Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Berry Chaerul Basyir
Abstrak :
ABSTRAK
Kebutuhan akan properti hunian di kota Jakarta terus meningkat, terutama bagi MBR Masyarakat Berpenghasilan Rendah . Keberadaan RUSUNA Rumah Susun Sederhana seharusnya dapat menjawab permasalahan itu akan tetapi beberapa RUSUNA yang sudah dibangun pemilihan lokasinya kurang tepat karena memiliki aksebilitas dan sarana transportasi yang tidak terjangkau. Pengembangan Kawasan TOD Transit-Oriented Development di kota Jakarta seharusnya dapat menjawab permasalahan tersebut. Keberadaan hunian MBR berupa RUSUNA pada Kawasan transit seharusnya menjadi perhatian karena mereka lebih membutuhkan hunian serta transportasi umum. Keberadaan mereka akan memaksimalkan penggunaan angkutan masal dan menjauhkan kawasan transit dari eklusifitas, serta keberlanjutan dari Kawasan TOD tetap terjaga. Permasalahan dari pembangunan RUSUNA TOD terletak pada mahalnya harga tanah dan biaya kosntruksi serta belum adanya peraturan atau regulasi terkait, Sehingga pengembang atau pengelola TOD enggan untuk mengembangkannya. Dari permasalahan tersebut muncullah pertanyaan penelitian Apakah keberadaan RUSUNA pada TOD diperlukan, mengingat kondisi pasar berpenghasilan rendah dan pengguna kawasan TOD mendukung adanya pengembangan RUSUNA pada kawasan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode campuran, dimana metode kuantitatif dengan menyebar kuesioner kepada pekerja di Kawasan Lebak Bulus dan pengguna angkutan masal KRL dan Bus Transjakarta, dan metode kualitatif melalui wawancara responden, para ahli dan stakeholder terkait.
ABSTRACT
The need for residential property in Jakarta continues to increase, especially for MBR Low Income Society . The existence of RUSUNA Public Vertical Housing should be able to answer the problem but some RUSUNA already built the location election is inappropriate because it has accessibility and transportation facilities that are not reachable. The development of TOD Transit Oriented Development area in Jakarta should be able to answer the problem. The existence of MBR occupancy in the form of RUSUNA in transit area should be a concern because they need more occupancy and public transportation. Their existence will maximize the use of mass transport and keep the transit area from exclusivity, and the sustainability of the TOD Area is maintained. The problem of RUSUNA TOD development lies in the high price of land and the cost of construction and the absence of regulation or related regulation, so the developer or manager of TOD is reluctant to develop it. From these problems came the question of research Whether the existence of RUSUNA in TOD is necessary, given the low income market conditions and users of the TOD region in support of the development of RUSUNA in the region. This study uses a mixed method, where quantitative methods by spreading questionnaires to workers in Lebak Bulus area and mass transit users KRL and Bus Transjakarta, and qualitative methods through interview respondents, experts, and relevant stakeholders.
2018
T50679
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Nurlaela Kustiawati
Abstrak :
Ruang publik mencerminkan identitas suatu masyarakat. Masyarakat Indonesia menganut demokrasi sehingga seharusnya nilai-nilai demokrasi tercermin dalam ruang publiknya. Ruang publik yang demokratis mencerminkan identitas masyarakat karena fisiknya mampu berperan dalam mengupayakan pengembangan sikap demokratis. Masyarakat mengalami pembangunan karakter dengan adanya interaksi sosial di ruang publik sehingga dimensi fisik ruang publik sangatlah penting dalam menanamkan prinsip-prinsip demokrasi. Prinsip¬prinsip demokrasi yaitu persamaan, kebebasan, dan pluralisme (Abdillah, 1999; dalam Rosyada, dkk, 2005). Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui seperti apakah wujud fisik ruang publik demokratis yang bisa berperan mengupayakan pengembangan sikap demokratis. Skripsi ini mengambil studi kasusnya di ruang publik RUSUNA Harum Tebet Barat dan ruang publik RUSUNA Bidaracina dengan kelas sosial ekonomi yang berbeda. Dengan perbedaan kelas sosial ekonomi masyarakat tersebut, maka bisa diketahui juga kaitan antara wujud fisik ruang publik yang demokratis dengan kelas sosial ekonomi masyarakat. Lingkungan rumah tinggal memiliki potensi menumbuhkan nilai-nilai demokrasi secara alami dalam kesehariannya. Berdasarkan hasil tinjauan teori dan analisis studi kasus, wujud fisik ruang publik yang demokratis difokuskan pada dimensi keterbukaan dan dimensi kepemilikan. Dimensi keterbukaan menekankan pada aksesibilitas yang tinggi sedangkan dimensi kepemilikan menekankan pada batas teritorial fisiknya. Setelah dianalisis, penulis menemukan ruang pada perpotongan jalan memiliki potensi besar dalam penciptaan ruang publik yang