Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Stephanie Alodia
Abstrak :
Ekstrak kering yeast dapat dihasilkan melalui fermentasi Saccharomyces cerevisiae. Molase merupakan media alternatif yang dapat digunakan untuk fermentasi. Kandungan gula yang tinggi didalamnya dapat mengoptimalkan pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae. Tujuan penelitian ini adalah optimasi produksi esktrak kering yeast menggunakan molase sebagai media fermentasi dan analisis kadar β-glukan dan glukomanan menggunakan Kromatografi Cair Tingkat Tinggi (KCKT) dengan detektor indeks bias dan secara enzimatik. Sumber karbon, nitrogen, dan fosfat dioptimasi pada media molase. Diperoleh hasil optimum sumber karbon pada konsentrasi 14%, sumber nitrogen 0,18 gr urea, dan sumber fosfat 0,054 gr NPK. Analisis pada kromatografi menggunakan kolom C18-Fenil dan kondisi analisis yang optimum, yaitu menggunakan fase gerak asetonitril-DI Water (70:30) dengan laju alir 1,0 mL/menit. Hasil rata-rata kadar β-glukan dan glukomanan pada ekstrak kering yeast masing-masing 34,703% dan 6,466%. dengan KCKT; 43,48% dan 0,96% dengan enzimatik. Untuk standar ekstrak kering yeast rata-rata kadar β-glukan dan glukomanan masing-masing 30,626% dan 29,336% dengan KCKT; 40,53% dan 59,14% dengan enzimatik.
Dry yeast extract can be produced by fermentation of Saccharomyces cerevisiae. Molasses is an alternative media that can be used for the fermentation. High sugar level in molasses can optimize the growth of Saccharomyces cerevisiae. The purpose of this study was optimization of dry yeast extract production using molasses as a fermentation media and the determination of β-glucan and glucomannan levels by High Performance Liquid Chromatography (HPLC), with a refractive index detector, and enzymatic method. The carbon, nitrogen, and phosphate sources are optimized on molasses media. The optimum results obtained from carbon sources at a concentration of 14%, nitrogen sources 0.18 gr urea, and phosphate sources 0.054 gr NPK. Analysis by chromatography using the C18-Phenyl column with the optimum analysis conditions, which was mobile phase using acetonitrile-DI Water (70:30) with a flow rate 1.0 mL/min. The average level of β-glucans and glucomannan on self-produced dried yeast extract were 34.703% and 6.466% by HPLC, 43.48% and 0.96% by enzymatic. On the dried yeast extract standard are 30.662% and 29.336% by HPLC, 40.53%, and 59.14% by enzymatic.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanny Narita
Abstrak :
ABSTRACT
Dengue is an infectious disease caused by dengue virus. Dengue endemic region includes America, Western Pacific, Africa, East Mediterranian, and South East Asia including Indonesia. An early diagnostic system specific for Indonesia is needed to control dengue in Indonesia. In this research, cloning of Non Structural 1 (NS1) gene from dengue virus type 3 (Indonesian strain D3-1703) into pYES2/CT vector was performed. In the long run, NS1 recombinant protein will be expressed in Saccharomyces cerevisiae for diagnostic materials. Polymerase Chain Reaction (PCR) amplification of NS1 gene fragments were done with optimal annealing temperature at 55 ºC. NS1 gene fragment and pYES2/CT were cut by Bam H I and Not I enzymes. The digested pYES2/CT was dephosphosrylated using Calf Intestine Alkaline Phospatase enzyme. Ligation with the vector:insert ratio of 1:12 and 1:20 resulted in 6 and 5 recombinant colony candidates respectively. Restriction enzyme and PCR verifications showed that 5 recombinant plasmids contained NS1 gene. Sequencing of the first 600 bp of one recombinant plasmid was performed. The blastn analysis showed that it had a 99% identity with dengue virus type 3 strain FW06. Finally, it was shown that NS1 clone within pYES2/CT was in the correct Open Reading Frame and ready to be expressed in S. cerevisiae.
