Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sandriana Siti Suharsih Suradijono
Abstrak :
Air dan manusia disadari atau tidak, memiliki hubungan khusus. Air selalu berada di sekitar kita, bahkan dalam tubuh kita. Sejak ribuan tahun sebelum masehi, manusia telah mengenal air melalui simbol-simbol tertentu, seperti keIahiran, kehidupan, kesucian bahkan kematian dan seterusnya Tulisan ini berusaha memaparkan bagaimana air membahasakan bahasanya dalam arsitektur.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48301
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adriawan Rachman
Abstrak :
Aktivitas di ruang luar selalu berkaitan dengan perilaku duduk, duduk untuk beristirahat di sela - sela aktivitas maupun duduk untuk melihat aktivitas orang lain. Perilaku duduk muncul ketika tatanan ruang luar menyediakan tempat-tempat untuk duduk. Terkadang tatanan ruang luar tidak mampu memenuhi kebutuhan duduk setiap penggunanya, sehingga orang-orang secara naluri akan mencari elemen-elemen ruang yang memiliki pontensi untuk diduduki. Sebuah objek berpotensi sebagai tempat duduk apabila memiliki kriteria yang sama dengan tempat duduk primer. Sementara elemen terpenting dari tempat duduk primer adalah bidang alasnya, sehingga objek apa pun yang memiliki bidang alas, manusia akan mempersepsikan objek tersebut dapat diduduki agar ia bisa beristirahat sekaligus menonton atraksi ruang luar. ...... Outdoor activities are always associate with the sitting behavior, even sitting down for the rest or sitting down to see another activities. Sitting behavior arises when the outdoor space provides places for sitting. Unfortunately, lot of outdoor spaces do not meet the need of sitting. So that, people will instinctively look for the elements that have some potentials to be a seat. An object has the potential to be seated if it has the same criteria as the primary seating. Meanwhile, the most important feature of the primary seating is its sitting plane, so any object that has anything resembling that, humans will perceive that object can be seated so that he can rest while watching attractions outdoor space.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60442
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvin Lorenza Purnomo
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini berusaha untuk menjelaskan bagaimana ruang luar dapat menjadi nilai tambah pada sebuah kompleks properti retail. Saya merumuskan tiga pertanyaan penelitian: 1) mengapa pengembang menghadirkan ruang luar; 2) bagaimana ruang luar menjadi nilai tambah; dan 3) berapa harga ruang luar sebagai nilai tambah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan penyertaan ruang luar, pengembang dapat meningkatkan nilai suatu produk properti retail. Saya mengumpulkan data menggunakan observasi dan wawancara. Data saya olah menggunakan analisis campuran kuantitatif & kualitatif dengan strategi eksplanatoris sekuensial. Temuan dalam penelitian ini adalah pengembang secara sengaja menghadirkan ruang luar sebagai nilai tambah untuk meningkatkan preferensi pengusaha retail. Hadirnya ruang luar sebagai nilai tambah meningkatkan biaya sewa yang dibebankan oleh pengembang kepada pengusaha retail. Harga premium yang harus dibayar oleh unit yang merasakan manfaat lebih RTH adalah sekitar 18,36 hingga 36,73% lebih mahal. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa 1) ketertarikan pengusaha retail terhadap ruang luar mungkin tidak semata-mata akibat ruang luar berfungsi sebagai suasana ruang. ada manfaat tambahan lain yang dihasilkan oleh ruang luar; dan 2) terdapat korelasi antara tipe ruang luar dengan nilai jual unit.
ABSTRACT
This study seeks to explain how outdoor space can be an added value to a retail property complex. I formulate three research questions : 1) why do developers present outdoor space; 2) how outdoor space became an added value; 3) how much is the price of outdoor space as an added value. The purpose of this study is to find whether with an inclusion of outdoor space, developer can increase the value of a retail property complex. I collect data using observation and interview. I analyze the data using mix of quantitative and qualitative method with sequential explanatory strategy. The findings of this study is that developer intentionally presenting outdoor space as an added value to increase retail entrepreneurs preference. The presence of outdoor space as an added value improve the cost of rent charged by the developer to retail entrepreneurs. The premium price that have to be paid by the unit who felt greater greater benefit of outdoor space is about 18.36 until 36,73% more expensive. The conclusion of this research is that 1) retail entrepreneurs interest towards outdoor space not solely because it serves as an atmosphere, there area additional benefit produced by the outdoor space; and 2) there is a correlation between type of outdoor space with the value of the unit.
