Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Denanti Nur Iwani
Abstrak :
Penulisan ini mempelajari mengenai ruang pamer komersil dan untuk melihat bagaimana taman tematik sebagai bagian dari ruang pamer komersil. Fungsi dari ruang pamer komersil adalah untuk menjual brand, menawarkan pengalaman pada alur ceritanya, dan untuk memamerkan produk brand di dalam sebuah properti panggung. Ruang pamer komersil terdiri dari leisure, retail, dan entertainment industries yang mana dalam hal ini memiliki kesamaan dengan sebuah taman tematik, yang merupakan tempat untuk mencari kesenangan, menjual brand/tema budaya Amerika, dan sebagai industri hiburan besar. Studi literatur mengenai ruang pamer komersil di dalam penulisan ini digunakan sebagai dasar dalam mengobservasi dan menganalisis taman tematik Universal Studio Japan dan Trans Studio Bandung. Hasilnya kemudian digunakan sebagai parameter dalam menganalisis studi kasus, yaitu narasi, konsep part-to-whole, dan brand. ...... This paper studies about commercial exhibition to see how Theme Park works as part of commercial exhibition. The function of commercial exhibition is to sell the brand, to offer experiences in its flow, and also to show us the brand product as an object within the stage property. Commercial exhibition aims satisfactions from both customers and the owner. It consists of leisure, retail, and entertainment industries, which similar to the Theme Park a place for seeking happiness, selling brand, or themes about American culture, and also has been proved as one of big entertainment industry. Study literature about commercial exhibition in this paper is conducted as base to observe and analyzed theme park Universal Studio Japan and Trans Studio Japan. The results are used to be the parameters to analyze the study case, which is about the narration, part to whole concept, and brand.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68252
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sayyid Fauzan Ilmi
Abstrak :
Ruang pamer umumnya berisikan objek-objek yang tidak dapat disentuh secara langsung dan bersifat dominan visual. Hal ini merugikan bagi khususnya orang tunanetra yang memiliki keterbatasan dalam melihat. Perancangan ruang pamer yang inklusif terhadap tunanetra perlu dicapai dengan metode khusus melalui interaksi multisensor. Salah satu diantara metode yang paling efektif dipakai pada pameran untuk tunanetra adalah dengan memakai audio (bunyi). Tulisan ini akan membahas bagaimana metode penyampaian pameran melalui audio dapat membantu tunanetra memahami sebuah objek visual. Pembahasan dilakukan melalui 2 buah studi kasus (“Oregon Project”; “IMG Exhibition”) yang menerapkan metode ini untuk tunanetra. Hasil studi kasus kemudian akan menjadi dasar pengetahuan mengenai efektivitas dan performa pameran untuk menghasilkan pengalaman yang baik bagi tunanetra. ......Exhibitions generally contain objects that cannot be touched directly and are visually dominant. This is detrimental for especially blind people who have limited vision. The design of an exhibition that is inclusive of the visually impaired needs to be achieved by a special method through multisensory interaction. One of the most effective methods used at exhibitions for the blind is to use audio (sound). This paper will discuss how the method of delivering exhibitions through audio can help the visually impaired understand a visual object. The discussion was carried out through 2 case studies (“Oregon Project”; “IMG Exhibition”) that applied this method to the visually impaired. The results of the case studies will then become the basis for knowledge about the effectiveness and performance of the exhibition to produce a good experience for the visually impaired.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Aditya Aulia
Abstrak :
Dalam menjalankan bisnis, sebuah merek menggunakan media pop up store dalam meningkatkan kesadaran akan identitas merek dengan cara menggunakan media up store untuk campaign atau launching sebuah produk. Pop up store ini memiliki keunikan tersendiri dibanding dengan toko permanen, dimana harus mempertimbangkan berbagai limitasi, seperti waktu, material, besaran, tetapi memiliki fleksibilitas akan lokasi yang ingin dibangung. Oleh karena itu dalam pembentukan sebuah pop-up store perlu mempertimbangkan dalam menghadirkan dan mengkomposisikan elemen-elemen ruang seperti: ukuran, jarak, skala, latar depan dan latar belakang, komposisi garis, warna, cahaya, komposisi dan ritme yang dibutuhkan dalam menghasilkan pengalaman ruang pada sebuah pop-up store.
