Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hadi Hartamto
Abstrak :
ABSTRAK
Tahun 1990 WHO telah menfokuskan efek negatif dari asap rokok pada risiko yang timbul terhadap kesehatan wanita. Sehubungan dengan efek asap rokok terhadap kesehatan wanita terutama pada aspek reproduksi, telah dilakukan penelitian eksperimental pada tikus.

Tujuan dari penelitian tersebut untuk mengetahui efek asap rokok kretek pada lama siklus estrus dan anak yang dilahirkan. Untuk mencapai tujuan tersebut, digunakan tikus betina dewasa strain LMfl sebanyak 24 ekor dengan berat badan 120 - 135 gram, berumur 3 - 4 bulan yang dipelihara dalam lingkungan yang baik dan diberi makanan standard untuk tikus. Semua tikus percobaan dibagi secara acak dalam 6 kelompok dan masing--masing kelompok terdiri atas 4 ekor tikus. Perlakuan yang diberikan sebagai berikut : 3 tikus dari tiap kelompok dipajan asap rokok kretek (1 rokok untuk 1 tikus), sisanya sebagai kontrol yang tidak dipajan asap rokok. Tikus-tikus perlakuan dimasukkan dalam kandang khusus (50 x 50 x 40 cm). Semua dinding kandang ditutup tripleks dan ada 2 lubang fentilasi. Tiga rokok kretek untuk pemajanan berada di dalam laci di bawah kandang. Tikus-tikus kontrol juga dimasukkan dalam kandang yang bentuknya lama hanya tak dipajan asap rokok kretek.

Perlakuan dilakukan tiap hari selama 35,. 70, dan 105 hari (atau 7, 14, dan 21 siklus estrus). Setelah satu hari perlakuan selesai, semua tikus dikawinkan dengan tikus jantan dewasa. Lama siklus estrus, jumlah anak, dan jumlah embrio yang diabsorbsi dalam uterus (anomali embrio) dicatat. Data dianalisis menggunakan analisis sidik ragam untuk mengetahui perbedaan lama siklus estrus, dan uji Kruskal- untuk mengevaluasi perbedaan jumlah anak yang dihasilkan.

Hasil perhitungan menunjukkan tak adanya pengaruh asap rokok kretek terhadap lamanya siklus estrus pada pemajanan 35, 70, dan 105 hari. Hasil yang sama juga didapatkan pada jumlah anak yang dihasilkan Penemuan yang penting dalam penelitian ini adalah besarnya persentase tikus yang tak bunting (50%) pada pemajanan 105 hari, dan lebih banyaknya embrio yang diabsorbsi pada kelampok perlakuan. Dari fakta pertama kami mempunyai dugaan bahwa pengaruh negatif asap rokok kretek akan lebih nyata bila pemajanan asap rokok lebih lama. Dari fakta kedua menimbulkan dugaan bahwa asap rokok kretek mempunyai pengaruh yang buruk terhadap embrio.

Berdasarkan pada hasil penelitian tersebut maka perlu diadakan penelitian lebih lanjut dengan pemajanan asap rokok yang lebih lama untuk mengetahui pengaruh asap rokok kretek terhadap fertilitas tikus percobaan. Di samping itu perlu juga dilakukan penelitian dengan pemajanan asap rokok kretek pada tikus yang sedang bunting untuk mengetahui pengaruh asap rokok kretek terhadap anaknya.
ABSTRACT
In 1990 WHO focused the negative effects of cigarette smoke on the: high risk on human female health. Studies in connection with the effects of cigarette smoke on human female health, especially on re-production aspects has been done experimentally in rats.

The purpose of the present study was to investigate the effect of cigarette kretek smoke on the length of estrous cycle and the offspring of rats. To achieve these goals, a research has been Carried out by using female rats (LfR strain), 120 - 135 grams body weight and 3 - 4 months old were kept in a controlled environment and fed a standard rat diet. All female rats were deviled randomly into 6.grouns of 4 rats each and treated as follows.