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI;Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. ;Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. , Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. ], 2011
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hartin Rahaju
Abstrak :
An exploration of selenium containing herbs was carried out in the Kerinci -Sumatra, Toraja highland-Sulawesi and Rinjani-Lombok. The herbs were sampled according to their morfofisiological characters and local etnopharmalogical information. The analitical parameters were the selenium and selenomethionine content as measured by ASS and GC respectivelly, gluthathione peroxidase as measured biochemically dan cell model shrinkage observation to reveal the selenium containing extract effect on celluler development. The result indicates the diversity of both content and functional selenium compounds in the selected herbs. The relatively high selenium content herbs such as allium sativum 1 NHR had hingher gluthathione peroxidase and hence its antioxidant activity. However the relatively lower selenium content of physalis angulata 33NHR was able to induce more cell model shrinkage. The phenomenon of relation among selenium based selenoamino acid, antioxidant and cell shrinkage potential need to be futher studies on these selected herbs.
Bogor: Pusat Penelitian Biologi, 2009
BBIO 9:4 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Octaviany Magdalena
Abstrak :
Bioetanol dari biomassa limbah pertanian adalah generasi kedua dari bahan bakar alternatif selain biofuel dari bahan fosil dan baru-baru ini pengembangan produksi bioetanol secara luas dibahas melibatkan metode dan bahannya. Salah satu limbah biomassa potensial untuk produksi bioetanol adalah tongkol jagung, karena kandungan karbohidrat yang tinggi dan ketersediaannya yang melimpah. Tujuan utama dari penelitian ini adalah meningkatkan produksi bioetanol dari tongkol jagung menggunakan metode sakarifikasi dan fermentasi secara simultan dengan proses enzimatik hidrolisis menggunakan err,im selulase dan xilanase dari dua Actinomycetes Catenuloplarus indicus dan Streptomryes sp. potensial dan fermentasi menggunakan Saccharomyces Cereviceae NBRC 1440. Sakarifikasi tongkol jagung menggunakan kombinasi enzim dianalisis dengan kromatografi lapis tipis KLT. Data menunjukkan bahwa enzim yang dihasilkan dari actinomycetes memiliki kemampuan untuk memecah tongkol jagung menjadi monosakarida seperti glukosa dan xilosa. Data menunjukkan hasil analisis gula reduksi dari rentang 0-96 jam yaitu sebesar 3,47;3,59i 3,71; 4,03; 3,48 ppm. Untuk konsentrasi tertinggi pada waktu 72 jam yaitu 4,03 ppm, sedangkan gula total sebesar 24,60;23,13;24,96;20,95;20,62 ppm dan konsentrasi tertinggi pada titik 48 jam sebesar 24,96. Analisis lebih lanjut dari produksi bioetanol dilakukan dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT menunjukkan bahwa ragi memiliki kemampuan untuk mengubah glukosa menjadi etanol. Bioeanol dari hidrolisis tongkol mencapai 1.017 g/L untuk proses SSF 48 jam. Dengan nilai untuk yield etanol yaitu sebesar 0,045 grarnl 20 tnL dan persentase konversi produksi etanol dari glukosa sebesar 58,11Yo. ......Bioethanol from agriculture waste biomass is a second generation of alternative fuels beside fosil biofuels and recently development of bioethanol production is widely discussed involving methods and materials. One of potential waste biomass for bioethanol production is corn cobs because of its a high carbohydrate content and abundant availability. The main purpose of this research is enhancing bioethanol production from corn cobs by Simultaneous Saccharification and Fermentation method with enzymatic hydrolysis using cellulase and xylanase from two potential Actinomycetes Catenuloplanes indicus and Streptomyces sp. and fermentation using Saccharorryces cereviceae NBRC 1440. The saccharification of corn cobs using a combination of enzymes was analyzed using Thin Layer Chromatography tLC and the data showed that enzryme from actinomycetes has the ability to break down corn cobs into monosaccharides such as glucose and xylose. The data show the results of reducing sugar analysis findings om the range of 0 96 hours is equal to 3.47 3.59 3.71 4.03 3.48 ppm. The highest concentration of 72 hour is 4.03 ppm, while the total sugar amounted to 24.60 23.13 24.96 20.95 20.62 ppm and the highest concentation of at point 48 hours at24.96. Further analysis of bioethanol production is done by High Performance Liquid Chromatography IIPLC showed that yeast has the ability to convert glucose into ethanol. The Highest bioethanol from com cobs hydrolysisreaching 1,017 g L for the SSF process 48 hours. With the value for ethanol yield is 0.045 920 mL and percentage conversion of ethanol production from glucose is 58,llo o.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T46875
