Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kulak, Geoffrey L.
New York : John Wiley & Sons, 1987
671.5 KUL g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Koos Sardjono Kuntadi Poerbopranoto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suharto, 1944-
Jakarta: Djambatan, 1986
621.822 SUH k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S38608
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andy Prabowo Pho
"[ABSTRAK
Adanya peningkatan KLB (Koefisien Lantai Bangunan) pada daerah padat di
Jakarta, memungkinkan para pemilik gedung melakukan perluasan bangunan
secara vertikal dengan menambah struktur baja di atas struktur beton bertulang
eksisting. Seringkali sambungan rigid dipakai pada sambungan kolom dasar
struktur baja di atas struktur beton dengan mengasumsikan terjadi hubungan
menerus antara baja dengan beton. Pada kenyataanya asumsi ini belum tentu
benar akibat dari kemampuan sambungan sesungguhnya yang terbatas oleh
kapasitas dan kekakuannya. Sehingga asumsi tersebut perlu dievaluasi
kebenarannya demi menjaga perilaku struktur dan sambungan.
Untuk itu, penelitian ini melakukan evaluasi hasil perancangan sambungan rigid
pada dasar kolom baja dengan memodelkan sambungan menjadi pegas yang
menghubungkan struktur baja dan struktur beton. Kekakuan rotasi sambungan
dimodelkan secara non-linier untuk mendapatkan perilaku pasca leleh dari analisis
pushover. Kekakuan sambungan diperoleh dari konfigurasi sambungan hasil
perancangan yang melibatkan nilai overstrength factor (Wo) sesuai ketentuan
AISC 341. Pada penelitian ini terdapat 7 variasi kekakuan sambungan yang
didasarkan variasi Wo pada kombinasi gaya-gaya di sambungan dan mutu angkur
(Fu) pada nilai Wo tertentu.
Hasil penelitian menunjukkan penurunan besarnya kekakuan sambungan akibat
penurunan nilai Wo tidak mengurangi aksi sambungan rigid. Adanya variasi nilai
Wo pada perancangan sambungan rigid tidak berpengaruh langsung nilai R dan Wo
dari hasil pushover. Adanya variasi mutu angkur (Fu) juga tidak berpengaruh
signifikan pada perilaku struktur. Hanya sambungan yang didesain dengan Wo = 1
menunjukkan perilaku non linier dan dimungkinkan terjadinya gagal geser. Untuk
menjaga kekuatan di sambungan saat terjadi gempa di luar rencana pada struktur
dan menjamin agar sambungan tetap berperilaku elastik, sambungan perlu
didesain dengan menggunakan Wo minimal sebesar 1,5.

ABSTRACT
An increase in Floor Area Ratio (KLB) in dense areas of Jakarta, enabling
building owners to extend their building vertically by adding the steel frame
structures above the existing reinforced concrete structures. A rigid connection of
steel column bases above the concrete structures is often used by assuming a
continous joint between steel and concrete. In the fact, this assumption is not
necessarily true since the connection behaviour is limited to the capacity and
stiffnesses. This may lead to evaluate the assumption so the overall structural and
connection behaviour are controlled.
Therefore, this research evaluates the rigid connection design by modeling the
column base connections using spring connecting steel frame structures and
concrete frame structures. The non linear rotational stiffness of the spring is
modelled to obtain post yielding behavior from the pushover analysis. The
connection stiffnesses are provided from connection designs involving
overstrength factor (Wo) as prescribed in AISC 341. There are 7 connection
stiffness variations are built in this research based on Wo variations on loading
combinations and anchor grade variations (Fu) for certain value Wo.
The results showed a decrease in connection stiffness due to reduction value of Wo
independent to the connection rigidity actions. Variation of Wo in the rigid
connection design has no direct impact on the value of R and Wo from pushover
analysis. The anchor grade variations has no significant effect on the structural
performance. The non linear behaviour and possibility of shear failure of the
connections are happened only when using Wo = 1. The connections shall be
designed by minimum Wo = 1,5 to ensure the connection strength and the
connection behavior still remains elastically when a greater earthquake force is
subjected to the structure;An increase in Floor Area Ratio (KLB) in dense areas of Jakarta, enabling
building owners to extend their building vertically by adding the steel frame
structures above the existing reinforced concrete structures. A rigid connection of
steel column bases above the concrete structures is often used by assuming a
continous joint between steel and concrete. In the fact, this assumption is not
necessarily true since the connection behaviour is limited to the capacity and
stiffnesses. This may lead to evaluate the assumption so the overall structural and
connection behaviour are controlled.