The first 3 female rats of each group were exposed to cigarette kretek smoke (one cigarette kretek for one rat). The remaining one female rat served as treated control. The rats belonging to the experimental groups were put into a special cage (50 x 50 x 4Ocm). All sides of the cage were covered with athin piece of wood and only had 2 ventilation, Afterwards, the smoke of 3 cigarette kretek Were placed under the cage. The treated control rate were also put into other cage with identical applied to them, but were not exposed to the smoke.

Treated rats and control were analysis the estrous cycles from the vaginal smears that were taken daily.

The treatment was given every day for 35, 70, and 105 days (7, 14, and 21 estrous cycles) respectively. After a series treatment, all rats were mated to an adult male rats. The length of estrous cycles, the number of offspring, and the,number of absorpted embryos in the uterus (anomalies embryos) were noted. The data were analyzed by 2 statistical tests. Analysis of variance was used to test the significant differences of the length of estrous cycles, whereas Kruskal-Wallis test was used to evaluate differences in number of offspring;.

The result showed no effect of kretek smoke on the length of estrous cycles at three dose levels of kretek smoke. The same results were also found in the number of offspring. The interesting finding in the present work is an increasing number, female rats which not be-came pregnant (5D) by 10; days of treatment. And increasing the number of absorpted embryos in treated groups. We suggested that the harmful effects of kretek smoke will be more obvious by the extension smoke exposure, and may be there were harmfull effects of kretek smoke to embryo.

Based on the present results, further studies with longer exposure were needed in order to known the effects of kretek smoke on fecundity Also further studies with pregnant rats exposed to kretek smoke done in order to know the effect on its offspring.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Rakhmat Noory
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang formulasi Kebijakan Larangan Penyelenggaraan Reklame Rokok dan Produk Tembakau Pada Media Luar Ruang di DKI Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis serta memaparkan latar belakang dan proses dari formulasi kebijakan larangan penyelenggaraan Reklame Rokok dan Produk Tembakau di wilayah DKI Jakarta, serta alternatif kebijakan fiskal yang dapat digunakan untuk menurunkan eksternalitas negatif rokok di wilayah DKI Jakarta. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data secara studi pustaka dan wawancara tidak terstruktur dengan teknik analisis data secara kualitatif. Hasil penelitian ini adalah kebijakan larangan penyelenggaraan reklame rokok di wilayah DKI Jakarta dilatarbelakangi oleh latar belakang yuridis dan sosiologis. Latar belakang yuridisnya adalah delegasi dari undang-undang dan peraturan yang ada diatas Pergub nomor 1 tahun 2015, sedangkan latar belakang sosiologisnya adalah meningkatkan taraf kesehatan dan produktifitas masyarakat DKI Jakarta. Kebijakan Pergub nomor 1 tahun 2015 ini masih memiliki beberapa celah. Karena itu kebijakan fiskal dengan pajak sebagai instrumennya dapat digunakan sebagai alternatif kebijakan yang lebih efektif, namun proses formulasinya akan lebih panjang dan sulit karena melibatkan lebih banyak pihak, dan kecil kemungkinan untuk disetujui oleh pihak-pihak lain yang terlibat.
