Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadia Ananda Bregita
"Jumlah pertumbuhan penduduk dan perkembangan kota yang terus meningkat akan memberikan dampak nyata pada DKI Jakarta. Dampak yang timbul adalah munculnya kawasan kumuh dan meningkatnya kebutuhan akan hunian. Oleh sebab itu, maka pemerintah harus menekankan kebijakan pembangunan perumahan bersubsidi, salah satu bentuk pembangunannya yaitu dalam bentuk rusunawa. Perumnas merupakan BUMN yang menjalankan peran pembangunan dan pengelolaan Rusunawa. Skripsi ini membahas mengenai Analisis Pengelolaan Rusunawa Sindang Koja, Jakarta Utara dengan post-positivist dengan metode pengumpulan data kualitatif yaitu wawancara mendalam, studi literatur, dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menujukan bahwa Analisis Pengelolaan Rusunawa Sindang Koja, Jakarta Utara masih memiliki beberapa permasalahan. Hal ini dikarenakan masih terdapatnya beberapa dimensi dari pengelolaan rusunawa yang tidak berjalan dengan baik. Dimensi Administrasi Keuangan, masalah dalam ketersediaan dana yang terbatas dan tidak adanya dana taktis. Dimensi Teknis Sarana dan Prasarana, Perumnas dianggap banyak melakukan pembiaran dalam perawatan dan pemeliharaan. Dimensi Peersewaan, Pemasaran, dan Pembinaan Penghuni juga memiliki masalah dalam hal pembinaan penghuni yang tidak berjalan.

the number of population growth and city development that continues to increase will have a real impact on DKI Jakarta. The impact that arises is the emergence of slums and increased demand for shelter. Therefore, the government must emphasize the policy of subsidized housing development, one form of development that is in the form of low-cost housing. Perumnas is a BUMN that carries out the role of Rusunawa development and management. This thesis discusses Management Analysis of Rusunawa Sindang Koja, North Jakarta with post-positivists with qualitative data collection methods, namely in-depth interviews, literature studies, and documentation.
The results of this study show that the Management Analysis of Rusunawa Sindang Koja, North Jakarta still has several problems. This is because there are still a number of dimensions of the management of low-cost housing that are not going well. Dimensions of Financial Administration, problems in the availability of limited funds and the absence of tactical funds. Technical Dimensions of Facilities and Infrastructure, Perumnas is considered to have done a lot of neglect in care and maintenance. The Dimensions of Rental, Marketing, and Guidance of Residents also have problems in terms of coaching residents who are not runni.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budy Purnomo Wasisso
"Untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan rumah layak huni, pemerintah telah menetapkan beberapa sasaran bidang perumahan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional 2004-2009, yang meliputi penyediaan prasarana dan sarana dasar bagi kawasan Rumah Sederhana, yang salah satunya melalui pembangunan 60.000 unit rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) bagi masyarakat berpenghasilan rendah, dan pembangunan 25.000 unit Rumah Susun Sederhana milik (Rusunami) melalui peran serta swasta.
Terbatasnya dana yang tersedia mengharuskan pemerintah untuk meyakinkan sektor swasta untuk terlibat dalam pembangunan Rusunawa tersebut. Skema Kerjasama Pemerintah Swasta yang telah diperkenalkan oleh pemerintah, salah satunya adalah Build-Operate-Transfer, menjadi alternatif skema yang menjadi pilihan dalam membangun minat swasta untuk terlibat dalam sektor ini. Namun model Build-Operate-Transfer ini juga memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi terhadap pengembalian investasi. Adanya ketidakpastian tersebut menyebabkan diperlukannya pertimbangan risiko dalam keputusan evaluasi risiko. Identifikasi dan analisa faktor risiko yang berpengaruh merupakan subyek penelitian yang diharapkan dapat membantu sektor swasta dalam mensimulasi risiko sehingga diperoleh gambaran jelas tentang peluang dan risiko investasi yang akan memunculkan daya tarik berinvestasi dalam pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa.
Interpretasi dari identifikasi dalam penelitian dilakukan melalui analisis stakeholder dan perankingan dengan Analytical Hierarchy Process (AHP) serta analisis regresi yang dapat digunakan untuk penilaian terhadap risiko yang berpengaruh pada investasi. Birokrasi yang berbelit-belit dan menyulitkan pemberian ijin pembangunan serta kenaikan inflasi yang tidak terkendali diidentifikasi sebagai faktor risiko yang berpengaruh signifikan terhadap daya tarik investasi Rusunawa ini. Penelitian ini diharapkan juga dapat membantu pemerintah dalam membangun minat sektor.