Therefore, this research evaluates the rigid connection design by modeling the
column base connections using spring connecting steel frame structures and
concrete frame structures. The non linear rotational stiffness of the spring is
modelled to obtain post yielding behavior from the pushover analysis. The
connection stiffnesses are provided from connection designs involving
overstrength factor (Wo) as prescribed in AISC 341. There are 7 connection
stiffness variations are built in this research based on Wo variations on loading
combinations and anchor grade variations (Fu) for certain value Wo.
The results showed a decrease in connection stiffness due to reduction value of Wo
independent to the connection rigidity actions. Variation of Wo in the rigid
connection design has no direct impact on the value of R and Wo from pushover
analysis. The anchor grade variations has no significant effect on the structural
performance. The non linear behaviour and possibility of shear failure of the
connections are happened only when using Wo = 1. The connections shall be
designed by minimum Wo = 1,5 to ensure the connection strength and the
connection behavior still remains elastically when a greater earthquake force is
subjected to the structure, An increase in Floor Area Ratio (KLB) in dense areas of Jakarta, enabling
building owners to extend their building vertically by adding the steel frame
structures above the existing reinforced concrete structures. A rigid connection of
steel column bases above the concrete structures is often used by assuming a
continous joint between steel and concrete. In the fact, this assumption is not
necessarily true since the connection behaviour is limited to the capacity and
stiffnesses. This may lead to evaluate the assumption so the overall structural and
connection behaviour are controlled.
Therefore, this research evaluates the rigid connection design by modeling the
column base connections using spring connecting steel frame structures and
concrete frame structures. The non linear rotational stiffness of the spring is
modelled to obtain post yielding behavior from the pushover analysis. The
connection stiffnesses are provided from connection designs involving
overstrength factor (Wo) as prescribed in AISC 341. There are 7 connection
stiffness variations are built in this research based on Wo variations on loading
combinations and anchor grade variations (Fu) for certain value Wo.
The results showed a decrease in connection stiffness due to reduction value of Wo
independent to the connection rigidity actions. Variation of Wo in the rigid
connection design has no direct impact on the value of R and Wo from pushover
analysis. The anchor grade variations has no significant effect on the structural
performance. The non linear behaviour and possibility of shear failure of the
connections are happened only when using Wo = 1. The connections shall be
designed by minimum Wo = 1,5 to ensure the connection strength and the
connection behavior still remains elastically when a greater earthquake force is
subjected to the structure]"
2015
T44601
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam sistem transmisi dan distribusi daya listrik, banyak terdapat sambungan kabel. Sambungan kabel ini memiliki resistansi yang dapat membuat rugi daya meningkat. Semakin besar resistansi sambungan maka semakin besar rugi daya sehingga membuat temperatur sambungan semakin tinggi. Besar resistansi sambungan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain luas permukaan sambungan, besar arus yang melewati sambungan tersebut serta kekuatan sambungan. Oleh karena itu dilakukan pengujian dengan menggunakan variasi faktor permukaan sambungan tersebut. Bila arus yang dialirkan semakin besar, maka resistansi sambungan semakin besar karena sambungan mengalami kenaikan temperatur yang lebih cepat dibandingkanjika dialirkan arus yang lebih kecil. Dari pengujian didapatkan bahwa semakin kecil kekuatan sambungan mengakibatkan semakin besar rongga udara sehingga resistansi sambungan semakin besar. Dengan demikian semakin kecil luas permukaan sambungan maka temperatur sambungan lebih tinggi."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40751
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andes G. Hadi S.
"Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai potensi besar dalam memajukan industri kemaritiman sebagai salah satu cara untuk meningkatkan perekonomian negara. Kondisi sungai yang besar sebenarnya dapat dimanfaatkan sebagai alternatif dalam mendistribusikan hasil kekayaan alam yang berasal dari pedalaman menuju pesisir pantai, dan selanjutnya akan diangkut melalui laut. Pelaksanaan sistem transportasi sungai di Indonesia saat ini sedang berkembang. Banyaknya pilihan dalam menciptakan alat transportasi sungai, adalah dasar dari pembuatan skripsi ini dalam menganalisa dan merancang alat angkut sumber daya alam yang efisien melalui sungai. Tongkang yang biasa ditarik oleh sebuah kapal Pusher Tug merupakan alat angkut transportasi sungai yang paling banyak digunakan di Indonesia saat ini. Namun, kelemahan pada sistem alat angkut ini adalah sistem sambungan yang kurang efektif dan berakibat buruk pada manuver kapal. Salah satu solusinya adalah tongkang didorong oleh sebuah Pusher Tug dan menjadi sebuah kombinasi Pusher Barge. Proses penyambungan pusher barge ini dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam melakukan proses sambungan, nyaman, cepat, dan efektif. Sambungan ini kemudian dihitung untuk mendapatkan nilai pembebanan yang terjadi akibat gaya yang timbul oleh gelombang sungai. Gaya tersebut adalah gaya enam derajat kebebasan yang selanjutnya menjadi dasar dalam menentukan batas suatu material bahan yang akan digunakan untuk proses sambungan pusher barge.

Indonesia as an archipelago country has a large potential of maritime industry as one way to increase its economi. Big rivers has been used as an alternative way to distribute the yields of natural sources from the rural area to the coastal area, then carried by the sea. The implementation of river transportation system in Indonesia is developing vastly. Various choices in creating river transportation facility is the base of this thesis to arrange, analyze, and design an efficient facility to carry the natural sources through river. Barge that is pulled by a boat is the most used in river transportation in Indonesia nowadays. But this carrying system has many weakness aspecially in its connection system that has bad effect for the ships's maneuver ability. Barge being pushed by a pusher tug is one of the solution. The connecting process of this pusher barge is designed advancely, so the connecting process can be done easily, comfortably, quickly, and effectively. Then this connection/joint is using calculated to get its force value that appeared because of the river's wave. Using six degrees of freedom as the basic determation limits."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S38707
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anny Irhamy
"Umumnya analisa struktur baja direncanakan dengan menggunakan sambungan kaku (jepit) penyederhanaan atau sambungan sendi. Hal ini bertujuan untuk perencanaan, meskipun penyederhanaan tersebut mempermudah dalam analisa namun pada kenyataannya tidak demikian. Pada sambungan umumnya terjadi rotasi sehingga yang terjadi di lapangan adalah sambungan semi kaku (semi rigid) Selain dengan sambungan semirigid untuk memperoleh hasil yang akurat dalam menganalisa portal baja maka digunakan analisa nonlinear.
Analisa non-linear merupakan alternatif lanjutan untuk mengatasi keterbatasan analisa struktur elastik linear. Deformasi yang besar merubah lokasi dan distribusi beban, sehingga persamaan keseimbangan harus disusun lagi dengan mempertimbangkan geometri struktur setelah bedeformasi, yang belum dapat diketahui sebelumnya. Penggunaan analisa struktur dengan cara elastik linear tidak tepat oleh karena itu diperlukan analisa struktur elastik yang dapat mengantisipasi kondisi non-linear tersebut.
Pada tesis ini disusun dalam rangka merekonstruksi kembali sebagian program dari desertasi J.P Muzeau [M1] kedalam bahasa program MS-Visual Fotran dan setelah itu dilakukan beberapa studi kasus pada portal baja sederhana untuk memvalidasi program tersebut Pada tesis ini akan dijumpai non-linear geometri dan material dengan aplikasi untuk sambungan semikaku pada struktur portal baja, besarnya pertambahan beban akan mempengaruhi bentuk grafik elastisitas yang akan dihasilkan walaupun pada analisa ini masih terdapat perbedaan hasil akhir dengan hasil peneliti sebelumnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T40636
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sriati Djaprie
Depok: Universitas Indonesia, 1994
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6   >>