Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizki Zahrotul Hayati
Abstrak :
Kecoak merupakan salah satu vektor mekanik dalam menyebarkan patogen seperti E. coli, dan Salmonella sp., yang dapat menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan. Gangguan saluran pencernaan yang paling sering terjadi adalah diare baik itu disertai atau tanpa disertai mual, muntah, dan sakit perut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kecoak berdasarkan spesies dan kondisi lingkungan dengan keluhan gangguan saluran pencernaan pada masyarakat di permukiman kumuh Kecamatan Kalideres. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah 106 masyarakat yang tinggal di permukiman kumuh Kecamatan Kalideres. Penangkapan kecoak dilakukan dengan menggunakan plastik dan sarung tangan steril, dan identifikasi menggunakan morfologi kecoak. Data terkait kondisi lingkungan dan keluhan gangguan saluran pencernaan diperoleh dari wawancara dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan antara faktor risiko kecoak baik Periplaneta americana dan Blatta orientalis dengan keluhan gangguan saluran pencernaan (p=0,855). Hasil lain terkait kondisi lingkungan menunjukkan bahwa kondisi tempat sampah (OR=2,605; 95%CI: 1,160-5,850) dan kondisi dapur (OR= 3,40; 95%CI: 1,503-7,727) mempunyai hubungan yang signifikan dengan keluhan gangguan saluran pencernaan yang dialami masyarakat di permukiman kumuh Kecamatan Kalideres. Walaupun tidak ditemukannya hubungan yang signifikan, risiko kecoak dalam membawa dan menyebarkan patogen dengan mengontaminasi makanan atau minuman sehingga menyebabkan gangguan kesehatan tetap perlu diperhatikan. ......Cockroaches, as a mechanical vector in spreading pathogens such as E. coli and Salmonella sp., can cause gastrointestinal disorder. The most common gastrointestinal disorder is diarrhea with or without nausea, vomiting, and abdominal pain. This study aims to determine the relationship of cockroaches based on species and environmental conditions with gastrointestinal disorders in communities at the slum areas of Kalideres Sub-district. The study design using cross-sectional. The sample in this study were 106 people living in the slum areas of Kalideres Sub-district. Cockroach capture was carried out using sterile plastic and gloves, and identification using cockroach morphology. Data related to environmental conditions and complaints of gastrointestinal disorders were obtained from interviews and observations. This study showed no relationship between the risk factors of cockroaches, both Periplaneta americana and Blatta orientalis, with gastrointestinal disorder complaints (p = 0.855). Other results related to environmental conditions showed that the trash condition (OR = 2.605; 95% CI: 1,160-5,850) and kitchen conditions (OR = 3.40; 95% CI: 1,503-7,727) had a significant relationship with gastrointestinal disorder complaints experienced by people in the slum settlements of Kalideres Sub-district. Although no significant relationship was found, the risk of cockroaches carrying and spreading pathogens by contaminating food and water causing health problems remains a concern.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Nabila
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan menganalisis kelimpahan serta bentuk mikroplastik yang terkandung pada saluran pencernaan dan insang ikan kakap putih (Lates calcarifer) di tambak Desa Muara Teluknaga, Tangerang. Sampel sebanyak 10 individu dengan ukuran ±31 cm diisolasi insang serta saluran pencernaanya (lambung dan usus). Analisis mikroplastik pada saluran pencernaan dengan cara melarutkan isi lambung dan usus dengan 30 mL akuades serta mengamati preparat 1 cm2 dinding usus dan dinding lambung dibawah mikroskop optik cahaya. Sepanjang 1 cm lembar insang dijadikan preparat, kemudian diamati dibawah mikroskop optik cahaya. Hasil yang didapatkan terdapat mikroplastik bentuk fiber, film, fragmen dan granula dengan ukuran berkisar 20 – 3160 µm. Rata-rata kelimpahan mikroplastik pada larutan isi lambung dan larutan isi usus yaitu 677 ± 241,34 partikel/ind dan 983 ± 211,4 partikel/ind. Sekitar 9,68% dan 11,9% mikroplastik masih ditemukan pada dinding lambung dan usus setelah proses pencucian menggunakan akuades. Rata-rata kelimpahan mikroplastik yang ditemukan pada dinding lambung dan usus yaitu 72,55  ±  34,9 partikel/ind dan 132,72 ± 42,16 partikel/ind. Hal ini menunjukkan kelimpahan mikroplastik pada usus lebih tinggi dibandingkan pada lambung. Ada perbedaan kelimpahan