Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurokhman Arief
Abstrak :
ABSTRAK
Penggunaan sistem ruang bersih dalam ruang operasi dirumah sakit sangat diperlukan untuk mencegah terjangkitnya infeksi khususnya ketika operasi sedang dilakukan. Tingkat keberhasilan dari suatu sistem ruang bersih salah satunya ditentukan dari tingkat distribusi kontaminan dari ruangan tersebut.

Dalam kondisi tersebut, hal yang paling berpengaruh adalah distribusi kecepatan dan tekanan dari ruangan tersebut. Dalam penelitian kali ini program PHOENICS sebagai salah satu software CFD (Computational Fluid Dynamics), dipakai untuk menghasilkan simulasi keadaan ruang operasi. Dari proses pengambilan data didapatkan kecepatan pada laminanser sebesar 2,96 m/s, sedangkan kecepatan pada tirai udara sebesar 1,44 m/s. Untuk temperatur pada laminariser dan tirai udara didapatkan sebesar 18 °C. Pada posisi dua laminariser dibuat tidak memiliki jarak satu dengan lainnya untuk melihat pengaruhnya dibandingkan dengan simulasi kondisi sebenarnya. Data-data tersebut di atas digunakan sebagai input data program CFD.

Analisa dilakukan terhadap distribusi kecepatan dan kontur tekanan, yang dihasilkan dari program tersebut setelah sebelumnya diberi masukan data yang diambil dari lapangan. Dari data di lapangan di dapatkan bilangan Archimedes sebesar 0,34 yang menandakan bahwa aliran yang mungkin terjadi adalah laminar.

Berdasarkan hasil simulasi CFD, distribusi kecepatan di atas meja operasi sudah menunjukkan pola aliran laminar. Dua laminariser yang dibuat tidak berjarak dapat menghilangkan pola aliran bersirkulasi yang dapat terjadi jika dua laminariser memiliki jarak satu dengan yang lain. Tekanan di atas meja operasi lebih tinggi dari daerah sekitarnnya dan tekanan rendah terkonsentrasi di bagian bawah ruang operasi.
2000
S36854
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Prihananda Marda
Abstrak :
Sistem HVAC pada ruang bersih clean room rumah sakit diharuskan terus bekerja selama 24 jam untuk menyediakan kualitas udara yang ideal bagi aktivitas di dalamnya. Hal ini menyebabkan besarnya konsumsi energi di bangunan rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan heat recovery dari Heat Pipe Heat Exchanger. HPHE yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 12 heat pipe per modul dengan susunan staggered. Jumlah modul divariasikan sebanyak 3 kali, yaitu 1, 2, dan 3 modul. HPHE dilengkapi dengan fin untuk memperluas permukaan kontak dengan aliran udara. Setiap variasi jumlah modul ini diuji pada model sistem HVAC ruang bersih. Pada inlet evaporator dialiri udara dengan variasi temperatur: 28, 30, 35, dan 40°C, serta dengan kecepatan 1,5; 2,0; dan 2,5 m/s. Hasil dari eksperimen menunjukkan bahwa nilai heat recovery terbesar yaitu 1654,72 kJ/h terjadi pada pengujian 3 modul dengan temperatur udara inlet evaporator 40°C dan kecepatan 2,5 m/s, sedangkan efektifitas HPHE terbesar didapatkan ketika pengujian 3 modul dengan temperatur udara inlet evaporator 35°C dan kecepatan 1,5 m/s dengan nilai 48,73. Hasil pengujian menunjukkan bahwa HPHE dapat digunakan sebagai precooler untuk menghemat konsumsi energi pada sistem HVAC. ......HVAC system in hospitals clean room are required to continue working for 24 hours to provide the ideal air quality for the activities therein. This causes huge amount of energy consumption in hospital buildings itself. This study aims to determine the effectiveness and heat recovery of HPHE. The HPHE used in this study consisted of 12 heat pipes per module, in which the line was arranged staggered. The number of module is varied 3 times, which are 1, 2, and 3 modules. Heat pipe is made of copper and contains working fluid in the form of water with 50 filling ratio. HPHE equipped with fin to expand the contact surface with airflow. Each variation of the number of modules is tested on the HVAC system model of clean room. In the evaporator inlet, air flowing to the variation of temperature 28, 30, 35, and 40°C, and at speeds of 1.5, 2.0, 2.5 m s. The use of HPHE can recover heat as much as 1654.72 kJ h. The highest effectiveness of this HPHE is 48.729 , was obtained when using three modules, air temperature inlet evaporator Te,i 35°C, and air speed of inlet 1.5 m s. The test results show that HPHE can be used as precooler to save energy consumption in HVAC system.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Gavin Coraggio Puntadewa
Abstrak :