This research discusses about the formulation of policy ban on cigarette and tobacco product advertising on outdoor media in DKI Jakarta. The Purpose of this study is to analyze and to explain the background and process of the policy, and alternative fiscal policy which can be used to reduce negative externalities in DKI Jakarta. The approach used in the study is a qualitative approach to data collection methods in literature and in-depth interview. Results of this research is the policy ban on cigarette advertisement in Jakarta motivated by juridical and sociological background. The background is a juridical delegation of laws and regulations thereon, while the sociological background is to improve the health and productivity of Jakarta society. This Policy still has several loopholes. Therefore, fiscal policy with taxation as an instrument of policy can be used as an alternative to a more effective policy, but the formulation process would be longer and more difficult because it involves more parties who seems hard to agree and approve the policy.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T44565
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatius Javen DJ Raro
Abstrak :
Sejak pasar modal diaktifkan kembali pada akhir tahun 1988 sudah tercatat 140 perusahaan yang telah menawarkan sahamnya pada. masyarakat Semakin banyak perusahaan yang Go Public, maka semakin sulit bagi investor untuk menetukan saham-saham mana saja yang akan dibeli Melihat semakin meningkatnya minat perusahaan untuk mencari untuk mencari dana melalui pasar modal sebagai alternatif pembiayaan yang dianqgap "murah" maka penulis bermaksud menganalisa salah satu perusahaan yang. Go Public khususnya menilai propek usaha dan harqa saham pada masa yang akan datang Dalam halini perusahaan yang dip.ilih untuk dianalisa adalah PT Gudang Garam Untuk mendapat data data ilmiah yang mendukung penelitian ini maka diqunakan metode penelitian dengan riset kepustakaan dan riset lapangan (prospektus PT 66 dan Laporan Keuanqan tahun 1988 s/d 1992). Dari analisa yang telah dilakukan masih belum dapat dikatakan bahan prestasi PT, 66 memang cukup baik ini disebabkan karena tidak semua kenaikan laba dapat disamakan dengan keberhasilan. Terutama hal ini disebabkan pada tahun 1990 PT, 66 mendapat tambahan modal sebesar Rp 393472 milyan dari hasil Go Public. Maka analisa ini perlu dilengkapi dengan melihat beberapa rasio keuangan yang berhubungan dencian pemegang saham. Pada tahun 1990 ROE yaltu tingkat keuntunqan terhadap modal sendiri adalah sebesar 2,927.., pada tahun 1991 sebesar 12,827. dan 987% pada tahun 1992. E{erarti teriadi peningkatan sejak PT. GB melakukan Go Public Sedengkan Laba per saham untuk tahun 1992. E'erarti teriadi peningkatan sejak PT. GB melakukan Go Public. Sedangkan laba per saham untuk untuk tahun 1989, 1990,1991 dan masing-masing sebesar sedang Rp 17q17, Rp 365,00 Rp 382.00 ,dan Rp,1O,00. Tampak teriadi penincikatan 20,25x dan turun -0,19x lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Kalcu laba per saham kite bagi dengan barge sahamnya maka hasilnya adalah Earning Yield untuk tahun 1990, 1991, dan 1992 Earning Yield PT.. GB adalah sebesar 4,97% ,7,077, 10,517. Posisi keuanqan PT. GB berdasarkan Neraca per 31 Desember 1992 memperlihatkan posisi yang relatif kuat, dimana Gross Gearing Ratio hanyc sebesar 437 dan Net Bering Rationyanyc sebesar 43% juga. Hal ini amat memudahkan perusahaan melakukan ekspansi atau pengambil-alihan usaha-usaha yang dalam melakukan ekspansi atau pengambil alihan usaha-usaha strategis dimasa yang akan datang.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18733
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulong
Abstrak :
ABSTRAK