In running a business, a brand uses pop-up store in increasing brand awareness by using the pop-up store as media to campaign or launch a product. Pop-up store has its uniqueness if compared to a permanent store. A pop-up store must consider various limitations, such as time, material, size, and a flexible location of the pop-up store. Therefore in the making of a pop-up store needs to consider in presenting and composing space elements such as size, distance, scale, foreground and background, line composition, colour, light, composition and rhythm needed to produce space experiences on a pop-up store.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Azka Fatharani
Abstrak :
Skripsi ini bertujuan untuk memahami bagaimana penyampaian identitas branding melalui persepsi sensori pada ruang pamer. Branding adalah salah satu cara yang diperlukan untuk memperkenalkan identitas dan nilai-nilai (sektor industri dan jasa), melalui iklan di televisi, koran, majalah, dan media digital dan platform media sosial lainnya. Ketika media dua dimensi sudah banyak digunakan banyak dari perusahaan ini yang mencoba menggunakan media tiga dimensi untuk melibatkan konsumen mereka secara lebih maksimal, salah satunya melalui pameran. Lindstrom (2005) mengungkapkan bahwa dalam menciptakan brand ketika melibatkan indra yang lebih banyak maka semakin tinggi memori sensori diaktifkan. Melalui media tiga dimensi ada peluang besar untuk melibatkan seluruh indra yang dimiliki manusia karena menurut Knudtzen, Bjerre, dan Heding (2008), ketika konsumen diberikan stimuli dari lingkungan di sekitarnya melalui indra, maka data tersebut akan menjadi informasi yang masuk ke pikiran dan mempengaruhi bagaimana reaksi mereka. Indra pada manusia bekerja sebagai sebuah sistem yang mencari informasi atau biasa disebut dengan sistem persepsi yang terdiri dari sistem orientasi dasar, sistem pendengaran, sistem haptik, sistem rasa dan bau, dan sistem visual. Stimulus dari elemen- elemen yang hadir pada ruang pamer akan diterima melalui indra manusia dalam bentuk pola informasi dan akan diolah pada proses kognitif. Pada proses ini informasi tersebut akan bergabung dengan pengetahuan dan memori pengunjung yang dipengaruhi juga oleh faktor preferensi. Hasil dari proses tersebut adalah persepsi kontekstual yaitu gambaran mental terhadap tempat dan brand. Respon yang dihasilkan oleh pengunjung ruang pamer berupa respon fisik dan respon mental (persepsi). Melalui ruang pamer terjadi interaksi dua arah yang memudahkan pengalaman untuk terekam dalam memori. Melalui skripsi ini, penulis akan mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana persepsi sensori hadir dalam ruang pamer untuk menyampaikan branding, sehingga dapat memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi para pengunjungnya.
ABSTRACT
This thesis aims to perception in exhibition. Branding is one of the ways it takes to introduce identity and values (industrial and service sectors), through advertisements on television, newspapers, magazines, and other digital media and social media platforms. When two-dimensional media has been widely used many of these companies are trying to use three-dimensional media to engage their consumers more maximally, one of them through exhibitions. Lindstrom (2005) reveals that in creating a brand when it involves more senses, the higher the sensory memory is activated. Through three-dimensional media there is a great opportunity to involve all human senses because according to Knudtzen, Bjerre, and Heding (2008), when consumers are given the stimuli of the surrounding environment through the senses, then that data will be the information that goes to mind and affects how they react. The senses in humans work as a system that seeks information or is commonly referred as a perception system consisting of basic orientation, auditory, haptic, taste and smell, and visual. The Stimulus of the elements present in the exhibition will be received through the human senses in the form of information patterns and will be processed in the cognitive process. In this process the information will connects with knowledge and memory of visitors who are influenced also by preference factors. The result of the process is contextual perception which is a mental picture of place and brand. The response is generated by visitors of the exhibition in the form of physical response and mental response (perception). Through the exhibition there is a two-way interaction that makes it easier for experience to be recorded in memory. Through this thesis, the author will learn more about how sensory perception is present in exhibition to convey branding, so that it can provide an unforgettable experience for its visitors.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lintang Kirana Sitaputri
Abstrak :
Ruang pamer adalah ruang yang berfungsi sebagai sarana penyajian karya untuk dikomunikasikan sehingga dapat diapresiasi oleh masyarakat luas. Maka dari itu, semua kalangan publik, termasuk penyandang tunanetra, berhak untuk menikmati kunjungannya ke ruang pamer seperti pengunjung lainnya. Untuk menerima informasi dalam ruang pamer, desain inklusif perlu diterapkan pada perancangan media penyajian karyanya. Utamanya, bagi penyandang tunanetra, media penyajian objek pamer perlu menghadirkan stimulus selain visual. Dari penilitian participatory observation yang dilakukan Ann Heylighen & Jasmien Herssens (2014), berdasarkan perspektif observer penyandang tunanetra, arsitek masih kerap mendesain hanya menekankan pada pendekatan visual dan kurang melibatkan kekayaan multisensori dari lingkungan. Sedangkan, penyandang tunanetra mengandalkan indra mereka yang lain untuk dapat menerima informasi dari lingkungan bangun di sekitarnya. