Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurraflis Salam
"Sifat-sifat udara yang keluar dari desiceant rotary dehumidiiier dapat diketahui dengan menggunakan metode percobaan dan rnetode teoritis. Dalam skripsi ini dijelaskan mengenai penentuan sifat-sifat udara yang keluar melalui desiccant rotary dehumidifier dengan menggunakan metode percobaan. Percobaan dilakukan dengan beberapa metode yaitu memvariasikan debit udara proses inlet, memvariasikan debit udara regenerasi inlet dan memvariasikan jumlah uap air proses inlet dengan menggunakan nozzle.
Dari data percobaan, variasi debit udara proses dan udara regenerasi dapat mempengaruhi jumlah uap air yang keluar melalui udara proses dan regenerasi. Data percobaan memvariasikan jumlah uap air proses inlet digtmakan untuk membuat gratik yang dapat memprediksi sifat-sifat udara proses yang keluar dari dehumidifier. Untuk memvariasikan jumlah nap air rnaka ditambahkan suatu alat berupa spuyer yang dihubungkan dengan tabung bertekanan yang berisi air dan udara sehingga dapat menyemprotkan uap air.
Dari hasil percobaan diperoleh dna graiik yang dapat menentukan sifat-sifat udara proses outlet pada temperatur ruangan sebesar 2S°C. Grafik ini pada nantinya dapat digunakan sebagai performance antara satu dehumidyier dengan dehumidifer lainnya.

Outlet air properties from desiccant rotary dehumidifier can be defined with experiment method and theoretic method. In this thesis explains about how to determine outlet air properties from rotary desiccant dehumidifier with experiment method Experiments have done with some types such as make variation on debit air process inlet, variation on debit air regeneration inlet and make water vapor variation on air process inlet that used nozzle.
In the experiments found that make variation debit air process inlet and air regeneration inlet influenced humidity ratio on air proses outlet and regeneration outlet. Data from experiment in make variation on humidity ratio on process inlet can be used to predict air process inlet properties. To add water vapor in the air so have to use new component such as nozzle that connected with pressurized tube so it can spray water to air process inlet.
Data jrom experiments can be used to make two graphics that can predict air process outlet properties in ambient temperature about 25°C in the next time, these graphics can be used as performance comparative between two or more desiccant rotary dehumidifier.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37750
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pebrian Zezi
"Proses dehumidifikasi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar uap air diudara sehingga mengakibatkan kelembaban udara menjadi turun. Skripsi ini menjelaskan effek dari setiap perubahan variabel inlet dan roda desiccant terhadap effectiveness dehumidifier. Selain itu pada penulisan ini juga dilakukan analisa untuk mengetahui hubungan antara effectiveness dehumidifier dan NTU. Secara fisika peristiwa adsorbsi disebabkan oleh ikatan vander waals dan gaya elektrostatik antara molekul adsorbate terhadap atom penyusun permukaan adsorbent. Luas permukaan dan polaritas permukaan merupakan sifat utama yang mempengaruhi daya adsorbsi dari material penyerap. Selain itu ukuran mikropori pada adsorbent juga menentukan kemampuan adsorbsi suatu adsorbent. Dengan demikian, semakin luas permukaan adsorbent maka kapasitas adsorbsi akan semakin besar.
Dari hasil percobaan dapat diketahui semakin besar kecepatan udara proses masuk maka akan semakin sedikit jumlah uap air yang dapat dibuang pada proses dehumidifikasi. Semakin tebal roda desiccant maka semakin banyak uap air yang dapat diserap pada proses dehumidifikasi. Proses dehumidifikasi pada rotary desiccant dehumidifier berlangsung lebih sempurna untuk temperatur regenerasi masuk 140°C dibandingkan dengan 120,100,80 dan 60°C. Putaran roda desiccant berpengaruh pada waktu yang dibutuhkan untuk proses adsorbsi dan desorbsi. Dengan kata lain ketika kecepatan putar roda desiccat dibawah kecepatan optimum,proses adsorbsi dan desorbsi berlangsung terlalu lama sehingga banyak energi yang terbuang sia-sia mengakibatkan effectifeness dehumidifier jadi lebih kecil.