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Azizah
Abstrak :
Selenium yeast merupakan salah satu sumber selenium dan ekstrak khamir merupakan sumber untuk memperoleh manan dan β-glukan, namun di Indonesia untuk memperoleh selenium yeast masih sulit. Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan metode pembuatan selenium yeast yang optimal serta isolasi manan dan β-glukan dari ekstrak khamir hasil fermentasi Saccharomyces cerevisiae. Pembuatan selenium yeast dilakukan dengan variasi penambahan selenium yaitu konsentrasi 30 µg/mL [Selenium yeast A], 40 µg/mL [Selenium yeast B], dan 50 µg/mL [Selenium yeast C] pada kultur fase stasioner (84 jam), kemudian diinkubasi kembali selama 24 jam. Kadar selenium dianalisis dengan SSA dan proteinnya dianalisis dengan metode Bradford. Isolasi manan dan β-glukan dengan menggunakan air dengan pemanasan, kemudian diendapkan dengan pelarut organik. Analisis manan dan β-glukan dalam isolat dilakukan dengan KCKT-RID. Hasil pembuatan selenium yeast diperoleh selenium yeast A, B dan C masing-masing, sejumlah 2,5; 2,1 dan 2,0 g serta hasil analisis kadar selenium masing-masing yaitu 4258,0096; 5097,4238; 5508,9759 µg/g dan protein masing-masing yaitu 0,8505; 0,8642; 0,9900 mg/mL. Hasil isolasi manan dan β-glukan masing-masing, sejumlah 0,2243 g dan 0,9130 g serta hasil analisis kadar manan dan β-glukan masing-masing yaitu 76,63% dan 95,47%. Selenium yeast dengan kandungan selenium tertinggi dapat diperoleh dengan penambahan selenium konsentrasi 50 µg/mL pada kultur fase stasioner. ......Selenium yeast is a source of selenium and yeast extract is a source for obtaining mannan and β-glucan, but in Indonesia it is still difficult to obtain selenium yeast. The purpose of this study was to obtain an optimal method of producing selenium yeast and the isolation of mannan and β-glucan from the fermentation of Saccharomyces cerevisiae. Selenium yeast was made by varying the addition of selenium, namely concentration 30 µg/mL [Selenium yeast A], 40 µg/mL [Selenium yeast B], and 50 µg/mL [Selenium yeast C] in stationary phase culture (84 hours), then incubated again for 24 hours. The contents of selenium were analyzed by AAS and the protein were analyzed by the Bradford method. Isolation of mannan and β-glucan were using water with heating, then precipitated with organic solvent. Manan and β-glucan analysis in isolates was carried out by HPLC-RID. The results of the manufacture of selenium yeast obtained selenium yeast A, B and C amounting to 2.5; 2.1 and 2.0 g, the results of the analysis content of selenium are 4258.0096; 5097.4238; 5508.9759 µg/g and protein are 0.8505; 0.8642; 0.9900 mg/mL, respectively. The results of the isolation of mannan and β-glucan were 0.2243 g and 0.9130 g, the results of the analysis of the levels of mannan and β-glucan were 76.63% and 95.47%, respectively. Selenium yeast with the highest selenium content can be obtained by adding selenium concentration of 50 µg/mL in the stationary phase culture.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teni Ernawati
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengamati interaksi molekular antara alfa glukosidase dari Saccharomyces cerevisiae dengan senyawa turunan sinamamid yang disintesis dari asam sinamat. Dalam penelitian ini, senyawa turunan sinamamid disintesis dan dievaluasi untuk penghambatan alfa glukosidase. Struktur senyawa yang disintesis diidentifkasi dengan IR, H-NMR, C-NMR dan Mass Spektral. Semua senyawa turunan sinamamid menunjukkan penghambatan potensial yang lebih unggul dari bahan awal. Tiga belas senyawa turunan sinamamid menunjukkan aktivitas alfa glukosidase dengan nilai IC50 0,71-4,0 mM dengan standar 1-deoksinojirimisin dan akarbosa IC50 =0,97 mM dan IC50=1,78 mM . Studi molecular docking dilakukan untuk mengeksplorasi interaksi pengikatan kandidat turunan sinamamid dengan enzim alfa glukosidase.