2017
T48607
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Jati Ningrum
Abstrak :
Elemen estetis seringkali hanya dianggap sebagai pajangan atau hiasan ruang semata, tanpa menyadari polensi lain dan penerapan elemen estetis ini pada penataan ruang luar maupun ruang dalam. Sejauh manakah peran elemen estetis dalam meningkatkan kualitas visual dan fungsional dari sebuah ruang? Bagaimanakah prinsip-prinsip elemen estetis yang harus diterapkan agar elemen estetis tersebut dapat berfungsi secara efektif dan optimal? Bagaimana hubungan elemen estetis dengan penataan ruang luar dan penataan ruang dalam pada sebuah karya arsitektur? Peletakan elemen estetis yang seperti apakah yang dianggap tepat dan dapat mempeikaya kualitas ruang? Penerapan elemen estetis memiliki tujuan yang positif, yaitu untuk menghasilkan segala hal yang balk, indah dan menyenangkan untuk ditanggapi dan dirasakan oleh indera manusia. Unsur keindahan yang hadir dalam warna, cahaya, pola & tekstur mempengaruhi persepsi dan emosi terhadap bobot visual, proporsi serta dimensi ruang Selain kebutuhan akan ruang, manusia juga membutuhkan seni sebagai eksprsi dalam kehidupannya. Seni dapat menjadi stimulus aktif dan pasif bagi manusia. Sebagai stimulus aktif, elemen estetis menjadi acuan skala dan acuan arah serta focal point yang bersifat eye-catching. Sedangkan sebagai stimulus pasif, elemen estetis berfungsi sebagai dekorasi ruang yang menjadi simbol dari suaiu kegiatan yang berlangsung di dalam ruang tersebut, menjadi pemacu semangat beraktivitas, membenkan karakter/identitas serta prestige kepada sebuah ruang. Ruang hams memiliki unsur estelis atau keindahan. Pendekatan secara estetis ini penting karena dalam proses pemahaman terhadap ruang, kontak pertama manusia dengan ruang sekitamya adalah melalui pengalaman visual. Elemen estetis ini juga berkaitan erat dengan kualitas kenyamanan dalam beraktivitas. Nleskipun penilaiannya bersifat subyektif, tetapi perancangan elemen estetis harus memenuhi kaidah perancangan dan peletakan. Prinsip perancangannya harus rnemiliki tema yang jelas dan tidak monoton. Sedangkan peletakannya harus selaras dengan skala, proporsi dan komposisi ruang, serta harus dapat dilihat & dinikmati dari semua angle.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48285
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athiyah Alatas
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang aktivitas dan proses interaksi anak-anak dengan ruang luar taman kota yang membentuk berbagai jenis affordance yang dapat memicu terjadinya risky play. Untuk memahami proses mempersepsikan affordance pemicu risky play pada anak-anak, dilakukan pembahasan tentang teori proses perkembangan anak-anak perkembangan kognitif, perkembangan fisik , bagaimana anak-anak bermain dan berinteraksi di ruang luar serta klasifikasi risky play. Dari hasil observasi, didapatkan bahwa jumlah dan fungsi dari elemen di ruang luar yang banyak tidak selalu menghasilkan affordance pemicu risky play yang lebih banyak, sehingga menunjukkan bahwa karakteristik dari suatu elemen yang berada di ruang luar lebih berperan penting dalam membentuk berbagai potensi affordance yang dapat memicu terbentuknya risky play di ruang luar.
ABSTRACT
This thesis discusses about children rsquo s activity and interaction process in outdoor context urban park that cause various forms of affordances that triggers risky play. In order to understanding the process of perceiving affordances that triggers risky play on children, the explanation of children development process theory cognitive development, physical development , how children play and interact in outdoor context and classification of risky play are done. Based on observation result, number and function of elements in outdoor context doesn rsquo t guarantee more variety of affordances that triggers risky play, that shows characteristics of outdoor elements are more important in forming various potential affordance that triggers risky play in outdoor context.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Ayisha Rachmandari
Abstrak :
Skripsi ini bertujuan untuk memahami ruang transisi dan elemennya sebagai ekoton dalam arsitektur untuk menghadirkan kualitas keterikatan luar dan dalam bagi lansia. Arsitektur dapat dilihat sebagai sebuah sistem ekologi yang terdiri dari patches, baik ruang luar maupun dalam. Transisi dari kedua patches tersebut membutuhkan kualitas transisi yang disebut ekoton. Elemen transisi menjadi hal yang penting untuk lansia dikarenakan kebutuhan lansia akan ruang luar dan dalam. Analisis dilakukan pada studi kasus observasi langsung pada rumah bertinggal lansia. Dalam studi kasus, area ekoton tempat bertinggal memiliki kualitas ruang yang digunakan lansia dipengaruhi oleh komposisi dan penempatan elemen transisi yang berbeda-beda dalam mendukung kebutuhan aktivitas lansia. Dari studi kasus, dapat disimpulkan bahwa kualitas ekoton tidak hanya dipengaruhi oleh boundaries yang menyusun ekoton, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya dan jejaring sekitarnya. Ruang transisi atau ekoton mendorong adanya kualitas ruang transisi luar dan dalam yang mendukung kesehatan lansia tersebut.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya Desnawati
Abstrak :
ABSTRAK
Pencahayaan pada malam hari yang tidak optimal mengakibatkan banyaknya kejahatan di area kampus yang terjadi pada malam hari. Kualitas pencahayaan dan pemberitaan mengenai isu kriminalitas yang terjadi di kampus mempengaruhi persepsi rasa aman di kampus. Selain kualitas pencahayaan, persepsi rasa aman juga dipengaruhi oleh karakter individu dan kondisi lingkungan. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan pencahayaan malam hari dan pembentukan persepsi rasa aman, khususnya di lingkungan kampus Universitas Indonesia. Skripsi ini membahas dua sistem pencahayaan ruang luar yang berbeda, khususnya pencahayaan di jalan yang sering dilewati oleh pejalan kaki dan rawan kriminalitas pada malam hari. Dari dua sistem pencahayaan yang berbeda, maka akan didapat sistem dan kualitas pencahayaan seperti apa yang menimbulkan rasa tidak aman pada malam hari di lingkungan kampus.