mikroplastik pada insang berdasarkan lembar insangnya. Jumlah rata-rata mikroplastik pada lembar insang pertama hingga keempat pada insang ikan kakap putih yaitu 41,4 partikel per lembar; 25,04 partikel per lembar; 23,52 partikel per lembar; dan 19,53 partikel per lembar. Sementara jumlah rata-rata mikroplastik yang ditemukan pada 10 sampel insang adalah 109,49±38,17 partikel/ind. ......This study aims to analyzed the abudance and type of microplastic in digestive tract and gill of  barramundi  (Lates calcarifer) at Desa Muara pond Teluknaga, Tangerang, Banten. Gills and digestive tract (stomach and intestine) of 10 barramundi with size of about 31 cm were isolated. Microplastic abundance analysis in digestive tract by dissolving the content of stomach and intestine in 30 mL distilled water and observing preparations 1 cm2 intestinal and wall under microscope. Gills sample with size of 1 cm of gill sheet made as preparations, then were observed under light optical microscope. The results obtained are microplastic types of fibers, films, fragments and granules with sizes ranging from 20 µm – 3160 µm. Average microplastic abundance in stomatch contents solution and intestine contents solution were 677 ± 241,34 particle/ind and 983 ± 211,4  particle/ind. On average about 9,68% and 11,9% of microplastics are still attached to the stomach and intestine wall after the washing process using distilled water. Average microplastic abundance in stomach wall and intestine wall were 72,55  ±  34,9 particle/ind and 132,72 ± 42,16  particle/ind. It showed that abundance in the intestine is higher than in the stomach. There is a difference in microplastic abundance on the gills based on the gill sheet. The average number of microplastics in the first to fourth gill sheets in the barramundi was 41.4 particles per sheet; 25.04 particles per sheet; 23.52 particles per sheet; and 19.53 particles per sheet. while While the average number of microplastics found in 10 gills samples was 109.49 ± 38.17 particles / ind.

Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Sekar Putri
Abstrak :
Pertanian merupakan salah satu sektor utama yang berperan dalam perkembangan ekonomi Indonesia. Produktivitas pertanian dan ketahanan pangan berkaitan erat dengan kondisi kesehatan tanaman. Salah satu patogen penginfeksi tanaman adalah fungi. Pengendali hayati atau biokontrol merupakan teknik pengendalian menggunakan aktivitas metabolisme agen hayati seperti bakteri untuk mengendalikan patogen tanaman. Penelitian terdahulu berhasil mengisolasi bakteri saluran pencernaan black soldier fly larvae (BSFL) dan diketahui mampu mendukung pertumbuhan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan 10 isolat bakteri saluran pencernaan BSFL terhadap 4 fungi patogen tanaman, yaitu Ganoderma boninense, Fusarium oxysporum, Colletotrichum siamense KA, dan Curvularia lunata BM. Pengujian aktivitas antifungi isolat bakteri dilakukan melalui uji aktivitas antagonistik dan uji aktivitas antibiosis yang dilanjutkan dengan uji aktivitas enzim ekstraseluler isolat potensial. Uji aktivitas antagonistik menggunakan metode dual culture secara kualitatif dan semi-kuantitatif. Uji aktivitas antibiosis menggunakan filtrat medium fermentasi berusia 5 hari yang dicampur dengan bubuk medium potato dextrose agar. Uji aktivitas enzim ekstraseluler isolat potensial meliputi uji enzim protease, lipase, amilase, kitinase, dan selulase menggunakan medium selektif. Hasil uji aktivitas antagonistik menunjukkan 4 dari 10 isolat bakteri saluran pencernaan BSFL, yaitu G7, G17, G20, G21 mampu menghambat pertumbuhan keempat fungi uji. Hasil uji aktivitas antibiosis menunjukkan bahwa efektivitas terbesar diperoleh dari filtrat medium fermentasi isolat G17 dalam menghambat pertumbuhan fungi Ganoderma boninense dengan persentase hambatan sebesar 85,56% – 91,98%. Hasil uji aktivitas enzim menunjukkan isolat G17 memiliki aktivitas enzim ektraseluler protease, lipase, dan kitinase. Isolat G17 teridentifikasi sebagai Stenotrophomonas maltophilia. ......Agriculture is one of the main sectors that play a role in Indonesia's economic development. Agricultural productivity and food security are closely related to plant health conditions. One of the plant infecting pathogens is a fungus. Biological control or biocontrol is a control technique using the metabolic activity of biological agents such as bacteria to control plant pathogens. Previous studies have succeeded in isolating black soldier fly larvae (BSFL) gut bacteria and are known