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana pendekatan multisensori pada media penyajian karya dapat mengakomodasi pengunjung tunanetra dan memberikan wawasan terkait kemampuan kognitif tunanetra dalam menangkap stimulus multisensori. Metode penulisan didasarkan pada studi literatur untuk mempelajari teori dan studi kasus untuk mengidentifikasi dan menganalisis media penyajian karya dengan penerapan pendekatan multisensori. Studi kasus dilakukan secara kualitatif melalui participatory observation terhadap media penyajian objek pamer di Taman Arca dan IMAGI Space di mana ditemukan bahwa adanya hirarki keutamaan dalam penyampaian stimulus kepada penyandang tunanetra. ......An exhibition is a space that functions as a means of presenting objects to be communicated so that they can be appreciated by the public. Therefore, all members of the public, including the visually impaired, have the right to experience it as other visitors do. To receive information in an exhibition, inclusive design needs to be applied to the design of the media display. Mainly, for people who are blind, the media display in exhibitions needs to present stimulis other than visuals. From the participatory observation research conducted by Ann Heylighen & Jasmien Herssens (2014), based on the perspective of blind observers, architects still often design with only emphasizing the visual approach and less involving the multisensory richness of the environment. Meanwhile, blind people rely on their other senses to receive information from their environment. The purpose of this thesis is to figure out how the multisensory approach in media displays can accommodate blind visitors and provide insights into the cognitive abilities of the blind in capturing multisensory stimulis. The writing method is based on literature studies to study theory and case studies to identify and analyze media displays that apply the multisensory approach. The case study was conducted qualitatively through participatory observation of media displays in Taman Arca and IMAGI Space where it was found that there is a hierarchy of virtues in the delivery of multisensory stimulis to the blind.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Utama
Abstrak :
Skripsi ini membahas Museum Sejarah Jakarta, khususnya Ruang Pamer Mebel dengan meninjau dari segi tata pamernya. Data yang diperoleh melalui lapangan, wawancara dan kepustakaan. Data lapangan dengan melakukan pengamatan untuk kegunaan deskripsi dan dokumentasi. Data wawancara berupa wawancara kepada pihak museum guna mengetahui pengelolaan Museum Sejarah Jakarta. Sedangkan data kepustakaan dengan menelaah sejumlah buku, jurnal ilmiah dan hasil-hasil penelitian yang berhubungan dengan tata pamer museum. Data tersebut dikumpulkan dan kemudian diolah menggunakan analisis yang berdasarkan kepada kaidah tata pamer dan komunikasi museum. Hasilnya berupa model tata pamer yang lebih komunikatif di Ruang Pamer Mebel Museum Sejarah Jakarta. ......This focus discusses about Jakarta Historical Museum, particularly specified on Meubel Exhibition Room, with concentration to the aspect of the display. Research data were provided by field observation, interviews, and books. Field observation was considered for the aim of description and documentation. Interviews to the Jakarta Historical Museum's staffs was purposed to understand the management of museums. Books research along with scientific journals and researches based on the subject content of museum exhibition. Research data was continued by analysis on the essence of museum exhibition and museum communication. Result was an alternative consideration for the development of museum exhibition, which intended to built a more communicative in the specification on meubel exhibition on Jakarta Historical Museum.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S293
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Natifa Putri
Abstrak :
Skripsi ini membahas Museum Geologi Bandung, khususnya pada Ruang Pamer Sejarah Kehidupan dengan meninjau dari segi tata pamernya. Data yang diperoleh melalui lapangan, wawancara, dan kepustakaan. Data lapangan dengan melakukan pengamatan untuk kegunaan deskripsi. Data wawancara berupa wawancara kepada pihak museum guna mengetahui pengelolaan Museum Geologi dan wawancara kepada pengunjung untuk mengetahui bagaimana apresiasi pengunjung terhadap tata pamer yang ada saat ini. Sedangkan data kepustakaan dengan menelah sejumlah buku, jurnal ilmiah dan hasil-hasil penelitian yang berhubungan dengan tata pamer museum. Data tersebut dikumpulkan dan kemudian diolah menggunakan analisis yang berdasarkan kepada kaidah tata pamer, proses komunikasi, dan apresiasi. Hasilnya berupa model tata pamer yang lebih komunikatif dan apresiatif bagi pengunjung di Ruang Pamer Sejarah Kehidupan Museum Geologi Bandung. ......This focus discusses about Bandung Geology Museum , particularly specified on Natural History Exhibition Room, with concentration to the aspect of the display. Research data were provided by field observation, interviews, and books. Field observation was considered for the aim of description. Interviews to the geology museum's staffs was purposed to understand the management of museums, along with visitor's interviews to meet their appreciation for the current exhibitions. Books research along with scientific journals and researches based on the subject content of museum exhibition. Research data was continued by analysis on the essence of museum exhibition, communication process, and appreciation. Result was an alternative consideration for the development of museum exhibition, which intended to built a more communicative and appreciable for every visitors, in the specification on natural history exhibition room at Bandung geology museum.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S11414
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library