdasarkan model pengelolaan sampah elektronik terintegrasi yang dapat memiliki manfaat untuk menyempurnakan sistem pengelolaan sampah elektronik yang sudah diterapkan. Hasil perhitungan analisa SWOT diperoleh nilai IFAS 0,94 dan nilai EFAS adalah 1,21 yang artinya bahwa Direktorat Operasi dan Pemeliharaan Fasilitas (DPOF) Universitas Indonesia (UI) berada pada posisi kuadran 1 yang mana alternatif strategi yang perlu diterapkan adalah strategi agresif untuk memanfaatkan peluang dengan menggunakan keunggulan DPOF UI dalam hal kekuatan dari segi aspek kelembagaan, aspek kebijakan dan aspek sarana prasarana. ......Every year, the total amount of e-waste generated increases to 4-5 percent. In 2016, only 8.7 million tons of e-waste could be recycled from a total of 44.7 million tons of electronic waste, while the rest became residual waste. Educational institutions, as the majority of users from the Information and Communication Technology (ICT), are one of the largest contributors of the electronic waste stream. Educational institutions, as a leading actor of the sustainable development movement, in which electronic waste management is considered to be an important aspect, still face challenges in implementing e-waste management, especially in institutional aspect, technical aspect and legal aspect. Potential environmental problems associated with management practices will hamper SDGs target. This study aims to identify the strengths, weaknesses, opportunities and threats faced by institutional education to manage e-waste. Data were collected through in-depth interviews with stakeholders of the Directorate of Operations and Facility Maintenance and official reports published by the UI Campus. Data analysis was conducted using a SWOT analysis approach as a tool of strategic formulation by calculating weights and ratings on indicators of strengths, weaknesses, opportunities and threats to initiate alternative strategies based on an integrated electronic waste management model. The result showS that the IFAS value is 0.94 and the EFAS value is 1.21. It presents that the Directorate of Facility Operations and Maintenance (DPOF) Universitas Indonesia (UI) position is in quadrant 1. The alternative strategy defining DPOF position is an aggressive strategy to utilize opportunities by using the advantages they have.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Farras Fajar
Abstrak :
ABSTRAK
Perkembangan teknologi yang luar biasa memengaruhi pertumbuhan yang cepat dalam penggunaan perangkat dan layanan TIK. Namun, jumlah penggunaan perangkat yang meningkat telah meningkatkan Limbah Peralatan Elektronik dan Listrik. Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa transformasi sistem dari Rantai Pasok Lingkar Terbuka menuju Rantai Pasok Lingkar Tertutup dapat memecahkan berbagai permasalahan pada pengelolaan sampah elektronik. Namun, transformasi ini tidak mudah karena membutuhkan waktu, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui edukasi. Di sisi lain, proporsi waktu studi Ekonomi Sirkuler dan Rantai Pasok Lingkar Tertutup di kelas perkuliahan sangat terbatas dan memiliki kompleksitas sistem tinggi sehingga dibutuhkan suatu metode yang lebih efektif dalam meningkatkan pemahaman mahasiswa. Electriver game merupakan permainan simulasi yang dikembangkan dari konsep Rantai Pasok Lingkar Tertutup dalam konteks manajemen sampah elektronik. Permainan simulasi ini dapat membantu mahasiswa mendapatkan pengalaman edukasi yang lebih efektif, menyenangkan, dan mendalam dibandingkan pembelajaran secara tradisional di dalam kelas. Permainan simulasi ini dikembangkan dengan rangkaian proses desain, eksekusi, serta proses evaluasi menggunakan survei persepsi dan uji pemahaman pra dan pasca permainan kemudian dilakukan uji signifikansi menggunakan Mann-Whitney Test. Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan penulis turut berkontribusi dalam transformasi sistem industri menuju rantai pasok yang lebih berkelanjutan.
ABSTRACT
Exceptional technological developments affect rapid growth in the use of ICT devices and services. However, the increasing device uses has increased the Waste of Electronic and Electrical Equipment. Previous studies have shown that a system transformation from the Open-Loop to the Closed-Loop Supply Chain can solve various problems in E-waste management. However, this transformation is not easy because it takes time, one way that can be done is through education. On the other hand, the proportion of study time for Circular Economy and Closed-Loop Supply Chain in-class lectures is very limited and has high system complexity so needed to improve student understanding by the more effective method. Electriver game is a Serious Simulation Game developed from the concept of Closed-Loop Supply Chain in the context of E-waste management. This game can help students get educational experiences that are more effective, fun, and deeper than traditional learning in the classroom. This game was developed with scientific method from design, execution, and evaluation using attitudinal survey and pre-post knowledge test and the significance test was carried out using Mann-Whitney Test. By conducting this research, the author expected will contribute to the transformation of the industrial system towards a more sustainable supply chain.

 

2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajriah Hanika Adzania
Abstrak :
Latar Belakang: Sampah elektronik merupakan sampah yang berasal dari peralatan elektronik dan tergolong ke dalam limbah bahan berbahaya dan beracun mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan ini salah satunya terkait dengan faktor demografi dan sosioekonomi. semakin tinggi status sosioekonomi penduduk wilayah tersebut turut berkontribusi menghasilkan polutan serta sampah yang dapat memberikan dampak ke lingkungan dan manusia. DKI Jakarta memiliki kepadatan penduduk tertinggi, usia produktif tinggi, dan sosioekonomi tinggi sehingga timbulan sampah elektronik dapat sebanding dengan keadaan tersebut. Tujuan: Menganalisis hubungan faktor-faktor sosioekonomi dan demografi dengan timbulan sampah elektronik di DKI Jakarta. Metode: Desain studi korelasi dengan unit analisis kecamatan di Provinsi DKI Jakarta yang berjumlah 44. Data yang digunakan merupakan data sekunder dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Badan Pusat Statistik, dan Data Terbuka Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Data akan diolah menggunakan analisis univariat, analisis bivariat, dan analisis spasial, kemudian data ditampilkan dalam bentuk tabel dan gambar. Hasil: yang berpengaruh terhadap timbulan sampah elektronik di Provinsi DKI Jakarta yaitu jenis kelamin (p = 0.036, r = 0.316) dan tingkat pendidikan (p = 0.038, r = 0.313). Sedangkan pola spasial terjadi pada variabel jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan, dan permukiman kumuh dengan timbulan sampah elektronik. ......Background: Electronic waste is increasing every year that comes from electronic equipment and classified as hazardous and toxic waste. Higher socioeconomic status of the population can contribute to increase pollutants and waste that can impact on the environment and humans. DKI Jakarta has the highest population density, high productive age, and high socioeconomic status so that can be linear with the generation of electronic waste. Objective: To analyze the relationship between socioeconomic and demographic factors with electronic waste generation. Methods: Ecology study (correlation study) with 44 sub-districts as analysis units in DKI Jakarta Province . The data used are secondary data from DKI Jakarta Environment Agency, Central Statistics Agency, and Open Data from the DKI Jakarta Government. Data will be processed using univariate analysis, bivariate analysis, and spatial analysis, then the data will be displayed in tables and figures. Results: variables that affect the generation of electronic waste in DKI Jakarta Province are gender (p = 0.036, r = 0.316) and education level (p = 0.038, r = 0.313). While the spatial pattern occurs in the variables of gender, age, education level, employment status, and slum settlements with electronic waste generation.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library