Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 50 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dita Nuraini
"Beberapa perkembangan yang terjadi dalam ruang kota dapat dilihat dari sebuah sudut pandang sebagai usaha mendekorasi kota. Keberadaan ornamen dan dekorasi dapat meningkatkan kualitas visual dan fungsi sebuah lokasi, serta meningkatkan legibility dan imageability kota.
Akan tetapi ornamen dan dekorasi masih dipandang sebagai elemen estetik semata yang hanya memiliki peran dekoratif sehingga keberadaannya dalam ruang kota tidak dipandang sebagai kebutuhan penting.
Skripsi ini mencoba mengkaji peran ornamen dan dekorasi dalam meningkatkan kualitas visual, teknis dan fungsi ruang kota, serta prinsip-prinsip dalam memenuhi perannya.
Dengan mengkaji peran penting omamen dan dekorasi ruang kota, diharapkan dapat memberikan pandangan mengenai tingkat kepentingan keberadaan ornamen dan dekorasl dalam ruang kota. Selanjutnya dapat menjadi masukan bagi berbagai pihak dalam penempatan ornamen dan dekorasi yang efektif untuk meningkatkan kualitas ruang kota."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48339
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prasetijo Rijadi
"Urban planning and sustainable development in Indonesia."
Surabaya: Airlangga University Press, 2005
346.045 598 PRA p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizqi
"Penjaja makanan informal menggunakan ruang kota dengan cara yang bermacam-macam. Dengan sifatnya yang informal, penjaja makanan perlu melakukan adaptasi terhadap berbagai macam ruang kota yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karena itu saya mencoba untuk mencari tahu apa yang dilakukan penjaja makanan terhadap ruang kota dengan teori dasar seperti affordances dan tactics. Penelitian ini akan menemukan bagaimana persepsi penjaja makanan terhadap ruang kota dan apa yang dapat dilakukannya terhadap elemen-elemen ruang kota yang dihadapi. Penelitian ini diharapkan membuka wawasan terkait efektifitas ruang kota dengan sudut pandang penjaja makanan informal.

Informal mobile street vendors might use urban spaces with various ways. With its informal properties, mobile street vendors might have to adapt for different kinds of urban spaces with various properties. With that in mind, I tried to explore what might mobile street vendors do with urban spaces based on theory of affordance, strategy, and tactic. This research will find the perception of mobile street vendors to urban sapces and what they might do to urban elements they faces. The purpose of this research is to give insight related to effectivity of existing urban spaces from the perspective of informal mobile street vendors."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Niken Rahadiani Maheswari
"ABSTRACT
Ruang transit yang ditujukan untuk mengakomodasi banyak orang seringkali dimaknai hanya sebatas fungsi tanpa memikirkan pengalaman ruang dan dampak psikologis terhadap penghuninya, sehingga individu tidak memiliki relasi/memori tertentu terhadap ruang transit tersebut. Padahal, elemen-elemen pembentuk ruang tersebut saling terkoneksi dan membentuk dialog ruang yang berperan menyukseskan penyampaian pesan ruang kepada individu tidak hanya sebagai perantara namun juga pembentuk atmosfer ruang. Sehingga proses transit menjadi humanis. Ruang transit penting sebagai ruang interaksi yang mengakomodasi beragam aktivitas. Untuk memungkinkan hal ini terjadi, masyarakat sebagai subjek aktivitas ini menjadi sakral untuk diperhatikan. Hal ini tidak lain adalah untuk membangun koneksi antara ruang transit dan pengguna ruang transit dengan menciptakan pengalaman menunggu yang akan melekat pada memori mereka. Di dalam lingkup ruang transit, terdapat elemen-elemen transisi yang berperan sebagai pemisah ruang yang menegaskan batas-batas antara ruang yang dialami oleh pejalan kaki dalam konteks jalan dan kota streetscape, dengan interior ruang transit yang melingkupi segala aktivitas di dalamnya. Namun di sisi lain, elemen-elemen transisi ini juga berperan sebagai penguat relasi antara inside dan outside dari ruang transit itu sendiri. Salah satu dari elemen-elemen tersebut, adalah Threshold. Pada fasilitas transit, threshold menjadi elemen utama yang mendukung fungsinya sebagai ruang transisi dan mengkoreografi pegalaman ruang. Namun demikian, ia juga memiliki potensi sebagai pembentuk relasi dengan ruang di sekitarnya, misalnya antara interior-eksterior dan juga dengan ruang kota. Sehingga, pada hubungannya dengan ruang kota, threshold memiliki peran penting sebagai elemen yang menjalin konektivitas antara fasilitas transit dengan konteks kota di sekitarnya yang dapat pembentuk pengalaman manusia dan memicu hadirnya aktivitas publik yang beragam. Riset ini bertujuan untuk menelaah ruang threshold pada konteks ruang transit, melihat sistem hubungan, potensi serta kemungkinan yang tercipta dari relasi antara ruang transit dan ruang kota. Skripsi ini memberikan interpretasi baru pada threshold sebagai ruang antara yang kerap kali tidak terbahas potensinya dalam wacana ruang publik. Penelitian kualitatif dengan menggunakan metode kajian literatur, studi preseden dan observasi lapangan.