Positioning merupakan suatu konsep komunikasi yang lahir untuk mengantisipasi munculnya masyarakat informasi yang telah mengalami komunikasi berlebih. Dalam masyarakat informasi, terjadi ledakan dalam jumlah media, ledakan jumlah produk dan informasi yang melebihi kapasitas kebutuhan masyarakatnya. Akibatnya, manusia dalam masyarakat informasi mengalami komunikasi berlebih sehingga pikiran (mind) mereka harus melakukan proses penyederhanaan berlebih terhadap segala informasi yang menerpanya. Konsekuensinya adalah bahwa pikiran manusia ini hanya mau menerima informasi yang sesuai dengan apa yang telah ada dalam pikirannya. itulah konsep positioning muncul sebagai satu pendekatan untuk mencari celah dalam pikiran manusia yang telah penuh. Positioning sendiri didefinisikan sebagai suatu pendekatan komunikasi yang bertujuan untuk menanamkan tertentu ke dalam pikiran khalayak di antara begitu Dalam kaitan citra banyaknya citra yang telah ada dalam pikiran tersebut. Obyek penelitian yang dipilih adalah rokok kretek filter, dengan alasan bahwa produk ini adalah salah satu produk yang persaingannya termasuk paling ketat di Indonesia. Selain itu, produk ini sangat kontroversial. Di satu pihak membahayakan kesehatan, di lain pihak sumbangannya bagi pembangunan justeru sangat besar. Untuk itu, ditetapkan lima merek rokok kretek filter yang paling besar pangsa pasarnya yaitu Bentoel International, Jarum Super, Gudang Garam Filter, Gudang Garam Surya 12 dan Sampoerna A Mild. Dengan pendekatan positioning, penelitian ini bermaksud untuk menggambarkan posisi merek-merek rokok kretek filter pada peta persepsi berdasarkan data preferensi serta jviga memperoleh informasi mengenai dimensi-dimensi utama yang ada di balik preferensi responden terhadap rokok kretek filter. Untuk mendapatkan peta persepsi, digunakan metode multi dimensional scaling, yaitu suatu metode yang memungkinkan peneliti untuk menampilkan kedekatan antar berbagai obyek penelitian dalam sebuah peta yang dinamakan peta persepsi. Karena studi positioning ini dilakukan di Indonesia yang masyarakatnya sedang berada dalam tahap transisi, maka dipilih suatu kelompok tertentu yang dalam telah mengalami komunikasi berlebih, perkotaan yang berstatus sosial menengah ke atas, diambil 100 responden dengan karakteristik harus batasan tertentu juga yaitu masyarakat Untuk itu tersebut, dengan syarat tambahan, menghisap rokok kretek filter. hasil penelitian menunjukkan bahwa digunakan responden untuk Secara ringkas dimensi-dimensi memposisikan rokok kretek filter adalah berat-ringannya rokok, keras-lembut, rasa manis-pahit, gurih-tawar dan sifat vitama, yang aroma panas-dingin. Secara keseluruhan, terlihat bahwa Bentoel diposisikan sebagai rokok yang sangat berat dan beraroma sangat keras. Jarum diposisikan sebagai rokok berat yang beraroma lembut, Filter sebagai rokok yang cukup ringan dan beraroma sangat lembut. Surya dipersepsikan sebagai rokok yang ringan dan beraroma lembut. Terakhir, Sampoerna diposisikan sebagai rokok yang sangat ringan dan sangat keras aromanya.
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Setyawan
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1980
S16458
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra W. Moecthar
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1978
S16450
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhya Santika
Abstrak :
Krisis sosial, ekonomi, dan politik sejak pertengahan Juli 1997 mengakibatkan terpuruknya industri rokok Indonesia. Situasi ini justru dimanfaatkan para produsen rokok besar untuk menancapkan dominansi mereknya. Salah satu caranya dengan melakukan kampanye periklanan masif di berbagai media untuk menciptakan brand image yang positif di benak target konsumen, untuk mendorong keinginan membeli Salah satu strategi pembentukan image positif adalah seperti yang dilakukan oleh PT. HM Sampoerna Tbk melalui kampanye iklan bersama (Umbrellla Campaign) merek A Mild dan A International dalam 9 seri iklan Sampoerna Versi Bukan Basa Basi (BBB) di media luar ruang. Strategi ini bertujuan untuk memperkuat preferensi merek dan keinginan untuk membeli dengan cara mengasosiasikannya pada salah satu merek yang sudah dikenal luas. Hal ini didasari oleh pemikiran John Philip Jones bahwa nilai tambah (added values) suatu merek terletak pada namanya, dan nilai tambah tersebut dapat dialihkan atau ditransfer pada produk lain dengan menggunakan nama merek yang lebih kuat sebagai milik bersama (common property). Umbrella