The dehumidifying process is one ofmet/we! for air drying that reduce air humidity. This thesis explains about effects of changes variable inlet and desiccant wheel with effectiveness of dehumidifier. This thesis also presented of analysis about correlations dehumidifier effectiveness and NTU. Physical adsorption is caused mainly by van der wools force and electrostatic force between adsorbate molecules and atoms which compose the adsorbent surface. Surface area and polarity are main properties for characterizing adsorptivity of adsorbents. The size of micro pore is another important property properties/or characterizing adsorptivity of adsorbents. So, large specific surface area of adsorbent is preferable for providing, large adsorption capacity.
In the experiments found that larger velocity of air process inlet cause less water vapor can remove in the dehtimidifying process. The dehumidifying process can be remove more water vapor by increase the wheel thickness. The effectiveness of rotary desiccant dehumidifier is larger for regeneration temperature 140 C than regeneration temperature 120°C, 100°C, 80°C, and 60°C. The rotary speed of desiccant wheel is influences for the optimum time process of adsorption and desorption. In the other hand, when the rotary speed of desiccant wheel is lower than optimum speed, the adsorption and desorption process are too long which wasting more sensible and latent energy and less effectiveness of dehumidifier.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37846
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syaiful Harjanto
"Suhu pengkerutan kulit adalah suhu saat kulit mengkerut maksimum 0,3% dari panjang awal, jika kulit dipanaskan secara perlahan-lahan dalam media pemanas. Alat uji suhu pengkerutan kulit yang menggunakan pembacaan secara visual dengan termometer gelas dan pengamatan pergerakkan jarum mempunyai kelemahan pada akurasi mata penguji. Telah dilakukan Rekayasa Alat Uji Suhu Pengkerutan Kulit Tersamak dengan menggunakan sistem digital.
Bahan yang digunakan terdiri atas rotary encoder sebagai pendeteksi kerutan, sensor suhu RTD sebagai pembaca suhu media pemanas, character LCD 2 baris sebagai penampil, dan modul mikrokontroller berbasis ATMEL328 sebagai pemroses data. Rekayasa telah mengasilkan prototipe alat uji suhu pengkerutan kulit tersaak sistem digital dengan spesifikasi range pengukuraan (0-150)ºC, tingkat ketelitian 0,1ºC, dimensi panjang 30cm, lebar 20cm, dan tinggi 30cm. Alat uji suhu pengkerutan kulit tersamak hasil rekayasa dapat mendeteksi suu pada pengkerutan 0,3% dari panjang semula, suhu, dan pengkerutan kulit ditampilkan secara real time. Alat uji yang dihasilkan telah sesuai dengan SNI 06-7127-2005 Cara Uji Suhi Pengkerutan Kulit Tersamak."
Yogyakarta: Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik, 2016
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Syarif Jamaluddin
"Skripsi ini membahas mengenai disain dan implementasi pengendali fuzzy pada sistem motor induksi menggunakan PLC Mitsubishi Q02HCPU, meliputi perancangan konfigurasi hardware sistem secara keseluruhan, pemrograman fuzzy logic menggunakan diagram ladder, serta perancangan sistem monitoring unjuk kerja fuzzy. Sistem ini memanfaatkan pulsa pembacaan rotary encoder yang terkopel pada pulley motor induksi sebagai feedback kecepatan real.
System fuzzy yang dibuat memiliki dua fungsi keanggotaan masukan (Error & DError) sebagai masukannya serta satu fungsi keanggotaan keluaran (DV) sebagai keluarannya. Metode inferensi yang digunakan adalah tipe max-min Mamdani. Pada proses defuzzifikasi, system dibuat dengan menggunakan dua metode sebagai pembanding, yaitu: middle of maxima dan weighted average. Untuk melakukan fungsi pengawasan, data-data input dan output berupa set point (SP), process value (PV), dan keluaran analog (DV) ditampilkan ke dalam grafik historikal dengan menggunakan software HMI Mitsubishi GT-Designer3.
Berdasarkan nilai rata-rata parameter unjuk kerja yang diperoleh dari grafik respon transien perubahan speed pada siklus Error positive dan negative, respon serta stabilitas yang dihasilkan pada percobaan menggunakan metode defuzzifikasi weighted average relatif lebih baik daripada middle of maxima.