ABSTRACT
Transit spaces which are intended to accommodate many people, are often interpreted only as functional without considering the experience of space and its psychological impact on the inhabitants, so that individuals do not have a certain relation memory of the transit space. In fact, the spatial elements that are connected to one another and to its environment of the transit space can form a dialogue of space that plays a major role in the successful delivery of message and meaning to individuals. Hence these element serve not only as an intermediary but also in the creation of the atmosphere within. This is when the transit process becomes humane. The importance of the transit space is to accommodates interaction for the community it surrounds, a place that accommodates diverse activities. To allow this to happen, society as the subject of this activity becomes sacred to be noticed. This is done to establish a connection between that transit space and its users by creating a meaningful waiting experience that will be attached to their memory. Within the sphere of transit space, there are transitional elements that act as space dividers that define the boundaries between the space experienced by pedestrians mdash in the context of the road and the city streetscape mdash and with the interior of the transit spaces encompassing all the activities within them. But on the other hand, these transitional elements also act as a reinforcing relation between the inside and outside of the transit space itself. One of these elements, is Threshold. Threshold is a choreographer of spatial experience, as an element that embodies the transition, because it separates and connects boundaries, and regulates space sequences. Threshold can also be interpreted as the in between condition of interior and exterior and has the characteristics of both, so that there can be ambiguity on the quality of space.in the other hands, it also has the potential to create relation to its surrounding. For example, relation between interior exterior and the urban environment. For that reason, threshold has a key role to create connectivity between transit facilities and urban environment and generate individuals spatial experience and activities. This research aims to examine threshold spaces in the context of transit space, to see the relationship of its system, its potential and possibilities created from the relationship between transit space and cityscape. This study provides a new interpretation of the threshold as the space in between which its potential often not discussed in public space discourse. Qualitative research is conducted through literature review, precedent study and field observation. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Fitrisari
"Ruang kota adalah ruang yang tersusun dari batas-batas antarbangunan dan segala elemen yang mengisi diantaranya, serta kegiatan yang terjadi di dalamnya. Pada sebuah Kota di negara berkembang yang selalu berubah keadaanya tiap tahun, tentu keadaan ruang kotanya juga berubah. Selain pembangunan gedung, perkembangan dalam transportasi juga merupakan salah satu faktor besar yang mempengaruhi perubahan ruang kota. Sejak abad ke-20 isu sustainability merupakan masalah yang sering menjadi perhatian masyarakat untuk mendukung keberlanjutan generasi kita di masa depan. Konsep sustainability ini mulai diterapkan di berbagai aspek dalam kehidupan, termasuk transportasi. Berbeda dengan sistem transportasi lain, transportasi berkelanjutan tidak hanya diwujudkan untuk memecahkan masalah mobilisasi saja namun juga untuk menjaga keberlangsungan lingkungan, ekonomi, dan sosial sebuah kota agar tidak memberikan dampak buruk kedepannya. Rangkaian dari transportasi dan fasilitas pendukungnya ini akan menimbulkan pola pergerakan dan aktivitas baru dalam kota, yang tentunya dapat berpengaruh pada ruang sebuah kota. Begitu juga yang terjadi di Jakarta. Dengan maraknya isu kemacetan dan polusi udara di Jakarta, sejak masa pemerintahan Sutiyoso telah dilakukan percobaan untuk menerapkan transportasi berkelanjutan, salah satunya dengan menggunakan desain transportasi PTM (Pola Trasnsportasi Makro) yang terdiri dari Busway, MRT, dan LRT, serta penataan jalur pejalan kaki di sekitarnya yang membentuk sebuah sistem sustainable movement di Jakarta. Karya tulis ilmiah ini akan membahas bagaimana sustainable movement berada di dalam ruang kota, khususnya di Jakarta.

