Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jasmine Aina Salsabila
Abstrak :
Sebagai salah satu produk budaya yang diproduksi dan dikonsumsi masyarakat, komik mengandung makna, dan mencitrakan sesuatu yang interpretasinya bisa dimaknai pembaca secara berbeda-beda. Menggunakan gabungan antara analisis naratif, kriminologi visual, dan analisis wacana kritis di bawah kerangka kriminologi budaya, skripsi ini mencoba untuk mengkaji penggambaran kekerasan simbolik berupa intimate partner violence, termasuk di dalamnya kekerasan seksual, yang terdapat pada total 59 dari 109 chapter dalam 3 judul manga BL. Penelitian ini menggunakan perspektif posmodern, artinya, penulis sebagai instrumen penelitian bebas menginterpretasi makna dalam teks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intimate partner violence dan kekerasan seksual digambarkan sebagai sesuatu yang romantis, sebagai salah satu jenis penyaluran rasa cinta yang tidak disampaikan melalui kata-kata, melainkan dengan tindakan. ......As one of cultural artifacts produced and consumed publicly, comic has its meaning pre-packaged and images which can be intepreted by its readers differently. Utilizing combination of narrative analysis, visual criminology, and critical discourse analysis under cultural criminological framework, this thesis attempts to analyze depictions of symbolic violence, namely intimate partner and sexual violence, on total of 59 of 109 chapters of 3 titles of BL mangas. This thesis is conducted using postmodern perspective, which means, the researcher, as one of research intrument, interprets meanings on text independently. Result of this study shows that intimate partner and sexual violence are represented as something romantic, as a kind of love that can only be conveyed by action.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shava Natasha Camila Mirzana
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai romantisisasi perilaku kekerasan fisik dan seksual dalam anime bergenre reverse harem yaitu, Diabolik Lovers. Anime ini menunjukkan tema besar yang cenderung berbeda dibandingkan karya bergenre reverse harem lainnya. Tema yang ditampilkan oleh anime ini cenderung berpusat pada perilaku kekerasan, penyiksaan, dan penindasan yang terjadi pada tokoh protagonisnya. Maka dari itu, penelitian ini bermaksud untuk memaparkan bagaimana perilaku kekerasan fisik dan seksual diromantisisasi dalam anime Diabolik Lovers. Kemudian, penelitian ini juga berusaha untuk menujukkan bagaimana normalisasi kekerasan terhadap perempuan direpresentasikan melalui romantisisasi tersebut. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori representasi Stuart Hall (1977) kemudian data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan metode penelitian mise-en-scène milik Bordwell dan Thompson (2013). Melalui analisis yang dilakukan, penelitian ini berargumen bahwa: 1) terdapat romantisisasi kekerasan fisik dan seksual dalam anime Diabolik Lovers; 2) normalisasi kekerasan terhadap perempuan yang ditampilkan dapat dilihat sebagai bentuk budaya patriarki di Jepang. Secara tidak langsung anime Diabolik Lovers merupakan salah satu karya yang menggambarkan bahwa representasi normalisasi terhadap kekerasan mengindikasikan bahwa masih terdapat karya- karya yang mempertahankan budaya patriarki di dalam masyarakat Jepang. Pada akhirnya, penelitian ini berusaha untuk menawarkan cara pandang terhadap anime Diabolik Lovers dari perspektif normalisasi budaya patriarki. Karya-karya sejenis perlu untuk ditelaah secara kritis untuk menghindari konsekuensi normalisasi tersebut, seperti berbagai bentuk kekerasan terhadap perempuan. ......This research discusses the romanticization of physical and sexual abuse in the reverse harem anime, Diabolik Lovers. This anime shows major themes that tend to be different compared to other reverse harem genre works. The theme displayed by this anime tends to center on abusive behavior, torture, and oppression that occurs to the protagonist. Therefore, this research intends to explain how physical and sexual abuse is romanticized in the anime Diabolik Lovers. Then, this research also seeks to show how the normalization of abuse against women is represented through this romanticization. The theory used in this research is Stuart Hall's representation theory (1977) and the data collected is analyzed using Bordwell and Thompson's (2013) mise-en-scène research method. Through the analysis, this study argues that: 1) there is a romanticization of physical and sexual abuse in the anime Diabolik Lovers; 2) the normalization of abuse against women shown can be seen as a form of patriarchal culture in Japan. Indirectly, the anime Diabolik Lovers is one of the works that illustrates that the representation of normalization of abuse indicates that there are still works that maintain patriarchal culture in Japanese society. In the end, this research seeks to offer a way of looking at the anime Diabolik Lovers from the perspective of normalizing patriarchal culture. Similar works need to be critically examined to avoid the consequences of such normalization, such as various forms of abuse against women.
2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library