campaign Sampoerna Versi Bukan Basa Basi mengabungkan merek A Mild dan A International yang berbeda positioning dan brand image. A Mild diposisikan sebagai merek rendah tar dan nikotin dengan muda dan blak-blakan. Sementara A International diposisikan sebagai satu-satunya rokok kretek yang berpenampilan mewah seperti rokok putih impor, dengan image eksklusif dan elegan. Keduanya digabungkan dalam satu kreatif payung iklan yang menyampaikan pesan tentang sikap hidup bukan basa basi, sebagai refleksi karakter "A"family. Studi ini ingin melihat sikap khalayak sasaran A Mild dan A International terhadap atribut-atribut iklan dan merek yang diiklankan tersebut melalui tahapan DAGMAR yaitu awareness, comprehension, image, attitude, dan desired behavior, akan diperoleh gambaran evaluatif sejauh mana iklan tersebut dapat membentuk citra positif A Mild dan A International di benak khalayak. Penelitian ini bersifat deskriptif yang menggunakan teknik semantik diferensial sebagai alat pengukur sikap. Meliputi pengukuran sikap responclen pada image slogan, gambar, copy dan warna sebagai atribut melalui 3 ajektif, dan image merek A Mild dan A International melalui 6 ajektif. Ajektif-ajektif tersebut berupa pernyataan bipolar (dua kutub) dengan skala 1-6, yang dapat menggambarkan apakah responden memiliki kecenderungan sikap positif atau negatif terhadap ajektif yang bersangkutan. Sampel yang dipilih mewakili khalayak sasaran A Mild dan A International dengan karakteristik laki-laki, pendidikan terakhir SMU, dan dari kelas sosial A,B,C,D,E. yang dipilih secara purposif. Hasil penelitian terhadap 100 responden yang dijadikan sampel dalam studi ini memperlihatkan bahwa iklan umbrella campaign Sampoerna versi Bukan Basa Basi cukup berhasil menciptakan citra positif merek A Mild terhadap khalayaknya, namun kurang berhasil membangun citra positif pada merek A International. Pada tahap awareness dalam model DAGMAR, slogan Bukan Basa Basi adalah atribut iklan yang paling diingat responden. Merek A Mild adalah merek yang paling disadari responden sabagai merek yang diiklankan oleh umbrella campaign ketimbang A International. Pada tahap comprehension, pesan iklan yang ingin menyampaikan gaya hidup dan sikap diri bukan basa basi ternyata kurang dapat dipahami oleh responden. Sedangkan hanya 32% responden yang paham pada karakter A Mild, dan hanya 16% responden yang paham karakter A International. Khusus pada tahap image, penulis membagi responden dalam 5 kategori berdasarkan jenis rokoknya. Yaitu perokok rokok kretek non A Mild dan A International, perokok rokok putih non A Mild dan A International, perokok A Mild, perokok A Iniernational, dan kelompok non perokok. Kelima kategori kelompok responden itu ratarata menjawab warna iklan sebagai atribut yang paling merepresentasikan merek A Mild dan A International. Selain itu, iklan ini berhasil membentuk image positif merek A Mild karena rata-rata jawaban lima kategori responden tersebut cenderung positif (4,225) atau berada di atas nilai tengah pada skala semantik diferensial. Bertolak belakang dengan yang terjadi bagi pembentukan image positif A International. Umbrella campaign ini terbukti kurang dapat membangun image positif A International, karena rata-rata jawaban dari 5 kategori responden cenderung negatif (3,36) atau berada di bawah nilai netral. Pada tahap attitude, dapat diketahui bahwa responden suka dengan keseluruhan iklan ini, dan memiliki preferensi lebih kuat terhadap merek A Mild daripada A Internatioanal. Pada tahap action atau desired behavior, jumlah responden yang tertarik membeli A Mild lebih banyak daripada mereka yang tertarik membeli A International. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa citra positif merek A Mild di benak responden lebih berhasil terbentuk daripada citra positif A International. Sehingga dapat dikatakan bahwa iklan Sampoerna versi Bukan Basa Basi yang menggunakan strategi umbrella campaign untuk memperkuat kedua citra merek yang diiklankan dalam eksekusinya kurang berhasil. Saran peneliti terhadap pemakaian strategi umbrella campaign yaitu agar lebih memperhatikan pemilihan atribut-atribut iklan yang benar-benar dapat merepresentasikan image dan karakter masing-masing produk yang diiklankan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
