Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Kusumawardani
Abstrak :
Ruang publik merupakan kebutuhan penting dalam kehidupan kota, termasuk pula ruang-ruang untuk tumbuh, kembang dan bermain anak-anak. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merangkum kebutuhan tersebut dalam sebuah proyek bernama Ruang Publik Terpadu Ramah Anak RPTRA . RPTRA merupakan ruang publik yang mengintegrasikan berbagai fasilitas dan kegiatan yang ramah bagi anak-anak dalam satu tempat di kawasan pemukiman padat penduduk. Dalam proses mewujudkannya terdapat relasi kuasa antara aktor-aktor yang terlibat membentuk RPTRA menjadi seperti sekarang ini. Kuasa yang mereka praktikkan melalui keputusan-keputusan terkait perwujudan RPTRA menentukan arah pembangunan RPTRA itu sendiri. Skripsi ini membahas praktik kuasa pada proses perwujudan RPTRA dan bagaimana kuasa yang dilakukan oleh tiap-tiap aktornya dapat membentuk arsitektur. Tulisan ini menemukan bahwa RPTRA-RPTRA yang telah terbangun di Jakarta tidak semuanya sesuai dengan esensi awal yang dicanangkan sebagai akibat dari produksi massal. Hal ini menegaskan bahwa bagaimana sebuah arsitektur dirancang, dibangun, digunakan, dan dipersepsikan dapat ditentukan oleh keputusan-keputusan, yang merupakan praktik kuasa, yang mendasarinya.
Public space is an important aspect of urban life, including public spaces for children to grow, develop, and play. The Jakarta Government combined those aspects into a project called Ruang Publik Terpadu Ramah Anak RPTRA . RPTRA is a child friendly public space that integrates a variety of facilities used for many activities in one place and is built in densely populated settlements in Jakarta. During the process of building and making RPTRA, there are power relations among the actors involved that then shapes RPTRA into what it is now. Power that is exercised through the decisions they made concerning the building of RPTRA decides the direction of its building process. This study investigates the exercise of power in the developing process of RPTRA and how the power exercised by its actors shapes architecture. This study found that the RPTRAs that have been built in Jakarta are not all matching with their originally planned essence or purpose as a result of mass production. This emphasizes that basically how architecture is designed, built, used, and perceived can be determined by the exercise of power that underlies it.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69216
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Anindita
Abstrak :
Komunitas merupakan sekelompok orang yang berada di wilayah yang sama , memiliki karakteristik serupa dan memiliki suatu norma atau budaya yang membuat mereka terikat secara sosial. Dilihat dari pengertian tersebut, setiap wilayah tentunya akan mempunyai kekuatan komunitas yang berbeda, menciptakan identitas wilayahnya. Perkembangan perancangan perkotaan dewasa ini cenderung menyamaratakan semua wilayah, komunitas yang ada didalamnya seolah diberlakukan sebagai objek. Akibatnya, keterikatan sosial yang ada pun menurun, komunitas cenderung bersikap individualis dan melunturnya identitas suatu wilayah. Salah satu cara untuk mumunculkan kembali keterikatan sosial adalah dengan memperbanyak aktivitas sosial suatu wilayah, mempertemukan masyarakatnya agar timbul kepedulian terhadap lingkungan. Ruang pubblik, sebagai tempat berkumpul merupakan sarana yang tepat untuk mengikat kembali suatu komunitas. Penulisan ini mencoba melihat partisipasi komunitas dalam membentuk ruang publik. Bagaimana efektifitas ruang publik yang dibangun dengan partisipasi masyarakat dapat memumbuhkan kebanggaan atas wilayah sehingga menciptakan komunitas mandiri yang dapat meningkatkan kualitas suatu wilayah.
Community is a group of people in the same area, have similar characteristics and norm or culture that makes them socially bound. Each region will certainly have the power to different communities, creating the region's identity. The development of urban design today tend to generalize all regions, community enacted as an objects. As a result, the social existing and identity of a region is decreasing, communities tend to be individualistic. Public space is a potential tools to bring a community back. This papers is trying to see the participation of the community in shaping the public space. How can the effectiveness of public spaces are built with community participation, increasing the pride of region by creating a self-sustaining community that can improve the quality of that region.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63219
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library