This paper discusses the design and implementation of fuzzy controllers on the induction motor system using Mitsubishi PLCs Q02HCPU, including designing the hardware configuration of the overall system, programming of fuzzy logic using ladder diagrams, as well as the performance design of fuzzy monitoring systems. These systems utilize pulse which read out from rotary encoder are coupled to the pulley of induction motor as real velocity feedback.
Fuzzy systems are made to have two membership functions input (Error & DError) as input and one membership function output (DV) as the output. Maxmin Mamdani type is used as inference method. In defuzzification process, the system is made by using two methods as a comparison, namely: middle of maxima and the weighted average. To perform a supervisory function the data input and output, such as: set point (SP), process value (PV), and analog output (DV) is shown on the historical graph by using the software HMI Mitsubishi GTDesigner3.
Based on the average value of the performance parameters obtained from the response transient graph in speed change on positive and negative cycle Error, response and stability generated in experiments using the defuzzification method of weighted average relatively better than the middle of maxima.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1461
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rohmadi
"Penelitian ini menyampaikan sebuah desain sensor 12 Channel yang dirotasi pada ECVT sebagai ide dasar untuk perbaikan citra hasil rekontruksi. Sensor dibuat dengan menambahkan motor pada bagian atasnya untuk dapat memutar dan pada bagian samping untuk menaikan dan menurunkan sensor. Pengaruh dari rotasi dan translasi sensor dianalisa dengan membandingkan dengan sensor konvensional. Metode yang digunakan adalah coefficient correlation (cc) dan metode rekontruksi menggunakan LBP untuk mengetahui pengaruh dari rotasi dan translasi saja. Dari hasil eksperimen dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara sensor rotasi dengan nilai cc 0.76 dan 0.64 pada sensor konvensional, atau terjadi peningkatan kualitas citra sebesar 12%.

The research proposes a design of 12-channel rotary sensor for electrical capacitance volume tomography (ECVT) toward improvement in image reconstruction result. Sensor was assembled by attaching motors at upper section to rotate in radial; also at side to move up and down. Effects of rotating and translating the sensor has been analyzed in comparison to conventional sensory system. Correlation coefficient (CC) method and linear back-projection (LBP) were used to observe the performance on rotation-translation. Experiments show a difference between rotation with CC of 0.76 and conventional with CC of 0.64. In other words, image quality is improved by 12%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T46744
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Hafitara
"Pertumbuhan ekonomi dan populasi penduduk di Indonesia akan menyebabkan pemenuhan kebutuhan terhadap energi terus mengalami peningkatan. Pemilihan jenis bahan bakar dan teknologi yang digunukan akan berdampak pada pertambahannya emisi gas CO2 yang dihasilkan dari pembakaran sumber energi menuju atmosfir dan dalam jumlah tertentu hal tersebut akan berdampak terhadap pemanasan global. Pemanfaatan energi terbarukan seperti biomass langkah pemerintah dalam konservasi bahan bakar dan mengurangi jumlah pemakaian energi fosil agar berkurangnya efek dari rumah kaca. Sumber energi biomassa mempunyai beberapa kelebihan antara lain merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui sehingga dapat menyediakan sumber energi secara berkesinambungan dan dapat mengurangi emisi gas CO2. Biomassa harus mengalami proses pengolahan terlebih dahulu sebelum dapat digunakan sebagai sumber energi. Pada proses pengolahan biomassa, pengeringan merupakan salah satu tahap yang sangat penting untuk menghasilkan kualitas bahan bakar biomassa yang baik. Penelitian ini akan menyelidiki mesin pengering rotari dengan bahan bakar pelet biomassa untuk mengeringkan limbah organik. Variabel yang dilakukan dalam pengujian alat pengering rotari ini menggunakan ukuran pelet kayu diameter 8mm dengan laju konsumsi 123 gram/menit, putaran drum pengering 1; 1.25; dan 1.5 rpm beserta laju aliran udara pengering 33435.8; 57346.1, dan 75139.8 lpm.