S4224
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siam Subagyo
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian kandungan senyawa kimia dan aktivitas mutagenik tar yang terdapat dalam asap arus utama dari rokok putih dan rokok kretek. Dari 69 merk rokok yang diuji menggunakan metode dari "ISO" 3308, 11 merk dari jenis rokok putih produksi dalam negeri (PO), 14 merk rokok putih lisensi (PL), 1 0 rokok putih produksi luar negeri (P), 15 merk rokok kretek buatan tangan (RKT} dan 19 merk rokok kretek buatan mesin (RKM}. Kandungan rata-rata tertinggi dari tar terdapat pada RKT (45, 48 mg/batang), terendah pada P ('17, 16 mg/batang); sedangkan untuk nikotin tertinggi pada RKT (2,42 mg/batang), terendah pada P (1,21 mg/batang); karbon monoksida tertinggi pada RKT (23,63 mg/batang), terendah pada P (15,84 mg/batang); karyofilin tertinggi pada RKT (1,08 mg/batang), terendah pada RKM (0,94 mg/batang); eugenol tertinggi pada RKT (11 ,62 mg/batang) terendah pad a RKM (8,25 mg/batang) dan eugenol asetat tertinggi pada RKM (0,32 mg/batang), terendah pada RKT (0,21 mg/batang). Hasil pengujian· mutagenitas tar dari 3 jenis rokok yaitu 3 rokok putih (RP); 3 rokok mental (RM) dan 3 rokok kretek buatan mesin (RK), dengan metode "Ames", menggunakan bakteri uji Salmonella typhimurium strain TA 98, jumlah revertan per lempeng tertinggi dihasilkan oleh RP3 (307) dan yang terendah dihasilkan oleh RK1 (125) dan RM2 (125) serta aktivitas mutagenik tar RP lebih besar,dari RM atau RK. Pada pengujian aktivitas mutagenik lebih lanjut yaitu dengan penambahan campuran karyofilin, eugonal dan eugonal asetat pada masing-masing tar RP, terjadi penurunan jumlah revertan per lempeng dibandingkan jumlah revertan yang dihasilkan oleh masing-masing tar RP sendiri. Demikian juga pada masing-masing kadar tar yang menghasilkan jumlah revertan tertinggi yaitu 160 JJ9 (RP1 ), 320 IJQ (RP2), 320 JJ9 (RP3), ditambah karyofilin (3,39 JJQ), atau eugenol (9,23 J.Jg), atau eugenol asetat (2,67 JJQ), terjadi penurunan jumlah revertan per lempeng dibandingkan dengan jumlah revertan yang dihasilkan oleh tar baik tanpa maupun dengan penambahan campuran karyofilin, eugenol dan eugenol asetat.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
T40306
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Indah Widyaningrum
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran rokok rumah tangga perokok di Indonesia menggunakan data SUSENAS 2005-2008. Hasil estimasi model OLS dengan bentuk log-linier menunjukkan bahwa pendapatan rumah tangga, yang diproksi dengan total pengeluaran, merupakan faktor yang paling kuat mempengaruhi pengeluaran rokok. Selain pendapatan, faktor yang secara signifikan mempengaruhi pengeluaran rokok rumah tangga antara lain adalah rasio jenis kelamin, rata-rata pendidikan, rata-rata usia, dan lokasi tempat tinggal seperti perkotaan dan perdesaan, daerah penghasil tembakau dan persebaran pulau di Indonesia. Hasil regresi untuk tiap kuintil pendapatan menunjukkan bahwa semakin rendah kuintil pendapatan, elastisitas pendapatan terhadap pengeluaran rokok menjadi semakin elastis. ......This research examines the determinants of cigarette expenditure on smoking households in Indonesia using 2005-2008 National Socio-Economic Survey. Using OLS with log-linear model, it is found that income, proxied by household total expenditure, has the strongest effect on household cigarette expenditure. Other factors that significantly affect household cigarette expenditure are sex ratio, mean years of schooling, and mean age. Location by urban-rural areas, tobacco production areas, and areas grouped by island also affect household cigarette expenditure. Regression by income quintile shows that the lower the income quintile, the more elastic income elasticity of cigarette expenditure.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44321
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>