ABSTRACT
The non optimal night lighting might result in many crimes around campus area that occur at night. The quality of lighting and publicity of crime issues occurred on campus affects the perception of safety on it. Aside from the lighting quality, perception of safety is also affected by the individual character and environment condition. This thesis aims to explain how night lighting affects the shaping of security perception, especially in University of Indonesia. This thesis discusses two different exterior lighting systems, especially on the streets that are often passed by pedestrians and are prone to crime at night. By analizing the two different lighting systems, the system and quality of lighting that may cause insecurity at night on campus will be obtained.
2016
S63512
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Victoria Salma Sunukanto
Abstrak :
Saat ini 56,7% dari penduduk tinggal di kota di Indonesia. Tingginya persentasi ini selaras dengan Urbanisasi. Proses urbanisasi memiliki hubungan kuat dengan panas perkotaan. Selain suhu, luas penutupan lahan serta pertambahan jumlah penduduk juga berubah setiap tahunnya, pengurangan luas penutupan lahan bervegetasi mengakibatkan suhu semakin meningkat. Naiknya suhu pada lingkungan perkotaan menyebabkan dampak-dampak tertentu kepada masyarakat terhadap perubahan lingkungan. Tutupan lahan di lingkungan perkotaan memiliki rentang nilai suhu yang tinggi-rendah yang disebut dengan Urban Heat Signature. Penelitian ini dilaksanakan pada Kecamatan Bogor Tengah di Kota Bogor dengan mengolah citra Land Surface Temperature dari citra Landsat 9 TIRS dan Sentinel-2 untuk mendapatkan citra dengan resolusi tinggi, pengambilan suhu udara, dan penyebaran kuesioner mengenai dampak suhu pada kenyamanan termal manusia. Hasil pengolahan terlihat bahwa nilai suhu maksimum dari seluruh penggunaan di Kecamatan Bogor Tengah lebih dari 30°C. Suhu tertinggi terdapat pada permukiman tidak teratur dan lahan kosong, serta suhu terendah berada pada hutan kota. Variasi pada UHS dapat menciptakan persepsi termal pada manusia. Selisih suhu maksimum dan minimum tiap penggunaan lahan tidak memiliki hubungan dengan tingkat kenyamanan termal manusia. Meskipun begitu, besaran suhu minimum dan maksimum tiap penggunaan lahan memberikan efek terhadap kenyamanan termal manusia. ......Currently, 56.7% of the population lives in cities in Indonesia. This high percentage is in line with urbanization. The urbanization process has a strong relationship with urban heat. In addition to temperature, the area of land cover and the increase in population also change every year. Land use changes cause the temperature to increase. Rising temperatures in urban environments cause certain impacts on humans against environmental changes. Land use in urban areas has a range of high-low temperature values called the Urban Heat Signature. This research was conducted in Bogor Tengah District in Bogor City by processing Land Surface Temperature images from Landsat 9 TIRS and Sentinel-2 images to obtain high-resolution images, taking air temperature, and distributing questionnaires regarding the impact of temperature on human thermal comfort. The processing results show that the maximum temperature value of all land uses in the Bogor Tengah District is more than 30°C. The highest temperatures are in open spaces and irregular settlements, and the lowest are in urban forests. UHS variations can develop a thermal perception in humans. The difference between the maximum and minimum temperatures for each land use has no relationship with the level of human thermal comfort. Even so, the minimum and maximum temperatures for each land use affect human thermal comfort.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library