Economic growth and population in Indonesia will cause the fulfillment of energy needs to continue to increase. The choice of fuel and technology used will have an impact on the increase in CO2 emissions resulting from the burning of energy sources into the atmosphere and in certain amounts it will have an impact on global warming. Utilization of renewable energy such as biomass is a step of the government in conserving fuels and reducing the amount of fossil energy use so that the greenhouse effect is reduced. Biomass energy sources have several advantages including being a renewable energy source so that it can provide a sustainable energy source and can reduce CO2 gas emissions. Biomass must undergo processing before it can be used as an energy source. In the process of biomass processing, drying is one of the most important steps to produce good quality biomass fuel. This research will investigate a rotary drying machine with biomass pellet fuel to dry organic waste. The variables carried out in this rotary dryer test using a diameter of 8mm wooden pellets with a consumption rate of 123 grams / minute, a drum rotation speed of 1; 1.25; and 1.5 rpm along with a drying air flow rate of 33435.8; 57346.1; and 75139.8 lpm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Awaludin Martin
"Unjuk kerja dan rotary desiccant dehumidifier dapat diwakili oleh nilai efektivitasnya, dimana secara teoritis efektivitas adalah perbandingan antara jumlah kandungan air yang terserap dengan jumlah kandungan air yang mungkin terserap secara maksimum.
Tulisan ini menghasilkan sebuah formula sederhana untuk menghitung efektivitas ideal rotary desiccant dehumidifier sebagai fungsi koefisien perpindahan massa, kepadatan desiccant, tebal silinder, dan fluks massa udara. Dan persamaan-persamaan yang diturunkan pada proses keseimbangan massa, maka didapat sebuah formula E=1-e Gu. Formula tersebut sebangun dengan formula efektivitas dengan metode E-Ntu pada sebuah heat exchanger dengan aliran counterflow dan juga dengan formula efektivitas pada evaporative cooling dan cooling tower.
Dari data-data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa efektivitas ideal rotary desiccant dehumidifier akan bertambah besar seiring dengan bertambah besarnya temperatur udara masuk yang berada pada kisaran 46.12% sampai dengan 61.49%. Sedangkan pada pengukuran yang dilakukan efektivitas rotary desiccant dehumidifier semakin berkurang seiring dengan bertambahnya temperatur udara masuk.
Efektivitas ideal rotary desiccant dehumidifier tidak terpengaruh oleh besarnya temperatur udara regenerasi, karena formula yang digunakan tidak meliputi properti udara regenerasi. Pada pengukuran yang dilakukan efektivitas semakin berkurang dengan semakin bertambahnya temperatur udara regenerasi. Rasio kelembaban udara keluar proses jumlahnya bertambah seiring dengan bertambahnya rasio kelembaban udara masuk, hal tersebut juga terjadi pada eksperimen yang dilakukan.
Dari penulisan ini dapat diambil kesimpulan bahwa formula yang didapat ini dapat disempurnakan dengan menambahkan properti udara regenerasi.

Performance of the rotary desiccant dehumidifier can be represented by the value of effectiveness, as per theoretical, effectiveness is a ratio of actual moisture extraction with maximum possible moisture extraction.
The result from this paper is a simple formula to account the effectiveness of the rotary desiccant dehumidifier as function from mass transfer coefficient, desiccant compactness, desiccant wheel thickness, and mass flux of the air. The formula can be found by develop muss balance equation and the effectiveness equation is E=1-e Ga. This formula is similar with the effectiveness of counter flow of heat exchanger by E - Ntu method and also similar with the effectiveness of evaporative cooling and cooling tower.
From the experiment, the increasing of ideal effectiveness depends on the increasing inlet process temperature. The range ideal effectiveness is 46.12% to 61.49%. The actual effectiveness will be decreased with increasing inlet process temperature.
The ideal effectiveness of the rotary desiccant dehumidifier doesn't influence by regeneration temperature, because this formula doesn't include the properties of the air of regeneration. On measurement, effectiveness will decrease with increasing regeneration temperature. Humidity ratio of the outlet process of the air will increase with increasing humidity ratio of the inlet temperature, which occurs on the experiment.