demokratis sebagai upaya pengembangan sikap demokratis. ......Public space is reflecting the community identity. Indonesian community is embracing democracy so that democracy values should be reflected into public space. Democratic public space is reflecting community identity because of it's physics have a role to strive democratic attitude development. Community have been develop their character with social interaction in public space so that physical public space is being important to develop democracy principles. Democracy principles are equation, freedom, and pruralism (Abdillah, 1999; into Rosyada, dkk, 2005). The aim of this writing is to find what kind of the physical public space which have a role as an effort for developing of democratic attitude. The case studies are RUSUNA Harun Tebet Barat's public space and RUSUNA Bidaracina's public space. Both of them have different level of social conomic so can find the relationship between physical public space and community's social economic level. Housing environment have potency to develop democracy values naturally. Based on the theory and it's application on case studies, it can be concluded that physical democratic public space focused on two dimension. There are openness and ownership. Openness dimension is emphasizing high accessibility and ownership dimension is emphasizing physical territory. The writer found space in street intersection have big potency to create democratic public space as a democratic attitude development.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S821
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Puspa Yunita
Abstrak :
Keterbatasan lahan kosong di DKI Jakarta mendorong pemerintah membangun Rumah Susun Sederhana (RUSUNA) bagi masyarakat berpenghasilan menengah bawah dan rendah. Beragamnya penghuni RUSUNA berpengaruh terhadap banyaknya kegiatan penghuni yang berpotensi menimbulkan kebakaran. Penghuni lebih banyak menggunakan waktunya di RUSUNA untuk beristirahat atau tidur sehingga dapat mempengaruhi upaya penyelamatan penghuni. Koridor merupakan bagian RUSUNA yang pertama kali diakses penghuni, haruslah bebas hambatan dan didukung sistem proteksi untuk mengakomodasi penyelamatan penghuni saat terjadi kebakaran. Dalam skripsi ini, mengambil studi kasus RUSUNA Bendungan Hilir 2 dan RUSUNA Berlian untuk melihat dan menganalisis serta mengevaluasi kefektifan koridor sebagai sarana jalan keluar atau sarana evakuasi. Kedua RUSUNA memiliki tipe koridor berbeda yaitu double loaded pada RUSUNA Bendungan Hilir 2 dan single loaded untuk RUSUNA Berlian. Penggunaan koridor oleh penghuni sebagai tempat berinteraksi sosial berpengaruh terhadap kefektifitasan koridor sebagai sarana jalan keluar yang diharuskan bebas hambatan. Sistem proteksi yang harusnya mendukung koridor sebagai sarana jalan keluar, tidak dapat mengakomodasi upaya penyelamatan penghuni saat terjadi kebakaran. Di akhir penulisan, didapatkan koridor dan sistem proteksi kedua RUSUNA dapat dikatakan tidak efektif untuk digunakan sebagai sarana jalan keluar penghuni dalam melakukan evakuasi saat terjadi bahaya kebakaran. Walupun begitu, RUSUNA Berlian memiliki koridor dan sistem proteksi kebakaran yang lebih baik dan efektif dibandingkan RUSUNA Bendungan Hilir 2. ......The limitations of vacant land in Jakarta are prompting the government to build simple flats (RUSUNA) for the lower middle and low income society. The diversity of RUSUNA occupants affects their activities that could potentially cause a fire. Occupants use more of their time in RUSUNA to rest or sleep, this can affect the efforts to rescue them. Corridor is the first part of RUSUNA that will be accessed by occupants, it should be barrier-free and supported by protection systems to accommodate the occupants during a fire rescue. In this thesis, taking case studies on RUSUNA Bendungan Hilir 2 and RUSUNA Berlian to view, analyze and evaluate the effectiveness of corridors as a evacuation facility or means of escape. Both RUSUNA have different types of double-loaded corridor on RUSUNA Bendungan Hilir 2 and single loaded on RUSUNA Berlian. The use of corridors by residents as a place of social interaction influence the effectiveness of corridors as a means of escape is required to be barrier-free. Protection system which should support the corridor as a means of escape cannot accommodate the rescue of occupants during a fire. At the end of writing, found both corridor and RUSUNA protection system can be said to be ineffective as a means of escape to evacuate the occupants in the event of a fire hazard. Even though way, RUSUNA Berlian has more effective corridor and fire protection system than RUSUNA Bendungan Hilir 2.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1054
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library