to be able to support plant growth. This study aims to determine the ability of 10 bacterial isolates from BSFL gut against 4 plant pathogenic fungi, namely Ganoderma boninense, Fusarium oxysporum, Colletotrichum siamense KA, and Curvularia lunata BM. Antifungal activity assay of bacterial isolates was carried out through antagonistic activity assay and antibiosis activity assay followed by potential isolates extracellular enzyme activity assay. The antagonistic activity assay used the dual culture method qualitatively and semi-quantitatively. The antibiosis activity assay used 5 days old fermented medium filtrate mixed with potato dextrose agar medium powder. The extracellular enzyme activity assay of potential isolates included protease, lipase, amylase, chitinase, and cellulase enzyme assay using selective media. The results of the antagonistic activity assay showed that 4 out of 10 BSFL digestive tract bacterial isolates namely G7, G17, G20, G21 were able to inhibit the growth of the four tested fungi. The results of the antibiosis activity assay showed that the greatest effectiveness was obtained from the fermented medium filtrate of isolate G17 in inhibiting the growth of the Ganoderma boninense fungus with an inhibition percentage of 85.56% – 91.98%. The results of the enzyme activity assay showed that isolate G17 had extracellular enzyme activity of protease, lipase, and chitinase. Isolate G17 was identified as Stenotrophomonas maltophilia.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Berintan
Abstrak :
Gangguan keseimbangan mikrobiota pada saluran pencernaan dapat menyebabkan dampak pada kesehatan. Upaya untuk menggunakan mikrobiota sebagai pengobatan dapat dilakukan salah satunya dengan memanfaatkan flora normal saluran pencernaan, sehingga meminimalkan kemungkinan gangguan yang tidak diharapkan. Penelitian sebelumnya telah berhasil mengisolasi beberapa bakteri dari mekonium neonatus, di antaranya Staphylococcus hominis, Bacillus subtilis, dan Enterococcus hirae. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi koktail ketiga bakteri untuk microbial therapeutic, dengan cara menguji daya saing koktail dengan tiga bakteri patogen saluran pencernaan, yaitu Salmonella typhi, Escherichia coli, dan Streptococcus mutans. Koktail bakteri dibuat dengan perbandingan Staphylococcus hominis : Bacillus subtilis :Enterococcus hirae 0,5 : 1 : 0,75 berdasarkan penelitian sebelumnya. Analisis daya saing dilakukan dengan Deferred Growth Inhibition Assay dan uji metode sumuran, agar kedua uji dapat saling mengkonfirmasi hasil analisis. Hasil uji DGIA dan metode sumuran menunjukkan adanya kemampuan koktail bakteri untuk bersaing dengan bakteri patogen berupa tidak terbentuknya zona penghambatan pertumbuhan satu dengan yang lain. Hasil metode sumuran terutama menunjukkan kemampuan koktail untuk bersaing yang tidak teramati pada bakteri individual berupa lingkaran jernih berbentuk cincin di sekitar sumuran.Hal ini menunjukkan potensi pengembangan lebih lanjut sebagai produk microbial therapeutic. ......Changesof the microbiota balance of the digestive system could impact health. One way to use microbial therapy is to use the commensal flora of the digestive system, minimalizing the chance of unwanted interactions. The previous study has isolatedseveral bacteria from neonatal meconium, i.e., Staphylococcus hominis, Bacillus subtilis, andEnterococcus hirae.This study explores the potential of the coktail of the three bacteria to be developed as a microbial therapeutic on the digestive systemby conducting an inhibition assay with three indicator bacteria of the pathogenic digestive system, i.e.,Salmonella typhi, Escherichia coli, andStreptococcus mutans.The cocktail was made based on a previous study with the composition ofStaphylococcus hominis : Bacillus subtilis :Enterococcus hirae,i.e.,0,5: 1: 0,75, respectively. The inhibition analysis was carried out by performing a Deferred Growth Inhibition Assay (DGIA)and well diffusion method assay so that both assays can confirm the results of each other. The results of DGIA and well method assayshow the ability of the cocktail to inhibit the pathogenic bacteria by the inhibition zone not being formed. The well method assay in particular shows the cocktail having inhibition ability not observed by individual bacteria by the clear ring zone around the wells. Thisshows further development potential of the cocktail as a microbial therapeutic product.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library