From this paper, we can take a summary that this formula can be completed by the properties of regeneration addition.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T4541
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransisca Yulia Dimitri
"Pada fantom air dibuat mekanik sistem pengendali ketinggian detektor menggunakan motor DC sebagai penggerak detektor dengan metode pengendalian proporsional.Penentuan ketinggian detektor menggunakan PC(LabView).Drat ulir yang digunakan terbuat dari besi dan sensor rotary encoder menghasilkan pulsa 8026 cacahan untuk 1mm. Alat ini telah diuji mampu bergerak sejauh 200 mm dengan hasil yang mendekati setpoint dan didapat error yang paling besar adalah 9 cacahan. Hasil PDD menggunakan fantom air ini mendekati nilai PDD acuan dengan akurasi yang paling besar adalah 99.43%danstandardeviasi0.05% "
Deepok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29480
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Najib Khaidar
"ABSTRAK
Salah satu proses produksi yang penting di industri semen adalah proses
pembakaran klinker di rotary kiln unit. Proses pembakaran cli rotary kiln ini
merupakan proses produksi yang paling menentukan dalam rangkaian alur proses
procluksi untuk menghasilkan semen. Tujuan dari proses pembakaran di rotary kiln ini
adalah untuk menghasilkan produk klinker yang apabila dicampur dengan gips,
barulah menjadi semen. Dalam proses pembakaran di rotary kiln unit ini setidaknya
dibutuhkan Kalor pembalcaran sebesar i 50.000_O00 Koa]/jam, dan memiliki intensitas
kalor yang dikandung oleh produk klinker sebesar :t 700 Kcal/Kg-klinker (konsumsi
energi spesilik).
Dalam proses pembakaran klinker di rotary kiln sering kali dijurnpai kondisi
dimana konsumsi energi spesifiknya kadangkala kecil dan kadangkala besar, atau
elisiensi pembakarannya kadangkala kecil dan kadangkala besar. Kondisi semacam ini
teljadi akibat tidak seimbangnya pengaturan pemakaian energi dalam proses produksi.
Untuk kasus di rotary kiln unit ini, energi utama yang menjadi masukan adalah Kalor
Pembakaran dari Bahan Balcar. Besamya kalor pembakaran ini sebanding dengan laju
aliran bahan bakar masuk ke dalam kiln. Fungsi utama dari proses pembalcaran yang
ada di rotary kiln ini adalah untuk membakar dan membentuk material menjadi produk
klinker. Besarnya kalor yang dibilttlhkan untuk pembakaran dan pembentukan ini
sebanding dengan . besarnya massa material yang masuk ke dalam kiln. Dengan
demikian besarnya pemakaian batu bara sebanding dengan besamya pemasulcan raw
malaria! yang akan dibakar.
Pada kondisi di lapangan seringkali dijumpai suatu keadaan pada proses
pembakaran di mana pemkaian bahan bakar lebih besar dibandingkan dengan
pemasukan bahan balcu, akibatnya kalor yang disuplai oleh pembalcaran bahan bakar
menjadi banyak yang terbuang ke gas buang, dinding kiln, dan kehilangan kalor yang
tidak teramati. Oleh karena itu perlu adanya suatu analisis optimasi terhadap
pemakaian bahan bakar yang dihubungkan dengan pemasukan bahan baku
agar diperoleh kondisi proses dengan eisiensi yang tinggi. Untuk analisis tersebut
perlu adanya suatu studi optimasi berdasarkan metode Heat Balance yang mengacu
pada kondisi operasi sehingga diperoleh tingkat penghematan energi.

"
1996
S36564
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Halimi
"Tesis ini merupakan implementasi nyata di bidang instrumentasi dalam bentuk sebuah prototype alat pengukur panjang kabel mengggunakan rotary encoder sensor dengan dukungan PLC sebagai otak kontrol dan Touch Scren Panel sebagai media operator untuk eksekusi operasi dan monitoring proses. Dalam pengujian kalibrasi jumlah pulsa encoder terhadap panjang aktual kabel menggunakan kabel jenis NYAF ukuran 1.5mm2 dan 2.5mm2 dengan panjang kabel sampai 100 meter. Hasil pengujian menunjukkan bahwa encoder menghasilkan sebanyak 38 pulsa/cm dengan prosentase penyimpangan korektif rata-rata sebesar 0.46%.

This thesis is an actual implementation in the field of instrumentation in the form of a prototype measuring device length of cable use rotary encoder sensor with support a PLC as a controller and Touch Screen Panel as a media for the operation and monitoring of process execution. In testing the calibration number of encoder pulses to the actual length of the cable using the cable NYAF types of 1.5mm2 and 2.5mm2 with cable lengths up to 100 meters. The results show that the encoder produces as many as 38 pulses/cm with a percentage deviation corrective average by 0.46%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T39236
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>