Pengurangan pemakaian energi merupakan salah satu tujuan terbesar dari perkembangan ilmu pengetahuan saat ini. Salah satu sektor dimana pemakaian energi terus meningkat adalah pada sektor komersil, terutama pada bangunan rumah sakit. Ruang-ruang bersih di rumah sakit memiliki kondisi-kondisi tertentu seperti tekanan ruangan yang perlu diatur sedemikian rupa untuk dapat melakukan fungsinya dengan baik. Salah satu solusi untuk mengurangi energi yang dipakai oleh sistem HVAC pada rumah sakit yang tidak mengorbankan kondisi-kondisi yang perlu dipenuhi merupakan pengaplikasian air-to-air heat exchanger, terutama dalam bentuk heat pipe. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara nilai heat recovery dan efektifitas yang dihasilkan oleh pemasangan Heat Pipe Heat Exchanger pada kondisi tekanan yang dibutuhkan oleh ruang isolasi dan ruang bersih rumah sakit. Hasil simulasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa nilai heat recovery serta efektifitas performa HPHE memiliki peningkatan yang signifikan dalam kondisi tekanan ruangan non-netral. Nilai heat recovery tertinggi ditemukan pada 0,07 kg/s inlet mass flow evaporator, kondisi tekanan ruang negatif, suhu inlet evaporator 40 oC, dan suhu inlet kondenser 22 oC dengan nilai heat recovery 331,35 W, sementara kondisi tekanan netral pada 0,05 kg/s inlet mass flow evaporator, kondisi tekanan ruangan netral, suhu inlet evaporator 30 oC, dan suhu inlet kondenser 22 oC menghasilkan heat recovery terendah dengan nilai 97,38 W. Kondisi tekanan non-netral ditemukan untuk dapat menghasilkan kenaikan pada nilai heat recovery hingga 300% lebih tinggi daripada nilai heat recovery pada kondisi tekanan netral. Penemuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemakaian HPHE dapat lebih berpengaruh kepada upaya penghematan energi untuk ruangan tertentu seperti ruang isolasi dan ruang bersih rumah sakit dan bahwa penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk meningkatkan pemahaman tentang fenomena ini. ......The reduction of energy use is one of the biggest goals of the development of science today. One such sector where energy consumption continues to increase is in the commercial sector, especially in hospital buildings. Clean rooms in hospitals have certain conditions such as room pressure that needs to be regulated in such a way as to be able to function properly. One proposed solution to reduce the energy used by HVAC systems in hospitals that do not sacrifice conditions that need to be met is the application of air-to-air heat exchangers, especially in the form of heat pipes. This study aims to find the relationship between the value of heat recovery and the effectiveness generated by the installation of the Heat Pipe Heat Exchanger on the pressure conditions required by hospital isolation and clean rooms. The simulation results that have been done show that the value of heat recovery and the effectiveness of HPHE performance have a significant increase in non-neutral room pressure conditions. The highest heat recovery value was found at 0,07 kg/s inlet mass flow evaporator, negative room pressure conditions, inlet evaporator temperature 40 oC, and condenser inlet temperature 22 oC with a heat recovery value 331,35 W, while at neutral pressure condition with 0,05 kg/s inlet mass flow evaporator, evaporator inlet temperature of 30 oC, and condenser inlet temperature of 22 oC results in a heat recovery value of 97.38 W. Non-neutral pressure conditions were found to produce an increase in heat recovery values up to 300% higher than the heat recovery value under neutral pressure conditions. The findings from this study indicate that the use of HPHE can be more influential on energy saving efforts for certain rooms such as isolation rooms and hospital clean rooms and that future research should be done to increase the understanding behind this phenomenon
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arfianto Wibowo
Abstrak :