The aim of this study was to observe molecular interactions between alpha glucosidase from Saccharomyces cerevisiae with cinamamide derivatives which were synthesized by amidation of cinnamic acid. In this study, a series cinamamide derivatives was synthesized and evaluated for alpha glucosidase inhibitory. The structure of synthesized compounds were characterized by IR, H NMR, C NMR and Mass Spectral analysis. All compound cinamamide derivatives showed a potent inhibition superior to the starting material. Thirteen compounds showed alpha glucosidase activity with IC50 value of 0.71 4.02 mM with the standard 1 deoxynojirimycin and acarbose IC50 0,97 mM and IC50 1.78 mM, respectively . Molecular docking studies were carried out to explore the binding interactions of cinnamamide derivative candidates with enzyme alpha glucosidase.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
D2378
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yenti
Abstrak :
ABSTRAK
p-glukan memiliki banyak manfaat terutama di bidang kesehatan, di antaranya adalah sebagai anti kanker, anti tumor, mempertinggi sistem kekebalan tubuh dan menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Dinding sel S. cerews/ae mongandung 80-90% polisakarida yang sobagian bosar merupakan p-glukan. Penelitian ini bertujuan mencari sumber karbon yang tepat bagi pertumbuhan S. cerevisiae, yang mudah didapatkan, dan lebih murah harganya untuk meningkatkan produksi p-glukan. Sumber karbon yang digunakan yaitu glukosa, gula pasir mark Gulaku, sukrosa, dan molase. Proses fermentasi dilakukan dengan menggunakan fermentor air lift. Tahapan proses fermentasi meliputi pemurnian galur, peremajaan, prekultur, preparasi fermentor dan running fermentor h'mgga 84 jam. Pengambilan sampei dilakukan untuk pengukuran pertumbuhan sel, analisis protein dan karbohidrat, serta ekstraksi p-glukan-. Pengukuran pertumbuhan sel dilakukan berdasarkan tingkat kekeruhan sel {Optical Density) menggunakan spektrofotometer UVA/IS pada A 550 nm. Kadar protein dalam media diukur menggunakan metode Lowry pada A 755 nm, dan kadar karbohidrat diukur menggunakan metode fenol sulfat pada A 490 nm. Hasil pengukuran pertumbuhan sel menunjukkan bahwa molase memiliki tingkat pertumbuhan sel yang lebih tinggi tetapi tidak memberikan perbedaan yang nyata bila dibandingkan sumber karbon lainnya. Analisis kadar protein dan karbohidrat A dalami medium cenderung menurun. Ekstraksi p-glukan menunjukkan hasil deng^h urutan dari yang tertinggi yaitu dengan media sukrosa, gula pasir; merk Gulaku, molase, dan giukosa masing-masing sebesar 1100,0, 1000,0, 966,7, dan 933,3 mg/L Dengan demikian sukrosa dan gula pasir dapat dipilih sebagai pengganti giukosa untuk memproduksi (3-glukan, selain itu molase juga merupakan salah satu alternatif yang bisa dipilih karena molase mampu menghasilkan (3-glukan sebaik giukosa.
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, ], [2005, 2005]
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alex Hendra
Abstrak :
Senyawa β-glukan merupakan polimer D-glukosa yang dihasilkan oleh dinding sel khamir, bakteri, dan tumbuhan. β-glukan mempunyai banyak maanfaat khusus dalam bidang farmasi karena aman, alami dan tidak toksik. Manfaat β-glukan antara lain sebagai antikolesterol, antidiabetes, dan antitumor. Penelitian ini bertujuan memproduksi β-glukan yang diisolasi dari Saccharomyces cerevesiae (galur SC, RTA dan RN-4) dan Agrobacterium sp (galur A1.5 dan Bro 121) serta mengetahui aktivitasnya terhadap perkembangan bakteri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa β-glukan yang diisolasi dari Saccharomyces cerevesiae dan Agrobacterium sp tidak mempunyai aktivitas daya hambat terhadap perkembangan bakteri dan tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap kerja ampicilin dengan penambahan crude β-glukan. Crude β-glukan yang diisolasi setelah diukur dengan FTIR diketahui mempunyai komposisi gugus fungsi yang mirip dengan gugus fungsi β-glukan standar. Crude β-glukan mempunyai kadar protein cukup tinggi jika dibandingkan dengan standar β-glukan.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagas Muhamad Kartiko
Abstrak :
