Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maya Prawitasari
Abstrak :
Setiap manusia baik laki-laki atau perempuan memiliki masing-masing personal space yang dapat mempengaruhi nyaman atau tidaknya mereka ketika harus berjarak intim (intimate distance) dengan orang tidak dikenal (stranger) di dalam ruang. Skripsi ini membahas sejauh mana kualitas ruang yang ada dapat mempengaruhi kenyamanan mereka, dalam artian mengecilkan personal space tanpa terpaksa. Pertanyaan ini akan dikaji melalui perbandingan efek kualitas ruang pada studi kasus Halte Transjakarta Kampung Melayu dan Blitz Megaplex Grand Indonesia terhadap perilaku laki-laki dan perempuan saat berjarak intim dengan orang yang tidak dikenalnya, dan setelah itu hasilnya dikaitkan dengan eksistensi personal space berdasarkan gender. Didapati kesimpulan bahwa kualitas ruang mempengaruhi personal space namun tidak dapat dihubungkan dengan gender, karena gender merupakan produk sosial. Pengaruh berdasarkan gender hanya bisa ditemukan dalam personal space, dan bahkan dari sini gender dapat mempengaruhi ruang.
Everyone whether male or female has his/her own personal space that can affect their comfort when each of them has to be in intimate distance situation with strangers in space. This mini thesis is an investigation about how far the presence of spatial quality can make each of them feel comfortable, which means make his/her personal space become smaller with no compulsion. The question will be answered by comparing the effect of spatial qualities in each case studies such as Transjakarta Shelter in Kampung Melayu and Blitz Megaplex at Grand Indonesia, toward behaviors of male and female when making intimate distance with strangers, and then relate the results with the existence of personal space above gender as background. The conclusion founded as spatial quality can affect personal space but cannot go along with gender, as gender itself is a social product. The affection of gender only can be found in personal space, instead influences space.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S51614
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alline Dwiantina
Abstrak :
Skripsi ini membahas hubungan antara teori ruang personal dan teritori dengan kepadatan yang bekerja pada tribun gedung olahraga. Dalam kenyataannya, invasi terhadap keduanya dapat berakibat negatif baik bagi penonton maupun atlet. Pembahasan dilihat dari aspek teknis (dimensi, elemen-elemen arsitektur) dan aspek non teknis (perilaku). Hasilnya menyatakan bahwa ukuran ruang personal pada tribun dapat mengerucut akibat minimnya dimensi gerak yang tersedia. Teritori dapat bertahan pada area padat jika penanda teritori dirasa kuat. Dalam mendesain tribun, sebaiknya mengacu pada garis pandang (sight line) dimana setiap titik tribun harus dapat melihat objek secara keseluruhan, sehingga menghindari terjadinya invasi berlebihan pada ruang personal dan teritori.
The focus of this study is discusses about the relationship between personal space and territory theory and the density that happen in sport facility?s tribune. In fact, the invasion of both, personal space and theritory, are able to bring negative influence not only to the spectators but also the athlete. This discussion analyzed based on the technical aspects (dimension and architectural elements) and the non technical aspect (the behaviour). The result shows that personal space for the spectators in the tribune shrinks as the effect from the lack of movement dimension available. The territory will remain in a high density area if the sign of the theritory is strong enough. In designing tribune, we should refer to sight line where in every spot in the tribune must be able to see objects in the court as a whole, so that the excessive invasion to the personal space and territory can be avoided.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S129
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kurnia Fajar Agriza
Abstrak :
Skripsi ini membahas bagaimana ruang personal commuter pada ruang tunggu kendaraan umum beserta hal-hal yang berpengaruh terhadap ruang personal tersebut dengan mengaitkan teori ruang personal dan kualitas ruang. Ruang tunggu kendaraan umum mengumpulkan orang, termasuk tidak saling mengenal, untuk berbagi ruang bersama dalam menunggu. Namun, terbatasnya ruang dapat menyebabkan commuter saling berdekatan sehingga berpotensi masuknya seseorang ke ruang personal orang lain yang berimbas pada ketidaknyamanan. Dari pembahasan berdasarkan pengamatan dan mengaitkan dengan literatur dapat disimpulkan bahwa ruang personal commuter pada ruang tunggu kendaraan umum dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu situasi, perbedaan individu, fisik, dan kualitas ruang. Faktor yang mempengaruhi tersebut dapat dijadikan pertimbangan dalam sebuah desain. ......This thesis discusses how personal space of commuter in waiting room of public transportation with the things that affect the personal space by linking the theory of personal space and spatial quality. The waiting room of public transportation brings people together, include strangers, to share the room. However, the limited space of the room can cause the commuter close to each other, enter them into others personal space, and potentially make them feel uncomfort. From the study based on observation and the literature, it can be concluded that the personal space in waiting room of public transportation is influenced by several factors, such as situation, individual differences, physical, and quality of space. The factors can be taken into consideration in an architectural design.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43402
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfan Fadilah
Abstrak :
Rasa aman merupakan hal yang dibutuhkan oleh setiap manusia ketika berada dimanapun dan kapanpun. Rasa aman didapatkan setelah manusia melakukan penyesuaian dengan lingkungannya. Salah satu cara yang dilakukan untuk melakukan penyesuaian tersebut adalah pertahanan diri. Pertahanan diri merupakan mekanisme yang dilakukan seseorang ketika ruang personalnya terganggu. Pada sebuah ruang urban, terdapat banyak jenis aktivitas berbeda yang dilakukan. . Setiap aktivitas memiliki cara yang berbeda dalam pelaksanaannya sehingga terdapat perbedaan cara dalam melakukan mekanisme pertahanan diri. Skripsi ini mengkaji bagaimana mekanisme pertahanan diri dapat membentuk rasa aman saat melakukan aktivitas di ruang terbuka publik. Pengamatan dilakukan pada acara Car Free Day di Jakarta tepatnya di area Bundaran HI dan Senayan. Ruang tempat dilakukannya Car Free Daymerupakan ruang-ruang jalan yang dialihkan fungsinya sementara menjadi ruang rekreasi. Hasil menunjukkan adanya perbedaan mekanisme pertahanan diri pada aktivitas statis dan dinamis. Ruang Car Free Day beserta elemen-elemen di dalamnya, digunakan untuk beraktivitas dan juga mengakomodasi kebutuhan pertahanan diri. ......A sense of safety is a fundamental need for everyone, regardless of location or time. This sense of safety is achieved once people adjust to their environment. One way to facilitate this adjustment is through self-defense mechanisms. Self-defense is a process individuals employ when their personal space is disrupted. In an urban space, there are various types of activities taking place. Each activity has its unique way of being performed, which leads to different approaches to employing self-defense mechanisms. This thesis explores how self-defense mechanisms create a sense of safety while engaging in public open spaces. The observation was conducted during the Car Free Day event in Jakarta, specifically in the Bundaran HI and Senayan areas. During Car Free Day, roads are temporarily repurposed as recreational spaces. The findings show distinct self-defense mechanisms in static versus dynamic activities. The spaces used for Car Free Day and the elements within them serve not only for activities but also accommodate the needs for self-defense.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library