Penggunaan sistem ruang bersih dalam ruang operasi di rumah sakit sangat diperlukan untuk mencegah terjangkitnya infeksi khususnya ketika operasi sedang dilakukan. Tingkat keberhasilan dari suatu sistem ruang bersih salah satunya ditentukan dari tingkat distribusi kontaminan dari ruangan tersebut. Dalam kondisi tersebut, hal yang paling berpengaruh adalah distribusi kecepatan dan tekanan dari ruangan tersebut. Dalam penelitian kali ini program PHOENICS sebagai salah satu software CFD (Computational Fluid Dynamics), dipakai untuk menghasilkan simulasi keadaan ruang operasi. Dari proses pengambilan data didapatkan kecepatan pada laminariser sebesar 2,96 m/s, sedangkan kecepatan pada tirai udara sebesar 1,44 m/s. Untuk temperatur pada laminanser dan tirai udara didapatkan sebesar 18°C. Data-data tersebut di atas digunakan sebagai input data program CFD. Analisa dilakukan terhadap distribusi kecepatan dan kontur tekanan, yang dihasilkan dari program tersebut setelah sebelumnya diberi masukan data yang diambil dari lapangan. Dari data di lapangan di dapatkan bilangan archimedes sebesar 0,34 yang menandakan bahwa aliran yang mungkin terjadi adalah laminar. Berdasarkan hasil simulasi CFD, distribusi kecepatan di atas meja operasi sudah menunjukkan pola aliran laminar. Walaupun di daerah antara dua laminariser masih terlihat aliran yang bersirkulasi. Distribusi tekanan menunjukkan tekanan di atas meja operasi lebih tinggi dari daerah sekitarnya dan tekanan rendah terkonsentrasi di bagian bawah ruang operasi. ......The using of clean room system in operation rooms on the hospital is very important to prevent infection especialiy during the operation. the degree of succes of clean rooms, one of them, is determined by the level of contaminant distribution in the rooms. In such conditions, the distribution of velocity and pressure in the rooms are the most important things. On this research, PHOENICS program, as one of CFD (Computational Fluid Dynamics) software is used to build a simulation on operation rooms condition. Based on our data, the velocity of laminarisers is 2.96 m/s and the velocity of air curtains is 1.44 m/s. And both of them, the laminarisers and air curtains, have 18°C temperature. All those datas are used as an input data of CFD program. The aim is to give an input data which is obtained from the field and then to find the velocity and pressure distribution using PHOENICS program. Based on data from the field, we got the archimedes number 0.34 which means the air flow is posibbly laminar. According to CFD simulation results, the velocity distribution on the operation table has showed the laminar air How. Although, the region between the two laminariser is still tubulent. The pressure distribution showed that on operation table the pressure is higher than its surrounding and the lower pressure concentrated on the bottom of operation room.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37227
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathiya Karimah
Abstrak :
ABSTRAK
Ruang operasi merupakan salah satu sarana kesehatan yang krusial karena menjadi tempat pertolongan yang memerlukan penanganan penyakit yang lebih serius. Ketika membuat perancangan ruang operasi, kondisi udara yang akan terjadi harus diperhatikan agar ketika ruang nanti digunakan sistem ruang bersih pada ruang operasi ini bisa berfungsi dengan baik sehingga menyokong kegiatan medis yang sedang berlangsung di dalamnya. Perancang dapat mengecek kesesuaian ruang rancangan dengan standar yang telah ada dengan menggunakan perangkat lunak simulasi perancangan. Dengan adanya hasil uji simulasi ini, dapat diketahui kelayakan rancangan untuk membangun ruang operasi yang sesuai standardisasi. Hasil dari perhitungan data dan simulasi program menunjukkan nilai Pergantian Udara per Jam Air Change Hour, ACH sebesar 17, temperatur 220C, dan kecepatan udara 0,1 m/s. nilai ini sudah sesuai standar sehingga desain pada ruang Operating Theatre ini sudah layak untuk dibangun, tidak memerlukan perubahan dalam struktur bangunan maupun sistem tata udaranya.
ABSTRACT
This study aimed to determine whether Operating room is one of health facilities that has crucial role since it used to give medical help for some worse sickness and need further handling. When the operating room is being designed, there must be a concerned for the air condition that would be applied by the system in order that the cleanroom system at the operating room could be useful thus support the activity inside. Engineer could check compatibility between the recent design and the design simulation with a software. From the result of the design simulation, properness of the design to build an operating room could be known. The results of the data calculations and the program simulations show the value of Air Change Hour ACH is 17, the temperature of 220C, and the air velocity of 0.1 m s. This value is in accordance with the standard so that the design in the space Operating Theater is already feasible to be built, does not require changes in the structure of the building and its air system.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library