Proyeksi penurunan suplai air bersih perkapita terjadi akibat keterbatasan sumber dan kenaikan populasi manusia. Pemanfaatan air laut yang berlimpah dengan teknologi desalinasi yang ada saat ini masih membutuhkan energi yang besar. Penelitian ini akan memaparkan hasil pengujian teknologi desalinasi baru yang hemat energi. Microbial Fuel Cell (MFC), yang bekerja dengan reaksi redoks dan merubah kesetimbangan ion, direkayasa dalam penelitian ini untuk desalinasi. MFC direkayasa menjadi 3 chamber (anoda-garam-katoda) yang dibatasi AEM (Anion Exchange Membrane) dan CEM (Cation Exchange Membrane), yang dinamakan MDC (Microbial Desalination Cell). Variasi jumlah elektroda, rasio kultur dan substrat di chamber anoda serta pengujian kenaikan volume kultur dan substrat di chamber anoda diamati pengaruhnya terhadap performa desalinasi dan jumlah energi listrik yang dihasilkan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan 3 pasang elektroda, rasio kultur dan substrat 2:3 dan penaikan volume kultur dan substrat 1,5 kali menghasilkan performa desalinasi terbaik dengan laju desalinasi 0,377 mmol/jam, salt removal 34,52%, dan power density rata-rata 2,26.10-2 W/m3. ......Declining projection of clean water supply percapita is caused by restrictiveness of water sources and rise of human population. Sea water utilization using current desalination technology still require huge amount of energy. This research provides new energy-saving desalination technology. Microbial fuel cell which work by redox reaction resulted in imbalance ion concentration among chambers is engineered for desalination application without external energy using 3 chambers (anoda-salt-cathode), named MDC (Microbial Desalination Cell). Number of electrodes, ratio of culture:substrate, volume progression of culture and substrate are evaluated in terms of desalination and electrical energy generating performance. This research show that MDC using 3 pairs of electrodes, culture and substrate's ratio of 2:3, and culture and progression 1.5 times of culture and substrate’s volume, give best desalination performance by desalination rate 0.377 mmol/h, salt removal 34.52%, and average power density 2.26.10-2 W/m3.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52565
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haekal Ariq
Abstrak :
ABSTRAK
Nyamuk merupakan vektor beberapa penyakit yang masih menjadi masalah di berbagai daerah Indonesia seperti Malaria, filariasis, dan demam dengue. Salah satu usaha untuk mengurangi penyebaran penyakit tersebut adalah dengan penggunaan perangkap nyamuk dewasa. Namun, efektivitas cara ini cenderung rendah. Salah satu cara untuk meningkatkan efektivitas perangkap adalah dengan mengoptimalkan atraktan, seperti CO­2. Penelitian untuk mengetahui efektivitas atraktan CO2 pada perangkap nyamuk dewasa Sunatrap termodifikasi telah dilakukan pada 27 rumah di Desa Pangkah, Kabupaten Tegal. Sembilan Sunatrap termodifikasi dengan larutan gula dan Saccharomyces cerevisiae, gula dan Rhizopus oryzae, serta tanpa atraktan dibagikan ke 27 rumah tersebut untuk kemudian dilhat kemampuan menangkap nyamuknya setelah 7 hari. Hasil penelitian menunjukan spesies nyamuk yang tertangkap yaitu Aedes aegypti dan culex quinquefasciatus. Sunatrap dengan S. cerevisiae berhasil menangkap nyamuk sebanyak 142,  Sunatrap dengan R. oryzae menangkap sebanyak 46, dan Sunatrap tanpa atraktan tidak menangkap nyamuk sama sekali. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa karbondioksida dari S. cerevisiae dan karbondioksida dari R. oryzae lebh efektf bandingkan sunatrap termodfiikasi tanpa atraktan (P=0.00), dan karbondioksida dari S. cerevisiae meningkatkan efektivitas Sunatrap termodifikasi secara signifikan dibandingkan R. oryzae (P=0,01).
ABSTRACT
Mosquitoes are vectors to a plethora diseases in Indonesia, such as Malaria, filariasis, and dengue fever. One of the ways to control the spread of the diseases is adult mosquito trap. However, the effectivity of said traps remain low. One of the ways to increase effecivity of the traps is to optimalize the attractant, such as CO­­2. This study evaluates the effectivity of CO2 attractant with modified sunatrap in 27 houses in Desa Pangkah, Kabupaten Tegal. Nine modified sunatrap with sugar and Saccharomyces cerevisiae solution, sugar and Rhizopus oryzae solution, and without attractant, are given to each of the 27 houses to have their effectivity evaluated after 7 days. Results shows species captured by the traps are Aedes aegypti and Culex quinquefasciatus. Traps with S. cerevisiae captured 142 mosquitoes, traps with R. oryzae captured 46 mosquitoes, while the control trap captured none.  It is concluded that carbondioxide from S. cerevisiae and R. oryzae significantly increases the effectivity of modified sunatrap without attractant (P=0.00) and the use of S. cerevisiae is more effective than the use of R. oryzae (P=0.01).
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>