Urban space is a space that consists of many boundaries between buildings, the elements that occupy it, and the activity that happens in it. The urban space condition of a city always changes as times goes by, especially in a developing country. Beside a building construction that happens in a city, the transportation development in a city is also a big factor that affects the condition of an urban space. Since the 20th century, the issue of sustainability has become the focus of discussion around the world to maintain the continuation of our future generation. Since then, the concept of sustainability has been applied in many aspects in the world, such as transportation. The sustainable transportation not only solves the mobilization problem, but can also help us maintain th state of our environment, economic, and social condition for our future generation. So it needs different facilities than a normal transportation. The sequence between these facilities and their sustainable transportations can create a different, more sustainable movement and activities pattern in a city. This different in transportation, facilities, and the activities happens in there is the cause of urban space change in a city. This thing also happens in Jakarta. Because of the issue of traffic jam and air pollution, since the government of Sutiyoso there are many attempt to apply the concept of sustainability in Jakartas transportation, such as the application of PTM (Pola Transportasi Makro) transportation design that consist of Busway, MRT, LRT, and pedestrian approach that creates a sustainable movement in Jakarta. This scientific paper will discuss the sustainable movement and how it exist in urban space, especially in Jakarta. "
Depok: 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abidin Kusno, 1966-
"buku ini membahas tentang sejarah terbentuknya politik di kontrol oleh belanda."
Surabaya: Airlangga University Press (AUP), 2007
724.659 8 ABI a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Madrim Djody Gondokusumo
"ABSTRAK
Jumlah penduduk kota Jakarta yang tergolong berpenghasilan rendah atau miskin adalah sekitar 68% dari keseluruhan jumlah penduduk (widyapura Desember 1985) dan mereka menghuni lingkungan permukiman buruk (slum area) yang luasnya sekitar 50% luas kata Jakarta (Ramto 1985). Kenyataan bahwa masyarakat yang berkualitas hidup rendah labih banyak dari pada yang berkualitas hidup tinggi, dan luasnya lingkungan permukimah buruk itu merupakan masalah utama kota Jakarta.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah D.K.I.(Pemda) Jakarta untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, tetapi hasilnya relatif kecil (Silaban et al. 1981; Karamoy et al. 1982). Upaya-upaya yang telah dilaksanakan tersebut bersifat fisik separti Proyek Mohamad Husni Thamrin - I, mau pun non-fisik seperti pelayanan kesehatan melalui Puskesmas dan sebagainya.
Mungkinkah kurang berhasilnya Pemda dalam mengatasi permasalahan di atas adalah karena terdapat perbedaan persepsi kualitas hidup antara masyarakat dengan Pemda mengenai faktor-faktor yang harus mendapat prioritas perbaikan, agar peningkatan kualitas hidup masyarakat berjalan lebih cepat? Mungkinkah ada Perbedaan persepsi mangenai cara-cara memperbaiki Faktor-faktor yang mempangaruhi peningkatan kualitas hidup itu ?