To fulfil the needs of proper housing for public, the government have made some strategies that set on the National Plan of Mid Term Development Year 2004- 2009, the plan containing the availability of facility and infrastructure of lowbudgeted housing area, in which one of the project is the construction of 60,000 units low-cost apartments (Rusunawa) and 250,000 low cost leased apartment (Rusunami) that dedicated for public with low income. The construction is involving private sector.
The limited budget has pushed the government to persuade the private sector to involve on the construction project. One of the cooperation scheme that offered to the private sector is Build-Operate-Transfer. This scheme is become an alternative to attract the private sector to involve on the construction project. However, Build- Operate-Transfer scheme has an uncertainty on the investment return. Risk assessment should be made in order to the answer the uncertainty of investment return. Identification and analysis of the risk factor is become the subject of this research that expected can be a consideration to the private sector in risk simulating and therefore can produce a clear picture on the opportunity and risk on the investment, this picture is expected can attract the private sector to join on the Rusunawa investment.
Interpretation of identification on the research is carried out through analysis on stake holder and rank sorting with Analytical Hierarchy Process (AHP) also regression analysis that applied to investment risk research. Complicated bureaucracy, difficulties on licenses issuance, and uncontrollable inflation are identified as the significant risk factors that affect the Rusunawa investment. This research is also expected can assist the government to attract the private sector in succeeding the public housing project."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T24612
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Kurniawati
"Rusunawa merupakan jenis hunian yang sesuai bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang tidak memiliki kemampuan untuk membeli rumah di ibu kota sehingga dapat tinggal di rumah sewa bersubsidi dengan harga sewa yang terjangkau. Rusunawa memiliki misi sosial sehingga tarif sewa yang ditetapkan sifatnya tidak komersil. Namun demikian, terdapat penghuni rusunawa yang belum mampu memenuhi kewajiban membayar sewa. Hal ini mengindikasikan adanya permasalahan keterjangkauan tarif sewa rusunawa. Tarif sewa yang berlaku saat ini seharusnya sudah memperhitungkan kesesuaian dari kemampuan membayar (Ability to Pay/ATP) dan kemauan membayar (Willingness to Pay/WTP) penghuni rusunawa yang merupakan kelompok MBR. Sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengestimasikan nilai ATP dan WTP, mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi nilai ATP dan WTP, mengidentifikasikan kesenjangan antara nilai ATP dan WTP, dan mengkaji penyebab kesenjangan antara nilai ATP dan WTP. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian gabungan (mix method research) model eksplanatoris sekuensial. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa nilai ATP dan WTP penghuni rusunawa Pinus Elok sebesar Rp. 1.288.900,00 dan Rp. 286.600,00. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai ATP penghuni rusunawa Pinus Elok adalah pendidikan, pekerjaan, jumlah anggota rumah tangga dan tunggakan sewa rusunawa. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP penghuni rusunawa Pinus Elok adalah pendidikan, pekerjaan, pendapatan total rumah tangga dan tunggakan sewa rusunawa. Nilai ATP dan WTP penghuni rusunawa Jatinegara Kaum sebesar 1.370.300,00 dan Rp. 296.100,00. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai ATP penghuni rusunawa Jatinegara Kaum adalah jenis kelamin, pekerjaan, jumlah anggota rumah tangga, dan tunggakan sewa rusunawa. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP penghuni rusunawa Jatinegara Kaum adalah pendidikan, jumlah anggota rumah tangga, pendapatan total rumah tangga, dan tunggakan sewa rusunawa. Dari hasil penelitian tersebut terdapat kesenjangan antara nilai ATP dengan nilai WTP penghuni rusunawa Pinus Elok maupun Jatinegara Kaum, yaitu nilai ATP lebih besar dibandingkan nilai WTP. Penyebab terjadinya kesenjangan adalah permaslaahan tunggakan sewa rusunawa dan besaran pendapatan rumah tangga penghuni rusunawa.

Government-owned rental apartment (GORA ~Ind.) is a type of housing that is suitable for the low-income people (MBR ~Ind.) who cannot afford houses in the capital so they can live in subsidized rental houses at affordable rental prices. Because GORA has social mission, the government sets non-commercial rental rate. However, there are GORA residents who are unable to fulfil obligation to pay rent. This indicates an issue of GORA’s rent rate affordability. The current rental rate should have considered the suitability of the ATP (Ability to Pay) and WTP (Willingness to Pay) of the residents belonging to the MBR group. This research aimed to estimate the values of ATP and WTP, to examine the factors that influenced the values of ATP and WTP, to identify the gap between the values of ATP and WTP, and to examine the causes of the gap between the values of ATP and WTP. This research used mixed method research with sequential explanatory models. The research results stated that the ATP and WTP values ​​of the Pinus Elok GORA residents were Rp.1,288,900.00 and Rp.286,600.00. The factors that influenced the ATP value of the Pinus Elok GORA residents were education, occupation, number of household members, and rental rate arrears. The factors that influenced the WTP value of the Pinus Elok GORA residents were education, occupation, total household income, and rental rate arrears. The values of ATP and WTP of the Jatinegara Kaum GORA residents were Rp.1,370,300.00 and Rp.296,100.00. The factors that influenced the ATP value of the Jatinegara Kaum Gora residents were gender, occupation, number of household members and rental rate arrears. The factors that influenced the WTP value of Jatinegara Kaum GORA residents were education, number of household members, total household income, and rental rate arrears. Based on the research results, there was a gap between the ATP and WTP values of the residents of Pinus Elok GORA and Jatinegara Kaum GORA, that is, the ATP value was higher than the WTP value. The cause of the gap was the problem of rental arrears and the household income of the GORA’s residents."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia , 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library