Adapun tujuan dari penalitian ini adalah mengetahui persepsi masyarakat mengenai kebutuhan pukok yang dirasakan, yang dapat mempercepat proses peningkatan kualitas hidup mereka. Berdasarkan hal tersebut akan dapat dirumuskan strategi peningkatan kualitas hidup masyarakat yang diteliti dan dapat pula ditentukan persyaratan tata ruang daerah penelitian."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1987
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Handayani Hasan
"Maraknya penggunaan bahasa asing di media luar ruang menjadikan bahasa Indonesia kian terdesak. Ambon sebagai kota yang berkembang juga tidak luput dengan fenomena tersebut. Dengan menggunakan foto-foto di media luar ruang di Kota Ambon, penelitian ini membahas penggunaan bahasa Indonesia di media luar ruang di Kota Ambon. Tujuan dari penelitian ini mengetahui penggunaan bahasa Indonesia di media luar ruang, baik dari segi perhitungan keterkendalian, maupun pendeskripsian hasil perhitungan yang ditunjang dengan hasil wawancara. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 50 foto media luar ruang di Kota Ambon. Foto-foto tersebut dianalisis instrumen yang dibuat oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Hasil perhitungan tersebut kemudian didukung dengan wawancara mendalam. Hasil perhitungan menunjukkan Kota Ambon berada pada peringkat terkendali III, yang berarti termasuk wilayah/daerah yang penggunaan bahasa asingnya agak terkendali dengan agak mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia, dan pelestarian bahasa daerah sebagai penguatan bahasa nasional agak baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa bahasa Indonesia masih dipilih sebagai bahasa di media luar ruang di Kota Ambon. Meskipun demikian, hal tersebut mulai mengalami kemunduran. Munculnya pusat-pusat perbelanjaan yang menggunakan istilah asing menjadikan wajah media luar ruang di Kota Ambon mulai mengalami perubahan. Hal tersebut diperparah dengan kurangnya pengawasan dari pihak pemerintah, dan minimnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya penggunaan bahasa Indonesia di media luar ruang."
ambon: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2019
400 JIKKT 7:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pradita Widasari
"Aksesibitas dan lokasi yang baik menjadi pemicu perkembangan kawasan hunian. Salah satu indikasi perkembangan tersebut adalah terjadinya perubahan fungsi hunian menjadi non-hunian. Di kota Jakarta, khususnya dikawasan hunian Jakarta Selatan bermunculan kawasan hunian yang mulai diramaikan oleh kehadiran cafe, restoran, lounge, coffee club, butik dan sebagainya. Kawasan Kemang, Tebet, Kebayoran Baru dan Pondok Indah adalah contoh-contoh kawasan hunian yang kini menunjukkan ciri-ciri keragaman fungsi dan kegiatan, walaupun awalnya kawasan-kawasan tersebut direncanakan sebagai kawasan hunian.
Thesis ini mencoba mengkaji perubahan fungsi hunian dan pengaruhnya terhadap ruang kota dengan studi kasus jalan Tebet Utara Dalam. Untuk itu dilakukan penelitian melalui penelusuran aspek-aspek yang mempengaruhi perkembangan kawasan hunian kota dan perubahan fungsi dari hunian menjadi non-hunian. Penelitian juga dilakukan untuk memahami bagaimana proses perubahan itu terjadi dan pengaruhnya terhadap kualitas ruang kota. Melalui studi kasus jalan Tebet Utara Dalam terungkap bahwa penggal jalan ini telah mengalami perubahan fungsi hunian menjadi shopping street dengan karakteristik kegiatan dan pengguna yang didominasi oleh kalangan remaja.
Dari hasil penelitian, saya menyimpulkan bahwa perubahan dari fungsi hunian menjadi shopping street di jalan Tebet Utara Dalam memicu keberagaman fungsi dan peningkatan intensitas kegiatan. Keadaan ini memberi pengaruh terhadap perubahan fisik kawasan khususnya yang terkait dengan aspek tata bangunan, elemen ruang kota dan kualitas lingkungan.

Good accessibility and good location give influence to development process of residential area. This indicated by change of residential function into non-residential function. This phenomenon reflected in the emergence of cafe, restaurant, lounge, coffee club, and boutique in several residential areas at South Jakarta. Areas in Kemang, Tebet, Kebayoran Baru and Pondok Indah are examples that shown development of living function into diverse functions and activities although initially they were designed as residential areas.
This study tried to investigate changes of residential function and its impact to the quality of urban space. The research was carried out through investigation on aspects which influences the development and change process from residential into non-residential area. Using jalan Tebet Utara Dalam as the case study it revealed that the area has been changed from residential function into shopping street which is characterized by activities and users dominated by teenagers.
This study concludes that changes from residential to shopping street at jalan Tebet Utara Dalam has triggered the diversity of functions and increased the intensity of activities. This situation draws changes on physical condition, especially on the buildings mass, elements of urban space and the quality of surrounding environment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26018
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>